• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIMPULAN

1. Peran FMA dan asam humat terhadap pertumbuhan semai balsa lebih efektif pada media tanpa Pb dibandingkan dengan media yang mengandung Pb 500 ppm dan 750 ppm. FMA asal hutan karet alam paling efektif dalam meningkatkan diameter, berat kering akar, dan berat kering pucuk. Asam humat mampu meningkatkan pertumbuhan tinggi 22.87% dan diameter 24.87% lebih baik dibandingkan tanpa asam humat.

2. Akumulasi Pb pada seluruh jaringan tanaman lebih dari 1000 ppm, hal itu membuat pertumbuhan semai balsa menjadi terhambat, sebanyak 54.66% semai balsa kerdil dan 16% mati.

3. FMA asal hutan sekunder merupakan FMA yang paling infektif dalam mengkolonisai semai balsa dan FMA asal hutan karet alam merupakan FMA yang paling efektif dalam meningkatkan pertumbuhan semai balsa 22 MST.

SARAN

Penelitian lanjutan diperlukan untuk mengetahui peran FMA dan asam humat terhadap pertumbuhan tanaman lain pada media yang mengandung Pb kurang dari 500 ppm. Semai balsa tidak tergolong sebagai tanaman hiperakumulator Pb, sehingga balsa tidak direkomendasikan sebagai tumbuhan potensial untuk fitoremediasi Pb.

27

DAFTAR PUSTAKA

Allen MF. 2001. Modeling arbuscular mycorrhizal infection; is percent infection an appropriate variabel. Mycorrhiza J. 10:255-258.

Alrasyid H. 1996. Teknik Penanaman dan Pemungutan Kayu Balsa. Bogor (ID): Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan.

Arisandy KR, Herawati EY, Suprayitno E. 2012. Akumulasi logam berat timbal (Pb) dan gambaran histologi pada jaringan Avicennia marina (forsk.) Vierh di perairan Pantai Jawa Timur. Jurnal Penelitian Perikanan 1(1):15-25.

Arisusanti R, Purwani K. 2013. Pengaruh mikoriza Glomus fasciculatum

terhadap akumulasi logam timbal (Pb) pada tanaman Dahlia pinnata. Jurnal Sains dan Seni Pomits 2(2):2337-3520.

Balai Penelitian Tanah. 2009. Petunjuk Teknis: Analisis Kimia Tanah Tanaman, Air, dan Pupuk. Bogor (ID): Balai Penelitian Tanah.

Bissonnette M, Arnaud M, Labrecque M. 2010. Phytoextraction of heavy metals by two Salicaceae clones in symbiosis with arbuscular mycorrhizal fungi

during the second year of a field trial. Plant Soil 332:55–67.

Brundrett M, Bougher N, Dell B, Grove T, Malajczuk N. 1996. Working with mychorrizas in forestry and agriculture. Canberra (AU): Australian Centre for International Agricultural Research.

Brundrett MC. 2004. Diversity and classification of mycorrhizal associations. Biol Rev. (78): 473–495.

Budi SW, Kemala IF, Turjaman M. 2013. Pemanfaatan fungi mikoriza arbuskula (FMA) dan arang tempurung kelapa untuk meningkatkan pertumbuhan semai

Falcataria moluccana (Miq) Barneby & JW Grimes dan Samanea saman

(Jacq) Merr. Jurnal Silvikultur Tropika 4(1):11-18.

Burhaman. Djam’an DF. Widyani N. 2011. Atlas benih jilid III. Publikasi Khusus BPTPTH 3(2):7-8.

Charomaini M, Windiasih SR. 2015. Peningkatan daya kecambah benih balsa melalui perendaman dalam air dan larutan kimiawi. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman 2(2):68-73.

Clapp JP, Fitter AH, Merryweather JM. 1996. Arbuscular Mycorrhiza dalam Hall GS, Lasserre P, Hawksworth DL. (eds.). Methods for the Examination of Organismal Diversity in Soils and Sediments. Wallingford, Oxon, (UK): CAB International. Hlm. 145–161.

Delvian. 2007. Penggunaan asam humik dalam kultur trapping cendawan fungi mikoriza arbuskula dari ekosistem dengan salinitas tinggi. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Indonesia 9(2):124-129.

Dharmawan IWS, Siregar CA. 2014. Rehabilitasi lahan di areal penambangan emas menggunakan jenis lokal dan pemanfaatan tailing. Forest Rehabilitation

2(1):55-66.

Donelly PK, Fletcher JS. 1994. Potential use of mycorrhizal fungi as bioremediation agents. American Chemical Society: 94-97.

Duryea ML, Brown GN. 1984. Seedling Physiology and Reforestatition Success. Di dalam: Duryea ML, Brown GN, editor. Proceeding of the Physiology Working Group Technical Session; 1983 Okt 16-20; Boston, USA: DR W Junk Publisher. hlm 77-114.

28

Garg N, Chandel S. 2010. Arbuscular mycorrhizal networks: proses and function A review. Agron Sustain Dev. 30:581–599.

Giovannetti M, Mosse B. 1980. An Evaluation of techniques for measuring vasicular arbuscular mycorrhizal infection in roots. New Phytologist (84):489-500.

Hardiani H. 2009. Potensi tanaman dalam mengakumulasi logam Cu pada media tanah terkontaminasi limbah padat industri kertas. Bioscience 44(1):27-40. Hardjowigeno S. 1995. Ilmu Tanah. Jakarta (ID): Akademia Pressindo.

Haryanti D, Budianta D, Salni. 2013. Potensi beberapa jenis tanaman hias sebagai fitoremidiasi logam timbal (Pb) dalam tanah. Jurnal Penelitian Sains

16(2):52-58.

Haryati M. Purnomo T. Kuntjoro S. 2012. Kemampuan tanaman genjer (Limnocharis Flava (L.)Buch.) menyerap logam berat timbal (Pb) limbah cair kertas pada biomassa dan waktu pemaparan yang berbeda. Lateral Bio 1(3). Hidayati N. 2005. Fitoremediasi dan potensi tumbuhan hiperakumulator. Hayati

12(1):35-40.

Iqbal, Iskandar, Budi SW. 2016. Penggunaan bahan humat dan kompos untuk meningkatkan kualitas tanah bekas tambang nikel sebagai media pertumbuhan sengon (Paraserianthes falcataria). Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 6(1):53-60.

Karti PMDH, Budi SW, Mardatin NF. 2009. Optimalisasi kerja mycofer dengan augmentasi mikroorganisme tanah potensial dan asam humat untuk rehabilitasi lahan marginal dan terdegradasi di Indonesia. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia 14(2):118-131.

Karti PMDH, Kumalasari, Setyorini D. 2013. Peranan fungi mikoriza arbuskula, mikroorganisme pelarut fosfat, rhizobium sp, dan asam humat untuk meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas legun (Calopogonium mucunoides) pada tanah latosol dan tailing tambang emas di PT Aneka Tambang. Pastura 3(1):44-47.

Karti PMDH, Setiadi Y. 2011. Respon pertumbuhan. produksi. dan kualitas rumput terhadap penambahan fungi mikoriza arbuskula dan asam humat pada tanah masam dengan alumunium tinggi. JITV 16(2):105-112.

Kartika E, Lizawati, Hamzah. 2014. Efektivitas fungi mikoriza arbuskula terhadap bibit jarak pagar (Jatropha curcas L.) pada media tanah bekas tambang batu bara. Prosiding seminar nasional lahan suboptimal [internet]. [ 2014 Sep 26-21; Palembang]. Jambi (ID): Universitas Jambi. hlm 1-10.

Liong S, Noor A, Taba P, Abdullah A. 2010. Studi fitoakumulasi Pb dalam kangkung darat (Ipomoea reptans Poir), Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Hasanuddin.

Mattjik AA, Sumertajaya IM. 2013. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab. Bogor (ID): IPB Press.

Miska MEL. 2015. Respon pertumbuhan bibit aren (Arenga pinnata (Wurmb) Merr.) terhadap inokulasi fungi mikoriza indigenous [tesis]. Bogor (ID): Sekolah pascasarjana IPB.

Nadeak JOS, Delvian, Elfiati D. 2015. Pengaruh pemberian fungi mikoriza arbuskula (FMA) terhadap kandungan logam timbal (Pb) pada tanaman

sengon (Paraserienthes falcataria). Penorema Forestry Science Journal

29 Noviardi R. 2013. Limbah batubara sebagai pembenah tanah dan sumber nutrisi: Studi kasus tanaman bunga matahari (Helianthus annus). Riset Geologi dan Pertambangan 23(1): 61-72.

Prijambada ID. 2006. Peranan mikroorganisme pada fitoremediasi tanah tercemar logam berat. Di dalam: Prosiding PIT PERMI [Internet]. [Waktu dan tempat pertemuan tidak diketahui]. Yogyakarta (ID): UGM. hlm 117-135; [diunduh 2015 Des 15]. Tersedia pada: http://faperta.ugm.ac.id./download/publikasi_ Rahmawati A. 2011. Pengaruh derajad keasaman terhadap adsorbsi logam

kadmium(II) dan timbal(II) pada asam humat. Jurnal Penelitian Sains & Teknologi 12(1):1-14.

Rangkuti MNS. 2004. Kandungan logam berat timbal dalam daun dan kulit kayu tanaman kayu manis (Cinnamomum burmani Bl) pada sisi kiri jalan tol Jagorawi. Biosmart. 6(2):143-146.

Riwandi, Handajaningsih M, Hasanudin. 2014. Teknik Budidaya Jagung dengan Sistem Organik di Lahan Marjinal. Bengkulu (ID): UNIB Press.

Rossiana, N. 2003. Penurunan Kandungan logam Berat dan Pertumbuhan Tanaman Sengon (Paraserianthes falcataria L (Nielsen)) Bermikoriza Dalam Medium limbah Lumpur Minyak Hasil Ekstraksi. Universitas Padjajaran: Bandung.

Salisbury FB, Ross CW. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I1. Dian R. Lukman, Sumaryono, penerjemah. Bandung (ID): ITB. Terjemahan dari: Plant Physiology Vol 2.

Setyaningsih L. 2007. Pemanfaatan cendawan mikoriza arbuskula dan kompos

aktif untuk meningkatkan pertumbuhan semai mindi (Melia azedarach Linn)

pada media tailing tambang emas pongkor [tesis]. Bogor (ID): Program pascasarjana IPB.

Suhariyono G, Menry Y. 2005. Analisis karakteristik unsur-unsur dalam tanah di berbagai lokasi dengan menggunakan XRF. Dalam: Prosiding PPI-PDIPTN 2005; 2005 Jul 12. Jogyakarta: Puslitbang Teknologi Maju-BATAN. Hlm 197-206.

Suparno A. 2008. Tanggap morfologis bibit kakao yang diberi fosfat alam ayamaru Papua, asam humat, inokulasi FMA, dan bakteri pelarut fosfat [disertasi]. Bogor (ID): Program pascasarjana IPB.

Tisdale SL, Nelson WL, Beaton JD. 1990. Soil Fertility and Fertilizers. 4th Edition. New York (US): Macmillan Publishing Company.

Utama MZ, Yahya S. 2003. Peranan mikoriza VA, rhizobium, dan asam humat pada pertumbuhan dan kadar hara beberapa spesies legum penutup tanah. Bul Agron. 31(3):94-99.

Wang FY, Lin XG, Yin R. 2007. Effect of arbuscular mycorrhizal fungal inoculation on heavy metal accumulation of maize grown in a naturally contaminated soil. International Journal of Phytoremediation 9: 345-353. Widaningrum, Miskiyah, Suismono. 2007. Bahaya kontaminasi logam berat

dalam sayuran dan alternatif pencegahan cemarannya. Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian (3):16-27.

Widuri SA. Yassir I. 2012. Pertumbuhan laban (Vitex pinnata) dengan perlakuan asam humat dan kompos di lahan pascatambang batubara PT. Singlurus Pratama, Kalimantan Timur. Makalah Seminar Penelitian. Balai Penelitian Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam, Samboja

30

Widyati E. 2011. Potensi tumbuhan bawah sebagai akumulator logam berat untuk membantu rehabilitasi lahan bekas tambang. Mitra Hutan Tanaman 6(2):47-56.

31

32

Lampiran 1 Hasil analisis sifat kimia tanah podsolik merah kuning Jasinga, Bogor

33 Lampiran 2 Hasil analisis logam berat Pb pada semai balsa (Ochroma bicolor)

34

Dokumen terkait