• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa proses berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan terbuka (open-ended) dibedakan dari gaya kognitif field dependent dan field independent adalah sebagai berikut:

1. Proses berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan masalah terbuka bergaya kognitif field dependent pada tahap memahami masalah, siswa cenderung membaca soal secara berulang kali, mengamati soal dalam waktu yang lama, dapat mengumpulkan informasi yang relevan. Pada tahap merencanakan penyelesaian siswa mengidentifikasi masalah terlebih dahulu, mampu mengumpulkan informasi, mampu mengaitkan informasi dengan masalah, mampu membuat dugaan tentang strategi penyelesaian masalah, mampu menata konsep untuk menemukan cara lanjutan, mampu membangun gagasan atau ide, mampu menemukan ide untuk menyelesaikan masalah, mampu mengoreksi kembali informasi yang diperoleh, mampu menentukan atribut penyelesaian masalah, mampu menetapkan langkah penyelesaian masalah. Pada tahap melaksanakan rencana siswa cenderung mampu mengaitkan informasi dengan masalah, mengujikan ide yang ditemukan saat tahap iluminasi. Sedangkan pada tahap memeriksa kembali siswa cenderung mampu mengidentifikasi informasi dengan mencocokkan kembali yang ditulis hingga langkah penyelesaian.

2. Proses berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan masalah terbuka bergaya kognitif field independent pada tahap memahami masalah siswa cenderung membaca masalah terbuka dengan cermat, dapat mengamati masalah tersebut, dapat mengumpulkan informasi yang relevan, dan dapat mengaitkan informasi dengan masalah. Pada tahap merencanakan penyelesaian, siswa bergaya kognitif ini cenderung dapat mengidentifikasi masalah, dapat mengumpulkan informasi yang relevan, dapat mengaitkan informasi dengan masalah, tidak menulis semua informasi

yang diperoleh yakni keterangan dari yang diketahui dan yang ditanyakan, dapat membuat dan mengumpulkan dugaan strategi penyelesaian masalah, dapat menata konsep untuk cara lanjutan dengan membangun gagasan, sehingga dapat menemukan ide untuk menyelesaikan masalah tersebut, kemudian siswa bergaya kognitif ini mengoreksi kembali informasi yang diperoleh hingga menentukan atribut dan menetapkan langkah penyelesaian masalah. Pada tahap melaksanakan rencana, siswa bergaya kognitif ini cenderung menuliskan rumusan masalah, tetapi tidak menuliskan semua informasi, dapat mengaitkan informasi dengan masalah. Kemudian mengujikan ide yang telah ditemukan pada tahap iluminasi dan menuliskan solusi dalam menyelesaikan masalah. Sedangkan pada tahap memeriksa kembali, siswa bergaya kognitif ini cenderung tidak membaca masalah terbuka lagi, tetapi mengoreksi informasi yang diperoleh dan memeriksa jawaban kembali.

3. Perbedaan siswa yang bergaya kognitif field dependent dengan siswa field independent sesuai Tabel 4.5 yaitu siswa yang bergaya kognitif field dependent cenderung membaca soal berulang kali, cenderung membutuhkan waktu yang lama mengamati permasalahan, cenderung tidak menuliskan semua informasi, cenderung kurang benar atau kurang lengkap dalam menyelesaikan masalah, dan cenderung hanya memeriksa informasi yang dianggap perlu kembali. Sedangkan siswa yang bergaya kognitif field independent cenderung membaca soal hanya sekali, cenderung membutuhkan waktu yang relatif lebih cepat untuk mengamati permasalahan, cenderung menuliskan informasi yang dianggap penting saja, cenderung dapat menyelesaikan masalah, dan cenderung memeriksa kembali dari awal hingga akhir penyelesaian.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan, berikut saran yang dapat diberikan yaitu:

1. Saran untuk guru

a. Setiap siswa memiliki karakteristik yang cenderung berbeda, oleh karena itu guru sebaiknya lebih memperhatikan gaya kognitif siswa dalam proses pembelajaran berlangsung.

b. Selain mengutamakan hasil belajar, sebaiknya guru juga memperhatikan pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas siswa yaitu dengan melatihkan soal-soal nonrutin dan bersifat terbuka karena permasalahan terbuka dari soal tersebut dapat meningkatkan proses berpikir kreatif siswa.

2. Saran untuk peneliti berikutnya

a. Karena penelitian ini hanya dibedakan dari gaya kognitif field dependent dan field independent, perlu dilakukannya penelitian lainnya yang dibedakan dari gaya kognitif lain atau tipe kepribadiannya.

b. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya menggunakan materi yang berbeda untuk mengungkap proses berpikir kreatif siswa. Selain itu, dapat menggunakan subjek yang berpendidikan lebih tinggi untuk mengetahui proses berpikir kreatifnya, sehingga dapat dilihat apakah usia mempengaruhi kekreatifan seseorang.

Afghani, Jarnawi. Pendekatan Open-Ended dalam Pembelajaran Matematika. Skripsi. Tidak dipublikasikan.Surabaya: UNESA.2010.

Ali, Muhammad dan Muhammad Asrori. Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan. Jakarta:PT Bumi Aksara. 2014.

Arends. Learning to Teach Fifth Edition. Singapure: McGrawhill Higher Education

Arifin, Zainal. Metodologi Penelitian Pendidikan Filosofi. Teori dan Aplikasinya.Surabaya:Lentera Cendekia.2010.

Aunurrahman. Belajar dan Pembelajaran. Bandung:Alfabeta.2012. Azis, Abdul.et.al..”Proses Berpikir Kreatif Siswa SMP Dalam

Pemecahan Masalah Matematika Ditinjau dari Tipe Kepribadian Dimensi Myer-Brigss Siswa Kelas VIIIMTs NW Suralaga Lombok Timur Tahun Pelajaran 2013/2014”. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika. 2:10. Maret. 2014.

B. Uno, Hamzah. Orientasi Baru Dalam Psikologi

Pembelajaran.Jakarta:Bumi Aksara. 2005.

Cao, Yu.”Effects of Field Dependent-Independent Cognitive Style and Caeing Strategies on Student’s Recal and Comprehension”.Disertasi Doctor of Philosopy. Virginia Polytechnic Institute and State Universiti. 2006.

Coop. R.H. & Kinnard White. Psychological Concepts in The Classroom.New York : harper & Row Publisher. 1974. Depdiknas. Permendiknas No.22 tahun 2006 Tentang Standarisasi

Sekolah Dasar dan Menengah.

Efendi, Agus. Revolusi Kecerdasan Abad 21.Bandung : Alfabeta. 2005.

Hamdani, Saepul. Pengembangan Kreativitas Siswa Melalui Pembelajaran Matematika Dengan Masalah Terbuka (Open Ended Problem). Surabaya: HIMAPTIKA IAIN Sunan Ampel.2009.

Komaruddin.et.al.”Proses Berpikir Kreatif Siswa SMP Dalam Pengajuan Masalah Matematika Ditinjau dari Gaya Kognitif”. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika. 2:1. Maret. 2014. Laksmi, N.M Darma. et.al. “Pengaruh Model Collaborative Teamwork

Learning (CTL) Berorientasi Polya Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Ditinjau dari Gaya Kognitif Siswa”. Program Studi Pendidikan Matematika. Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja Indonesia.2014.

Miller, Angie. “Psychology of Aethetics. Creativity and The Arts”. Jurnal International.1:4.Agustus.2011.

Munandar, Utami. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:Rineka Cipta. 2009.

Nasution. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Bandung :Bumi Aksara. 2005.

Paul.”Four Stages in The Vintage Creative Theory Thought Proses”.www.idea-process. diakses tanggal 8 April 2014. Permendikbud tahun 2013

Richardo, Rino.et.al..”Tingkat Kreativitas Siswa dalam Memecahkan Masalah Matematika Divergen Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa”. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika. 2:2. April. 2014

Santrock.. A Topical Approach to Life-Span Development Edition.New York: McGraw Hill Companies.

Shadiq, Fadjar. “Apa dan Mengapa Matematika Begitu Penting?”. diakses dari http://yahoo.com. pada tanggal 20 februari 2015 Solso, Robert L.. Cognitive Psychology. MA: Allyn and Bacon.1995.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. 2010. Suharnan. Psikologi Kognitif. Surabaya:Srikandi.2005.

Suherman. E.. Winataputra. U. S. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka Depdikbud. 1992. Sulaihah, Siti. Kemampuan Siswa Memecahkan Masalah Kontekstual

Matematika Kelas VIII A SMP Negeri 1 Pamekasan. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Surabaya: UNESA.2008.

Surya, Hendra. Strategi Jitu Mencapai Kesuksesan Belajar.Jakarta: Kompas Gramedia.2011.

Tilaar. Pengembangan Kreativitas dan Entrepreneurship. Jakarta:Kompas Media Nusantara. 2012.

Wayan, I Eka Putra.”Pengaruh Model Pembelajaran Perubahan Konseptual Terhadap Pemahaman Konsep Siswa Ditinjau Dari Gaya Kognitif”. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha :Program Studi IPA. Volume 4. 2014.

Dokumen terkait