• Tidak ada hasil yang ditemukan

RPI 19.  SIFAT DASAR KAYU DAN BUKAN KAYU

III. Sintesis Hasil Pelaksanaan RPI

A. Informasi Sifat Dasar dan Kemungkinan Penggunaan 75 Jenis Kayu

Target 75 jenis kayu dari RPI ini dapat tercapai, bahkan melampaui target yaitu dapat dihasilkan informasi sifat dasar dan kemungkinan kegunaan dari 85 jenis kayu. Dalam sintesis ini juga diuraikan informasi sifat dasar dan

kemungkinan kegunaan kayu yang telah dihasilkan pada tahun 2010 sebanyak 5 jenis yaitu: rengas gunung (Semecarpus albescens Kurz.), hauwan (Elaeocarpus

floribundus Bl.), baros (Michelia champaka L.), manglid (Manglietia glauca

Blume.) dan cempaka (Mangnolia candolii Blume/King) dan. Jenis-jenis kayu yang diteliti diuraikan sebagai berikut:

1. Rengas gunung (Semicarpus albescen Kurz.) – Anacardeacea a. Pengenalan struktur anatomi dan dimensi serat

Ciri umum

Warna: kayu teras coklat muda keabu-abuan, dapat dibedakan dengan jelas dari kayu gubal yang berwarna coklat muda agak kekuning-kuningan, pada bidang radial tampak warna keperakan, lebar kayu gubal berkisar antara 2-3 cm sekitar 25% dari diameter kayu. Tekstur: agak halus dan merata. Arah serat: lurus sampai agak berpadu. Kilap: kusam. Kesan raba: agak kesat. Kekerasan: agak keras. Corak: polos. Bau: tidak ditemukan bau yang khas.

Ciri anatomi

Lingkaran tumbuh: tidak jelas (ciri 2). Pembuluh: baur (ciri 5), pori hampir seluruhnya soliter (ciri 9), berganda sampai 5 sel, bidang perforasi sederhana (ciri 13). Diameter pembuluh berkisar 100-200 µm, frekuensi 5 buah/mm2 atau kurang (ciri 42 dan 46). Ceruk antar pembuluh selang seling (ciri 22), bentuk ceruk selang- seling bersegi banyak (ciri 23) dengan ukuran besar > 10 mikron (ciri 27). Percerukan pembuluh dan jari-jari ada dua ciri, dengan halaman yang sempit sampai sederhana; ceruk bundar atau bersudut dan dengan halaman yang sempit sampai sederhana; ceruk horisontal atau vertikal (ciri 31 dan 32). Parenkim: paratrakea aliform (ciri 80), aliform lozenge (ciri 81), dan konfluen (ciri 83). Panjang untai sel parenkim adalah 2 sel (ciri 91) dan 3-4 sel per untai (ciri 92). Jari-jari: lebar jari-jari 1-3 sel (ciri 92). Komposisi jari-jari dengan 1 hingga 2-4 jalur sel tegak atau sel bujur sangkar marginal (ciri 106 dan 107), frekwensi > 4-12 permm. Serat: jaringan serat dasar dengan ceruk sederhana sampai berhalaman sangat kecil (ciri 61), serat tanpa sekat dijumpai (ciri 66), dinding serat tipis sampai tebal (ciri 69). Inklusi material: dalam parenkim aksial tak berbilik, berderet radial dalam sel baring (ciri 136, 139 dan 141).

b. Sifat fisis dan mekanis Sifat fisis

Jenis kayu

Kadar Air (%) Berat Jenis Berdasar Penyusutan,% Bsh - KU Bsh - KO Basah Kering

udara Bb/Vb Bo/Vu Bo/Vb Bu/Vu Bo/Vo R T R T R. gunung 125,60 12,52 0,84 0,41 0,38 0,46 0,42 2,29 5,49 4,14 8,64

Sifat mekanis

MOR BJ S/W Kelas kuat

383,280 0,46 833,22 III-IV

Ket. Lentur Statis (kg/cm2) Ket. Tekan (kg/cm2) Ket. Geser (kg/cm2) Ket. Belah (kg/cm) Ket.Tarik ┴ (kg/cm2) Ket.Tarik // (kg/cm2) MPL MOE MOR // I R T R T R T R T 201.27 46688,02 319,40 157,97 49,42 40,16 41,42 25,31 28,93 22,12 21,82 321,97 319,34 c. Sifat pemesinan

Pengetaman Pembentukan Pengampelasan Pemboran Pembubutan

I I I I II

d. Kelas kuat, kelas awet dan kelas keterawetan

Kelas kuat Ketahanan terhadap Kelas

keterawetan Rayap tanah R. kayu kering Jamur Penggerek laut

III-IV V V IV V I

e. Sifat pengeringan

Pendugaan suhu dan kelembaban Jenis kayu Kadar air awal

rata-rata (%)

Suhu, oC Kelembaban, %

Kualitas Min. Maks. Min. Maks.

R. gunung 125 49 80 29 80 sedang

f. Sifat pengkaratan

Belum ada noda karat pada sekrup yang dipasang selama 6 bulan. g. Pengujian sifat venir dan kayu lapis

Pengujian keteguhan rekat kayu lapis dilakukan memenuhi menurut Standar Nasional Indonesia (SNI), Jepang (JAS) dan Jerman (DIN), menunjukkan jenis kayu tersebut keteguhan rekatnya memenuhi syarat.

h. Sifat kimia

Hasil analisis komponen kimia

Lignin (%) Pentosan (%) Holose lulosa (%) Alpase lulosa (%) Hemise lulose (%) Kelarutan ekstraktif (%) Air (%) Abu (%) Silika (%) Air dingin Air panas Alk.l bensin NaOH 1% 23,14 15,29 75,98 45,92 30,06 4,74 6,86 0,68 7,51 2,03 0,94 0,047

Hasil destilasi kering dan nilai kalor Kadar air (%) Berat contoh (gr) Hasil arang (gr) Berat ter (gr) Berat cairan (gr) Rendemen (%) Arang Ter destilat Cairan 15,06 2068/1788,92 508 138 858 28,40 7,71 47,96

Sifat fisika dan kimia arang

Kadar (%) Nilai kalor arang (kal/g)

Nilai kalor kayu (kal/g) Air Abu Zat terbang*) Karbon terikat

4,73 16,16 3,70 80,13 6.401 4.240

i. Sifat pengolahan pulp dan kertas

Kualitas serat untuk bahan pulp dan kertas termasuk kelas I. 2. Hauwan (Elaeocarpus floribundus Blime.) – Tiliaceae a. Pengenalan struktur anatomi dan dimensi serat Ciri umum

Warna: kayu teras dan gubal tidak dapat dibedakan, berwarna merah muda pekat. Tekstur: agak halus dan merata. Arah serat: lurus kadang berpadu. Kilap: permukaan kayu kusam. Kesan raba: agak kesat. Kekerasan: agak keras. Corak: polos. Bau: tidak ada bau khusus.

Ciri anatomi

Lingkaran tumbuh: batas lingkar tumbuh tidak jelas (ciri 2). Pembuluh: semi tata lingkar (ciri 4); bidang perforasi sederhana (ciri 13). Diameter pembuluh sekitar 50-100 µm (ciri 41) sampai 100-200 mikron (ciri 42), frekuensi 5-20 buah/mm2 atau kurang (ciri 41 dan 47). Terdapat getah atau endapan dalam pembuluh (ciri 58). Ceruk antar pembuluh selang-seling dan berukuran kecil (ciri 22 dan 25). Percerukan pembuluh dan jari-jari dengan halaman yang sempit sampai sederhana, ceruk bundar atau bersudut (ciri 31). Parenkim: paratrakea jarang dan vaskisentrik (ciri 78 dan 79), pita sempit ≤ 3 lapis sel, dan marjinal atau tampaknya marjinal (ciri 89). Tipe sel parenkim aksial 3-4 sel per untai (ciri 92). Jari-jari: multiseriate, 1-3 seri (ciri 97), komposisi sel jari-jari umumnya dengan 2-4 jalur sel tegak atau sel bujur sangkar marginal (ciri 107) dan sel baring, sel bujur sangkar dan sel tegak bercampur (ciri 109). Terdapat sel ubin (ciri 111). Frekwensi jari-jari 12 atau lebih per mm (ciri 116). Serat: jaringan serat dasar dengan ceruk sederhana sampai berhalaman sangat kecil (ciri 61), serat bersekat ditemui (ciri 65). Ceruk antar serat dengan halaman yang jelas (ciri 62). Dinding serat tipis sampai tebal (ciri 69). Inklusi mineral: kristal prismatik dijumpai (136), dalam sel tegak berbilik (140).

b. Sifat fisis dan mekanis Sifat fisis

Jenis kayu

Kadar Air (%) Berat Jenis Berdasar Penyusutan,%

Bsh - KU Bsh - KO Basah K. Ud. Bb/Vb Bo/Vu Bo/Vb Bu/Vu Bo/Vo R T R T Hauwan 62,90 15,05 0,81 0,52 0,50 0,60 0,55 1,37 3,49 3,30 6,72

Kelas kuat II, berat jenis 0,60 dan S/W= 1071,71. Sifat mekanis

Ket. Lentur Statis (kg/cm2) Ket. Tekan (kg/cm2) Ket. Geser (kg/cm2) Ket. Belah (kg/cm) Ket.Tarik ┴ (kg/cm2) Ket.Tarik // (kg/cm2) MPL MOE MOR // I R T R T R T R T 339.62 77549,20 536,75 295,75 83,24 68,88 75,33 38,62 37,55 29,62 30,45 534,38 504,20 c. Sifat pemesinan

Pengetaman Pembentukan Pengampelasan Pemboran Pembubutan

I I II I I

d. Kelas kuat, kelas awet dan kelas keterawetan

Kelas Kuat Ketahanan terhadap Kelas

Keterawetan Rayap tanah R. Kayu kering Jamur Penggerek laut

II V III III IV I

e. Sifat pengeringan

Pendugaan suhu dan kelembaban Jenis kayu Kadar air awal

rata-rata (%)

Suhu, oC Kelembaban,%

Kualitas Min. Maks. Min. Maks.

Hauwan 110 50 85 27 85 Sedang

f. Sifat pengkaratan

Belum ada noda karat pada sekrup yang dipasang selama 6 bulan g. Pengujian sifat venir dan kayu lapis

Pengujian keteguhan rekat kayu lapis dilakukan menurut Standar Nasional Indonesia (SNI), Jepang (JAS) dan Jerman (DIN), menunjukkan jenis kayu tersebut keteguhan rekatnya memenuhi syarat.

h. Sifat kimia

Hasil analisis komponen kimia

Hasil destilasi kering dan nilai kalor Kadar air (%) Berat contoh (gr) Hasil arang (gr) Berat ter (gr) Berat cairan (gr) Rendemen (%) Arang Terdestilat Cairan 18,09 2302/1949,36 629 135 795 32,26 6,92 40,68 Lignin (%) Pento san (%) Holose lulosa (%) Alpase lulosa (%) Hemise lulose (%) Kelarutan ekstraktif (%) Air (%) Abu (%) Silika (%) Air dingin Air panas Alkohol bensin NaOH 1% 26,62 15,16 66,67 39,79 26,88 4,22 5,01 1,94 7,31 4,19 0,29 0,021

Sifat fisika dan kimia arang

Kadar (%) Nilai kalor

arang (kal/g)

Nilai kalor kayu (kal/g) Air Abu Zat terbang*) Karbon terikat

4,35 18,21 1,08 80,70 6.584 4.204

i. Sifat pengolahan pulp dan kertas

Kualitas serat untuk bahan pulp dan kertas termasuk kelas I.

3. Baros (Michelia champaka L.inn) - Magnoliaceae a. Pengenalan struktur anatomi dan dimensi serat Ciri umum

Warna: Kayu teras berwarna coklat muda keabuan. Kayu gubal berwarna putih krem, lebar sekitar 2-3 cm, sekitar 20% diameter batang. Tekstur: agak kasar dan tidak merata. Arah serat: lurus dan berpadu. Kilap: agak mengkilap. Kesan raba: agak halus. Kekerasan: agak keras. Corak: polos. Bau: tidak ada bau khusus.

Ciri anatomi

Lingkaran tumbuh: jelas (ciri 1). Pembuluh porositas baur (ciri 5), pembuluh berganda radial 4 atau lebih biasa di jumpai (3-6 sel) (ciri 10). Rata-rata panjang pembuluh 1003,02 mikron (ciri 54), diameter pembuluh 170,06 mikron (ciri 42), frekwensi pembuluh 5 – 20 per-mm (ciri 47). Bidang perforasi bentuk tangga (ciri 14), lebih dari 20-40 palang (ciri 17).Ceruk antar pembuluh bentuk tangga dan berhadapan (ciri 20 dan 21), ukurannya besar > 10 mikron (ciri 27). Ceruk antar pembuluh dan jari-jari dengan halaman yang jelas dan serupa dalam ukuran dan bentuk dengan ceruk antar pembuluh (ciri 30). Parenkim: parenkim aksial paratrakea jarang (ciri 78) dan paratrakea sepihak (ciri 84). Panjang untai parenkim empat (3-4) sel per-untai (ciri 92). Jari-jari: lebar jari-jari 1-3 seri (ciri 97), komposisi sel jari-jari umumnya dengan 2-4 jalur sel tegak dan atau sel bujur sangkar marjinal (ciri 107), frekwensi jari-jari per mm>4-12 per mm (ciri 115). Serat: serat tanpa sekat dijumpai (ciri 66). Dinding serat tipis sampai tebal (ciri 69). Sel minyak dan muscilage: bergabung dengan jari-jari (ciri 124).

b. Sifat fisis dan mekanis Sifat fisis

Jenis kayu

Kadar Air (%) Berat Jenis Berdasar Penyusutan,% Bsh - KU Bsh - KO Basah K. Udara Bb/Vb Bo/Vu Bo/Vb Bu/Vu Bo/Vo R T R T Baros 160,07 14,28 0,80 0,33 0,33 0,38 0,34 0,83 2,52 2,27 5,39

Sifat mekanis

Ket. Lentur Statis (kg/cm2) Ket. Tekan (kg/cm2) Ket. Geser (kg/cm2)

MPL MOE MOR // I R T

267.18 56581,29 445,15 242.85 52.526 52.641 54.483 Ket. Belah (kg/cm) Ket.Tarik ┴ (kg/cm2) Ket.Tarik // (kg/cm2)

R T R T R T

24.675 23.463 9.748 20.255 333.085 410.386 Kelas kuat III-IV, berat jenis 0,38 dan S/W= 1171,00.

c. Sifat pemesinan

Pengetaman Pembentukan Pengampelasan Pemboran Pembubutan

II II II II II

d. Kelas kuat, kelas awet dan kelas keterawetan

Kelas Kuat Ketahanan terhadap Kelas

Keterawetan Rayap tanah R. Kayu kering Jamur Penggerek laut

III-IV V V III V I

e. Sifat pengeringan

Pendugaan suhu dan kelembaban Jenis kayu Kadar air awal

rata-rata (%)

Suhu, oC Kelembaban,%

Kualitas Min. Maks. Min. Maks.

Baros 115 49 75 27 85 Jelek

f. Sifat pengkaratan

Belum ada noda karat pada sekrup yang dipasang selama 6 bulan g. Pengujian sifat venir dan kayu lapis

Pengujian keteguhan rekat kayu lapis dilakukan memenuhi menurut Standar Nasional Indonesia (SNI), Jepang (JAS) dan Jerman (DIN), menunjukkan jenis kayu tersebut keteguhan rekatnya memenuhi syarat.

h. Sifat kimia

Hasil analisis komponen kimia

Lignin (%) Pento san (%) Holose lulosa (%) Alpase lulosa (%) Hemise lulose (%) Kelarutan ekstraktif (%) Air (%) Abu (%) Silika (%) Air dingin Air panas Alkohol bensin NaOH 1% 25,64 15,56 75,64 49,13 26,51 4,05 5,09 4,02 15,35 11,94 0,77 0,23

Hasil destilasi kering dan nilai kalor Kadar air (%) Berat contoh (gr) Hasil arang (gr) Berat ter (gr) Berat cairan (gr) Rendemen (%) Arang Ter destilat Cairan 37,28 1506/1097,0 332 125 780 30,26 11,39 71,10 Sifat fisika dan kimia arang

Kadar (%) Nilai kalor arang (kal/g)

Nilai kalor kayu (kal/g) Air Abu Zat terbang*) Karbon terikat

1,99 22,78 1,81 75,41 6.735 4.302

i. Sifat pengolahan pulp dan kertas

Kualitas serat untuk bahan pulp dan kertas termasuk kelas I.

4. Manglid (Manglietia glauca Blume.) – Magnoliaceae a. Pengenalan struktur anatomi dan dimensi serat Ciri umum

Warna: Kayu teras berwarna coklat muda keabuan. Kayu gubal berwarna putih krem agak coklat muda. Tekstur: agak kasar dan tidak merata. Arah serat: berpadu. Kilap: agak kusam. Kesan raba: agak licin. Kekerasan: agak keras. Corak: polos. Bau: tidak ada bau khusus.

Ciri anatomi

Lingkaran tumbuh: batas lingkat tumbuh jelas (ciri 1). Pembuluh: baur (ciri 5); berganda radial sampai 4 sel atau lebih biasa di jumpai (sampai 6 sel) (ciri 10), panjang pembuluh 1040,66 mikron (ciri 54), diameter 176,12 mikron (ciri 42), frekwensi 5-20 per mm (ciri 47); Bidang perforasi bentuk tangga (ciri 13), lebih 20-40 palang; ceruk antar pembuluh berhadapan (ciri 22) dengan ukuran besar > 10 mikron (ciri 27). Ceruk antar pembuluh dan jari-jari dengan halaman yang jelas; serupa dalam ukuran dan bentuk dengan ceruk antar pembuluh (ciri 30). Parenkim: parenkim aksial paratrakea jarang, dan paratrakea sepihak (ciri 78 dan 84). Jari-jari: jari-jari 1-3 seri, (ciri 97) dan jari-jari besar umumnya 4-10 seri (ciri 98). Komposisi sel jari-jari dengan 1 jalur sel tegak dan atau sel bujur sangkar marjinal (ciri 106), dan umumnya dengan 2-4 jalur sel tegak atau sel bujur sangkar marjinal (ciri 107). Serat: serat tanpa sekat dijumpai (ciri 66), dinding serat tipis sampai tebal (ciri 69). Sel minyak dan muscilage: dijumpai sel minyak bergabung dengan jari-jari (ciri 124).

b. Sifat fisis dan mekanis Sifat fisis

Jenis kayu Kadar Air (%) Berat Jenis Berdasar

Penyusutan,% Bsh - KU Bsh - KO Basah K. udara Bb/Vb Bo/Vu Bo/Vb Bu/Vu Bo/Vo R T R T Manglid 140,42 14,27 0,87 0,39 0,37 0,44 0,40 1,15 2,61 2,97 5,67 Sifat mekanis

Ket. Lentur Statis (kg/cm2) Ket. Tekan (kg/cm2) Ket. Geser (kg/cm2)

MPL MOE MOR // I R T

290.97 60412,14 458,53 264.89 57.495 53.137 58.985 Ket. Belah (kg/cm) Ket.Tarik ┴ (kg/cm2) Ket.Tarik // (kg/cm2)

R T R T R T

22.539 22.142 11.380 16.622 330.267 648.410 Kelas kuat III, berat jenis 0,44 dan S/W= 1037,00.

c. Sifat pemesinan

Pengetaman Pembentukan Pengampelasan Pengeboran Pembubutan

II II II II II

d. Kelas kuat, kelas awet dan kelas keterawetan

Kelas Kuat Ketahanan terhadap Kelas

Keterawetan Rayap tanah R. Kayu kering Jamur Penggerek laut

III V V II V I

e. Sifat pengeringan

Pendugaan suhu dan kelembaban Jenis kayu Kadar air awal

rata-rata (%)

Suhu, oC Kelembaban, %

Kualitas Min. Maks. Min. Maks.

Manglid 158 65 88 29 75 Bagus

f. Sifat pengkaratan

Belum ada noda karat pada sekrup yang dipasang selama 6 bulan. g. Pengujian sifat venir dan kayu lapis

Pengujian keteguhan rekat kayu lapis dilakukan menurut Standar Nasional Indonesia (SNI), Jepang (JAS) dan Jerman (DIN), menunjukkan jenis kayu tersebut keteguhan rekatnya memenuhi syarat.

h. Sifat kimia

Hasil analisis komponen kimia

Lignin (%) Pento san (%) Holose lulosa (%) Alpase lulosa (%) Hemise lulose (%) Kelarutan ekstraktif (%) Air (%) Abu (%) Silika (%) Air dingin Air panas Alkohol bensin NaOH 1% 26,64 15,07 76,37 48,66 27,71 3,65 4,42 4,21 14,43 11,49 0,43 0,25

Hasil destilasi kering dan nilai kalor Kadar air (%) Berat contoh (gr) Hasil arang (gr) Berat ter (gr) Berat cairan (gr) Rendemen (%) Arang Ter destilat Cairan 30,37 1806/1385,00 358 130 934 25,84 9,38 67,42 Sifat fisika dan kimia arang

Kadar (%) Nilai kalor

arang (kal/g)

Nilai kalor kayu (kal/g) Air Abu Zat terbang*) Karbon terikat

1,07 20,73 1,03 78,24 6.835 4.386

i. Sifat pengolahan pulp dan kertas

Kualitas serat untuk bahan pulp dan kertas termasuk kelas I.

5. Cempaka (Magnolia candolii (Blume.) King.) – Magnoliaceae a. Pengenalan struktur anatomi dan dimensi serat

Ciri umum

Warna: kayu teras dan gubal jelas dapat dibedakan. Kayu teras berwarna coklat muda keabuan. Kayu gubal berwarna putih krem, lebar sekitar 5-7 cm. Tekstur: agak halus dan tidak merata. Arah serat: berpadu. Kilap: agak mengkilap. Kesan raba: agak licin. Kekerasan: agak keras. Corak : polos. Bau: tidak ada bau khusus. Ciri anatomi

Lingkaran tumbuh: batas lingkar tumbuh tidak jelas (ciri 2). Pembuluh: baur (ciri 5); berganda radial sampai 4 sel ditemukan (8 sel) (ciri 10), panjang pembuluh 930,05 mikron (ciri 54), diameter 143,05 mikron (ciri 42), frekwensi 5-20 per mm (ciri 47); Bidang perforasi bentuk tangga (ciri 14); ceruk antar pembuluh berhadapan (ciri 21) dengan ukuran besar > 10 mikron (ciri 27). Ceruk antar pembuluh dan jari-jari dengan halaman yang jelas; serupa dalam ukuran dan bentuk dengan ceruk antar pembuluh (ciri 30), dengan halaman yang sempit sampai sederhana; ceruk horizontal atau vertikal (ciri 32). Parenkim: parenkim aksial paratrakea jarang, dan paratrakea sepihak (ciri 78dan 84), juga dijumpai parenkim pita > 3 lapis sel dan pita sempit ≤ 3 lapis sel (ciri 85 dan 86). Tipe sel parenkim aksial dua sel per untai (ciri 91). Jari-jari: jari-jari 1-3 seri, (ciri 97).

Komposisi sel jari-jari dengan 1 jalur sel tegak dan atau sel bujur sangkar marjinal (ciri 106) dan 2-4 jalur sel tegak atau sel bujur sangkar marjinal (ciri 107). Serat: serat tanpa sekat dijumpai (ciri 66), dinding serat tipis sampai tebal (ciri 69). Sel minyak dan muscilage: dijumpai sel minyak bergabung dengan jari-jari (ciri 124).

b. Sifat fisis dan mekanis Sifat fisis

Jenis kayu

Kadar Air (%) Berat Jenis Berdasar Penyusutan,% Bsh - KU Bsh - KO Basah K.udara Bb/Vb Bo/Vu Bo/Vb Bu/Vu Bo/Vo R T R T Cempaka 94,54 14,78 0,86 0,47 0,45 0,54 0,49 0,82 2,17 0,98 5,76 Sifat mekanis

Ket. Lentur Statis (kg/cm2) Ket. Tekan (kg/cm2) Ket. Geser (kg/cm2)

MPL MOE MOR // I R T

352.119 62802.429 551,108 225.946 71.139 51.789 58.543 Ket. Belah (kg/cm) Ket.Tarik ┴ (kg/cm2) Ket.Tarik // (kg/cm2)

R T R T R T

30.147 35.070 15.461 23.804 491.362 568.766 c. Sifat pemesinan

Pengetaman Pembentukan Pengampelasan Pemboran Pembubutan

II II II II II

d. Kelas kuat, kelas awet dan kelas keterawetan

Kelas Kuat Ketahanan terhadap Kelas

Keterawetan Rayap tanah R. Kayu kering Jamur Penggerek laut

III III III III V I

e. Sifat pengeringan

Pendugaan suhu dan kelembaban Jenis kayu Kadar air awal

rata-rata (%)

Suhu, oC Kelembaban, %

Kualitas Min. Maks. Min. Maks.

Cempaka 113 50 80 27 81 Sedang

f. Sifat pengkaratan

g. Pengujian sifat venir dan kayu lapis

Pengujian keteguhan rekat kayu lapis menunjukkan memenuhi syarat Standar Nasional Indonesia (SNI), Jepang (JAS) dan Jerman (DIN).

h. Sifat kimia

Hasil analisis komponen kimia

Lignin (%) Pento san (%) Holose lulosa (%) Alpase lulosa (%) Hemise lulose (%) Kelarutan ekstraktif (%) Air (%) Abu (%) Silika (%) Air dingin Air panas Alk. bensin NaOH 1% 29,67 14,67 75,76 49,41 26,35 3,69 4,37 3,12 13,64 11,34 0,28 0,48

Hasil destilasi kering dan nilai kalor Kadar air (%) Berat contoh (gr) Hasil arang (gr) Berat ter (gr) Berat cairan (gr) Rendemen (%) Arang Ter destilat Cairan 33,54 1819/1362,00 395 135 882 28,99 9,91 64,75 Sifat fisika dan kimia arang

Kadar (%) Nilai kalor arang (kal/g)

Nilai kalor kayu (kal/g) Air Abu Zat terbang*) Karbon terikat

1,30 22,45 1,49 76,06 6.838 4.374

i. Sifat pengolahan pulp dan kertas

Kualitas serat untuk bahan pulp dan kertas termasuk kelas I.

6. Pangsor (Ficus callosa Willd.) – Moraceae a. Pengenalan struktur anatomi dan dimensi serat Ciri umum

Warna: kayu teras berwarna putih jerami hingga kuning muda, susah dibedakan dari gubal yang berwarna sama atau berwarna lebih muda. Corak: polos. Tekstur: kasar. Arah serat: lurus hingga berpadu. Kilap: agak mengkilap. Kesan raba: licin. Kekerasan: agak keras. Bau: tidak ada bau khusus.

Ciri anatomi

Lingkaran tumbuh: tidak jelas (ciri 2). Pembuluh: baur (ciri 5), pembuluh hampir seluruhnya soliter (ciri 9). Diameter pembuluh 100-200 mikron (ciri 42); frekuensi pembuluh per-mm2 sekitar 5 atau kurang (ciri 46). Bidang perforasi sederhana (ciri 13).Ceruk antar pembuluh selang-seling (ciri 22), ukurannya sedang > 7-10 mikron, (ciri 26). Ceruk antar pembuluh dan jari-jari ada tiga ciri, pertama dengan halaman yang jelas, serupa dalam ukuran dan bentuk dengan ceruk antar pembuluh (ciri 30), dengan halaman yang sempit sampai sederhana:

ceruk bundar atau bersudut (ciri 31) serta dengan halaman sempit sampai sederhana, ceruk horisontal atau vertikal (ciri 32) dan ini yang paling sering ditemukan. Parenkim: parenkim pita (ciri 85). Panjang untai parenkim 3-4 sel per-untai (ciri 92). Jari-jari: lebar jari-jari 1-3 seri (ciri 97), dan yang paling sering ditemukan jari-jari besar umumnya 4-10 seri (ciri 98), komposisi seluruhnya sel baring (ciri 104) atau dengan 1 jalur sel tegak atau sel bujursangkar marjinal (ciri 106), dan yang paling sering ditemukan dengan 2-4 jalur sel tegak atau sel bujur sangkar marjinal (ciri 107). Frekwensi jari-jari > 4-12 per mm (ciri 115). Serat: jaringan serat dasar dengan ceruk sederhana sampai berhalaman sangat kecil (ciri 61), serat tanpa sekat ditemui (ciri 66). Dinding serat tipis sampai tebal (ciri 69). Inklusi material: kristal primatik dijumpai (ciri 136) dalam sel tegak (ciri 137), dan dalam parenkim aksial tak berbilik (ciri 141).

b. Sifat fisis dan mekanis Sifat fisis

Kadar air,% Berat Jenis berdasar Penyusutan,%

B-KU B-KO

B KU Bb/Vb Bo/Vu Bo/Vb Bu/Vu Bo/Vo R T R T 139.73 11.75 0.81 0.36 0.34 0.40 0.37 1.03 3.69 2.16 6.37 Sifat mekanis

Keteguhan Lentur Statis (kg/cm2) KeteguhanTekan (kg/cm2)

MPL MOE MOR //

203.96 44136.87 329.34 98.19 24.15

Keteguhan Geser (kg/cm2) Kekerasan(Kg/cm 2 ) Ujung Sisi R T Radial Tangensial 23.63 23.47 210.85 121.56 136.72 c. Sifat pemesinan

Pengetaman Pembentukan Pengampelasan Pemboran Pembubutan

III III II III II

d. Kelas kuat, kelas awet dan kelas keterawetan

Kelas Kuat Ketahanan terhadap Kelas

Keterawetan Rayap tanah R. Kayu kering Jamur Penggerek laut

e. Sifat pengeringan Kadar air awal

Jenis kayu Lebar contoh uji (Tebal 2,5 cm)

Kadar air awal (%) (5 sampel)

Kadar air rata-rata (%)

Pangsor 28 91,3; 88; 89,9; 88,5; 94,9 90,5

Lama dan cacat pengeringan Jenis kayu Kadar air awal

rata-rata (%)

Lama pengeringan sampai

kadar air 15% (hari) Cacat

Pangsor 90 4 memuntir;

menjamur f. Sifat pengkaratan

Belum ada noda karat pada sekrup yang dipasang selama 6 bulan. g. Pengujian sifat venir dan kayu lapis

Pengujian keteguhan rekat kayu lapis menunjukkan memenuhi syarat Standar Nasional Indonesia (SNI), Jepang (JAS) dan Jerman (DIN).

h. Sifat kimia

Hasil analisis komponen Lignin (%) Pentosan (%) Holose lulosa (%) Kelarutan ekstraktif (%) Air (%) Abu (%) Silika (%) Air dingin Air panas Alkoh bensin NaOH 1% 32,15 15,36 53,18 4,80 10,99 3,06 20,75 3,95 2,48 0,841 Hasil destilasi kering dan nilai kalor

Sifat fisika dan kimia arang Kadar (%)

Nilai kalor arang (kal/g)

Nilai kalor kayu (kal/g) Air Abu Zat terbang*) Karbon terikat

2,50 2,40 21,70 79,90 6.432 3.983

i. Sifat pengolahan pulp dan kertas

Konsumsi alkali, bilangan kappa, kadar air dan rendemen pulp hasil pemasakan Jenis kayu BB

(g) BKO

(g)

Kadar Air (%) Berat pulp (g) Rendemen (%) Konsumsi alkali Bilangan kappa Basah Kering oven Pangsor 10 2,5 75 300,00 860,9 35,87 13,23 21,205 Kadar air (%) Berat contoh (gr) Hasil arang (gr) Berat ter (gr) Berat cairan (gr) Rendemen (%) BJ (gr/cm3) Arang Ter destilat Cairan 19,74 1690/1411,4 489 137 735 34,64 9,70 52,07 0,401

7. Jering (Pithecellobium rosulatum Kosterm.) – Mimosaceae a. Pengenalan struktur anatomi dan dimensi serat

Ciri umum

Warna: kayu teras berwarna putih jerami, susah dibedakan dari gubal yang berwarna sama. Corak: polos. Tekstur: kasar. Arah serat: lurus, bergelombang hingga berpadu. Kilap: permukaan kayu kusam. Kesan raba: kesat. Kekerasan: lunak. Bau: tidak ada bau khas.

Ciri anatomi

Lingkaran tumbuh: tidak jelas (ciri 2). Pembuluh: baur (ciri 5); hampir seluruhnya soliter ini yang paling sering ditemukan (ciri 9), ada beberapa ditemui berganda radial hingga tiga sel; diameter pembuluh 50 -100 mikron (ciri 41); frekuensi 5 buah/mm2 atau kurang (ciri 46). Bidang perforasi sederhana (ciri 13); ceruk antar pembuluh selang-seling (ciri 22), dengan ukuran kecil > 4-7 mikron (ciri 25). Ceruk antar pembuluh dan jari-jari dengan halaman yang jelas, serupa dalam ukuran dan bentuk dengan ceruk antar pembuluh (ciri 30). Parenkim: parenkim aksial paratrakea paratrakea jarang (ciri 78), vaskisentrik (ciri 79). Tipe sel parenkim aksial dua sel per untai (ciri 91). Jari-jari: jari-jari seluruhnya 1 seri (ciri 96) ini yang paling sering dijumpai, juga 1-3 seri (ciri 97). Komposisi sel jari-jari seluruhnya sel baring (ciri 104), frekwensi jari-jari-jari-jari >4-12 per mm (ciri 115). Serat: jaringan serat dasar dengan ceruk sederhana sampai berhalaman sangat kecil (ciri 61), dinding serat tipis sampai tebal (ciri 69), serat bersekat dijumpai (ciri 65), juga serat tanpa sekat (ciri 66).

b. Sifat fisis dan mekanis Sifat fisis

Kadar air, % Berat Jenis berdasar Penyusutan, % B-KU B-KO B KU Bb/Vb Bo/Vu Bo/Vb Bu/Vu Bo/Vo R T R T 137.26 12.29 0.87 0.38 0.37 0.43 0.40 1.06 2.80 2.28 5.42 Sifat mekanis

Keteguhan Lentur Statis (kg/cm2) Keteguhan Tekan (kg/cm2)

MPL MOE MOR //

297.06 53671.86 435.14 118.66 42.31

Keteguhan Geser (kg/cm2) Kekerasan (kg/cm 2

)

Ujung Sisi

R T Radial Tangensial

c. Sifat pemesinan

Pengetaman Pembentukan Pengampelasan Pemboran Pembubutan

II II II II II

d. Kelas kuat, kelas awet dan kelas keterawetan

Kelas Kuat Ketahanan terhadap Kelas

Keterawetan Rayap tanah R. Kayu kering Jamur Penggerek laut

IV V V IV IV I

e. Sifat pengeringan Kadar air awal kayu

Jenis kayu Lebar contoh uji (Tebal 2,5 cm)

Kadar air awal (%) (5 sampel)

Kadar air rata-rata (%)

Jering 25 59,9; 63,2; 71,6; 61; 76,2 66,4

Lama dan cacat pengeringan Jenis kayu Kadar air awal

rata-rata (%)

Lama pengeringan sampai kadar air 15%

(hari)

Cacat

Jering 66,4 5 pecah ujung;

menjamur f. Sifat pengkaratan

Belum ada noda karat pada sekrup yang dipasang selama 6 bulan. g. Pengujian sifat venir dan kayu lapis

Pengujian keteguhan rekat kayu lapis menunjukkan memenuhi syarat Standar Nasional Indonesia (SNI), Jepang (JAS) dan Jerman (DIN).

h. Sifat kimia

Hasil analisis komponen kimia kayu Lignin (%) Pento san (%) Holose lulosa (%) Kelarutan ekstraktif (%) Air (%) Abu (%) Silika (%) Air dingin Air panas Alk. bensin NaOH 1% 31,17 17,15 48,57 3,78 6,17 3,77 19.75 4,01 0,56 0,140 Hasil destilasi kering dan nilai kalor

Kadar air (%) Berat contoh (gr) Arang (gr) Ter (gr) Cairan (gr) Rendemen (%) BJ (gr/cm3) Arang Ter destilat Cairan 35,65 1720/1267,96 423 105 704 33,37 8,28 55,52 0,430

Sifat fisika dan kimia arang

Kadar (%) Nilai kalor arang (kal/g)

Nilai kalor kayu (kal/g) Air Abu Zat terbang*) Karbon terikat

2,90 0,80 19,80 79,40 6.485 4.080

i. Sifat pengolahan pulp dan kertas

Konsumsi alkali, bilangan kappa, kadar air dan rendemen pulp hasil pemasakan Jenis kayu BB

(g) BKO

(g)

Kadar air (%) Berat pulp (g) Rendemen (%) Konsumsi alkali Bilangan kappa Basah Kering oven

Jering 10 2,4 76 316,67 980,1 39,20 12,67 13,205

8. Petai (Parkia speciosa Hasak) - Mimosaceae a. Pengenalan struktur anatomi dan dimensi serat Ciri umum

Warna: kayu coklat muda kemerahan, agak mudah dibedakan gubal yang coklat muda. Corak: polos. Tekstur: halus sampai agak kasar. Arah serat: lurus sampai berpadu. Kilap: permukaan kayu kusam. Kesan raba: kesat. Kekerasan: keras. Bau: tidak ada bau khusus.

Ciri anatomi

Lingkaran tumbuh: batas lingkar tumbuh tidak jelas (ciri 2). Pembuluh: baur (ciri 5); bergabung sampai dengan 4 sel (ciri 10). Bidang perforasi sederhana (ciri 13). Diameter pembuluh berkisar antara 50-100 mikron (ciri 41) dan 100-200 mikron (ciri 42); frekuensi pori 5 buah/mm2 atau kurang (ciri 46). Ceruk antar pembuluh selang-seling dan berukuran sedang (ciri 22 dan 26); ceruk berumbai (ciri 29); ceruk antar pembuluh dan jari-jari dengan halaman yang jelas; serupa dalam ukuran dan bentuk dengan ceruk antar pembuluh (ciri 30). Parenkim: aksial paratrakea vaskisentrik, aliform, konfluen (ciri 79, 80, 83). Panjang untai sel parenkim adalah 2 sel peruntai (ciri 91). Jari-jari: 1-3 seri (ciri 97), jari-jari besar umumnya 4-10 seri (ciri 98). Komposisi sel jari-jari umumnya seluruhnya

Dokumen terkait