BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Simpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Selama periode tahun anggaran1994/1995 hingga tahun 2013, perkembangan
pajak daerah, retribusi daerah dan dana bagi hasil mengalami fluktuasi
dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 27,04 persen, 18,85 persen dan 20,34
persen. Sedangkan rata-rata rasio kemandirian keuangan daerah kota Bandar
Lampung selama periode tahun anggaran 1994/1995-2013 masih rendah yaitu
sebesar 17,11 % dan dalam kategori kemampuan keuangan rendah sekali
dengan pola hubungan instruktif yaitu peranan pemerintah pusat sangat
dominan.
2. Hipotesis yang menyatakan pajak daerah, retribusi daerah dan dana bagi hasil
daerah berpengaruh terhadap kemadirian keuangan daerah Kota Bandar
Lampung secara statistik dapat diterima. Hal ini berdasarkan dari hasil uji F
didapat hasil besarnya pengaruh ketiga variabel ini sebesar 64,3% dengan
nilai signifikansi sebesar 0.000 (lebih kecil dari 0.05). Secara parsial ( Uji t)
pajak daerah, retribusi daerah dan dana bagi hasil daerah berpengaruh
terhadap kemadirian keuangan daerah Kota Bandar Lampung.
3. Variabel pajak daerah memiliki pengaruh yang paling besar, hal ini
ditunjukan dengan besarnya nilai koefisien regresi untuk variabel ini sebesar
0.410. Pengaruh variabel yang cukup besar lainnya ditunjukan oleh variabel
terhadap kemandirian keuangan daerah Kota Bandar Lampung adalah
variabel dana bagi hasil sebesar 0.109.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
1. Pajak daerah merupakan komponen yang berpengaruh terhadap peningkatan
pendapatan asli daerah, oleh karena itu pajak daerah harus terus ditingkatkan.
Prosentase kenaikan tarif pajak daerah bukan merupakan solusi yang tepat
untuk meningkatkan jumlah pendapatan karena kenaikan tarif pajak daerah
akan memberatkan wajib pajak dan mematikan sektor ekonomi. Beberapa hal
penting yang perlu dilakukan untuk mewujudkan peningkatan pendapatan
daerah antara lain dengan memperbaharui data obyek pajak, peningkatan
pelayanan dan perbaikan administrasi perpajakan, peningkatan pengawasan
terhadap wajib pajak, peningkatan pengawasan internal terhadap petugas
pajak, dan mencari sumber-sumber pendapatan lainnya yang sesuai dengan
perundang-undangan yang berlaku.
2. Pajak dan retribusi daerah perlu dimonitor secara teratur dan metode
menghitung potensi pajak dan retribusi daerah yang efektif sehingga
pendapatan dari sektor pajak dan sektor retribusi daerah cukup besar. Dan
yang terpenting adalah meningkatkan kepatuhan (kesadaran) masyarakat
untuk membayar pajak dan retribusi.
3. Meskipun dana bagi hasil bukan yang utama pengaruhnya terhadap
kemandirian keuangan daerah tetapi dana bagi hasil merupakan salah satu
modal dasar pemerintah daerah dalam mendapatkan dana pembangunan yang
bukan berasal dari PAD dan DAU. Sehingga Setiap daerah dituntut untuk
secara intensif menggali potensi yang ada karena penerimaannya didasarkan
oleh potensi daerah penghasil. Melalui pengaturan dana bagi hasil, daerah
diharapkan mampu mengelola keuangannya dan mengalokasikannya untuk
belanja-belanja pembangunan daerah secara tepat sesuai dengan kebutuhan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharismi, 2001. Prosedur Penelitian. Jakarta:Rineka Cipta.
Badan Pusat Statistik. 2012. Profil dan potensi Kota Bandar Lampung, Bandar Lampung Dalam Angka 2012.
Bambang K, 2009. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Belanja Rutin terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah (Studi Empiris Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Tengah. Skripsi. Universitas Jember.
Brotodihardjo, R.Santoso, 1995. Pengantar Ilmu Hukum Pajak. Bandung, PT. Eresco.
Budi, Subhan, Kuwat. 2006. Keuangan daerah : Prespektif Desentralisasi Fiskal dan Pengelolaan APBD di Indonesia, Tim LPKPAP BPPK Departemen Keuangan Republik Indonesia.
Dian N, 2008. Pengaruh Rasio Efektivitas PAD dan DAU Terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Pada Pemkab/Pemko di Sumatera Utara. Jurnal Ekonomi: Respository USU.
Fitriyanti, Ismi Rizky dan Pratolo, Suryo. 2009. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Pembangunan terhadap Rasio Kemandirian dan Pertumbuhan Ekonomi, Studi pada Kota/Kabupaten dan Propinsi di DIY.Makalah dalam Konferensi Penelitian Keuangan Sektor Publik II. Jakarta.
Ghozali, Imam, 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Edisi Keempat, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Gujarati, Damodar N, 2003. Basic Econometrics. New York : McGraw-Hill.
Halim, Abdul, 2009. Sistem Pengendalian Manajemen. UPP STIM YKPN. Cetakan Ketiga Maret.
Halim, Abdul, 2007. Pengelolaan Keuangan Daerah. Yogyakarta : UPP STIM YPKN.
Halim, Abdul, 2001. Bunga Rampai Manajemen Keuangan Daerah Edisi Pertama UPP AMP YKPN. Yogyakarta.
Haryanto, Joko, 2006. Kemandirian Daerah sebuah Perspektif dengan Metode Analysis Path. Jurnal Departemen Keuangan.
Helvyra, 2010. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kemandirian Daerah (Studi Kasus Kabupaten/Kota di Sumatera Barat). Jurnal Ekonomi Universitas Andalas:Respository Unand.
Isdijoso, Brahmantio, 2002. Analisis Kebijakan Fiskal Pada Era Otonomi Daerah
(Studi Kasus: Sektor Pendidikan di Kota Surakarta), Kajian Ekonomi Dan Keuangan Vol. 6 No. 1.
Kadafi Muhammad dan Wendy Wewisa Putra. 2013. Kemandirian Keuangan Daerah (Studi Kasus Pemerintah Kota Samarinda Tahun 2001-2010),
Prosiding Simposium Nasional Akuntansi Vokasi ke-2, Politeknik Negeri Bali, 17-18 Mei 2013Koswara, 2000. Otonomi dan Pajak Daerah. Jogjakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Kuncoro Thesaurianto, 2007. Analisis Pengelolaan Keuangan daerah terhadap Kemandirian Daerah. Tesis tidak diterbitkan. Semarang Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.
Ladjin, N. 2008. Analisis Kemandirian Fiskal di Era Otonomi Daerah Studi Kasus Provinsi Sulawesi Tengah. Tesis. Universitas Diponegoro, Semarang.
Mardiasmo, 2002. “Otonomi Daerah Sebagai Upaya Memperkokoh Basis
Perekonomian Daerah”. Artikel – Th. I – No. 4.
Mardiasmo, 2004. Otonomi & Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: Andi.
Materi Presentasi, 2011. “Pengalihan PBB-P2 dan BPHTB sebagai Pajak
Daerah,” Direktorat Jenderal Pajak, Agustus 2011.
Mudrajad Kuncoro, 2004. Otonomi Daerah dan Pembangunan Daerah :
Reformasi, Perencanaan, Strategis dan Peluang. Erlangga, Jakarta.
Mahmudi. 2010. Buku Seri Membudayakan Akuntabilitas Publik: Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Panduan bagi Eksekutif, DPRD, dan Masyarakat dalam Pengambilan Keputusan Ekonomi, Sosial, dan Politik. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
Yogyakarta.
Saifuddin Azwar, 2004. Metodologi Penelitian . Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Santoso, Singgih. 2002. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik.Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Sumadi Suryabrata, 1987. Motode Penelitian, Jakarta: Rajawali.
Sudjana, Nana, 1995. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Wahyudi, Eddi, 2010. Mulai 1 Januari 2011 BPHTB Telah Resmi Menjadi Pajak Daerah, http://eddiwahyudi.wordpress.com/2010/12/31/mulai-1- januari-2011-bphtb-telah-resmi-menjadi-pajak-daerah.
Wahyuni, 2009. Analisis Pertumbuhan dan Kontribusi Dana Bagi Hasil Terhadap Pendapatan Daerah. Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Sutabaya.
Widjaja, 2002. ’’ Pendapatan Asli Daerah’’.Jakarta: UI.
Wulandari, Anita. 2001. Kemampuan Keuangan Daerah. Jurnal Kebijakan dan Adminislrasi Publik Vol 5 No 2 November. (Online) (http://www.scribd.com/doc/101754251/JAUJ-Vol-09-No-2-Desember- 2011 diakses tanggal 17 Agustus 2012).
______________, 2002. ”Penerimaan Daerah dari Bagi Hasil Sumber Daya
Alam”. LPEM FEUI. www. Bappenas.go.id.
______________, 2013. Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Daerah
Pemerintah Kota Bandar Lampung.
______________, 2011. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 01
Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah.
______________, 2004. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah.
______________, 2004. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang
______________, 2009. Undang Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.