• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN ANALISA PENELITIAN

4.5 Analisis Deskriptif Hasil Penelitian

4.5.3 Sistem Jejaring Indomaret

Pengelola jaringan Indomaret adalah pelaku usaha yang melakukan kegiatan usaha melalui satu kesatuan manajemen dan sistem pendistribusian barang ke outlet yang merupakan jaringannya. Pemasok adalah pelaku usaha yang secara teratur memasok kepada Toko Modern dengan tujuan untuk dijual kembali melalui kerjasama usaha. Jaringan toko melalui metode yang terstruktur dan menggali semua potensi yang mungkin untuk menjamin pertumbuhan yang sehat. Menciptakan proses kerja yang terintegrasi di antara fungsi-fungsi dalam organisasi dan secara terus-menerus meningkatkan kapabilitas sumber daya manusia secara teratur. Selain itu, proses kerja sama tersebut dapat membangun simbiosis mutualisme antara pemasok (suplier) dengan waralaba Indomaret. Artinya pemasok (suplier) dan pihak Indomaret adalah salah satu bagian penting dalam mata rantai bisnis ritel.

Hubungan ritel modern dengan supplier adalah hubungan kerja sama bisnis yang saling membutuhkan dan saling menguntungkan. Indomaret membutuhkan barang yang cepat dengan harga yang bersaing, sedangkan supplier ingin agar barang dagangannya dibeli. Indomaret sebagai ritel modern yang berjaringan memiliki bagian pembelian secara terpusat yang selanjutnya didistribusikan ke setiap toko. Namun, ada pula barang-barang yang dipasok supplier hanya didaftarkan di kantor pusat menyangkut item produk dan kode supplier-nya.

157

Dalam hal ini hubungan kerjasama yang terbangun atau terjalin yaitu antara pemasok dan ritel Indomaret dikelola oleh PT INDOMARCO PRISMATAMA Distribution Center yang berlokasi di Tanjung Morawa. Secara khusus yang menangani pasokan barang untuk wilayah Sumatera Utara akan dikendalikan oleh Distribution Center PT INDOMARCO PRISMATAMA.

Bekerja sama dengan 500 pemasok akan dapat memudahkan Indomaret dalam hal persediaan barang. Dengan kekuatan modal yang dimiliki kaum kapitalis dengan mudah dapat bekerjasama dengan berbagai sumber produksi, baik perusahaan nasional maupun internasional. Hal ini tentu saja dapat menghasilkan nilai lebih melalui produk tersebut. Apabila sebagian nilai-surplus diakumulasi, daya beli yang berkorespondensi dengannya digunakan untuk menambah alat-alat produksi dan perluasan ekonomi kapitalis. Terbukti ketika melihat perkembangan jumlah Indomaret yang semakin besar.

Semakin banyak kerja sama yang dibangun dengan pemasok barang, hal ini akan menimbulkan persaingan baru antara sesama pemasok tersebut. Hal ini akan berpengaruh kepada harga beli produk Indomaret dari pemasok. Hal ini turut mendukung proses akumulasi modal melalui keuntungan yang diperoleh Indomaret. Hal tersebut sesuai dengan pemikiran Karl Marx yang menyatakan bahwa persaingan itulah yang mendorong akhirnya terjadi akumulasi modal, konsentrasi perusahaan dalam mengembangkan usahanya (Prawironegoro, 2012). Pernyataan tersebut di dukung oleh seorang akademisi ekonomi salah seorang akademisi ekonomi yaitu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, yaitu Bapak Prof. Dr. Ramli, S.E, M.S, berikut pernyataan beliau :

“Dalam pasar persaingan bebas, semakin banyak distributor barang maka semakin banyak peluang dalam mengusai pangsa pasar. Hal ini tentunya merebut peluang pedagang konvensional seperti usaha eceran yang secara historisnya sudah berdagang. Hal inilah yang disebut hukum bisnis yang berlaku, dimana semakin banyak produsen yang menawarkan berbagai produk dan jasa yang lebih baik. Secara ekonomi hal inilah yang disebut pasar persaingan bebas, siapa yang mempunyai kekuatan modal yang besar” (Wawancara pada 27 April 2015).

Berdasarkan informasi dari pemasok, diketahui bahwa trading terms yang dibayar pemasok berada di kisaran 30-70% dari harga jual produk. Artinya para pemasok di tengah persaingan yang sangat ketat, berusaha meningkatkan efisiensinya sampai bisa memberikan potongan harga 30-70% dari harga jual. Ini tentu saja merupakan sebuah tekanan yang luar biasa bagi pemasok. (Positioning paper KPPU, 2012).

Gambaran hal tersebut dapat dilihat dari gambar berikut ini : Gambar 4.4

Rekonstruksi Terjadinya Retailer Surplus

Lebih jauh lagi, melihat jumlah Indomaret yang semakin bertambah tentunya akan sebanding dengan peningkatan pasokan barang yang akan disebarkan ke setiap gerai. Secara langsung memasok barang dalam jumlah yang

159

semakin banyak. Hal ini sesuai dengan pernyataan kepala Toko Indomaret, yaitu sebagai berikut :

“Indomaret sekali beli sampai MM, beli barang banyak. Apabila beli barang dalam jumlah yang banyak otomatis harganya lumayan murah dari supliernya. Kayak Walls sekali masuk 5 juta/hari ke setiap gerai. Indomaret tempat penjualan, sebenarnya pada intinya tempat penitipan. Tapi orang Indomaret dengan HPP. Untuk memperoleh/mencari untung Indomaret menjual lagi” (Hendri Hutagalung, 25 Maret 2015).

Ditambah Indomaret sebagai perusahaan tempat penitipan barang tentunya akan mendukung Indomaret dalam memperoleh keutungan yang lebih banyak lagi. Disamping dengan membangun kerja sama dengan pemasok tersebut, hal ini juga mempunyai makna tersediri yaitu menarik perhatian konsumen untuk berbelanja di Indomaret. Seperti yang dinyatakan oleh kepala Toko, yaitu :

“Indomaret tempat penjualan, sebenarnya pada intinya tempat penitipan. Tapi orang Indomaret membeli dengan Harga Pokok Penjualan (HPP). Untuk memperoleh/mencari untung Indomaret menjual lagi. Contohnya Indomaret membeli Gas elpiji seharga 150.000 dari perusahaan langsung, kemudian Indomaret menjualnya menjadi 180.000. barangnya di manajemen supaya bagaimana mendapat untung. Sama halnya dengan aqua gallon, Indomaret pada dasarnya penjualan jasa baru, barang langsung ke konsumen tanpa perantara. Perusahaan mensuplay barang ke Indomaret kemudian menjualnya kepada konsumen” (Hendri Hutagalung, 25 Maret 2015).

Gambar 4.5

Model Distribusi Barang dari Pemasok ke Indomaret

Sumber : Positioning Paper KPPU, 2012

Gambar diatas menunjukan jalinan kerja sama antara pemasok dengan ritel Indomaret, persaingan antara pemasok secara efektif dapat memberikan keuntungan bagi Indomaret. Selain itu, jalur distribusi yang singkat akan secara pasti akan meminimalkan harga jual dari distributor ke konsumen. Hal inilah yang menjadi kelebihan pelaku usaha ritel yaitu mendapatkan kesempatan membeli barang dari produsen langsung dengan harga yang lebih murah. Mata rantai barang yang pendek akan mempengaruhi harga jual suatu produk kepada konsumen akhir. Dari sistem distribusi tersebut tampak jelas, bahwa retailer mendapatkan barang atau produk dari beberapa rantai distribusi. Semakin banyak Efisiensi

Pemasok

Diserap Peritel

Diserap Oleh Konsumen Pemasok 1 Pemasok 2 Pemasok 3 Pemasok 4 Pemasok 6 Pemasok 5 PT INDOMARCO PRISMATAMA Indomaret Indomaret Indomaret Indomaret Indomaret Indomaret K O N S U M E N

161

rantai distribusi yang dilalui suatu barang sampai ke retailer, semakin mahal harga barang/produk tersebut. Akibatnya harga jual barang tersebut kepada konsumen juga semakin mahal. Sebaliknya semakin pendek mata rantai barang sampai ke retailer semakin murah harga barang/produk tersebut.

4.5.3.2 Jaringan Kerjasama Indomaret

Jaringan kerjasama juga terjadi dalam satu organisasi perusahaan, yaitu kerjasama antara Pihak PT INDOMARCO PRISMATAMA dengan seluruh gerai Indomaret. Keberadaan jaringan kerjasama sangat penting dalam membangun keberhasilan usaha. Dalam hal ini Indomaret membangun kerjasama dengan PT INDORMARCO PRISMATAMA sebagai pihak pengelola distribusi barang. Kerjasama tersebut mendukung efektivitas persediaan barang ke setiap gerai Indomaret. Seperti yang dinyatakan oleh kepala toko Indomaret, yaitu Hendri Hutagalung, berikut pernyataannya :

“...Jadi pihak Indomaret datang mengantar barang dengan enggunakan mobil Indomaret ke setiap gerai, akan tetapi uangnya diserahkan setiap penjualan barang yang laku, misalnya setelah selesai tutup buku harian seperti toko regular jam 22.00. Kemudian tenaga kerja menghitung slip penjualan, berapa yang harus disetor. Contohnya maksimalnya 20 juta setiap hari minimal 17 juta dan 18 juta” (Wawancara pada 25 Maret 2015).

Kerjasama yang telah terbangun dapat memaksimalkan keuntungan bagi pihak Indomaret, hal tersebut terjadi ketika seluruh keuntungan yang diperoleh dari setiap gerai diserahkan ke PT INDOMARCO PRISMATAMA. Artinya semakin banyak jumlah gerai Indomaret maka semakin banyak keuntungan yang terkonsentrasi ke pusat. Hal inilah yang mendukung terjadinya peningkatan

jumlah Indomaret. Seperti yang diungkapkan Coordinator Officer Distribution Center yaitu Muhammad Ilham, berikut pernyataannya :

“Pertumbuhan Indomaret semakin berkembang. Tetapi Sebenarnya Indomaret gak ada ruginya dan gak ada bangkrutnya karena dimana-mana Indomaret ada! Bayangkan 10 juta/hari bersih dikali 368 toko di Sumatera Utara. Satu hari menyetor duit ke kantor berapa itu ???” (Wawancara pada 20 April 2015).

Dalam tahap kompetitifnya, masing-masing perusahaan tumbuh dengan menghubungi biaya, mencari keuntungan yang lebih besar, dan menambah kapasitas investasi untuk mengeluarkan produk-produk yang secara essensial tidak dapat dibedakan dari produk-produk saingan, selalu dapat dijual dengan atau sedikit dibawah harga pasar yang sedang berlaku. Akan tetapi ketika sejumlah perusahaan berhasil maju dan tumbuh dan yang lainnya tertinggal di belakang dan tersingkir, maka rata-rata perusahaan dalam suatu industri menjadi demikian besar sehingga ia memperhitungkan dampak produksinya sendiri terhadap harga pasar.

Keuntungan-keuntungan memungkinkan pertumbuhan bahkan secara lebih cepat ketimbang di masa lalu, tetapi kebutuhan untuk mempertahankan monopoli mengharuskan suatu kebijaksanaan untuk menurunkan dan dengan berhati-hati mengatur ekspansi kapasitas produksi.

Dokumen terkait