• Tidak ada hasil yang ditemukan

sIMPULAN DAN sArAN 6.1 Simpulan

B

erdasarkan hasil analisis, simpulan yang ditarik dalam penelitian ini disajikan berikut ini.

1. Pemaknaan bladbadan melalaui proses transposisi makna dengan perangkat emotif fonetik, leksikal, dan sintaksis yang didukung oleh kaidah-kaidah pembentukan kata dalam bahasa Bali. Oleh karena itu bladbadan bukan semata-mata permainan bunyi. Bladbadan juga bukan metafora karena antara giing ‘kerangka’ dengan kata sasaran tidak memiliki hubungan semantik.

2. Bladbadan merepresentasikan primitiva makna prototipe substantif, predikat mental, tindakan, dan peristiwa. Protitipe substantif mencakup elemen primitiva makna SeSeORANG, SeSUATU. Prototipe predikat mental mencakup elemen primitiva makna: MeMIKIRKAN, MeNGeTAhUI, MeRASAKAN, MeNGINGINKAN, MeLIhAT, dan MeNDeNGAR. Prototipe tindakan mencakup elemen primitiva makna: MeLAKUKAN, BeRGeRAK, MeNGATAKAN. Prototipe peristiwa mere presentasikan elemen primitiva makna TeRJADI.

3. Struktur semantik bladbadan berkorelasi dengan elemen primitiva makna yang direpresentasikan. Secara rinci struktur semantik bladbadan disajikan berikut ini.

a. Prototipe Substantif

(1) Tipe SeSeORANG

X adalah seseorang/orang X […]

(2) Tipe SeSUATU X adalah sesuatu X […]

Sesuatu […] disebut seperti ini. b. Prototipe Predikat Mental

(1) Tipe MeMIKIRKAN X memikirkan sesuatu X berpikir seperti ini:

[…]

X memikirkan sesuatu seperti ini. (2) Tipe MeNGeTAhUI

X mengetahui Y

X dapat mengatakan […]

X mengetahui sesuatu seperti ini. (3) Tipe MeRASAKAN

X merasakan sesuatu

X merasakan/memikirkan sesuatu seperti ini :

[…]

X merasakan sesuatu seperti ini. (4) Tipe MeNGINGINKAN

Pada waktu yang akan datang, X menginginkan sesuatu

[…..]

X menginginkan sesuatu seperti ini. (5) Tipe MeLIhAT

X melihat Y

X ingin mengetahui tentangY […]

X melihat seperti ini. (6) Tipe MeNDeNGAR

X mendengar sesuatu X ingin mengetahui sesuatu

X mendengar seperti ini. c. Prototipe Tindakan

(1) Tipe MeLAKUKAN

Subtipe MeLAKUKAN/BeRPINDAh X melakukan sesatu

karena ini Z berpindah pada Y […]

X melakukan sesuatu seperti ini.

Subtipe MeLAKUKAN/MeRASAKAN

X melakukan sesuatu X merasakan sesuatu

[…]

X melakukan sesuatu seperti ini. Subtipe MeLAKUKAN/TeRJADI

X melakukan sesuatu karena ini sesuatu terjadi

[…]

X melakukan sesuatu seperti ini. (2) Tipe BeRGeRAK

Pada waktu itu, X bergerak ke tempat lain

[…]

X bergerak seperti ini (3) Tipe MeNGATAKAN

X mengatakan sesuatu kepada Y X mengatakan […]

X mengatakan sesuatu seperti ini. d. Prototipe Peristiwa dengan elemen primitiva makna TeRJADI

Sesuatu terjadi pada X […]

Sesuatu terjadi seperti ini disebut dengan ini 4. Bladbadan dapat digunakan untuk menyatakan makna

ilokusi sebagai berikut :

menegaskan, dan menilai sesuatu. b. Direktif : melarang, menyuruh, memerintah,

memohon, dan meminta Pt untuk melakukan sesuatu.

c. Komisif : berjaji

d. ekspresif : menasihati, mengkritik, dan memuji. Bladbadan tidak digunakan untuk dalam wacana deklaratif. Ini berarti, bladbadan tidak digunakan dalam wacana formal yang memiliki kekuatan yuridis.

6.2 Saran

hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat baik secara teoretis maupun praktis. Implikasi teoritis yang dapat diuraikan melalui penelitian ini, bahwa teori MSA berpijak pada elemen-elemen primitiva makna untuk menjelaskan makna kompleks. Teori MSA juga memperhatikan kekhususan sistem makna pada suatu bahasa. Kekhususan ini pun dijabarkan melalui konfigurasi primitiva makna. Sebelum dikembangkan kajian makna berdasarkan teori MSA, analisis makna umumnya dilakukan dengan analisis komponensial. Analisis komponensial dilakukan dengan pertentangan biner, sehinggga makna dibatasi dengan menggunakan notasi formal. Pertentangan biner itu, kurang dapat menggambarkan perbedaan makna secara jelas. Dengan berlandaskan pada teori MSA, makna dibatasi dengan parafrase dengan menggunkan kalimat-kalimat kanonis yang merupakan relasi elemen-elemen primitiva makna sesuai kaidah-kaidah morfosintakasis pada bahasa yang dipakai memparafrase. Dengan cara ini perbedaan dan persamaan makna antarkata dapat dieksplikasikan. Teori MSA diharapkan dapat mengatasi kelemahan dalam mengkaji makna dengan analisis komponensial.

Secara praktis, penelitian ini ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi pengajaran bladbadan sebagai bagian integral

pengajaran bahasa Bali. Untuk menunjang pengajaran bladbadan ini perlu disusun kamus peribahasa Bali, yang di dalamnya memuat bladbadan selain peribahasa Bali yang lain. Dalam penyusunan kamus itu perlu dilakukan pengelompokan berdasarkan elemen–elemen primitiva makna. Artinya bladbadan yang merepresentasikan primitiva makna yang sama disajikan secara berurutan. Misalnya, bladbadan yang merepresentasikan primitiva makna SeSeORANG disajikan dalam satu kelompok; sedangkan bladbadan yang merepresentasikan makna asli SeSUATU disajikan dalam kelompok lain, demikian seterusnya. Penataan seperti ini diharapkan dapat mempercepat pemahaman siswa tentang bladbadan, terlebih-lebih bagi siwa yang bukan penutur asli bahasa Bali.

Ada beberapa keuntungan yang dapat dipetik dari penerapan primitiva makna dalam kajian makna. Keuntungan-keuntungan itu dapat dirinci berikut ini.

1. Dengan berpedoman pada primitiva makna, perubahan-perubahan makna dapat dijelaskan tanpa berputar-putar.

2. Dengan berpedoman pada primitiva makna, per-bedaan-perbedaan fitur semantik dapat dijelaskan secara tuntas.

3. Dengan berpedoman pada primitiva makna struktur semantik sebuah kata dapat dijelaskan.

4. Primitiva makna tidak berubah walaupun peradaban manusia berubah. Akan tetapi konfigurasi elemen-elemen primitiva makna yang ditata sesuai kaidah morfosintaksis suatu bahasa dapat digunakan untuk menjelaskan perubahan makna kata yang ada.

5. Secara kualitatif, leksikon primitiva makna bersifat universal. Ini berarti elemem-elemen primitiva makna itu ada pada bahasa-bahasa alamiah. hal memudahkan pengalihan positif oleh pembelajar yang bukan penutur bahasa Bali dalam memahami makna kosakata bahasa Bali.

Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa teori MSA cukup representatif untuk menjelaskan makna. Berdasarkan teori MSA, makna sebuah kata dapat dieksplikasi dengan menggunakan teknik parafrase. Penggunaan teknik parafrase dalam menjelaskan makna kata akan dapat menghasilkan formulasi struktur semantik dari prototipe tertentu. Formulasi struktur semantik ini membantu menjelaskan perbedaan dan persamaan makna sebuah kata.

Akhirnya, saran pengembangan penulis juga sampaikan pada kesempatan ini. Diharapkan ada pihak lain yang mengkaji fenomena makna peribahasa Bali yang lain atau peribahasa dalam bahasa daerah yang lain sehingga keandalan dan keuniversalan teori MSA semakin teruji.