• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

3. Sistem Akuntansi Penjualan

PT. Maja Agung Utama Medan merupakan salah satu distributor berbagai produk Elektronik yang cukup terkenal baik yang lokal maupun import, yang daerah pemasarannya meliputi Kota Medan dan beberapa Kota lain di Sumatera Utara. Dalam melakukan kegiatan distribusinya PT. Maja Agung Utama Medan dibebani target penjualan dari produsen yang harus dicapai, karena apabila tidak tercapai keinginan dapat dicabut oleh produsen tanpa ganti rugi. Dengan konsekuensi demikian perusahaan harus melaksakan pemasaran dengan gencar serta didukung saluran pemasaran yang handal.

Produk yang dipasarkan ditujukan kepada mereka berpenghasilan menengah dan ke atas dengan cita rasa tinggi dan mau membelanjakan uangnya untuk barang-barang yang lagi ngetrend dengan kata lain selain masalah kebutuhan juga dapat memuaskan selera mereka akan barang elektronik dengan modal terbaru dan dengan teknologi yang lebih canggih dari produk lama. Walaupun demikian pangsa pasar yang merupakan bidang usaha perusahaan ini juga memiliki saingan yang juga banyak.

Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk menilai keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya adalah adanya peningkatan penjualan dan peningkatan pangsa pasar dengan memperhatikan perkembangan pangsa pasar yang dikuasai perusahaan dibangingkan dengan perusahaan lain yang sejenis. Pangsa pasar ini merupakan cermin dari tingkat penjualan perusahaan atas keberhasilan kebijaksanaan pemasaran pemerintah dan lain sebagainya.

Tingkat penjualan suatu perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari dalam maupun yang berasal dari luar perusahaan, misalnya : situasi ekonomi, peraturan pemerintah dan lain sebagainya.

Penetapan saluran distrbusi yang dilaksanakan pada PT. Maja Agung Utama dilakukan dengan berbagai pertimbangan, antara lain :

a. Jenis produk yang dipasarkan adalah produk yang dipakai oleh kelas menengah dan menengah ke atas dengan target pasar adalah masyarakat perkotaan dan pinggiran kota. Seperti kita ketahui konsumen yang mencari produk elektronik biasanya mengunjungi toko-toko atau di pusat-pusat perbelanjaan di kota.

b. Sebagian produk yang dipasarkan dibeli konsumen untuk jangka waktu tertentu, kemudian akan dibeli lagi. Sehingga diperlukan tempat atau penyalur yang sering dikunjungi konsumen umum, tempat-tempat itu antara lain toko-toko atau mal. c. Produk yang dipasarkan merupakan produk impor dan lokal, sehingga harga

jual yang ditawarkan juga dapat mengikuti persaingan dan dapat dipasarkan melalui perantara. Dengan kondisi nilai tukar yang tinggi saat ini, sudah pasti produk ini dapat menyaingi produk impor yang masih mahal. Jadi persaingan produk ini sangat ditentukan perubahan kurs dollar. Untuk itu harus ditentukan saluran distribusi yang cepat dalam menyalurkan kepada konsumen, supaya jangan terlalu berpengaruh pada saat kurs berubah. Jadi stok jangan terlalu banyak.

d. Modal barang yang dipasarkan adalah barang yang up to date, modal barang yang dipasarkan juga bergantung pada keinginan konsumen saat itu. Jadi, saluran

distribusi yang dipilih harus dipertimbangkan model barang yang dijual dengan kondisi pasar yang ada pada lingkungan pasar tersebut.

e. Perlu diperhatikan bahwa jumlah barang yang dibeli adalah per unit dan ukurannya cukup beragam, singkat kata produk yang dipasarkan ini hanya dibeli konsumen dalam jumlah kecil, sehingga perlu dipertimbangkan biaya transportasi, dan pemakaian jumlah tenaga penjualnya apakah setimpal dengan profit yang diperoleh dari produk tersebut. Pertimbangan terbaik adalah melalui grosir atau agen penyalur yang bergerak pada daerah tersebut, sehingga lebih menghemat biaya perusahaan.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas maka saluran distribusi yang dipilih perusahaan adalah :

1. Saluran distribusi melalui grosir atau agen

(Produsen – Agen – Pedagang Eceran – Konsumen)

Untuk menghemat biaya operasional dalam menyalurkan produk perusahaan, seperti ongkos pengangkutan, gaji tenaga operasional, biaya tak terduga pada lokasi (uang bongkat muat), uang parkir dan sebagainya. Perusahaan menyalurkan produk melalui grosir atau agen untuk daerah tertentu yang tidak memungkinkan perusahaan melakukannya sehubungan dengan kecilnya quantity yang diorder, sementara dengan pemasaran melalui grosir atau agen diharapkan harga akhir yang diterima konsumen pada daerah tersebut tidak terlalu mahal.

Agen atau grosir tidak langsung mencapai konsumen, atau menyalurkan produknya ke tangan konsumen tetapi melalui toko-toko. Jadi agen atau grosir

disini difungsikan sebagai tangan kedua atau penyalur untuk berhubungan dengan toko-toko yang langsung berhubungan dengan pembeli. Jadi, dengan mempergunakan agen-agen atau grosir perusahaan menghemat biaya operasional yang secara tidak langsung menguntungkan konsumen untuk mendapatkan prosuk yang tidak terlalu mahal.

2. Saluran distribusi melalui toko-toko dan supermarket (Produsen – Pedagang Eceran – Konsumen)

Dengan pertimbangan yang telah dijelaskan diatas dimana konsumen yang hanya membeli satu jenis barang elektronik akan enggan meluangkan waktunya untuk mencari ketempat atau toko khusus penjualan jenis barang elektronik yang dicarinya. Tetapi akan lebih suka jika dapat dibeli pada tempat yang sering mereka kunjungi, sekaligus untuk membeli keperluan lainnya. Jadi supermarket atau plaza-plaza merupakan salah satu alternatif yang dijalankan perusahaan sebagai saluran distribusi selain toko-toko elektronik.

Dengan jenis saluran distribusi ini diharapkan konsumen dapat memperoleh harga yang lebih murah dari yang diperoleh konsumen yang mendapatkan produk dari saluran distribusi yang pertama. Sudah umum seperti yang kita ketahui barang atau produk yang dibeli di daerah yan glebih jauh dari pusat distribusi akan lebh mahal harganya daripada barang atau prosuk yang diperoleh di daerah atau tempat yang merupakan pusat atau jalur saluran distribusi produk tersebut. Hal ini disebabkan biaya penjualan atau operasional yang harus ditanggung lebih besar,

apalagi untuk produk yang diorder dalam jumlah kecil, maka semakin besar satuan biaya yang harus ditanggung masing-masing produk.

a. Pencatatan Penjualan

Siklus penjualan dimulai dengan pengiriman penawaran ke pelanggan (Customer). Pelanggan akan mengirimkan order pembelian, yakni formulir barang-barang yang ingin dibeli. Dari sudut pandang perusahaan, order pembelian ini adalah order penjualan (sales order), perusahaan kemudian menyerahkan barang-barang pesanan ke pembeli disertai dengan slip penyerahan pesanan (delivery order slip) dan faktur penjualan (invoice). Faktur penjualan dari sudut pandang pembeli adalah faktur pembelian. Seluruh aktivitas diatas dicatat sebagai penjualan. Output dari pencatatan penjualan ini adalah faktur penjualan yang akan dikirim ke pelanggan sebagai tagihan, penawaran yang dapat digunakan kemudian untuk mencatat penjualan sesungguhnya (faktur penjualan). Penawaran biasanya dibuat untuk estimasi atau penawaran penjualan ke seorang pelanggan tanpa terjadi transaksi. Penawaran tidak berdampak pada level persediaan dan dapat diubah menjadi sebuah order penjualan atau sebuah faktur penjualan.

b. Prosedur Penjualan.

1. Prosedur Penjualan Tunai

Penjualan tunai yang terdapat pada perusahaan ini melibatkan bagian penjualan, bagian pengiriman, bagian gudang, dan kasir. Untuk setiap transaksi penjualan yang akan dilakukan didahului dengan menerima permintaan dari Bagian Penjualan akan mengecek ke bagian gudang apakah persediaan barang digudang

mencukupi, kalau persediaan tidak mencukupi maka bagian penjualan akan memberitahukan bahwa barang yang dipesan telah habis, misalnya pelanggan memesan 5 buah tetapi digudang tinggal 3 buah maka bagian penjualan akan memberitahukan pada pelanggan bahwa stok yang ada digudang perusahaan tinggal 3, kalau pelanggan setuju maka faktur dibuat, jumlah barang (quantity) hanya diisi 3, apabila persediaan mencukupi maka bagian penjualan akan membuat faktur penjualan tunai sebanyak 3 rangkap.

2. Prosedur Penjualan Kredit

Diterima dari toko ataupun langganan oleh salesman. Atas dasar pesanan ini dibuat delivery oder rangkap lima, yang distribusikan sebagai berikut :

a. Lembar pertama (asli) untuk penagih. b. Lembar kedua untuk bagian penjualan. c. Lembar ketiga untuk langganan (pembeli). d. Lembar kedua untuk bagian pembukuan. e. Lembar kedua untuk bagian gudang.

Delivery Order (DO) diketik oleh bagian penjualan. Data yang tertera pada Delivery Order (DO) adalah nomor Delivery Order (DO) (diketik tetapi tidak tercetak dan terurut), nama dan alamat pembeli, kode, nama dan kuantitas barang serta sarana pengangkutan. Kemudian Delivery Order (DO) tersebut diserahkan kepada kepala penjualan untuk ditandatangani. Setelah Delivery Order (DO) ditandatangani maka Delivery Order (DO) (4 lembar) dibawa oleh supir ke gudang untuk pengeluaran

barang sesuai dengan spesifikasi dalam Delivery Order (DO) tersebut, sedangkan Delivery Order (DO) lembar keempat tetap tinggal di bagian penjualan.

Sesudah menyerahkan Delivery Order (DO) (lembar kelima) kepada bagian gudang, maka supir akan menerima barang sesuai dengan spesifikasi yang tertulis dalam Delivery Order (DO) tersebut. Supir membawa barang beserta dengan tiga lembar Delivery Order (DO) yaitu lembar asli, lembar kedua, lembar ketiga dan ke tempat tujuan. Setelah penyerahan barang maka penerima barang akan memeriksa barang tersebut kemudian menandatangani dan menstempel Delivery Order (DO) pertama (asli) dan lembar kedua yang telah ditandatangani tersebut diterima kembali oleh supir. Supir akan menyerahkan kembali Delivery Order (DO) asli dan lembar kedua kepada bagian penjualan.

Bagian penjualan memeriksa dan membandingkan kedua lembar Delivery Order (DO) tersebut dengan Delivery Order (DO) lembar keempat serta didistribusikannya, yaitu Delivery Order (DO) lembar kedua tetap tinggal di bagian penjualan yang akan diunakan bagian penjualan untuk mengecek pemenuhan pesanan pembeli. Delivery Order (DO) asli dikirim ke bagian administrasi dimana Delivery Order (DO) asli akan digunakna sebagai dasar pembuatan faktur. Delivery Order (DO) lembar ke empat dikirim ke bagian pembukuan.

Berdasarkan Delivery Order (DO) asli baigan administrasi membuat faktur penjualan rangkap tiga. Ketiga lembar faktur ini didistribusikan sebagai berikut : 1. Lembar pertama (asli) untuk kepala bagian keuangan

3. Lembar ketiga untuk bagian administrasi

Faktur yang dibuat bagian administrasi berisikan data tentang nama dan alamat pembeli, kode dan nama barang, kuantitas, harga per unit, harga keseluruhan serta tanggal jatuh tempo. Sedangkan nomor faktur ditulis dengan tanggal sama dengan nomor Delivery Order (DO). Faktur yang dikeluarkan harus ditandatangani oleh Manager Keuangan dan Akuntansi.

Setelah faktur-faktur diisi lengkap dan ditandatangani maka akan didistribusikan pada bagiannya masing-masing. Delivery Order (DO) asli dan faktur asli diserahkan kepada bagian keuangan (kepala keuangan). Faktur lembar kedua diserahkan kepada bagian pembukuan agar dilakukan pencatatan dalam buku piutang. Faktur lembar ketiga diarsipkan di bagian administrasi berdasarkan nomor faktur.

Bagian keuangan akan membuat daftar Delivery Order (DO) dan faktur yang diterima yang disusun menurut tanggal jatuh tempo dalam rangkap dua. Delivery Order (DO) dan faktur asli bersama dengan satu lembar daftar tersebut akan disimpan kepala keuangan sedangkan satu lembar lagi akan diserahkan kepada kasir.

PT. Maja Agung Utama dalam mencatat transaksi-transaksi terhadap perkiraan kas memakai dua buku yaitu buku penerimaan kas dan buku pengeluaran kas. Didalam buku penerimaan kas dicatat transaksi yang mempengaruhi pertambahan kas, yaitu penerimaan dari penjualan sehari-hari baik secara tunai maupun kredit. Sedangkan dalam buku pengeluaran kas dicatat semua transaksi pengeluaran kas, seperti pembayaran hutang dagang perusahaan, pembayaran biaya operasi perusahaan, pembelian persediaan barang dagangan secara tunai.

Adapun bagian-bagian yang terlibat dalam prosedur penerimaan kas perusahaan adalah : a. Bagian administrasi b. Kasir c. Bagian Piutang d. Bagian Akuntansi

Formulir-formulir yang dipakai sehubungan dengan penerimaan kas adalah : 1. Data asli pendukung

• Nota pembayaran langganan

• Bukti penerimaan kas yang dibuat oleh kasir

• Catatan penjualan tunai

• Ringkasan piutang yang akan ditagih

2. Data yang diringkas setiap hari yaitu daftar penerimaan kas

3. Buku harian yang terdiri dari buku harian kas dan buku setoran kas ke bank. 4. Buku tambahan (buku piutang)

c. Prosedur Penerimaan Kas

Penerimaan kas pada PT. Maja Agung Utama Medan bersumber dari hasil penjualan persediaan barang dagangan. Penerimaan tersebut dapat berbentuk :

a. Hasil penjualan tunai b. Penagihan piutang

Adapun bagian-bagian yang terlibat dalam prosedur penerimaan kas perusahaan adalah : a. Bagian administrasi b. Kasir c. Bagian Piutang d. Bagian Akuntansi e. Direktur

Formulir-formulir yang dipakai sehubungan dengan penerimaan kas adalah : a. Data asli pendukung

1. Alat abayar yang dipergunakan oleh langganan

• Nota pembayaran langganan

• Bukti penerimaan kas yang dibuat oleh kasir

• Catatan penjualan tunai

• Ringkasan piutang yang telah ditagih b. Buku harian

1. Buku harian kas

2. Gabungan lembaran bukti setoran ke bank 3. Buku tambahan (buku piutang)

Dari sumber-sumber penerimaan kas diatas, penulis akan membahas prosedur penerimaan kas dari hasil penjualan tunai dan penagihan. Adapun prosedur penerimaan kas dari penjualan tunai dalam perusahaan adalah sebagai berikut :

a. Langganan memesan Persediaan barang dagangan dari bagian pesanan penjualan. Bagian pembuatan faktur selanutnya membuat faktur penjualan sebanyak 4 lembar, dan faktur pada 2 lembar.

b. Bagian pembuatan faktur memeriksa harga, PPN yang dipungut, jumlah, lalu mencatat dibuku harian penjualan.

c. Bagian pembuatan faktur membuat ringkasan penjualan tunai, mengirim lembar ke 1 faktur penjualan dan faktur pajak ke kasir, mengarsip lembar ke-3 faktur penjualan dan mengirim lembar ke-4 faktur penjualan serta lembar ke-2 faktur pajak kebagian akuntansi.

d. Setelah langganan melakukan pembayaran, kasir mmebuat bukti penerimaan kas rangkap dua.

e. Kasir membuat ringkasan peneirmaan kas dari penjualan tunai. Peneirmaan dalam bentuk cek dan giro dicatat dalam satu buku yang disebut giro masuk, dan mengirim bukti penerimaan kas ke bagian pengiriman dan pergudangan. Lembar ke 1 faktur penjualan dan faktur pajak selanjutnya diserahkan kepada langganan. f. Untuk penjualan kredir, hanya lembar ke-2 faktur penjualan yang diserahkan

kepada langganan. Lembar ke-1 faktur penjualan dikirim ke bagian piutang. g. Bagian pengiriman dan pergudangan membuat surat pengantar barang rangkap

dua lembar ke-1 untuk pelanggan dan mengirim kembar ke-2 SPB serta bukti penerimaan kas ke bagian akuntansi dan memperbaharui kartu persediaan.

h. Bagian akuntansi membandingkan ringkasan penjualan tunai dari bagian pembuatan faktur dengan ringkasan penerimaan kas harian dari kasir, mengarsip

lembar ke-4 faktur dan lembar ke-2 faktur pajak ke buku PPN dan buku penjualan perorder.

i. Kasir mempersiapkan bukti setoran ke bank umum. Bukti setoran dan slip setoran dari bank diserahkan kepada bagian akuntansi.

Prosedur penerimaan kas dari penagih piutang adalah sebegai berikut :

a. Bagian piutang membuat ringkasan piutang yang akan ditagih rangkap dua. Lembar kedua diserahkan kepada kolektor yang akan pergi nmenagih kemudian memberi tanda mana yang telah bayar dan mana yang belum.

b. Hasil tagihan dari kolektor diserahkan kepada kasir beserta ringkasan piutang yang telah diberi catatan oleh kolektor, mengisi tanggal pelunasan dari pelanggan ke ringkasan piutang, dan mengembalikan ringkasan ini ke bagian piutang.

c. Kasir membuat bukti penerimaan kas rangkap dua satu untuk kasir dan satu lagi dikirim ke bagian piutang.

d. Kasir membuat ringkasan penerimaan kas dan mengirim nota pembayaran langganan ke bagian piutang.

e. Kasir mencatat penerimaan dalam bentuk cek/giro kedalam buku giro masuk. f. Bagian piutang membandingkan ringkasan bukti penerimaan kas. Bukti tersebut

selanjutnya dikirim ke bagian akuntansi (pemegang buku kas).

g. Kasir mempersiapkan bukti setoran ke bank umum. Bukti setoran diserahkan kepada bagian akuntansi.

Adapun flowchart seluruh prosedur penulis membuat pada lampiran yang akan dilampirkan.

Sama seperti perusahaan lainnya yang mempraktekkan sistem penjualan kredit, maka PT. Maja Agung Utama Medan mempunyai kebijaksanaan penjualan kredit tersendiri. Lamanya penagihan untuk penjualan kredit adalah satu bulan dari saat pengiriman barang.

Pada saat jatuh tempo, bagian keuangan menyerahkan Delivery Order (DO) dan faktur asli kepada bagian penagihan agar ditagih kepada langganan (debitutr). Setelah tagihan diterima, penagih membuat slip laporan tagihan (daftar tagihan) diserahkan kepada kasir bersama-sama dengan uang hasil tagihan (dapat berupa giro, cek dan uang tunai). Untuk tagihan yang telah jaruh tempo tetapi belum dilunasi debitur, Delivery Order dan faktur aslinya disimpan penagih untuk sementara waktu sampai pelunasannya oleh debitur.

Setelah menerima daftar tagihan dan hasil tagihan dari penagih, kasir akan membuat kas bon rangkap dua yang merupakan bukti penerimaan uang. Kas bon yang dibuat kasir yang mempunyai nomor yang ditulis oleh kasir. Pengawasan penagihan dilakukan dengan menghitung faktur penjualan yang belum tertagih, kemudian dibandingkan dengan penerimaan kas atau dengan membandingkan salinan daftar Delivery Order dan faktur dengan daftar tagihan dari penagihan. Apabila jumlah piutang yang ditagih telah benar, maka kasir akan mengirimkan satu lembar kas bon kepada bagian pembukuan, sedangkan satu lembar lagi beserta hasil tagihan kepada menager keuangan dan akuntansi.

Bagian pembukuan yang menerima kas bon dari kasih akan melakukan penjurnalan sebagai berikut :

Kas Rp. xxx

Piutang dagang Rp. xxx

Selain itu dilakukan pencatatan dalam buku piutang yaitu mengurangi jumlah piutang debitur yang bersangkutan. Setelah menerima kas bon dari kasir, kepala keuangan akan mencocokkan kas bon yang diterima dari kasir dengan daftar pesanan Delivery Order dan faktur yang dibuatnya untuk mengecek kebenaran saldo yang ditagih. Kemudian menyiapkan bukti setoran rangkap tiga dan melakukan penyetoran ke bank. Dua lembar bukti setoran akan disimpan bank dan satu lembar lagi (yang telah distempel oleh bank) akan diserahkan kepada bagian pembukuan.

Setelah menerima bukti setoran tersebut bagian pembukuan akan membuat jurnal sebagai berikut :

Bank Rp. xxx

Kas Rp. xxx

Bukti setoran tersebut disimpan bagian pembukuan.

4. Pengawasan Intern Penjualan.

Prosedur adalah langkah-langkah tertentu yang harus diikuti dalam pelaksanaan suatu kebijakan. Hal ini dapat dilihat dari contoh berikut. Dalam pelaksanaan penjualan kredit kepada pelanggan diperlukan prosedur, analisis kemampuan keuangan pelanggan, riwayat pelanggan dalam memenuhi kewajibannya, dan harus

ada persetujuan dari departemen kredit. Disini terlihat bahwa istilah pengawasan digunakan untuk menunjukkan kebijakan dan prosedur. Sedangkan tujuan yang dimaksud adalah akhir suatu kegiatan atau hasil yang dicapai, ini merupakan arah dari kegiatan perusahaan.

• Tujuan Struktur Pengawasan Intern.

Ada tujuh macam tujuan sistem pengawasan intern secara terinci yang harus terpenuhi untuk mencegah setiap kesalahan di dalam jurnal dan catatan, seperti berikut di bawah ini :

1. Transaksi yang dicatat adalah sah (validitas).

Sistem Pengawasan intern tidak dapat memberikan transaksi-transaksi fiktif dan yang sebenarnya tidak terjadi di dalam jurnal atau catatan akuntansi lainnya.

2. Transaksi diotorisasi dengan tepat

Kalau transaksi yang tidak diotorisasi terjadi, hal ini dapat mengakibatkan adanya transaksi yang curang, dan juga dapat mengakibatkan pemborosan atau pengrusakan terhadap aktiva perusahaan.

3. Transaksi yang terjadi dicatat (kelengkapan)

Setiap prosedur yang dimiliki klien harus memberikan pengawasan untuk mencegah penghilangan setiap transaksi dari catatan.

Sistem pengawasan intern yang memadai selalu disertai dengan prosedur untuk menghindari kesalahan dalam penghitungan dan pencatatan setiap transaksi pada berbagai langkah proses pencatatan.

5. Transaksi diklarifikasikan dengan tepat (klarifikasi).

Klasifikasi perkiraan yang tepat, sesuai dengan bagan perkiraan klien, harus ditetapkan didalam jurnal kalau laporan keuangan hendak dinyatakan dengan tepat. Klasifikasi ini juga mencapakup berbagai kategori seperti divisi dan hasil produk.

6. Transaksi dicatat pada waktu yang tepat (ketepatan waktu).

Pencatatan setiap transaksi baik sebelum atau setelah saat terjadinya, selalu menimbulkan kemungkinan adanya kelalaian untuk mencatatnya atau dicatat dengan jumlah yang tidak benar. Jika keterlambatan pencatatan terjadi pada akhir periode maka laporan keuangan akan mengandung kesalahan.

7. Transaksi dimasukkan dengan tepat ke dalam catatan tambahan dan diikhtisarkan dengan benar (posting dan ikhtisar).

Pengawasan intern diatas terbagi atas dua yaitu pengawasan akuntansi dan pengawasan administratif.

a. Pengawasan akuntansi meliputi rencana organisasi dan semua cara dan prosedur yang terutama menyangkut dan berhubungan langsung dengan pengamanan harta benda dan dapat dipercayainya catatan keuangan (pembukuan). Pada umumnya pengawasan akuntansi meliputi sistem pemberian wewenang (otorisasi) dan

sistem persetujuan pemisahan antara tugas pembukuan, pengawasan fisik dan pemeriksa intern (internal audit).

b. Pengawasan administratif meliputi rencana organisasi dan semua cara dan prosedur yang terutama menyangkut efisiensi usaha dan ketaatan terhadap kebijakan pimpinan perusahaan dan pada umumnya tidak langsung berhubungan dengan pembukuan (akuntansi). Dalam pengawasan administratif termasuk analisa statistik, time and motion study, laporan kegiatan, program latihan pegawai dan pengawasan mutu.

Jika kita hubungkan dengan pengawasan terhadap penjualan, maka pengawasan pada penjualan adalah pengawasan administratif dalam kaitannya dengan prosedur dan kebijaksanaan yang harus dipenuhi, serta pengawasan akuntansi dalam kaitannya dengan pencatatan atas jumlah dan nilai penjualan tersebut.

Dokumen terkait