• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Dynkin Terkecil

Dalam dokumen Sistem Dynkin dan sifat-sifatnya (Halaman 49-57)

BAB III PEMBAHASAN

3.3 Sistem Dynkin Terkecil

semesta 𝑋 = {π‘Ž, 𝑏, 𝑐, 𝑑}. Diberikan himpunan 𝐸 = {π‘Ž, 𝑏}, 𝐷 = {𝑐, 𝑑} dengan 𝐷, 𝐸 ∈ π’Ÿ dan π’Ÿ = βˆ…, π‘Ž, 𝑏 , 𝑐, 𝑑 , 𝑋 , akan dibuktikan 𝐷 ⊍ 𝐸 ∈ π’Ÿ.

Perhatikan bahwa 𝐷, 𝐸 ∈ π’Ÿ, 𝐷⋂𝐸 = π‘Ž, 𝑏 β‹‚ 𝑐, 𝑑 = βˆ…, karena irisan dari himpunan 𝐷 dan himpunan 𝐸 adalah himpunan kosong, maka disjoint union dari himpunan 𝐸 dan 𝐷 elemen dari sistem Dynkin π’Ÿ yaitu 𝐷⨃𝐸 = π‘Ž, 𝑏, 𝑐, 𝑑 = 𝑋 ∈ π’Ÿ dan βˆ… ∈ π’Ÿ.

3.3 Sistem Dynkin Terkecil

Pada teorema 2.5.4 telah dibuktikan bahwa dalam sembarang Οƒ-aljabar terdapat Οƒ-aljabar terkecil dan ternyata hal ini juga berlaku pada sistem Dynkin yang akan dibuktikan pada proposisi di bawah.

Proposisi 3.1 Diberikan sistem himpunan 𝒒 βŠ‚ 𝒫 𝑋 , terdapat sistem Dynkin

terkecil 𝛿(𝒒) yang memuat 𝒒. Sehingga 𝛿(𝒒) dikatakan sistem Dynkin yang

diperumum oleh 𝒒 dan juga 𝒒 βŠ‚ 𝛿(𝒒) βŠ‚ 𝜎(𝒒). Bukti:

Misalkan π’Ÿ ={ ℬ | ℬ sistem Dynkin yang memuat 𝒒}. Dibentuk π’œ = ⋂ℬ, ℬ ∈ π’Ÿ. Dari definisi sistem Dynkin, Jika 𝐴 ∈ ℬ maka 𝐴𝐢 ∈ ℬ, untuk setiap ℬ ∈ π’Ÿ, karena π’œ = ⋂ℬ maka 𝐴 ∈ π’œ dan 𝐴𝐢 ∈ π’œ. Jika π΄π‘˜ ∈ ℬ, βˆ€π‘˜ ∈ β„• maka βŠπ‘˜βˆˆβ„•π΄π‘˜ ∈ ℬ, karena π’œ = ⋂ℬ maka β¨ƒπ‘˜βˆˆβ„•π΄π‘˜ ∈ π’œ. Jadi π’œ adalah sistem Dynkin yang memuat 𝒒, π’œ dapat di lambangkan dengan 𝛿(𝒒). Jika Οƒ(𝒒) adalah sembarang sistem Dynkin yang memuat 𝒒, maka Οƒ(𝒒) ∈ π’Ÿ sehingga 𝛿(𝒒) βŠ‚

35

Hal ini penting untuk mengetahui ketika sistem Dynkin sudah menjadi Οƒ-Aljabar.

Contoh:

Diberikan himpunan 𝒒 = {𝑏} dan himpunan kuasa

𝒫 𝑋 = {βˆ…, π‘Ž , 𝑏 , 𝑐 , π‘Ž, 𝑏 , π‘Ž, 𝑐 , 𝑏, 𝑐 , {π‘Ž, 𝑏, 𝑐}} dengan himpunan semesta 𝑋 = {π‘Ž, 𝑏, 𝑐} diketahui 𝒒 βŠ‚ 𝒫 𝑋 , maka terdapat sistem Dynkin terkecil yang memuat 𝒒.

Bukti:

Misalkan sistem Dynkin yang memuat 𝒒 adalah 𝛿(𝒒), sesuai definisi sistem Dynkin, keluarga 𝛿 𝒒 harus memenuhi 3 aksioma, yaitu:

(1). Menurut aksioma pertama 𝛿(𝒒) harus memuat himpunan 𝑋 dan himpunan kosong βˆ… .

(2). Menurut definisi sistem Dynkin aksioma kedua, setiap elemen himpunan-himpunan pada 𝛿 𝒒 , komplemennya juga elemen dari keluarga 𝛿(𝒒). Diketahui 𝒒 = 𝑏 ∈ 𝛿(𝒒) maka 𝒒𝐢 = π‘Ž, 𝑐, 𝑑 ∈ 𝛿(𝒒).

(3). Ambil himpunan 𝑏 , π‘Ž, 𝑐, 𝑑 ∈ 𝛿(𝒒), diketahui himpunan 𝑏 dan π‘Ž, 𝑐, 𝑑 adalah himpunan-himpunan yang saling asing, maka aksioma ketiga pada definisi sistem Dynkin secara otomatis telah berlaku yaitu 𝑏 ∩ π‘Ž, 𝑐, 𝑑 = βˆ… dan 𝑏 βˆͺ π‘Ž, 𝑐, 𝑑 = π‘Ž, 𝑏, 𝑐, 𝑑 = 𝑋 ∈ 𝛿(𝒒). Diperoleh sistem Dynkin 𝛿(𝒒) yaitu:

𝛿(𝒒) = βˆ…, 𝑏 , π‘Ž, 𝑐, 𝑑 , 𝑋 dengan himpunan semesta 𝑋 = {π‘Ž, 𝑏, 𝑐, 𝑑} dan 𝒒 βŠ‚ 𝛿(𝒒). Dengan demikian diperoleh 𝛿(𝒒) sistem Dynkin terkecil yang memuat 𝒒.

36

3.4 β‹‚-Stabil Sistem Dynkin

Sistem Dynkin jika dipandang dari ketiga aksiomanya hampir sama dengan Οƒ-aljabar namun sistem Dynkin anggotanya adalah himpunan-himpunan yang saling asing, tapi bisa saja sistem Dynkin termasuk Οƒ-aljabar jika dan hanya jika sistem Dynkin termasuk irisan stabil yang berhingga.

Lema 3.1 Sistem Dynkin π’Ÿ juga temasuk Οƒ-Aljabar jika dan hanya jika π’Ÿ irisan

stabil yang berhingga (β‹‚-stabil). Bukti:

Menurut Rene (2005:32) irisan stabil yang berhingga (β‹‚-stabil) pada sistem Dynkin yaitu untuk sembarang dua himpunan 𝐸, 𝐷 ∈ π’Ÿ maka irisan dari himpunan 𝐸 dan 𝐷 juga elemen dari sistem Dynkin π’Ÿ. Secara simbolik dapat ditulis

𝐷, 𝐸 ∈ π’Ÿ β†’ 𝐷 ∩ 𝐸 ∈ π’Ÿ

Pada uraian di atas telah dijelaskan β‹‚-stabil, tetapi hanya diterapkan pada dua himpunan. Karena β‹‚-stabil membahas tentang operasi irisan yang berhingga, maka operasi tersebut dapat diperluas untuk tiga himpunan atau lebih dengan menggunakan sifat assosiatif. Ambil 𝐷, 𝐸, 𝐹 ∈ π’Ÿ maka 𝐷 ∩ 𝐸 ∩ 𝐹 = (𝐷 ∩ 𝐸) ∩ 𝐹 ∈ π’Ÿ selanjutnya operasi irisan tersebut ditulis dengan menghilangkan tanda kurung, yaitu 𝐷 ∩ 𝐸 ∩ 𝐹 = 𝐷 ∩ 𝐸 ∩ 𝐹 = 𝐷 ∩ 𝐸 ∩ 𝐹, jika operasi irisan tersebut dilakukan berulang dengan memperluas sifat assosiatif kepada sejumlah himpunan yang banyaknya berhingga sesuai definisi β‹‚-stabil yang termuat dalam kelas himpunan 𝐷𝑖 π‘–βˆˆπΌ dengan 𝐼 = {1,2,3, … , 𝑛} maka didefinisikan β‹‚-stabil yang diperumum sebagai berikut:

37 𝐷𝑖 π‘–βˆˆπΌ ∈ π’Ÿ β†’ β‹‚ π·π‘–βˆˆπΌ 𝑖 ∈ π’Ÿ dengan 𝐼 = {1,2,3, … , 𝑛}

(β†’). Diketahui sistem Dynkin π’Ÿ termasuk Οƒ-Aljabar, akan dibuktikan sistem

Dynkin π’Ÿ adalah β‹‚-stabil: 𝐷𝑖 π‘–βˆˆπΌ ∈ π’Ÿ β†’ β‹‚ π·π‘–βˆˆπΌ 𝑖 ∈ π’Ÿ dengan 𝐼 = {1,2,3, … , 𝑛}. Untuk membuktikannya ambil sebarang 𝐷𝑖 ∈ π’Ÿ untuk setiap 𝑖 ∈ 𝐼, karena sistem Dynkin π’Ÿ adalah Οƒ-Aljabar, maka dapat menggunaka definisi Οƒ-Aljabar aksioma kedua yaitu:

𝐷𝑖 ∈ π’Ÿ β†’ 𝐷𝑖𝐢 ∈ π’Ÿ

Selanjutnya digunakan definisi aljabar aksioma ketiga: 𝐷𝑖𝐢

π‘–βˆˆπΌ βŠ‚ π’Ÿ β†’ 𝐷𝑖𝐢 ∈ π’Ÿ

π‘–βˆˆπΌ

Digunakan kembali definisi aljabar aksioma kedua:

𝐷𝑖𝐢 ∈ π’Ÿ π‘–βˆˆπΌ β†’ 𝐷𝑖𝐢 π‘–βˆˆπΌ 𝐢 ∈ π’Ÿ

dengan menggunakan hukum de Morganβ€Ÿs yang diperumum maka persamaan ⋃ 𝐷𝑖𝐢 π‘–βˆˆπΌ 𝐢 menjadi: 𝐷𝑖𝐢 π‘–βˆˆπΌ = 𝐷𝑖 π‘–βˆˆπΌ 𝐢 ∈ π’Ÿ 𝐷𝑖𝐢 π‘–βˆˆπΌ 𝐢 = 𝐷𝑖 π‘–βˆˆπΌ 𝐢 𝐢 = 𝐷𝑖 π‘–βˆˆπΌ ∈ π’Ÿ sehingga diperoleh: 𝐷𝑖𝐢 π‘–βˆˆπΌ 𝐢 = 𝐷𝑖 π‘–βˆˆπΌ ∈ π’Ÿ

38

Dengan demikian terbukti bahwa sistem Dynkin yang termasuk Οƒ-aljabar adalah β‹‚-stabil.

(←). Diketahui sistem Dynkin π’Ÿ adalah irisan stabil yang berhingga (β‹‚-stabil): 𝐷𝑖 π‘–βˆˆπΌ ∈ π’Ÿ β†’ β‹‚ π·π‘–βˆˆπΌ 𝑖 ∈ π’Ÿ dengan 𝐼 = {1,2,3, … , 𝑛}. Akan dibuktikan apakah π’Ÿ juga Οƒ-aljabar.

Definisi sistem Dynkin aksioma pertama: 𝑋 ∈ π’Ÿ

hal ini juga belaku pada definisi Οƒ-aljabar aksioma pertama. Selanjutnya definisi sistem Dynkin aksioma kedua:

𝐷 ∈ π’Ÿ β†’ 𝐷𝐢 ∈ π’Ÿ

untuk Οƒ-aljabar aksioma kedua juga berlaku hal tersebut. Selanjutnya untuk membuktikan aksioma ketiga pada Οƒ-aljabar, diketahui sistem

Dynkin adalah β‹‚-stabil, yaitu:

𝐷𝑖 π‘–βˆˆπΌβˆˆ π’Ÿ β†’ β‹‚ π·π‘–βˆˆπΌ 𝑖 ∈ π’Ÿ dengan 𝐼 = 1,2,3, … , 𝑛 Menurut sistem Dynkin aksioma kedua:

𝐷𝑖 π‘–βˆˆπΌ ∈ π’Ÿ β†’ 𝐷𝑖 π‘–βˆˆπΌ 𝐢 ∈ π’Ÿ.

Selanjutnya dengan menggunakan hukum de Morganβ€Ÿs yang di perumum diperoleh: 𝐷𝑖 π‘–βˆˆπΌ 𝐢 = 𝐷𝑖𝐢 π‘–βˆˆπΌ ∈ π’Ÿ 𝐷𝑖 π‘–βˆˆπΌ 𝐢 𝐢 = 𝐷𝑖𝐢 π‘–βˆˆπΌ 𝐢 ∈ π’Ÿ

39 𝐷𝑖 π‘–βˆˆπΌ = 𝐷𝑖𝐢 π‘–βˆˆπΌ 𝐢 ∈ π’Ÿ menurut definisi sistem Dynkin aksioma kedua:

𝐷𝑖𝐢 π‘–βˆˆπΌ 𝐢 ∈ π’Ÿ β†’ 𝐷𝑖𝐢 π‘–βˆˆπΌ ∈ π’Ÿ

karena 𝐷𝑖𝐢 ∈ π’Ÿ β†’ 𝐷𝑖𝐢 𝐢 = 𝐷𝑖 ∈ π’Ÿ untuk 𝐼 = 1,2,3, … , 𝑛 . Sehingga aksioma ketiga Οƒ-aljabar berlaku:

𝐷𝑖 π‘–βˆˆπΌ ∈ π’Ÿ β†’ 𝐷𝑖

π‘–βˆˆπΌ

∈ π’Ÿ

Terbukti bahwa sistem Dynkin yang β‹‚-stabil (irisan stabil berhingga)

termasuk Οƒ-aljabar.

Contoh:

(1). Diberikan sistem Dynkin π’Ÿ = βˆ…, π‘Ž , 𝑏, 𝑐 , 𝑋 , π’Ÿ βŠ‚ 𝒫 𝑋

dengan himpunan semesta 𝑋 = π‘Ž, 𝑏, 𝑐 dan himpunan kuasa 𝒫 𝑋 = βˆ…, π‘Ž , 𝑏 , 𝑐 , π‘Ž, 𝑏 , π‘Ž, 𝑐 , 𝑏, 𝑐 , 𝑋 . Akan dibuktikan sistem Dynkin π’Ÿ termasuk Οƒ-aljabar.

Bukti:

Untuk membuktikan keluarga sistem Dynkin π’Ÿ termasuk Οƒ-aljabar cukup dengan membuktikan sistem Dynkin π’Ÿ termasuk β‹‚-stabil yaitu:

Ambil π‘Ž , 𝑏, 𝑐 ∈ π’Ÿ dan π‘Ž ∩ 𝑏, 𝑐 = βˆ… ∈ π’Ÿ. Maka terbukti sesuai definisi β‹‚-stabil: 𝐷, 𝐸 ∈ π’Ÿ β†’ 𝐷 ∩ 𝐸 ∈ π’Ÿ. Dapat disimpulkan bahwa sistem

40

(2). Diberikan sistem Dynkin yang termasuk Οƒ-aljabar yaitu π’Ÿ = βˆ…, 𝐷, 𝐷𝐢, 𝑋 dengan sembarang himpunan semesta 𝑋 dan himpunan kuasa 𝒫 𝑋 . Akan dibuktikan sistem Dynkin π’Ÿ adalah β‹‚-stabil: 𝐷, 𝐸 ∈ π’Ÿ β†’ 𝐷 ∩ 𝐸 ∈ π’Ÿ.

Bukti:

Ambil sebarang 𝐷, 𝐷𝐢 ∈ π’Ÿ dan 𝐷 ∩ 𝐷𝐢 = βˆ…, diketahui βˆ… ∈ π’Ÿ. Terbukti sistem Dynkin π’Ÿ adalah β‹‚-stabil.

Lema 3.1 di atas tidak berlaku untuk sistem Dynkin yang diperumum oleh 𝒒. Teorema berikutnya adalah teorema yang penting untuk memperluas Lema 3.1 ke dalam aturan yang lebih baik untuk sistem Dynkin yang diperumum oleh 𝒒.

Teorema 3.1 Jika 𝒒 βŠ‚ 𝒫 𝑋 irisan stabil yang berhingga (β‹‚-stabil), maka 𝛿 𝒒 = 𝜎(𝒒).

Bukti:

Untuk membuktikan 𝛿 𝒒 = 𝜎(𝒒) harus menunjukkan 𝛿 𝒒 βŠ‚ 𝜎(𝒒) dan 𝜎(𝒒) βŠ‚ 𝛿 𝒒 . Dari proposisi 3.1 Telah diperoleh 𝛿 𝒒 βŠ‚ 𝜎(𝒒). Sekarang akan ditunjukkan bahwa 𝜎 𝒒 βŠ‚ 𝛿 𝒒 , jika 𝜎 𝒒 Οƒ-aljabar yang memuat 𝒒, dengan 𝜎 𝒒 ∈ π’œ. Maka 𝜎 𝒒 adalah Οƒ-aljabar yang diperumum oleh 𝒒. Misalkan 𝛿 𝒒 sembarang Οƒ-aljabar yang memuat 𝒒, maka 𝛿 𝒒 ∈ π’œ sehingga 𝜎 𝒒 βŠ‚ 𝛿 𝒒 . Dengan demikian terbukti bahwa 𝛿 𝒒 = 𝜎(𝒒).

Diketahui 𝛿 𝒒 adalah ∩-stabil sesuai dengan yang ditunjukkan Lema 3.1. Untuk memperbaiki 𝐷 ∈ 𝛿 𝒒 dan memperkenalkan keluarga

π’Ÿπ· = 𝑄 βŠ‚ 𝑋 ∢ 𝑄 ∩ 𝐷 ∈ 𝛿 𝒒 .

Memeriksa π’Ÿπ· sistem Dynkin: untuk definisi Dynkin aksioma 1 jelas benar., dan untuk definisi Dynkin aksioma 2: mengambil 𝑄 ∈ π’Ÿπ· maka

41

π‘„πΆβˆ© 𝐷 = 𝑄𝐢βˆͺ 𝐷𝐢 ∩ 𝐷 = 𝑄 ∩ 𝐷 𝐢∩ 𝐷 = 𝑄 ∩ 𝐷 ⨃𝐷𝐢 𝐢, 𝑄 ∩ 𝐷 ∈ 𝛿 𝒒 , 𝐷𝐢 ∈ 𝛿 𝒒

dan disjoint unions dari himpunan 𝛿 𝒒 masih element dari 𝛿 𝒒 . Sehingga 𝑄𝐢 ∈ π’Ÿπ·, jadi definisi sistem Dynkin aksioma 2 terbukti selanjutnya untuk membuktikan definisi sistem Dynkin aksioma 3: diberikan 𝑄𝑗 𝑗 βˆˆβ„• suatu urutan himpunan-himpunan yang saling asing dari keluarga π’Ÿπ·. Menurut definisi, 𝑄𝑗 ∩ 𝐷 𝑗 βˆˆβ„• adalah urutan beririsan di 𝛿 𝒒 dan untuk sistem Dynkin 𝛿 𝒒

𝑄𝑗

𝑗 βˆˆβ„•

∩ 𝐷 = (𝑄𝑗

𝑗 βˆˆβ„•

∩ 𝐷) ∈ 𝛿 𝒒 , yang berarti bahwa ⨃𝑗 βˆˆβ„•π‘„π‘— ∈ π’Ÿπ·.

Karena 𝒒 ∈ 𝛿 𝒒 dan 𝒒 adalah ∩-stabil, didapatkan 𝒒 ∈ π’ŸπΊ untuk setiap 𝐺 ∈ 𝒒. Tapi π’ŸπΊ sistem Dynkin jadi 𝛿 𝒒 βŠ‚ π’ŸπΊ untuk setiap 𝐺 ∈ 𝒒. Akibatnya, jika 𝐷 ∈ 𝛿 𝒒 , 𝐺 ∈ 𝒒 didapatkan 𝛿 𝒒 βŠ‚ π’ŸπΊ dan definisi paling tepat dari π’ŸπΊ yaitu:

𝐺 ∩ 𝐷 ∈ 𝛿 𝒒 βˆ€ 𝐺 ∈ 𝒒, βˆ€π· ∈ 𝛿 𝒒 jadi 𝒒 βŠ‚ π’Ÿπ· βˆ€π· ∈ 𝛿 𝒒

dan 𝛿 𝒒 βŠ‚ π’Ÿπ· βˆ€π· ∈ 𝛿 𝒒 .

Ini hanya untuk mengatakan bahwa 𝛿 𝒒 adalah irisan stabil yang berhingga (β‹‚-stabil) dengan 𝐷 ∈ 𝛿 𝒒 . Menurut lema 3.1 𝛿 𝒒 adalah Οƒ-aljabar.

Contoh:

Diberikan himpunan 𝒒 = {𝑏, 𝑐} dan himpunan kuasa 𝒫 𝑋 = βˆ…, π‘Ž , 𝑏 , 𝑐 , π‘Ž, 𝑏 , π‘Ž, 𝑐 , 𝑏, 𝑐 , π‘Ž, 𝑏, 𝑐 dengan himpunan semesta 𝑋 =

42 {π‘Ž, 𝑏, 𝑐} diketahui 𝒒 βŠ‚ 𝒫 𝑋 , jika keluarga yang memuat 𝒒 adalah irisan stabil yang terbatas maka ada keluarga 𝜎(𝒒) dan 𝛿 𝒒 yang memuat 𝒒 adalah keluarga yang sama 𝜎 𝒒 = 𝛿 𝒒 .

Bukti:

Sistem Dynkin yang memuat 𝒒 = {𝑏, 𝑐}, sesuai definisi aksioma pertama harus memuat 𝑋 dan βˆ…, sehingga 𝑋, βˆ… ∈ 𝜎 𝒒 dan 𝑋, βˆ… ∈ 𝛿 𝒒 . Aksioma kedua yaitu untuk 𝒒 = {𝑏, 𝑐} ∈ 𝜎 𝒒 dan 𝒒 = {𝑏, 𝑐} ∈ 𝛿 𝒒 maka 𝒒𝐢 = π‘Ž ∈ 𝜎 𝒒 , 𝛿 𝒒 . Untuk aksioma ketiga karena 𝒒 dan 𝒒𝐢 adalah himpunan yang saling maka secara otomatis aksioma ketiga berlaku. Jadi terbukti bahwasannya 𝜎 𝒒 = 𝛿 𝒒 = βˆ…, π‘Ž , 𝑏, 𝑐 , 𝑋 .

Dalam dokumen Sistem Dynkin dan sifat-sifatnya (Halaman 49-57)

Dokumen terkait