The Effect Analysis of Company's Social Responsibility Report With Financial Performance
4. SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan
Perdagangan saham pada kelompok split 2 dalam jumlah lembar mengalami peningkatan setelah adanya stock split . Sebelum peristiwa stock split ratarata perdagangan saham per hari 6.018.152 lembar sedangkan setelah stock split ratarata perdagangan adalah 9.265.611 lembar per hari. Berarti ada kenaikan atau perubahan yang signifikan sebesar 3.247.458 lembar per hari. Berarti Volume transaksi saham meningkat. Perdagangan saham pada kelompok split 5 dalam jumlah lembar mengalami peningkatan setelah adanya stock split . Sebelum peristiwa stock split ratarata perdagangan saham per hari 706,037 lembar sedangkan setelah stock split ratarata perdagangan adalah 2,812,519 lembar per hari. Berarti ada kenaikan atau perubahan yang signifikan sebesar 2,106,481 lembar per hari. Berarti Volume transaksi saham meningkat.
Salah satu tujuan perusahaan melakukan stock split adalah menyesuaikan tingkat harga saham untuk meningkatkan likuiditas. Hasil dari penelitian membuktikan bahwa stock split meningkatkan likuiditas saham. Hal ini sesuai dengan pendapat Lameroux dan Poon, 1987 yaitu stock split menurunkan harga saham dan meningkatkan jumlah saham yang di perdagangkan sehingga volume perdagangan saham meningkat, jumlah pemegang saham meningkat dan likuiditas juga mengalami kenaikan. 4.1. Saransaran Bagi emiten yang bermaksud meningkatkan perdagangan saham melalui stock split, hasil penelitian ini membuktikan bahwa tujuan tersebut dapat tercapai bila stock split menurunkan fraksi perdagangan.
Guna memperbaiki dan memperkaya pemahaman dalam bidang ini, kami menyarankan penelitian dampakreverse split(split down) terhadap perdagangan dan likuiditas saham. Beberapa emiten di Bursa Efek Jakarta telah melakukan reverse split, namun penelitian mengenai dampaknya
Untuk meningkatkan likuiditas saham, (menurunkan nilai bidask spread ) mengikuti Easley, et.al. (1996) dan Handa dan Schwartz (1996), studi ini menyarankan manajemen BEJ untuk mempelajari kemungkinan penggunaan mekanisme dealer dan sistem call action pada saham saham yang tidak aktif. Selain itu BEJ disarankan untuk mengkaji kemungkinan penambahan fraksi perdagangan. Penambahan fraksi bertujuan untuk menurunkan nilai bid – ask spread sahamsaham berharga rendah, dengan memperhatikan trade –off antara tick size dan market depth. Kepada para peneliti dimasa yang akan datang disarankan untuk menggunakan variabel interaksi antara variabel bebas dan variabel dummy guna mempelajari perubahan slope (rate of change) pada model regresi berganda. Daftar Pustaka Agung I.G. N. H. A. Pasay dan Sugiharso, 1994, Teori Ekonomi Mikro:Suatu Analisis Produksi Terapan, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Aitken, M. dan A. Frino, 1996, “The Determinants of Market Bid and Ask Spreads on The Australian Stock Exchange: Cross Sectioal Analysis”, Journal Acccounting and Finance (Mei), hal 5163. Angel, J.J. (1997). Tick size, share price, and stock split. The Journal of Finance, 52, (2) .P.655 681. Anshuman V.R., K. Avner, 2002, “Can Splits Create Market Liquidity Theory and Evidence”. Journal of Financial Maret, hal. 83125.
Baker, H.K. dan P.L. Gallagher, 1980. “Management’s view of stock splits”. Financial Management 9 (summer), hal 7377
Baker, H.K. dan G.E. Powell (1992). Why companies issue stock splits. Financial Management, 21,p.11.
Brennan, M..J dan P.J. Hughes. 1991. “Stock Prices and supply of information”. Journal of Finance 46 (Dec).
Copeland, T.E., 1979, “Liquidity Changes Following Stock Split of Finance 42(March),hal.913 932
Conroy, R.M.R.S. Harris. Dan B.A. Benet, 1990, “The Effect of Stock split on BidAsk Spread”. The Journal of finance Vol.45, No.4 (September 1990), hal. 12851295.
Defeo, V., and P. jain (1989). Stock Splits:Price per share and trading,volume , in advances in quantitative analysis of finance and accounting, Forthcoming: Jai Press, Greenwich, CT.
Easley, D. dan M. O’Hara. 1987, “Price, Trade size, and information in securities markets”, Journal of financial economics, 19, hal.6990.
Ekaputra, I.A., 2006, “Determinant Intraday Bid –Ask Spread Saham di Bursa Efek Jakarta”, Manajemen Usahawan Indonesia, No.5/TH.XXXV, May 2006.
Ekaputra, I.A. dan A. Basharat, 2006, “The Impact of Tick Size Reduction on Liquidity and Order Strategy: Evidence from The Jakarta Stock Exchange”, working paper dipresentasikan pada International Conference on Business and Management Reseach, Denpasar, Bali, 2006.
Ekaputra, I.A. dan Eka Putri, O.Z., “Stock Split, Fraksi Perdagangan di Bursa Efek Jakarta”. Manajemen Usahawan Indonesia, No.12/TH.XXXV, Desember 2006.
Fatmawati, S., dan M.Asri. (1999). Pengaruh Stock split terhadap Likuiditas saham yang diukur dengan besarnya BidAsk Spread di Bursa efek Jakarta”, Kajian teori keuangan, Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Harris, L., 2003, Trading & Exchanges: Market Microstructure for Practioners, Oxford University Press, New York.
Jogiyanto, 2000, Teori Portofolio dan analisis investasi, BPFE Yogyakarta.
Kurniawati, 2003, Analisis Kandungan informasi stock split dan likuiditas saham: Studi Empiris pada Non Syncronous Trade. Jurnal riset Akuntansi Indonesia, hal.264275.
Lamoureux, C., and Poon (1987).The market reaction to stock splits.Journal of finance, 42,p.1347 1370
Margaretha, 2004. “ Analisis Pemecahan Saham: Dampaknya terhadap Likuiditas perdagangan dan pendapatan saham, Balance, hal.7386
Marwata, 2000. “Kinerja Keuangan, Harga Saham dan Pemecahan Saham” Simposium Nasional Akt. III, 5 Sept.
Murray, D. (1985). Further evidence on the liquidity effects of stock splits and stock dividends. Journal of Financial Research, 8, p. 5967.
*) Dosen UIN Sultan Syarif Kasim Pekanbaru  Riau ISSN : 19076304
FENOMENA KESEJAHTERAAN BURUH/KARYAWAN
PERUSAHAAN DI INDONESIA
(Phenomenon Employee/Laborer's Benefit in Indonesian
Corporates)
Andri Novius *)
Abstract This study discuss about employee/laborer's benefit in Indonesian corporates. It's difficult for the employee to make their prosperous increased by themselves. It may effect to their dissatisfaction and caused in arising instability in social and economic. Competent authorities must solve this problem to avoid for future risk. It conduce not only to the laborer, but on the other side of it, for the corporate and the country too. Laborer needs attention for their viability immediately. Keywords: Worker/laborer's prosperous, government regulation, laborerwages theoryAbstrak
Tulisan ini membahas masalah kesejahteraan buruh/karyawan di perusahaanperusahaan di Indonesia. Sulitnya bagi buruh untuk memperjuangkan sendiri kesejahteraannya, mengakibatkan terjadinya ketidakpuasan yang pada akhirnya akan menimbulkan gejolak sosial dan ketidakstabilan perekonomian. Jika tidak ada perwujudan nyata dari pihakpihak yang berwenang mengenai permasalahan ini, dapat mengakibatkan terjadinya stagnasi bahkan kemunduran untuk jangka panjang tidak hanya dari sisi karyawan, juga terhadap perusahaan dan negara secara keseluruhan. Buruh/ karyawan membutuhkan perhatian atas nasib mereka sebagai sumber daya dan aset perusahaan. Kata Kunci: Kesejahteraan buruh/karyawan, regulasi pemerintah, teori upah
1. PENDAHULUAN
Permasalahan kesejahteraan terutama untuk para buruh/karyawan tidak dapat dipisahkan dengan budaya organisasi karena dalam konsep budaya organisasi utamanya dari unsur budaya salah satunya terfokus pada respons terhadap permasalahan yang menyangkut tentang bentuk adaptasi manusia, dan suatu caracara yang digunakan sejumlah populasi manusia untuk mengorganisasikan kehidupannya di bumi (Levine, 1973:73), sementara itu Bridges (Suhardono, 1999:4) mengatakan bahwa antara individu dan organisasi terdapat suatu analogi, dimana individu
merupakan ciptaan biologis dan organisasi merupakan ciptaan sosial. Individu memiliki pengharapan hidup yang tidak terbatas dan siklus hidup yang berbasis biologis, sedang organisasi tidak.
Robbin (1994:479) memberikan rumusan tentang pengertian budaya organisasi adalah nilai nilai dominan yang didukung oleh organisasi, yang dapat menggambarkan tentang caracara melakukan suatu pekerjaan di tempat tertentu serta asumsi kepercayaan dasar yang terdapat di antara anggota organisasi. Budaya organisasi adalah suatu sistem pengertian yang diterima bersama, yang mengaplikasikan adanya dimensi dan karakteristik tertentu yang berhubungan secara erat dan interdependen.
2. HUBUNGAN ANTARA KESEJAHTERAAN BURUH DENGAN BUDAYA