Klasifi kasi Tanah
3.2. SISTEM KLASIFIKASI TANAH
Ada tiga macam sistem klasifikasi tanah , yaitu:
1 .
Sistem klasifikasi berdasarkan persentase susunan butir tanah (Te x tural classification system). Seperti diketahui bahwa di alam ini tanah terdiri dari susunan butir-butir antara lain: Pasir, lumpur dan lempung yang persentasenya berlainan.Klasifikasi tekstur ini dikembangkan oleh departemen Pertanian Amerika Serikat (U.S. Department of Agriculture) dan deskripsi batas batas susunan butir tanah di bawah sistem U . S . D.A. Kemudian dikembangkan lebih lanjut dan digunakan untuk pekerjaaan jalan raya yang lebih dikenal dengan klasifikasi tanah berdasarkan persentase susunan butir tanah oleh U.S. Public Roads Administration.
Untuk lebih jelasnya lihat gambar
3.1 .
30 40
% Lumpur (Silt)
silly loam
60 70
Contoh pemakaian:
-Suatu contoh tanah terdiri dari campuran butir-butir:
20%
pasir,30%
lumpur dan
50%
lempung.Termasuk jenis apa contoh tanah tersebut, jika diklasifikasikan dengan diagram tekstur?
Penyelelesaian:
Ambil titik-titik:
20
pasir,30
lumpur dan50
lempung.Dari titik-titik tersebut termasuk tanah lempung (clay) lihat gambar
3.1 .
Jika susunan tanah terdiri dari:
20%
kerikil,1 0
pasir,30%
lumpur dan40%
lempung, maka penyelesaiannya sebagai berikut: Pasir =% pasir x1 00% 1 0
=x1 00%
=1 2,50%
1 00 - % Kerikil 1 00 - 20
% Lum pur 30
Lumpur =1 00 - % Kerikil x1 00%
=x1 00%
=37,50%
1 00 - 20
% Lem pung 40
- Lempung =x1 00%
=x1 00%
=50,00%
1 00 - % Kerik il 1 00 - 20
Dengan cara yang sama, maka akan dapat diketahui jenis tanahnya.
2.
Klasifikasi sistem kesatuan tanah (Unified soil classification system).Sistem klasifikasi berdasarkan hasil-hasil percobaan laboratorium yang paling banyak dipakai secara meluas adalah sistem klasifikasi kesatuan tanah. Percobaan laboratorium yang dipakai adalah analisis ukuran butir dan batas-batas Atterberg. Semua tanah diberi dua huruf penunjuk berdasarkan hasil-hasil percobaan ini.
Ada dua golongan besar tanah-tanah yang berbutir kasar,
< 50%
melalui ayakan No.200
dan tanah-tanah berbutir halus> 50%
melalui ayakanNo.
200.
Tanah-tanah berbutir halus kemudian diklasifikasikan atas dasar plasti sitasnya dan kadar persenyawaan organiknya. Dalam hal ini ukuran butir bukan merupakan dasar yang menentukan pembagiannya. Sistem ini yang pada awalnya dikembangkan untuk pembangunan la pangan terbang, diuraikan oleh Casagrande
(1 948).
la telah dipakai sejak tahun1 942,
tetapi diubah sedikit pada tahun1 952
agar dapat terpakai pada konstruksi bendungan dan konstruksi-konstruksi lainnya. Huruf-huruf yang dipakai untuk tanah-tanah berbutir halus adalah sebagai berikut:� � � "' Cll � (/) t5 <1l a: (/) <1l (ii ea Huruf pertama: 0 = Organik (organic) C = Lempung (clay) M = Lumpur/lanau (mud/silt) Huruf kedua:
H = Bats cair tinggi
(Hight liquid limit)
L = Batas cair rendah
(Low liquid limit)
Dengan mengkombinasikan huruf pertama dan kedua, maka enam kelompok yaitu: OH, OL, CH, CL, MH dan ML. Klasifikasi ke dalam golongan lanau dan lempung dilakukan dengan menggunakan Dia gram plastisitas (Plasticity chart) seperti terlihat pada Gb.
3.2.
Dia gram ini merupakan grafik hubungan antara PI. dan L.L. Dalam hal ini digambarkan sebuah garis diagonal yang disebut garis A dan satu garis tegak lurus yang ditarik pada batas cair =50%.
100 80 60 40 20 CL-ML CL ML dan OL CH MH dan OH 20 40 60 80 1 00 120 1 40 1 60 1 80 200
Batas Cair (Liquid limit) Huruf pertama
M = lanau (silt) C = lempung (clay)
0 = organik
Hurufkedua
L = batas cai rrendah (low LL)
H = batas cair tinggi (high LL)
Garis A adalah batas empiris antara lempung inorganik yang khas (CL dan CH) dengan lanau inorganik yang khas (ML dan MH) atau tanah organik (OL dan OH).
Garis tegak lurus pada batas cair
50
itu memisahkan lanau dan lempung yang batas cairnya tinggi (H). Di bagian bawah diagram , di bawah batas cair kira-kira29
dan antara nilaiP.l.
sebesar 4 dan 7, sifat-sifat tanah menunjukkan gejala saling berhimpitan dan karena itulah garis A di daerah ini menjadi suatu daerah. Klasifikasi dualistis CL - ML dipakai untuk tanah-tanah yang berbeda di dalam daerah ini.Tanah-tanah berbutir kasar dibagi menjadi pasir dan kerikil dan kemu dian dibagi lagi menjadi: yang mengandung bahan halus dalam jumlah yang ada artinya dan yang bebas dari bahan-bahan halus.
Yang mengandung bahan-bahan halus kemudian diklasifikasikan me nurut diagram plastisitas (menjadi golongan yang bersifat kelanauan atau bersifat kelempungan) dan yang bebas dari bahan-bahan halus menurut grafik lengkungan-gradasi dengan mempergunakan koefisien koefisien derajat keseragaman dan koefisien-koefisien lengkungan. Huruf-huruf yang dipakai adalah:
Huruf pertama: G
=
kerikil (Gravel) S=
pasir (Sand) M=
lanau (Mud) C = lempung (Clay) 0=
organik (Organic) Huruf kedua:W =
bergradasi baik (Well graded)P
=
bergradasi buruk (Poor graded)W
& P dari lengkung gradasiM = Kelanauan (Muddy)
C = kelempungan (Clayey)
dari diagram plastisitas L = batas cair rendah (Low LL)
H
=
batas cair tinggi (High LL)Persamaan garis A : PI
= 0,
73 (LL -20)
Batas cair rendah (L), jika: LL <
50%
Batas cair tinggi (H), jika: LL >
50%
3. Klasifikasi sistem AASHTO (AASHTO classification system).
Klasifikasi tanah sistem ini dikembangkan pada tahun
1 929
oleh Pu blic Road Administration Classification System. Dengan beberapa kali perubahan, sekarang telah digunakan dan dianjurkan oleh Committeeon Classification of Materials for Subgrade and granular type Roads of the Highway Research Board pada tahun 1 945. (ASTM menggunakan kode D-3282 dan AASHTO dengan metoda M 1 45).
Klasifikasi AASHTO yang sekarang digunakan dapat dilihat pada tabel 3. 1 . Dalam sistem ini, tanah diklasifikasikan ke dalam tujuh kelompok besar yaitu:
A-1 sampai dengan A-7.
Tanah-tanah yang diklasifikasikan dalam kelompok A-1 , A-2 dan A-3 adalah tanah-tanah berbutir kasar di mana 35% atau kurang butir-butir tersebut melalui ayakan No. 200.
Tanah-tanah di mana 35% atau lebih yang melalui ayakan No. 200 diklasifikasikan dalam kelompok A-4, A-5, A-6 dan A-7. Pada umumnya tanah-tanah ini adalah lumpur dan lempung.
Klasifikasi sistem ini didasarkan atas kriteria-kriteria sebagai berikut: a. Ukuran butir: Kerikil Pasir Lumpur dan lempung b. Plastisitas:
Butiran melalui ayakan dengan lubang 75 mm dan tertinggal di atas ayakan No. 1 0 dengan lubang 2 mm.
Butiran melalui ayakan No. 1 0 (2 mm) dan ter tinggal di atas ayakan No. 200 dengan lubang 0,074 mm.
Butiran melalui ayakan No. 200
Disebut lumpur, jika butiran tanah mempunyai indeks plastisitas
=
1 0 atau kurang.
Disebut lempung, jika butiran tanah mempunyai indeks plastisitas
=
1 1 atau lebih.c. Batu (bouldrs) yang ukurannya lebih besar dari 75 mm tidak digo-longkan dalam klasifikasi ini.
Gambar 3.3. menunjukkan gambaran daerah yang berhubungan de ngan batas cair dengan indeks plastisitas tanah yang termasuk dalam kelompok-kelompok: A-2, A-4, A-5, A-6 dan A-7.
70
60
50
(/) .;g "Ui40
:;:::; "Ui et! 0.. (/) .:.: Q)30
-o E:A-2-6 A-6
20 A-2-7 A-7-5
10 A-2-4 A-4 A-2-5 A-5
0 0 10 20
3040 50 60 70 80 90 100
Batas cair