• Tidak ada hasil yang ditemukan

GS SINGAPURA; Penawaran Pendahuluan;

3.3.1. Pada tanggal 10 Mei 2004, GS Singapura bertindak atas nama dan

berdasarkan instruksi dari Pertamina mengundang 43 pembeli potensial untuk berpartisipasi dalam pelelangan (lihat lampiran Surat Undangan (pada lampiran 5), dimana sebelumnya fotokopi dari surat undangan tersebut telah diberikan kepada KPPU). Ke-43 Pembeli potensial tersebut telah diidentifikasi dalam suatu pengamatan yang cermat oleh GS Singapura dan Pertamina berdasarkan pernyataan niat pendahuluan dan keterangan dari industri perkapalan Pertamina kemudian mengkonfirmasikan kecocokan pembeli potensial sebelum undangan dikirimkan. Pengindentifikasian pembeli potensial dilakukan dengan menggunakan penelitian industri (sebagai contoh mencari perusahaan- perusahaan yang telah memiliki VLCC) dan menggunakan jaringan global Goldman Sachs. Proses pelelangan dipilih oleh Pertamina untuk memberikan kepada pihak yang berminat dan memiliki kualitas suatu kesempatan untuk menang. Untuk memastikan bahwa penawar sungguh serius dengan minat mereka, surat tersebut secara jelas memuat ketentuan- ketentuan yang sangat tegas yang diberlakukan oleh Pertamina, termasuk:- 3.3.1.1.1. Bid bonds sebesar US$ 10 juta pada saat memasukkan

penawaran pertama;--- 3.3.1.1.2. Surat dari bank yang mengkonfirmasikan mengenai

kemampuan penawar untuk secara penuh membiayai pembelian dan tersedianya dana yang cukup;--- 3.3.1.1.3. Uang muka sebesar 20% dari harga pembelian pada saat

penandatanganan perjanjian jual beli;--- 3.3.1.1.4. Uji harta kekayaan dan modal minimum; dan;--- 3.3.1.1.5. Uraian mengenai riwayat penawar dan pengalaman dalam mengelola, menjalankan dan memiliki VLCC;---

3.3.2. Sebagaimana diterangkan oleh Tuan Sidarto dari GS Singapura pada saat dia bertemu dengan KPPU pada tanggal 10 November 2004, bid bonds disyaratkan oleh Pertamina untuk memastikan keseriusan dari setiap penawar yang berpartisipasi dalam proses tender dan sebagai suatu sanksi yang dapat memberatkan setiap penawar apabila terjadi pelanggaran atas ketentuan-ketentuan tender. Pada tanggal 19 Mei 2004, makelar perkapalan Essar (Simpson, Spence & Young), menulis e-mail kepada GS Singapura yang menolak bid bond (dalam lampiran 24);--- 3.3.3. Lebih lanjut, tiada keraguan dalam proses tender bahwa Pertamina

mengontrol dan mempunyai seluruh hak untuk menjalankan proses sebagaimana dilihatnya cocok. Antara lain Surat Undangan (lampiran 5) menyatakan bahwa:--- “Pertamina menyatakan mereservasikan haknya, berdasarkan kewenangannya sendiri dan mutlak untuk melakukan penilaian atas syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dari setiap Proposal yang Mengikat (Binding Proposal), untuk menerima atau menolak setiap Proposal yang Mengikat (Binding Proposal) tersebut tanpa perlu menjelaskan secara rinci mengenai alasan-alasannya dan untuk

mengubah atau mengakhiri proses tender ini setiap saat...” [tambahan

penekanan];--- 3.3.4. Pada tanggal 25 Mei, diterima penawaran dari tujuh penawar. Dari tujuh

penawar ini, empat penawar tampaknya memenuhi syarat-syarat penawaran. GS Singapura diminta untuk membuat rangking penawaran menurut suatu kriteria yang sebelumnya telah disetujui oleh Pertamina, kriteria tersebut adalah (a) penilaian, (b) pemenuhan syarat-syarat pembayaran/bid bonds, (c) kemampuan untuk menutup penjualan/bukti keuangan dan (d) reputasi/riwayat dan kemampuan untuk memenuhi tes aset dan modal (diuraikan pada halaman 9 dari "Recommendation Regarding VLCC Sale" (dalam lampiran 3)). Rangking dari para penawar tersebut telah dipresentasikan kepada Pertamina pada tanggal 26 Mei 2004 (lihat lampiran "Review of Binding Bids” tanggal 26 Mei 2004) (pada lampiran 7);--- 3.3.5. Pada tanggal 28 Mei 2004 Direksi Pertamina menyetujui dan menerima

rangking yang direkomendasikan oleh GS Singapura dan menentukan tiga penawar yaitu: Essar Shipping Limited ("Essar"), Frontline dan Overseas

Shipholding Inc ("OSG"). Dua memoranda Pertamina yang relevan (dalam bahasa Indonesia) tanggal 26 dan 28 Mei 2004 terdapat pada lampiran 8;--- Penawaran Yang Diperbaiki;--- 3.3.6. Sebagaimana yang dimaksud di dalam butir 6 (e) dari Surat Undangan (dalam lampiran 6) dan sejalan dengan praktek industri, ketiga finalis tersebut diberikan kesempatan oleh Pertamina untuk melakukan peninjauan dan uji tuntas atas VLCC dan diminta untuk memasukkan penawaran ulang sampai dengan tanggal 7 Juni 2004 dengan memenuhi persyaratan-persyaratan penawaran dari Pertamina;--- 3.3.7. Suatu hal yang renting untuk dicatat, pada tahap ini, bahwa hak Pertamina untuk mengubah proses penawaran telah dua kali diungkapkan kembali dalam surat menyurat dari GS Singapura kepada ketiga penawar terpilih sebagai berikut:--- 3.3.7.1. Surat dari Pertamina tanggal 26 Mei 2004 (dalam lampiran 9) (yang menginformasikan ketiga finalis bahwa mereka telah terpilih) yang menyatakan bahwa:--- "Pertamina menyatakan mereservasikan haknya, berdasarkan kewenangannya sendiri dan mutlak untuk melakukan penilaian atas syarat-syarat dan ketentuan- ketentuan dari setiap Penawaran yang Mengikat (Binding Bid), untuk menerima atau menolak Penawaran yang Mengikat (Binding Bid) tersebut tanpa perlu menjelaskan

secara rinci mengenai alasan-alasannya dan untuk

mengubah atau mengakhiri proses tender ini pada saat

kapanpun ..." [tambahan penekanan];---

3.3.7.2. Surat tertanggal 2 Juni 2004 (dalam lampiran 10) juga menyatakan bahwa:--- "Pertamina menyatakan mereservasikan haknya, menurut kewenangannya sendiri dan mutlak untuk melakukan penilaian atas syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dari setiap Proposal yang Mengikat (Binding Proposal), untuk menerima dan menolak Proposal yang Mengikat (Binding

Proposal) tersebut tanpa perlu menjelaskan secara rinci

mengenai alasan-alasannya dan untuk mengubah atau

mengakhiri proses tender ini setiap saat kapan pun.. ."

[tambahan penekanan];--- 3.3.8. Surat tanggal 2 Juni 2004 (dalam lampiran 10) juga memberitahukan

ketiga finalis bahwa diharapkan bahwa Perjanjian Jual beli dengan pemenang tender akan ditandatangani pada 9 Juni;--- 3.3.9. Pada 5 Juni 2004, terjadi breakfast meeting di Meritus Mandarin Hotel di Singapura antara Tuan A.R. Ramakrishnan (Chief Operating Officer dari Essar) dan Tuan Rohimone Direktur Keuangan Pertamina. Rapat tersebut diadakan dalam rangka untuk mengklarifikasi setiap masalah yang dimiliki oleh Essar atas penawaran. Pertemuan tersebut dilakukan di Singapura atas permintaan Essar karena Tuan Ramakrishnan tidak berhasil memperoleh visa untuk masuk ke Indonesia pada waktunya. Dalam rapat tersebut, Tuan Ramakrishnan memberitahu Tuan Rohimone bahwa Essar ada problem dalam memenuhi ketentuan pembayaran sebagaimana ditentukan dalam tender akan tetapi mereka tetap akan membuat penawaran baru. Tuan Rohimone menanggapi bahwa harus mengerti bahwa perlu untuk mengikuti proses yang di administrasikan oleh GS Singapura dengan demikian Essar perlu untuk mengikuti seluruh syarat tender. Tuan Kian Bin Teo dan Tuan Richard Ong dari GS Singapura hadir dalam rapat untuk selama kurang lebih 20 menit dan bukti biaya mereka adalah dalam lampiran 9;--- 3.3.10. Pada tanggal 7 Juni 2004, ketiga finalis memasukkan penawaran harga. Penawaran Essar adalah secara nominal yang tertinggi, diikuti dengan Frontline ditempat kedua dan penawaran OSG merupakan yang terendah. Namun, Essar menyatakan bahwa ia tidak dapat membayar sesuai dengan ketentuan-ketentuan pembayaran yang ditetapkan oleh Pertamina (lihat lampiran surat elektronik (e-mail tanggal 7 Juni dalam lampiran 12);--- ”Berkaitan dengan uang muka sebesar 20% alas harga penawaran yang di uraikan di bawah ini, cara yang terbaik yang dapat kami sepakati atas pembayaran uang muka sebesar 20% ini adalah dilakukan dalam jangka waktu 15 hari kerja bank sejak tanggal penandatanganan SPA.”;--- 3.3.11. Hal ini berarti bahwa penawaran yang diajukan oleh Essar tidak memenuhi

secara jelas menimbulkan masalah apakah secara komersial wajar bagi Pertamina untuk memenangkan tender kepada Essar. Sesungguhnya, pada saat itu Pertamina dapat secara mudah menolak penawaran Essar yang tidak memenuhi syarat tersebut tanpa harus bertanya lebih lanjut, dan menjadikan Frontline sebagai pemenang tender;--- 3.3.12. Pada tanggal 8 Juni 2004, GS Singapura bertemu dengan Direksi

Pertamina dan beberapa anggota tim Kelompok Kerja Pertamina termasuk Tuan Andri dan Tuan Dedeng. Oleh karena dilingkupi oleh ketidakpastian akan kemampuan Essar untuk memenuhi ketentuan-ketentuan pembayaran yang ditetapkan oleh Pertamina, Direksi menetapkan untuk tidak memilih pemenang tender, tetapi menginstruksikan GS Singapura untuk dapat memperoleh keterangan lebih lanjut, apakah Essar dapat untuk memenuhi ketentuan-ketentuan pembayaran tersebut (dengan catatan dalam syarat-syarat yang disebutkan di dalam surat-menyurat di atas, Pertamina secara tegas mempertahankan haknya untuk mempertimbangkan penawaran Essar meskipun terdapat ketidakpatuhan);- 3.3.13. Surat-menyurat dari Essar dan State Bank of India pada tanggal 8, 9 dan 10 Juni 2004 (sebagaimana terlampir dalam lampiran 13) menegaskan lebih lanjut bahwa Essar tidak dapat membayar sesuai dengan syarat- syarat yang diminta oleh Pertamina. Surat-menyurat tersebut telah diberikan kepada Pertamina pada saat itu. Pada khususnya, Essar tidak dapat untuk memberikan uang muka sebesar 20% pada saat tanggal penandatanganan Perjanjian Jual Beli, dan tidak mengkonfirmasikan mengenai keuangan (keduanya merupakan hal yang sangat penting untuk memastikan kebonafidan seorang penawar). Hal ini dinyatakan secara jelas dalam surat Essar tertanggal 8 Juni 2004 (dalam lampiran 13):--- "Secara praktis merupakan suatu hal yang tidak mungkin bagi Essar Shipping untuk memberikan uang muka sebesar 20% pada saat tanggal penandatangan SPA…”;--- 3.3.14. GS Singapura juga telah diminta oleh Direksi pada saat rapat direksi tanggal 8 Juni 2004 untuk meminta ketiga penawar untuk menyerahkan Perjanjian Jual Beli yang telah final dengan diberikan paraf pada setiap halamannya untuk mengindikasikan persetujuan penawar untuk menandatangani perjanjian dengan format ini tanpa diadakan perubahan lebih lanjut terlepas bahwa tampaknya Essar tidak akan mampu untuk

memenuhi persyaratan pembayaran dari Pertamina. Pertamina mengambil langkah ini untuk menghindari negosiasi perjanjian tambahan setelah tender dimenangkan. Dalam hal ini, Pertamina memandang bahwa adalah adil dalam suatu keadaan bahwa seluruh penawar diberikan kesempatan terakhir dan karenanya menginstrusikan GS Singapura;--- 3.3.15. Ketiga penawar tersebut menyerahkan Perjanjian Jual Beli pada tanggal 8 Juni 2004 (lampiran 14). Namun, terlepas dan SPA Essar nampaknya secara teori dapat mematuhi ketentuan yang ditentukan oleh Pertamina masih terdapat keraguan atas kemampuan Essar untuk melakukan pembayaran sesuai dengan syarat-syarat Pertamina (sebagai contoh: surat tertanggal 10 Juni 2004 dan State Bank of India (dalam lampiran 13) merupakan bukti bahwa Essar telah menyerahkan PerjanjianJual Beli walaupun belum ada tersedianya pendanaan);--- “Perusahaan telah mengapproach kami untuk bantuan keuangan untuk membeli VLCC. Telah dipelajari bahwa perusahaan telah men-approach pula beberapa bank lainnya untuk hal ini. Permintaan perseroan sedang dalam pertimbangan yang aktif oleh bank. Bank dapat memperikan keputusannya mengenai persetujuan dan pencairan dari fasilitas kredit dalam waktu kira-kira 2 minggu." ;--- Penawaran Frontline yang Tidak Diminta (Frontline's Unsolicited Bid);---

3.3.16. Setelah kembali ke Singapura malam sebelumnya, pagi hari pada tanggal 9 Juni 2004 Tuan Sidarto terbang ke Jakarta untuk rapat dengan Direksi Pertamina pada jam 10 pagi. Rapat telah dijadwalkan dalam rangka Direksi menerima laporan terkini dan GS Singapura atas dua instruksi yang telah diberikan hari sebelumnya (yaitu untuk GS Singapura untuk menerima informasi lebih lanjut sehubungan dengan apakah Essar dapat mematuhi syarat-syarat pembayaran dan untuk mendapatkan SPA-SPA yang telah diinisial);--- 3.3.17. Selanjutnya pada hari itu, pada siang harinya, Tuan Sidarto menerima telepon di handphonenya dari Tim Cottew dari Equinox yang menjelaskan kepadanya bahwa Frontline bermaksud untuk mengirimkan penawaran yang direvisi kepada GS Singapura untuk diberikan kepada Pertamina. Karena Tuan Sidarto telah berada di Jakarta, diatur bahwa Equinox akan mengirimkan unsolicited bid kepada Tuan Sidarto, dan dia dapat

kira-kira pukul 9 malam pada malam itu, Mr. Sidarto menerima unsolicited bid dan Frontline (dalam Lampiran 15) oleh kurir di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, tempat dia menginap;--- 3.3.18. Sebagai penasehat Pertamina, GS Singapura wajib untuk membawa

penawaran Frontline yang telah diperbaiki untuk perhatian Pertamina dan Direksinya dan, sepanjang mengenai surat tersebut, hal itu telah dilakukan dalam rapat Direksi pada tanggal 10 Juni 2004 jam 10 pagi. Sebelum rapat dengan Direksi tersebut, Tuan Sidarto bertemu dengan anggota-anggota tertinggi dari Kelompok Kerja dan memberikan perkembangan mengenai unsolicited bid untuk perhatian mereka dan Tuan Sidarto memberikan Tuan Andri (Ketua Kelompok Kerja Pertamina) penawaran yang telah diperbaiki tersebut untuk diteliti;--- 3.3.19. Tuan Sidarto telah menegaskan baik kepada GS Singapura maupun KPPU bahwa GS Singapura tidak meminta, atau diperintah oleh Pertamina untuk meminta, penawaran yang telah diubah dari para penawar yang terpilih (shortlisted bidder) atau agen mereka (walaupun tidak ada dalam praktek tender yang melarang Pertamina untuk mendapatkan perbaikan penawaran tersebut dan Pertamina secara tegas me-reserve haknya untuk melakukan hal itu);--- 3.3.20. Sdr. Sidarto telah pula mengkonfirmasi bahwa baik dia maupun timnya di

GS Singapura tidak pemah melakukan hubungan langsung dengan Frontline, mengenai unsolicited bid. Oleh karena Equinox adalah agen Frontline yang sah, maka GS Singapura melakukan transaksi dengan Frontline melalui Equinox;--- 3.3.21. Berdasarkan kriteria rangking yang telah disetujui oleh Pertamina,

penawaran Frontline yang telah berubah telah dievaluasi oleh GS Singapura sebagai penawaran terbaik dari yang telah ada untuk diterima oleh Pertamina (lihat lampiran fotokopi presentasi kepada Pertamina berjudul "Review of Final Bids" tertanggal 10 Juni 2004 (dalam lampiran 17);--- 3.3.22. Pertamina mempertimbangkan apakah Essar dan OSG harus diminta untuk menyerahkan penawaran lebih lanjut. Pertamina memutuskan, hal ini tidak perlu atau diperlukan. Secara khusus, mengingat pernyataan Pertamina atas niatnya yang menginginkan agar proses tender diselesaikan, ada bahaya yang nyata bahwa proses tersebut mungkin akan berlarut-larut (perkembangan mana dapat menimbulkan resiko) apabila

dan OSG untuk menyerahkan penawaran lebih lanjut sebagai tanggapan dari unsolicited bid Frontline;--- 3.3.23. Pada tanggal 10 Juni 2004, Direksi Pertamina menetapkan bahwa

Frontline harus diumumkan sebagai pemenang tender karena:--- 3.3.23.1. Masih adanya kekhawatiran atas kemampuan Essar untuk

membayar harga VLCC;--- 3.3.23.2. Frontline adalah penawar tertinggi dalam hal harga dan

berada dalam posisi untuk memenuhi ketentuan syarat-syarat pembayaran dan;--- 3.3.23.3. Pertamina memiliki kewenangan berdasarkan ketentuan-

ketentuan tender untuk menerima penawaran Frontline sebagai pemenang tender;--- 3.3.24. Demikian pula pada 10 Juni 2004, Pertamina meminta bid bond Frontline (dalam lampiran 18) dan menerima uang tersebut dalam hati yang sarna sebagai akibat ditanda tanganinya SPA, hari berikutnya pada tanggal 11 Juni 2004 (dalam lampiran 19) dan sisa uang muka telah diterima dari Frontline;---

3.4.TANGGAPAN ATAS DUGAAN TERHADAP TERLAPOR II, GS

SINGAPURA ---

Dokumen terkait