• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.1 Simpulan

BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing) mengalami perkembangan yang sangat pesat, bahkan ada negara yang menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua di negaranya. BIPA tidak hanya diselenggarakan di Indonesia, tetapi juga di negara lain yang warganya ingin mempelajari bahasa Indonesia, seperti Australia, Jepang, Korea, dan lain-lain. Akan tetapi, perkembangan BIPA ini tidak diimbangi dengan kesiapan atau ketersediaan perangkat pembelajarannya, khususnya alat evaluasi. Oleh karena itu, penelitian ini dibuat untuk membantu penyelenggara, pengajar, dan pembelajar BIPA melakukan tes UKBIPA secara mandiri dan tanpa ada batasan ruang serta waktu.

Berdasarkan hasil observasi peneliti terhadap pembelajar BIPA, hasilnya menunjukkan bahwa kebanyakan pembelajar BIPA belum pernah mengikuti tes uji kemahiran bahasa Indonesia. Hal ini juga didukung dengan hasil pengolahan angket yang menunjukkan bahwa 59% pembelajar BIPA belum pernah mengikuti tes uji kemahiran bahasa Indonesia dan 74% pembelajar BIPA merasa ingin mengetahui tingkat kemahiran berbahasa Indonesianya melalui sebuah tes.

Untuk membuat alat evaluasi yang dapat digunakan oleh semua pembelajar BIPA, harus ada kisi-kisi soal terlebih dahulu. Kisi-kisi ini diambil dan dikembangkan dari silabus BIPA. Dalam penelitian ini, silabus BIPA yang digunakan adalah silabus BIPA yang berasal dari BIPA FPBS UPI. Alasan menggunakan silabus tersebut adalah berdasarkan hasil pemahaman dan perbandingan dengan silabus dari lembaga lainnya, seperti BIPA FPBS UNJ dan Balai Bahasa UPI. Antara silabus BIPA dari BIPA FPBS UNJ dengan silabus BIPA dari BIPA FPBS UPI mempunyai kesamaan secara konten. Akan tetapi, silabus Balai Bahasa UPI mempunyai ciri khas sendiri, yakni tematik. Dengan adanya kesamaan antara silabus BIPA di BIPA FPBS UPI dengan UNJ membuat

116

Robita Ika Annisa, 2013

Pengembangan Alat Evaluasi Ukbipa Membaca Berbasis Teknologi Informsi Untuk Mengukur Kompetensi Membaca Belajra BIPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peneliti memutuskan untuk menggunakan silabus dari BIPA FPBS UPI sebagai acuan membuat kisi-kisi soal UKBIPA sesi membaca.

Pengembangan kisi-kisi dilakukan dengan mempertimbangkan hasil angket karena pada angket juga terdapat pertanyaan mengenai materi atau tema apa saja yang ingin dipelajari. Selain itu, pengembangan kisi-kisi soal juga dibantu oleh dosen pembimbing sehingga penerapan kisi-kisi pada soal nantinya lebih mengenai sasaran. Pembuatan kisi-kisi soal disesuaikan dengan jumlah soal yang akan dibuat, yakni 27 soal. Akan tetapi, karena tes ini akan dilakukan melalui internet, soal dikurangi menjadi 20 soal.

Dalam mengembangkan materi soal untuk tes UKBIPA sesi membaca ini, peneliti mengacu pada silabus BIPA, kisi-kisi soal, dan hasil angket, khususnya pertanyaan nomor 8 pada angket yang menanyakan materi dan tema apa saja yang ingin dipelajari. Hasil angket menunjukkan bahwa percakapan sehari-hari, tema tentang diri sendiri, kegiatan berbelanja, transportasi, keluarga, makanan, kesenian, tradisi masyarakat Indonesia, tempat wisata, tentang bahasa daerah, dan tentang bahasa gaul di Indonesia merupakan hal-hal yang ingin dipelajari. Tema dan materi-materi tersebut, selain dapat digunakan sebagai bahan ajar, dapat juga digunakan sebagai bahan atau materi untuk tes.

Tes UKBIPA sesi membaca ini dilakukan dengan memanfaatkan jaringan

internet sehingga aplikasi yang digunakan untuk memuat soal UKBIPA sesi

membaca ini merupakan aplikasi khusus yang memang biasa digunakan untuk kegiatan tes, ujian, maupun evaluasi. Aplikasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quiz Creator versi 4.5.0.13 buatan Wondershare. Alasan menggunakan aplikasi tersebut karena banyak pilihan model soal yang dapat digunakan, seperti pilihan ganda, mengisi bagian yang kosong, benar-salah, soal menjodohkan, dan lain-lain. Selain itu, aplikasi ini juga mampu memuat gambar dan suara sehingga tidak hanya bisa digunakan untuk tes membaca, tetapi juga tes menyimak maupun menulis.

Penyediaan alat tes UKBIPA berbasis TI (Teknologi Informasi) pada zaman teknologi seperti saat ini sangat direkomendasikan. Beberapa kelebihan

117 alat tes yang memanfaatkan jaringan internet sebagai media penyelenggara tes adalah tidak ada batasan ruang dan waktu sehingga pembelajar BIPA dapat melakukan tes di manapun dan kapanpun. Syarat utama untuk mengikuti tes ini adalah terhubung dengan jaringan internet. Selain itu, alat tes yang memanfaatkan jaringan internet secara tidak langsung membantu menghemat penggunaan kertas, yang artinya turut mengurangi efek pemanasan global (global warming). Untuk memperbarui soal pun cukup mengubah pada data utamanya saja, yakni yang tersimpan di aplikasi Quiz Creator. Alat tes ini juga tidak membatasi peserta tes, yang artinya sedikit atau banyak pembelajar BIPA yang ingin mengikuti tes ini tidak menjadi hambatan untuk menyelenggarakan tes, karena pada dasarnya tes ini bersifat individual.

Untuk mengikuti tes ini, peserta tes hanya harus memiliki alamat email yang masih aktif. Tes ini diselenggarakan tanpa dikenakan biaya apapun sehingga pembelajar BIPA melakukan tes ini berulang kali. Akan tetapi, untuk mempermudah menemukan alat tes ini, calon peserta tes harus ke blog peneliti yaitu di http://robita.wordpress.com/2013/07/20/tes-ukbipa-membaca/. Setelah itu, klik pada tulisan yang berjudul Tes UKBIPA-Membaca, lalu klik pada tulisan

“klik di sini untuk memulai tes”. Calon peserta tes akan dibawa ke alamat tes

UKBIPA sesi membaca dan tunggu hingga proses loading selesai sampai menunjukkan halaman muka yang harus diisi identitas calon peserta tes UKBIPA sesi membaca.

Berdasarkan uji coba alat tes UKBIPA-Membaca ini, hasilnya menunjukkan bahwa pembelajar BIPA yang mengikuti tes ini tidak ada yang di level A1 (pra-pemula). Sementara yang lainnya yaitu 46% peserta tes berada pada level B2 (madya), 23% berada pada level C1 (pra-lanjut), 15% berada pada level A2 (pemula atau dasar), dan sisanya masing-masing 8% berada pada level B1 (pra-madya) dan C2 (mahir). Selain itu, melihat lokasi pengerjaan tes UKBIPA sesi membaca ini, berdasarkan alat tes UKBIPA-Membaca terlihat bahwa paling peserta tes berasal dari Indonesia dan Korea Selatan, yakni masing-masing

118

Robita Ika Annisa, 2013

Pengembangan Alat Evaluasi Ukbipa Membaca Berbasis Teknologi Informsi Untuk Mengukur Kompetensi Membaca Belajra BIPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebanyak 31% dan 23%, sedangkan yang lainnya berasal dari Thailand, Polandia, Rusia, Arab, Malaysia, dan Filipina.

Secara umum, kesimpulan dari penelitian ini adalah alat tes UKBIPA sesi membaca yang berbasis TI ini mampu mengukur dan menempatkan pembelajar BIPA pada level-level tertentu sesuai dengan hasil tes masing-masing. Pembelajar BIPA dapat mengikuti tes UKBIPA sesi membaca ini di manapun dan kapanpun karena alat tes ini berbasis TI. Semua pembelajar BIPA dapat mengikuti tes ini, baik pembelajar BIPA pemula maupun yang sudah mahir. Level atau tingkatan kemahiran bahasa Indonesia yang terdapat dalam tes ini terdiri atas level pra-pemula (A1) hingga tingkat lanjut atau mahir (C2). Tes UKBIPA sesi membaca ini dapat diikuti oleh siapapun, baik pembelajar BIPA yang baru saja memulai belajar bahasa Indonesia maupun yang sudah lama belajar bahasa Indonesia.

5.2 Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan merupakan saran untuk penelitian lanjutan dari penelitian ini, yakni oleh peneliti, baik peneliti yang sama maupun peneliti lainnya. Selain itu, saran juga ditujukan kepada penyelenggara BIPA, perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia, dan pemerintah Indonesia sendiri. Untuk peneliti selanjutnya, walaupun aplikasi ini sudah berbasis TI, tetapi penggunaan handphone-handphone berbasis Android atau IOS secara tidak langsung menuntut penyelenggaraan tes bahasa Indonesia, khususnya UKBIPA, dapat dilakukan di handphone pintar (smart phone). Dengan demikian, harus ada pengembangan yang lebih aktual sesuai dengan perkembangan teknologi.

Penyelenggara dan pengajar BIPA juga disarankan menggunakan atau merekomendasikan alat tes UKBIPA ini kepada para pembelajar BIPA-nya sehingga hasil penelitian ini benar-benar berguna dan ada rasa penghargaan tersendiri bagi peneliti apabila alat tes ini digunakan oleh penyelenggara dan pengajar BIPA di luar UPI. Selain itu, peneltii juga menyarankan alat tes ini digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang merekrut karyawan asing. Orang asing yang ingin bekerja di Indonesia sebaiknya mengikuti tes ini untuk mengukur

119 kemampuan berbahasa Indonesianya sehingga bahasa Indonesia juga berkembang melalui perusahaan-perusahaan tersebut. Lebih jauhnya bahasa Indonesia dapat dijadikan syarat utama bagi penutur asing yang ingin bekerja di Indonesia.

Selain perusahaan-perusahaan, pemerintah Indonesia juga sebaiknya menggunakan alat tes ini untuk orang asing yang ingin bekerja di Indonesia maupun belajar di Indonesia. Pantauan peneliti terhadap negara-negara berkembang lainnya, seperti Korea, saat ini orang asing yang ingin bekerja maupun belajar di Korea, selain mampu fasih berbahasa Inggris, orang asing atau penutur asing yang mampu berbahasa Korea akan lebih diutamakan. Hal ini dapat menjadi cerminan bagi Indonesia sehingga bahasa Indonesia tidak hanya dipakai oleh orang Indonesia itu sendiri dan orang Indonesia tidak perlu berbahasa asing ketika bertemu dengan orang asing di wilayah Indonesia.

Robita Ika Annisa, 2013

Pengembangan Alat Evaluasi Ukbipa Membaca Berbasis Teknologi Informsi Untuk Mengukur Kompetensi Membaca Belajra BIPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu. Membuat kuis dengan quiz craetor. [Online] Tersedia: http://www.lpmpjateng.go.id/web/index.php/arsip/tutorial/144-membuat-quis-dengan-quiz-creator [14 April 2013]

Adryansyah. (2012). Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA). [Online] Tersedia: http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/info_bipa [24 Maret 2013]

Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar evaluasi pendidikan edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara.

Astuti, I. P. (2009). Sukses TOEIC untuk pemula. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.

Bachari, A. D. (2001). Website pembelajaran bahasa Indonesia untuk penutur

asing: Sebuah upaya pemanfaatan teknologi informasi. [Online] Tersedia:

www.ialf.edu/kipbipa/papers/AndikaDuthaBachari.doc [8 Juli 2013]

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus besar bahasa Indonesia pusat

bahasa edisi keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Djiwandono, S. (2008). Tes bahasa: Pegangan bagi pengajar bahasa. Jakarta: PT Indeks.

Harisujana, A., Mulyati, Y., Titin. (1995). Membaca. Universitas Terbuka.

Hernawan. (2010). Artikel jurnal bahasa dan sastra. [Online] Tersedia: http://hernawan.staf.upi.edu/ [28 Mei 2013]

Janniah, T. (2011). “Pengembangan Tes Kompetisi Membaca sebagai Upaya Penyiapapn Alat Uji Kemahiran Bahsa Indonesia bagi Penutur Asing

(UKBIPA)”. Skripsi Sarjana Pendidikan di FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Maryanto. (2001). Tes UKBI dan pengajaran BIPA. [Online] Tersedia: www.ialf.edu/kipbipa/papers/Maryanto.doc [5 Desember 2012]

Nurgiyantoro, B. (2001). Penilaian dalam pengajaran bahasa dan sastra. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Nurhadi. (2005). Bagaimanakah meningkatkan kecepatan membaca. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Nuttal, C. (1987). Teaching reading skills in a foreign language (practical

Rivai, O. S. (2010). Pemetaan pengajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing

(BIPA) di Asia. [Online] Tersedia:

http://km.ristek.go.id/assets/files/Pendidikan/BIPA%20di%20Asia/BIPA%20 di%20Asia.pdf [29 November 2012]

Saifuddin, I. A. (2012). Buku pintar TOEFL: Pengantar, pembahasan, strategi,

dan pelatihannya. Yogyakarta: Diva Press.

Sartika, I. (2012). “Pengembangan Tes Keterampilan Menyimak sebagai Upaya

Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia bagi Penutur Asing

(UKBIPA)”. Skripsi Sarjana Pendidikan di FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

SEAMEO QITEP in Language. (2011). Teaching methodology of Indonesian

language for foreign learners. Jakarta: SEAMEO QITEP in Language.

Sugiyono. (2007). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012.) Metode penelitian kombinasi (mixed methods). Bandung: Alfabeta.

Sukiman. (2012). Pengembangan sistem evaluasi. Yogyakarta: Insan Madani. Tarigan, H. G. (2008). Membaca sebagai suatu keterampilan berbahasa.

Bandung: Penerbit Angkasa.

Tim Penyusun Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. (2012). Pedoman penulisan

karya ilmiah. Bandung: UPI.

University of Cambridge ESOL Examination. (2011). Using the CEFR:

Principles of good practice. [Online] Tersedia: http://www.cambridgeenglish.org/Images/126011-using-cefr-principles-of-good-practice.pdf [24 Maret 2013]

Wilson, L.O. (2006). Beyond bloom - A new version of the cognitive taxonomy.

[Online] Tersedia:

http://www4.uwsp.edu/education/lwilson/curric/newtaxonomy.htm [8 Juli 2013]

Dokumen terkait