• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Informasi Geografis

BAB II. LANDASAN TEORI

B. Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografis (SIG) diartikan sebagai sistem informasi yang

digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memangggil kembali, mengolah,

menganalisis dan menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospatial, untuk

mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan

lahan, sumber daya alam, lingkungan transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan

umum lainnya (Prahasta, 2003).

SIG dapat juga dikatakan sebagai suatu alat yang telah terkomputerisasi untuk

pemetaan dan penganalisaan sesuatu yang ada dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di

muka bumi. SIG mengintegrasikan berbagai operasi basis data seperti query dan

analisa statistik, dengan visualisasi dan manfaat analisis geografis tingkat pendapatan

secara unik melalui pemetaan atau menggunakan peta. Kemampuan inilah yang

membedakan SIG dengan sistem informasi lain dan membuatnya berharga atau

bermanfaat untuk menjelaskan kejadian atau peristiwa, memprediksikan pengeluaran

dan pendapatan, serta perencanaan strategis dengan jangkauan yang luas.

Pembuatan peta dan analisis geografis sebenarnya bukanlah hal yang baru.

Akan tetapi SIG memanfaatkan serta melaksanakan tugas-tugas tersebut lebih cepat

dan lebih baik dari pada metode-metode yang telah ada sebelumnya. Sebelum adanya

SIG, hanya sedikit yang mempunyai kemampuan untuk menggunakan informasi

geografis untuk membantu pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah.

Namun teknologi ini berkembang pesat dalam dua dasawarsa terakhir dan kini

Sistem Komputer

Pengguna Data

Geospatial

SIG adalah sistem yang memiliki beberapa komponen penyusun, memiliki

karakteristik tersendiri, memiliki subsistem untuk pendukung pengambilan

keputusan, dan memilki kemampuan yang tidak dimiliki sistem yang lain.

1. Komponen SIG

Gambar 2.1 Komponen Utama dalam SIG (Sumber: www.geografiana.com)

Komponen utama SIG adalah sistem komputer, data geospatial dan

pengguna, seperti diperlihatkan pada Gambar 2.1. Sistem komputer SIG

terdiri dari perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) dan

prosedur untuk penyusunan pemasukkan data, pengolahan, analisis,

permodelan (modelling), dan penyajian Data Geospatial. Sumber-sumber

Data Geospatial adalah survey di lapangan (seperti : pengukuran,

pengambilan contoh, survey fisik, dst), peta publikasi (seperti : peta

pariwisata, topografi, geologi, kehutanan, kadaster, dst), citra penginderaan

jauh (seperti : foto udara, foto satelit, dst), dan data statistik (seperti : data

sensus penduduk, catatan lapangan,dst). Data Geospatial dibedakan menjadi

tematik/data non-spasial) (lihat Gambar 2.2). Sedangkan fungsi pengguna

adalah sebagai sumber daya manusia yang memilih informasi, menganalisa,

merancang, mengelola dan menerapkan SIG menggunakan Data Geospatial

yang tersedia dengan bantuan fasilitas sistem komputer SIG yang memadai.

Sehingga dapat menghasilkan SIG yang baik.

Gambar 2.2 Konsep Data Geospatial (Sumber : www.geografiana.com)

Data grafis (spasial) mempunyai 3 elemen, yaitu titik, garis dan polygon,

yang disajikan dalam bentuk format data vektor ataupun format data raster,

2. Karakteristik SIG

Beberapa karakteristik yang terdapat dalam SIG diantaranya :

a. Merupakan hasil pengembangan perangkat lunak dan perangkat keras

untuk tujuan pemetaan, sehingga fakta wilayah dapat disajikan dalam

satu sistem berbasis komputer.

b. Melibatkan ahli geografi, informatika, dan komputer, serta penggunaan

aplikasi yang terkait.

c. Masalah dalam pengembangan meliputi : cakupan, kualitas dan standar

data, struktur, model dan visualisasi data, koordinasi kelembagaan dan

etika, pendidikan, sistem cerdas dan sistem pengambilan keputusan serta

penerapannya.

d. Perbedaannya dengan sistem informasi lainnya, yaitu data dikaitkan

dengan letak geografis, dan terdiri dari data tekstual maupun data

spasial.

e. Bukan hanya sekedar pengubahan peta konvensional (tradisional) ke

bentuk peta digital untuk kemudian disajikan kembali, tetapi juga

mampu mengumpulkan, menyimpan, mentransformasikan,

menampilkan, memanipulasi, memadukan, dan menganalisis data

spasial dari fenomena geografis suatu wilayah.

f. Mampu menyimpan data dasar yang dibutuhkan untuk penyelesaian

suatu masalah, contohnya penyelesaian masalah perubahan iklim

SIG Manipulasi dan

Analisis Data

Manajemen Data

INPUT DATA Output

dan kondisi awan. Data dasar biasanya dikumpulkan secara berkala

dalam kurun waktu jangka panjang.

g. Keunggulan SIG : penyimpanan data dan presentasinya dipisahkan.

Sehingga data dapat dipresentasikan dalam berbagai cara dan bentuk.

h. Proses pembuatan peta menggunakan SIG lebih fleksibel dari pada

proses manual atau menggunakan pendekatan pemetaan otomatis.

Sehingga memungkinkan manipulasi peta yang lebih baik dengan skala

yang bebas (Prahasta,2003).

3. Subsistem SIG

SIG terdiri dari empat subsistem, yaitu seperti pada Gambar 2.3 dibawah

ini.

Gambar 2.3 Subsistem SIG (Yousman, 2004)

a. Subsistem Masukan (input). Subsistem ini bertugas mengumpulkan serta mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber.

Subsistem ini juga bertanggungjawab menyediakan data yang siap untuk

terestris, fotogrametri, digitasi, scanner, dsb. Dan menghasilkan output

berupa peta, citra dan visualisasi gambar yang lainnya.

b. Subsistem Manajemen. Subsistem ini mendistribusikan data spasial maupun atribut ke dalam sistem basis data, sedemikian rupa sehingga

data spasial tersebut mudah dicari dan di-update.

c. Subsistem Manipulasi dan Analisis. Subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu

subsistem ini juga melakukan pengolahan dan pemodelan data untuk

menghasilkan informasi yang diharapkan, menggunakan metode digitasi

untuk data vektor, dan metode overlay untuk data raster.

d. Subsistem Keluaran (output). Subsistem ini menampilkan atau menyajikan informasi dari seluruh atau sebagian basis data, baik dalam

bentuk softcopy, maupun hardcopy, dalam bentuk tabel, grafik, peta,

atau format lainnya (Yeyep Yousman, 2004).

4. Kemampuan SIG

SIG dapat merepresentasikan dunia nyata ke dalam tampilan monitor

komputer, seperti lembaran peta dapat merepresentasikan dunia nyata di atas

kertas. Tetapi SIG lebih fleksibel dari pada peta kertas. Peta merupakan

representasi grafis dari dunia nyata. Objek-objek yang direpresentasikan di

atas peta disebut unsur peta/map features (contohnya : sungai, taman, jalan,

lokasi-lokasinya, peta sangat baik dalam memperlihatkan hubungan/relasi yang

dimiliki oleh unsur-unsurnya.

Peta menggunakan titik, garis, dan polygon dalam merepresentasikan

obyek-obyek dunia nyata. Peta juga menggunakan simbol-simbol grafis dan

warna untuk membantu dalam mengidentifikasikan unsur-unsurnya. Skala

peta menentukan ukuran dan bentuk representasi unsur-unsurnya.

SIG menyimpan semua informasi deskriptif unsur-unsurnya sebagai

atibut-atribut di dalam basis data. Kemudian SIG membentuk dan menyimpannya

di dalam tabel-tabel. Setelah itu SIG menghubungkan unsur-unsur di atas

dengan tabel-tabel yang bersangkutan.

Namun kekuatan SIG yang sebenarnya terletak pada kemampuannya untuk

menganalisa dan mengolah data dengan volume yang besar. Pengetahuan

mengenai bagaimana cara mengekstraksi dan bagaimana menggunakannya

merupakan kunci analisis dalam SIG.

Kemampuan analisis berdasarkan aspek spasial yang dapat dilakukan oleh

SIG diantaranya :

a. Klasifikasi, yaitu mengelompokan data spasial menjadi data spasial yang baru.

b. Overlay, yaitu menganalisis dan mengintegrasikan dua atau lebih data spasial yang berbeda.

c. Networking, yaitu analisis yang bertitik tolak pada jaringan yang terdiri dari garis-garis dan titik-titik yang saling terhubung, yang sering

digunakan di berbagai bidang.

d. Buffering, yaitu analisis yang akan menghasilkan buffer yang bisa

berbentuk lingkaran atau polygon yang melingkupi suatu objek sebagai

pusatnya, sehingga kita bisa mengetahui beberapa parameter objek dan

luas wilayahnya. Buffering dapat digunakan untuk menentukan jalur

hijau, menggambarkan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), mengetahui

daerah yang terjangkau telepon selular.

e. Analisis 3 Dimensi (3D), analisis ini sering digunakan untuk memudahkan pemahaman, karena data divisualisasikan dalam bentuk 3

dimensi.

Dokumen terkait