• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berisi kesimpulan menyeluruh tentang laporan kerja praktik ini dan saran penulis.

BAB II PROFIL INSTANSI

2.1 Profil Instansi

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk atau sering disebut Telkom merupakan perusahaan BUMN yang bergerak di bidang jasa pelayanan telekomunikasi dan jaringan di wilayah Indonesia. Telkom didirikan pada tanggal 23 Oktober 1856 semasa pemerintahan kolonial Belanda. Berawal dari dibentuknya Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel) yang pada tahun 1965 dipecah menjadi dua yang salah satunya adalah Perusahaan Negara Telekomunikasi yang sekarang dikenal sebagai PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Perusahaan ini telah mempunyai 15 juta pelanggan telepon tetap dan 104 juta pelanggan telepon seluler dan tercatat mendapat pendapatan laba bersih sebesar Rp 64,597 milliar pada tahun 2009.[1]

Sesuai dengan namanya, sebagian besar saham dari perusahaan ini dimiliki oleh Pemerintah Indonesia yaitu sebesar 52,47% dan sisanya sebesar 47,53% dimiliki oleh publik, Bank of New York dan investor dalam negeri. Sementara Telkom menjadi pemegang saham mayoritas di 13 anak perusahaan termasuk PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel).

Saat ini selain di bidang Telekomunikasi, Telkom juga telah melebarkan sayap kerajaan bisnis nya ke beberapa bidang usaha seperti

information, media, edutainment dan services.

Kesuksesan suatu perusahaan merupakan perwujudan dari visi dan misi yang dianut oleh suatu perusahaan, begitupula dengan Telkom. Kesuksesan Telkom tidak lain dan tidak bukan dihasilkan dari visi dan misi Telkom yang kuat sebagai berikut:

Visi:

Menjadi Perusahaan yang unggul dalam penyelenggaraan

Telecommunication, Information, Media, Edutainment, Services

(“TIMES”) di kawasan regional.

Misi:

1. Menyediakan layanan yang berkualitas tinggi dengan harga yang kompetitif.

2. Menjadi model pengelolaan korporasi Indonesia.

2.2 Struktur Organisasi Instansi/Perusahaan

Untuk mewadahi mekanisme pengelolaan parenting terhadap seluruh portofolio Telkom secara Group, maka Telkom membentuk Board of

Executive yang beranggotakan Direksi dan beberapa jajaran Chief of Business. Chief of Business sendiri merupakan sebutan untuk posisi “senior business expert” yang memiliki posisi disejajarkan dengan direksi. Berikut

Gambar 2.2. Struktur Organisasi PT. Telkom Indonesia

Sedangkan struktur organisasi untuk Divisi DDS sendiri adalah sebagai berikut :

Gambar 2.3. Struktur Organisasi PT. Telkom Indonesia Divisi Digital Service

2.3 Lokasi/Unit Pelaksanaan Kerja

Unit tempat penulis melaksanakan kegiatan kerja praktik adalah unit Divisi Digital Service Sub-Divisi Broadband Core Network yang berlokasi di

Gedung Oasis Jl. Gegerkalong Hilir No. 47 Kawasan Telkom Research and

Development Center (RDC) Bandung.

Gambar 2.4. Suasana Ruang Laboratorium Sub-Divisi Broadband Core Network

BAB III KEGIATAN KP

3.1 Landasan Teori 3.1.1 MPLS

Multiprotocol Label Switching (MPLS) merupakan suatu teknologi berbasis standard IETF yang digunakan untuk mempercepat proses pengiriman paket dalam jaringan multi protocol (seperti IP, ATM & frame

relay network protocol). [3] MPLS sendiri merupakan suatu metode forwarding dalam label yang dilekatkan pada IP. Dimana MPLS

menggabungkan teknologi switching layer 2 dengan teknologi routing layer 3 sehingga MPLS dapat menyederhanakan routing paket dan mengoptimalkan pemilihan jalur yang melalui core [4]. Header MPLS sendiri disisipkan sebelum header IP dan data.

Berikut format paket header dari jaringan MPLS [4] : 1. Label Value (LABEL)

Nilai dari label tersebut yang panjangnya 20 bit. 2. Experimental Use (Exp)

Digunakan untuk keperluan eksperimen, panjangnya 3 bit.

3. Bottom of Stack (Stack)

Karena dalam satu paket terdiri dari banyak label sehingga field ini ada sebagai indikator dari stack yang paling bawah. Nantinya, stack paling bawah akan diberi nilai 1 dan stack lain akan bernilai 0 sehingga memudahkan dalam proses label stacking.

4. Time To Live (TTL)

Waktu lamanya suatu paket berada di dalam jaringan.

3.1.1.1 Komponen Jaringan MPLS

Jaringan MPLS sendiri terdiri dari beberapa komponen seperti gambar di bawah ini :

Komponennya yaitu [4] : 1. Label Switch Path (LSP)

Merupakan jalur penghubung antar LSR satu dengan yang lainnya dimana paket diteruskan oleh label swapping.

2. Label Switching Router (LSR)

Node MPLS yang berfungsi untuk meneruskan paket-paket yang

Merupakan node yang menghubungkan MPLS domain dengan di luar MPLS domain.

4. MPLS Engress Node

Merupakan node yang mengatur trafik saat meninggalkan MPLS domain.

5. MPLS Ingres

Merupakan node yang mengatur trafik saat memasuki MPLS domain. 6. MPLS Label

Merupakan label yang ditempatkan sebagai MPLS header. 7. MPLS Node

Merupakan nodel yang menjalankan MPLS atau bisa disebut sebagai control protocol.

3.1.1.2 Sistem Kerja MPLS

MPLS memiliki dua bidang arsitektural, yaitu: [4]

a. Control Plane

MPLS Control Plane berfungsi untuk melakukan kegiatan kontrol terhadap jaringan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada

control plane diantaranya adalah :

 IGP (Interior Gateway Protocol)

IGP yang harus digunakan untuk traffic engineering pada jaringan MPLS adalah protokol link-state (OSPF).

 LDP (Label Distribution Protocol)

LDP diperlukan keberadaannya untuk distribusi label dengan traffic engineering.

Pada jaringan berbasis MPLS, BGP hanya diperlukan di sisi edge network.

b. Forwarding Plane

MPLS Forwarding Plane berfungsi untuk meneruskan paket berdasarkan harga dari label. Proses forwarding data juga berdasarkan informasi yang ada pada LFIB (Label Forwarding

Information Base). Setiap node MPLS akan menggunakan dua

label, yaitu :

 Label Information Base (LIB)

LIB berisi informasi semua label yang dimiliki oleh MPLS node lokal dan pemetaan label-label tersebut terhadap label-label yang diterima dari MPLS node tetangga.

 LFIB (Label Forwarding Information Base)

Sedangkan LFIB menggunakan sebagian label-label yang ada di dalam LIB untuk proses forwarding.

3.1.2 Seamless MPLS

Seamless MPLS merupakan jawaban atas kebutuhan permintaan untuk

memperluas MPLS untuk jaringan akses dan agregasi dalam membangun jaringan MPLS yang tangguh dengan model pengiriman layanan yang fleksibel. [5]

3.1.2.1 Kuntungan Seamless MPLS

Terdapat dua keuntungan utama yang didapatkan ketika mengimplementasikan MPLS kedalam jaringan akses dan agregasi dengan

Seamless MPLS, yaitu:

ini, paket diberi label pada titik masuk di AN dan dibawa sebagai paket berlabel kedalam jaringan hingga ke ujung penerima. Ini berarti bahwa semua kegiatan provisioning dan operasi dari layanan berbasi MPLS.

Pada Seamless MPLS terdapat pemisahan yang jelas antara operasi control plane, management plane, dan data plane di dalam jaringan, Hal ini membuat optimalnya kegiatan provisioning dan operasi di dalam jaringan, dimana jumlah titik penyediaan layanan dapat diminimalkan dan memungkinkan terpisahnya topologi layanan dengan topologi jaringan sehingga menghasilkan fleksibilitas layanan yang tinggi. [6]

2. Rekayasa Lalu Lintas dan Restorasi Layanan End-to-end

Keunggulan yang kedua adalah Seamless MPLS memudahkan para traffic engineer mengatur dan menjaga lalu lintas jaringan. Dimana saat terjadi kegagalan, pemulihan layanan dapat dilakukan segera dengan mekanisme perubahan rute

Seamless MPLS yang cepat. [6]

Traffic Engineering memanipulasi trafik agar sesuai dengan

jaringan, memindahkan trafik sehingga trafik dari link yang memiliki congestion dipindahkan ke link yang sedang tidak digunakan.

3.1.2.2 Gambaran Arsitektur Seamless MPLS

Arsitektur Seamless MPLS terdiri dari beberapa jenis node yang terdapat di dalam jaringannya, dimana tiap node memiliki masing-masing fungsi yang berbeda. Gambar 3.3 di bawah menunjukan arsitektur

Gambar di atas menunjukan node-node yang membentuk jaringan

Seamless MPLS terdiri dari lima jenis nodes, yaitu:

1. Access Node (AN)

Merupakan node awal dan terakhir yang memproses paket pelanggan pada L2 atau layer di atasnya. Contoh dari node ini adalah Digital Subscriber Line Access Multiplexers (DSLAM),

Passive Optical Network (PON), Optical Line Termination Devices

(OLT), dan Cell Site Gateways (CSG). Jenis-jenis layanan yang ada pada AN diuraikan pada tabel di bawah.

Services Bandwidth Description

PW1 800M HIS service. Connects to the

BRAS.

PW2 200M IPTV line service. Connects to

the SP.

PW3 100M Wholesale service. Connects to

the SP BRAS.

PW4 10M Enterprise private line 1.

Connects to other DSLAMs in

Gambar 3.3 Arsitektur Seamless MPLS [6]

PW5 2M Enterprise private line 2. Used for the inte-domain connection.

2. Service Node (SN)

Merupakan node yang menyediakan layanan untuk paket milik pelanggan. Contoh dari node ini adalah L2 Provider Edge (PE)

routes, L3 PE routers, Broadband Network Gateway (BNG), video servers, Base Station Controllers, dan Media Gateway.

3. Transport Node (TN)

TN menghubungkan AN dengan SN, dan SN dengan SN. Idealnya, TN tidak memiliki pelanggan atau layanan.

4. Border Node (BN)

Node ini memungkinkan transportasi paket antar region. Misalnya,

area border router dengan AS boundary router.

5. Service Helper (SH)

SH berfungsi sebagai pengukur layanan control plane. SH tidak memforward data pelanggan. Contoh dari node ini adalah layanan

route reflectors, policy, control enforcers, dan session border controllers.

Node-node tersebut bisa saja memainkan peran ganda. Sebagai contoh, sebuah AN juga dapat menjadi AN dan SN sekaligus, atau sebuah SN dapat berperan ganda menjadi TN. Sebuah SH bisa saja tertanam di dalam SN.

3.1.2.3 Perbedaan Seamless MPLS dan Jaringan Tradisional

Gambar 3.4 di bawah ini menunjukan arsitektur jaringan tradisional yang digunakan saat ini. Pada gambar tersebut terlihat jelas proses provisioning layanan pada jaringan tradisional. Ada dua segmen berbeda yang terdapat pada lapisan jaringan akses dan agregasi serta core. Segmen-segmen dalam jaringan ini dikontrol oleh multiple control plane. Model jaringan tradisional ini menjadikan provisioning tidak fleksibel

karena penempatan topologi node-node jaringan yang mutlak dan selama kegiatan operasional untuk melakukan troubleshooting dan fault recovery jaringan diharuskan untuk berurusan dengan teknologi yang bermacam-macam.

Sedangkan gambar 3.5 di bawah menggambarkan arsitektur jaringan seamless MPLS end-to-end. Dimana, semua paket yang akan diforward dalam jaringan, dari awal paket masuk ke jaringan hingga meninggalkan jaringan, didasarkan pada jaringan MPLS. Pada gambar di bawah menunjukan bahwa pada seamless MPLS hanya terdapat satu titik provisioning yang terdapat pada AN yang dikontrol oleh single control plane per koneksi. Sehingga hal ini dapat meminimalkan jumlah titik provisioning layanan yang selanjutnya memungkinkan terpisahnya arsitektur layanan dengan arsitektur jaringan.

3.1.3 BGP Labeled Unicast

Selain pada skenario jaringannya, salah satu perbedaan mencolok antara MPLS dengan Seamless MPLS adalah penggunaan BGP pada MPLS dan penggunaan BGP-LU pada Seamless MPLS. BGP LU sendiri merupakan label signaling dan protokol routing yang mencakup edge-to-edge atau PE-to-PE. Hop-hop dari BGP-LU tidak perlu berdekatan seperti IBGP [7].

Seamless MPLS menyederhanakan control plane dengan menyediakan Label Distribution Protocols (LDP) di akses, pra-agregasi, agregasi dan core

domain dari jaringan. Label-label informasi pada MPLS yang berada di dalam

control plane dan forwarding plane akan dengan mudah membanjiri node. [8]

Dengan Seamless MPLS permasalah ini dapat diatasi menggunakan strategi “menaklukan dan mengisolasi”. Dimana, akses, agregasi, dan jaringan inti

core masing-masing dibuat independen menjadi domain-domain Interior

Gateway Protocol (IGP) yang terisolasi. [8] Pada Semless MPLS, LDP digunakan untuk menyiapkan Layered Service Provider (LSP) dalam tiap domain sedangkan BGP-LU digunakan untuk menyiapkan LSP di seluruh domain. [8]

Pada Seamless MPLS, LDP terbatas pada area tunggal membangun hubungan intra-area LSP , sedangkan BGP-LU terletak pada Area Border

Routers (ABR) untuk membentuk jalur LSP yang end-to-end. [9] Untuk lebih

Pada gambar skenario penyebaran di atas menggambarkan alokasi label dari router PE untuk incoming packet yang tidak berlabel. Label terluar pada Intra-Area MPLS digunakan untuk proses switch paket di core. Label kedua pada Inter-Area MPLS digunakan untuk mengarahkan paket ke final edge device di LSP (setelah paket keluar dari core). Inter-Area labels terdistribusi dengan model BGP-LU. [10] Dan yang terakhir label ketiga dialokasikan untuk layanan-layanan yang ada di MPLS.

Tabel di bawah ini menjelaskan daftar node dan label yang ada di dalamnya.

Node AN UPE AGG Core-PE Core-P

Route r IGP Description Default route Specific routes in this area. Convergen ce route of other Specific routes in this area. Convergen ce route of other Specific routes in this area and backbone area. Specific routes in backbon e area. Converg ence

Tabel 3.2 Tabel daftar node beserta label [2]

other areas. areas. Typical Value 2 2000 2000 3000 1000 LDP Label Description Request on demand All nodes in this area. All nodes in the backbone area. All nodes in this area. All nodes in the backbone area. All nodes in this area. All nodes in the backbone area. All nodes in the backbon e area. Typical Value 200 3000 3000 3000 1000 BGP Label

Description None All nodes None Control

layer: all nodes Forwardin g layer; all nodes in this area. None. Typical Value None 200,000 None 2000 (forwardin g layer) None

3.1.4 Parameter Yang Diamati

Berikut merupakan parameter output yang akan diobservasi: 1. Switching Time

Switching time merupakan waktu yang diperlukan untuk melakukan proses switching.

2. Throughput

Throughput merupakan jumlah data yang dialirkan kedalam suatu jaringan per satuan waktu.

3. Delay

Delay merupakan waktu rata-rata pengiriman paket dari node asal ke node tujuan.

4. Routing Table Size

Routing table size merupakan ukuran dari routing table yang digunakan oleh jaringan.

3.2 Kegiatan Kerja Praktik dan Pemodelan Sistem

3.2.1 Perangkat Keras (Hardware) dan Perangkat Lunak (Software) 3.2.1.1 Perangkat Keras (Hardware)

Perangkat keras yang dibutuhkan pada skenario jaringan penelitian ini adalah sebagai berikut:

NO ALAT TIPE JUMLAH

1 Router Alcatel 7710 SR7 3 2 Router Cisco C2600 1 3 Router Cisco C2800 1 4 Router Alcatel 7710 SR 12 1 5 Server HP Proliant DL380p Gen 8 1 6 Traffic Generator & Traffic Analyzer

Spirent TestCenter (STC) SPT-9000A

1

7 PC Lenovo U430p 1

Keterangan :

 Router digunakan sebagai node penyusun dan penghubung jaringan. Setiap domain terdiri dari dua router dimana router tersebut membentuk

 PC digunakan ketika konfigurasi dan meng-capture data.

Gambar 3.7 Router Alcatel-Lucent 7710 SR-c12

Gambar 3.8 Router Cisco 2800

Untuk dapat masuk ke dalam router kita dapat memanfaatkan

3.2.1.2 Perangkat Lunak (Software)

NO SOFTWARE KETERANGANG 1 IOS Router C2600 IOS C 2600

2 IOS Router C2800 IOS C 2800 3 SR OS Router 7710 SR 7 7710 SR OS 7.0 4 SR OS Router 7710 SR 12 7710 SR OS 12.0 5 Operating System (OS) Windows 8.1 64 bit 6 Operating System (OS)

Server

Windows Server 2008 32 bit

7 Wireshark Wireshark 1.12 64 bit

8 VMware VMware Workstation

11.1.2 64 bit

9 GNS3 GNS3 1.2 64 bit

Keterangan :

 IOS C 2600 dan IOS C 2800 merupakan operating system yang digunakan oleh perangkat-perangkat Cisco.

 SR OS merupakan Service Router Operating System yang digunakan oleh router produksi Alcatel-Lucent.

 Wireshark merupakan software yang digunakan untuk meng-capture data hasil skenario.

 VMware digunakan untuk menjalankan sistem operasi tambahan pada sistem operasi utama.

 GNS3 digunakan sebagai emulator untuk melakukan simulasi jaringan.

1. Install software PuTTY pada PC untuk dapat mengakses telnet. 2. Pastikan router sudah terhubungan dengan sumber listrik dan dalam

keadaan on.

3. Sambungkan router dan PC dengan menggunakan kabel UTP. 4. Buka PuTTY pada PC lalu pilih opsi telnet. Isi kolom “host name”

dengan IP Address tujuan dan kolom “port” sesuai dengan port anda. (Catatan : note dapat dicek dengan membuka “device manager” lalu akan terlihat port berapa yang terhubung dengan router.)

Gambar 3.9 Software PuTTY

5. Setelah semua diisi dengan benar klik Open untuk membuka panel konfigurasi pada router.

6. Setelah panel muncul, login dengan memasukan username dan password. Klik enter maka kita sudah dapat mengkonfigurasi router tersebut.

Gambar 3.10 Konfigurasi Router dengan PuTTY 3.2.2.1 Perancangan

1. Perancangan MPLS dengan Emulator GNS3

Dikarenakan saat kerja praktik kemarin divisi BCN sedang kedatangan team riset dari ZTE China, semua perangkat yang ada di laboratorium V6 tidak dapat kami gunakan karena sedang digunakan untuk riset Seamless MPLS oleh team ZTE China. Oleh karena itu, kami diperintahkan oleh pihak Telkom BCN untuk membuat simulasinya terlebih dahulu dengan menggunakan simulator GNS3.

Langkah :

2. Topologi MPLS ini terdiri dari node C, CE, PE, P. Karena GNS3 tidak dapat memunculkan konfigurasi utuh maka berikut penulis lampirkan konfigurasi dari catatan yang penulis buat selama kerja praktik ini.

Gambar 3.13 Konfigurasi Node CE

3. Setelah dikonfigurasi kita dapat mengecek topologi dengan menggunakan perintah traceroute seperti gambar di bawah :

Gambar 3.15 Informasi pada PE 2. Perancangan Seamless MPLS dengan PuTTY

Pada perancangan Seamless MPLS dilakukan langsung pada router fisik di laboratorium V6 dengan menggunakan Telnet PuTTY.

Gambar 3.16 Konfigurasi PE pada PuTTY

Karena nantinya dalam pembuatan riset ini akan menggunakan server HP Proliant maka kami diperintahkan untuk mengupdate vSphere pada server ini agar nantinya server ini dapat ditanamkan GNS3 dan software lain di dalamnya. Langkah :

1. Download vSphere Client sesuai dengan versi yang diinginkan. Penulis menggunakan versi 5.5.

Gambar 3.18 File Download vSphere Client

2. Agar dapat diinstall pada server, file vSphere harus dibuat menjadi file iso yang bootable dengan menggunakan software Rufus.

Gambar 3.19 Software Rufus

3. Setelah file iso terbentuk, hubungkan flashdisk dengan server. Setelah itu server akan otomatis menjalankan vSphere Client. Ikuti langkah-langkah yang ditampilkan layar. Anda akan diminta untuk mengisi informasi jaringan yang digunakan seperti IP dll.

4. Setelah vSphere Client terinstall kita dapat mengontrol server dengan menggunakan PC kita sendiri dengan menggunakan software TeamViewer yang telah diunduh pada PC seperti di bawah :

Gambar 3.20 Software TeamViewer

3.3 Analisis Selama Pelaksanaan KP

Seamless MPLS merupakan teknologi yang dapat membantu menggabungkan

arsitektur jaringan antar provider yang berbeda AS border tanpa harus mengkonfigurasi ulang seluruh perangkat. Namun dalam melakukan riset ini memang diperlukan kerja keras yang lebih karena Seamless MPLS sendiri merupakan teknologi baru yang masih dikembangkan oleh beberapa perusahaan seperti Telkom, ZTE, Huawei dan Cisco. Beberapa kesulitan pun ditemukan selama melakukan kerja praktik ini, seperti :

 Perangkat yang terbatas sedangkan kepentingan yang sangat banyak sehingga membuat waktu riset kami juga menjadi terbatas.

 Sulitnya mencari bahan materi seperti paper karena tergolong teknologi yang masih baru sehingga minim referensi.

Beberapa kendala teknis pun terjadi saat penulis melakukan riset bersama tim, seperti :

 Kabel UTP yang tidak sesuai dengan PC, tipe cross atau straight mempengaruhi.

 Tidak stabilnya jaringan di lab sehingga membuat telnet nyala mati tidak stabil.

 Karena beberapa port sudah terpakai dan sudah terdapat konfigurasi di dalam router nya, kadang kala ketika mengkonfigurasi ada konfigurasi yang tertumpuk atau terhapus.

Namun karena adanya kesulitan itu lah penulis tertuntut untuk dapat bekerja lebih keras lagi dalam menemukan referensi dan berusaha memanfaatkan waktu dalam riset yang singkat ini. Banyak sekali pelajaran yang penulis dapatkan selama kerja praktik ini yang tidak penulis dapatkan selama jam perkuliahan.

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan kerja praktik kali ini yaitu :  Seamless MPLS merupakan teknologi yang dapat membantu

menggabungkan arsitektur jaringan antar provider yang berbeda AS border tanpa harus mengkonfigurasi ulang seluruh perangkat.

 Dibutuhkan kerja keras yang besar, perangkat yang memadai serta kerjasama yang baik antar team dalam melakukan sebuah riset.

 Banyak sekali pelajaran yang penulis dapatkan yang tidak didapatkan selama jam perkuliahan.

4.2 Saran

Saran yang penulis ambil sesuai dengan pengalaman kerja praktik kemarin adalah : Kampus ikut andil dalam menjalin hubungan dengan instansi/perusahaan

yang kira-kira akan dijadikan tempat kerja praktik mahasiswa.

Kampus mengumumkan jadwal presentasi minimal 2-3 minggu sebelum presentasi.

Perusahaan sebaiknya menambah jumlah perangkat yang ada.

Perusahaan dapat lebih ketat lagi dalam mengawasi mahasiswa kerja praktik terutama dalam masalah absensi.

Mahasiswa diberikan list rekomendasi perusahaan yang kiranya sesuai dan bisa dijadikan tempat kerja praktik.

DAFTAR PUSTAKA

[1] "Tentang Telkom," [Online]. Available:

http://www.telkom.co.id/tentang-telkom. [Accessed 2 June 2016].

[2] "Struktur Perusahaan," [Online]. Available:

http://www.telkom.co.id/tentangtelkom/struktur-perusahaan. [Accessed 2 June 2016].

[3] L. D. Paulson, "Using MPLS to Unify Multiple Network Types," 2004. [4] R. Munadi, Teknik Switching, Bandung: Informatika, 2009.

[5] J. S. Choi, "Design and Implementation of a Stateful PCE-Based Unified Control and Management Framework for Carrier-Grade MPLS-TP Networks,"

Journal of Lightwave Technology, vol. 34, no. 3, 2016.

[6] Juniper Networks, Inc, "Building Multi-Generation Scalable Networks with

End-to-end MPLS," 2012.

[7] Juniper Networks, Inc., "Network Scaling with BGP Labeled Unicast," p. 12, 2010.

[8] V. Murthy, S. Kulur and I. Ganesan, "Labeled BGP in Seamless MPLS Architecture," 22 April 2015.

[9] Y. Rekhter and E. Rosen, "Carrying Label Information in BGP-4," RFC 3107. [10] E. Rosen and Y. Rekhter, "BGP/MPLS IP Virtual Private Networks (VPNs),"

LAMPIRAN

Lampiran C - Lembar Penilaian Pembimbing Lapangan dari Perusahaan/Instansi

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK

No.Formulir TELEKOMUNIKASI

FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO

FORM PENILAIAN PEMBIMBING LAPANGAN

Saya sebagai Pembimbing Lapangan Kerja Praktik mahasiswa atas nama:

NAMA : Nisa Aulia Nurhasanah

NIM : 1101130246

Menyatakan bahwa mahasiswa tersebut telah melaksanakan Kerja Praktik

Dokumen terkait