BAB II PENGEMBANGAN SITU SEBAGAI OBJEK WISATA
2.2 Teori Pariwisata
2.2.3 Sistem Pariwisata
Pariwisata sebagai suatu sistem berarti pariwisata mempunyai komponen-komponen yang menjadi sub sistem dan komponen-komponen tersebut saling berinteraksi dan terkait satu sama lain. Ada berbagai macam literatur yang dibuat mengenai komponen wisata, menurut Mill dan Morrison (1985) pariwisata sebagai sebuah sistem yang terikat satu sama lain dengan komponennya adalah perjalanan wisata, pasar wisata, tujuan wisata dan pemasaran wisata. Dari keterkaitan tersebut, terdapat elemen-elemen pariwisata yaitu aspek permintaan (demand) yaitu jumlah total dari orang-orang yang melakukan perjalanan dengan cara menggunakan fasilitas wisata beserta pelayanannya di tempat yang jauh dari tempat tinggal mereka maupun tempat mereka bekerja, dan yang kedua adalah aspek pelayanan (supply) yang terdiri dari berbagai macam jenis fasilitas dan pelayanan yang digunakan wisatawan dan bisa dikelompokkan ke dalam beberapa sektor yaitu atraksi, akomodasi, transportasi, infrastruktur serta fasilitas dan jasa lainnya.
Sistem pariwisata menurut Gunn (1988) dibagi dua komponen yaitu aspek permintaan (demand) berupa penduduk yang mempunyai keinginan dan mampu untuk melakukan perjalanan wisata dan aspek penawaran (supply) berupa unsur utama berupa daya tarik wisata yang menjadi pemicu pariwisata; unsur prasyarat
MANUSIA
Minat berwisata dan Kemampuan berwisata
PERMINTAAN
TRANSPORTASI
Volume dan kualitas moda
INFORMASI DAN PROMOSI
DAYA TARIK WISATA
Pengembangan sumber daya demi kepuasan pengunjung
PELAYANAN
Fasilitas yang dibutuhkan wisatawan
PENAWARAN
Sumber : Gunn, 1988 GAMBAR 2.1
SISTEM PARIWISATA
yaitu transportasi yang menjadi prasyarat proses berlangsungnya kegiatan pariwisata; unsur penunjang berupa informasi dan promosi yang menjadi penggerak dan pendorong minat berwisata; serta unsur penunjang lainnya berupa fasilitas pelayanan yang membuat proses kegiatan pariwisata berjalan lebih mudah, nyaman, aman dan menyenangkan dengan ketersediaan berbagai macam fasilitas wisatawan. Hubungan antar elemen sistem pariwisata menurut Gunn seperti digambarkan pada Gambar 2.1 tentang Sistem Pariwisata
Sistem pariwisata juga terkait dengan aspek ekonomi dengan empat unsur pokok yang saling terkait membentu suatu sistem yaitu permintaan atau kebutuhan, penawaran atau pemenuhan akan kebutuhan berwisata, pasar dan kelembagaan yang berperan memfasilitasi keduanya serta pelaku atau aktor yang menggerakkan ketiga unsur tersebut (Damanik, 2006).
1. Aspek Penawaran
Aspek penawaran pada pariwisata bisa diartikan sebagai sesuatu yang
dapat ”dijual” sebagai barang komoditas pariwisata. Komponen penawaran
menurut Inskeep (1991) adalah :
1. atraksi dan kegiatan-kegiatan wisata yang berhubungan dengan lingkungan alami, kebudayaan, keunikan suatu daerah dan kegiatan lain yang menarik
2. akomodasi berupa hotel, wisma, losmen
3. transportasi berupa jenis moda dan jumlah serta kualitasnya
4. fasilitas dan pelayanan wisata berupa biro perjalanan, restoran, toko, pusat informasi wisata
5. infrastruktur lainnya berupa penyedian air bersih, listrik, jaringan komunikasi
6. elemen kelembagaan berupa lembaga yang diperlukan di dalam perencanaan pengembangan pariwisata, SDM dan kebijakannya.
Sedangkan komponen penawaran menurut Gunn (1988) adalah:
1. daya tarik wisata berupa segala sumber daya alam dan sumber daya budaya untuk kepuasan wisatawan
2. transportasi yang berkaitan jenis dan kualitas moda
3. informasi yang berkaitan dengan segala sesuatu dengan pariwisata
4. promosi yang berkaitan dengan segala bentuk daya tarik wisata yang ditawarkan
5. pelayanan yang berkaitan dengan penyediaan fasilitas yang dibutuhkan oleh wisatawans seperti akomodasi, restoran, biro perjalanan
Komponen penawaran menurut Salah Wahab (1992) terdiri dari sumber-sumber alam dan hasil karya buatan manusia. Sumber-sumber-sumber alam yang terkait dengan : iklim berupa udara sejuk, sinar matahari; tata letak dan pemandangan alam berupa keindahan danau, laut, gunung; kehidupan liar flora dan fauna berupa cagar alam, suaka margasatwa, kebun raya; serta tempat-tempat yang menjadi pusat kesehatan seperti sumber air panas, sumber air mineral. Sedangkan hasil karya buatan manusia diantaranya adalah atraksi sejarah, agama dan budaya berupa museum, makam, keraton; pola hidup masyarakat berupa adat istiadat,
tradisi; prasarana berupa jaringan jalan, listrik, air bersih, telekomunikasi, hotel; sarana pencapaian dan alat transportasi berupa terminal, bandara, bus, pesawat; sarana pelengkap berupa warung makan, toko.
Menurut Fandeli (1995), aspek yang harus diperhatikan di dalam penawaran pariwisata yaitu:
1. atraksi (daya tarik), maksudnya objek wisata harus mempunyai daya tarik berupa alam atau budaya yang layak dijual ke pasar wisata
2. amenitas (fasilitas), maksudnya adalah segala macam fasilitas penunjang perkembangan pariwisata berupa hotel, fasilitas umum,
3. aksesbilitas (bisa dicapai), maksudnya adalah sarana dan prasarana yang menyebabkan wisatawan dapat mengunjungi objek wisata.
Yoeti (2008) berpendapat bahwa aspek penawaran pariwisata berupa objek wisata (alam maupun budaya), transportasi (bis, kereta, pesawat), akomodasi (hotel, losmen), rumah makan (restoran, warung), atraksi wisata (tarian, adat istiadat) dan hiburan (film, musik). Sedangkan elemen penawaran pariwisata menurut Pearce (1981) adalah :
1. atraksi terdiri dari alam, buatan manusia dan budaya
2. transportasi terdiri dari moda angkutan dan rute angkutan
3. akomodasi terdiri dari hotel, losmen, wisma
4. fasilitas penunjang yang terdiri dari toko souvenir, fasilitas umum
5. infrastruktur yang terdiri dari prasarana jalan, utilitas dan sanitasi
Menurut Hadinoto (1996), di dalam aspek penawaran wisata harus terdapat unsur-unsur berupa :
1. atraksi alam (pemandangan), budaya, sejarah, atraksi khusus (belanja, taman hiburan)
2. transportasi berupa moda transportasi
3. fasilitas meliputi akomodasi, keamanan,
4. prasarana wisata meliputi utilitas, jalan, telekomunikasi
2. Aspek Permintaan
Aspek permintaan di dalam pariwisata merupakan gambaran orang yang mempunyai keinginan dan mampu untuk melakukan perjalanan wisata (Gunn,1988). Bisa juga dikatakan seseorang yang melakukan perjalanan, menggunakan fasilitas dan jasa wisata diluar tempat tinggalnya dan bersifat sementara (Hall, 1999). Menurut Mill dan Morrison (1985), unsur permintaan pariwisata berarti jumlah total dari orang-orang yang melakukan perjalanan dengan cara menggunakan fasilitas wisata beserta pelayanannya di tempat yang jauh dari tempat tinggal mereka maupun tempat mereka bekerja. Hal ini berarti aspek permintaan dari pariwisata memiliki kaitannya dengan motivasi wisatawan untuk melakukan perjalananan sesuai tujuannya.
Wisatawan merupakan seseorang yang melakukan perjalanan untuk memenuhi kebutuhan dirinya melihat objek wisata, tata cara hidup masyarakat dan kebudayaannya (Yoeti, 2008). Wisatawan selama di dalam perjalanannya membutuhkan beberapa kebutuhan yang harus dipenuhi yaitu kebutuhan akan angkutan, penginapan, makan minum, hiburan, pelayanan selama perjalanan dan konsumsi barang keperluan pribadi.
Wisatawan yang melakukan perjalanan wisata memiliki motivasi tujuan yang berbeda-beda untuk menikmati objek wisata yang dituju. Akan tetapi tidak ada kepastian untuk dapat mengetahui semua jenis motiv wisata tersebut. Pada hakikatnya motif wisata orang untuk mengadakan perjalanan tidak terbatas dan tidak dapat dibatasi. Motif-motif wisata yang dapat diduga, dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelompok (Mc.Intosh di dalam Yoeti, 2008) yaitu :
1. motif fisik yaitu motif-motif yang berhubungan dengan kebutuhan badaniah seperti olahraga, istirahat, kesehatan dan sebagainya
2. motif budaya yaitu motif wisatawan datang ke tempat wisata lebih memilih untuk mempelajari, mengenal atau memahami tata cara dan kebudayaan bangsa atau daerah lain daripada untuk menikmati atraksi yang dapat berupa pemandangan alam flora atau fauna
3. motif interpersonal yaitu motif yang berhubungan dengan keinginan untuk bertemu dengan keluarga, teman atau berkenalan dengan orang-orang tertentu atau sekedar melihat tokoh-tokoh terkenal
4. motif status atau prestise yaitu motif yang berhubungan dengan gengsi atau status seseorang. Maksudnya ada anggapan bahwa orang yang pernah mengunjungi suatu tempat dengan sendirinya melebihi sesamanya yang tidak pernah berkunjung ke tempat tersebut.
Didalam aspek permintaan terdapat bagian segmentasi pasar yang menjadi langkah pengelompokkan manusia berdasarkan kesamaan kebutuhan dan keinginan sebagai bagian dari target pasar yang potensial (Gunn,1995). Segmentasi pasar merupakan sebuah pengklasifikasian atau pembagian wisatawan yang memiliki minat atau ketertarikan mengunjungi dan melakukan kegiatan wisata dengan mengelompokkannya sesuai kebutuhan dan keinginan wisatawan sebagai bagian dari tujuan dan pelayanan pasar (Mill an Morrison, 1985). Hal ini membuat segmentasi pasar merupakan bagian dari sebuah usaha pemasaran agar efektif karena ada proses identifikasi suatu lokasi wisata berdasarkan target pasar dengan cara mengumpulkan informasi mengenai wisatawan dan pendataan objek beserta atraksi dan jenis wisatawan yang tertarik dengan wisata tersebut.