• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)

Dalam dokumen TISKARA ZALITA F3309120 (Halaman 45-66)

BAB II ANALISIS DAN PEMBAHASAN

B. SISTEM PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)

1. Syarat dan Ketentuan Kredit Usaha Rakyat (SE DIR, 2007:5) a. Persyaratan yang harus dipenuhi pada saat permohonan KUR

1) Surat permohonan yang ditandatangani pemohon.

2) Identitas diri (KTP pemohon & pasangan, KK, surat nikah/ cerai)

3) NPWP

4) Surat Ijin Usaha (SIUP, TDP, atau apabila mikro kurang dari Rp. 50 juta keterangan kelurahan atau paguyuban)

commit to user

1) Usaha layak tetapi tidak bankable yang berciri jaminan kurang dan atau persyaratan administrasi kurang/ tidak lengkap.

2) Maksiimal kredit Rp. 500.000.000,- 3) Suku bunga 14 % efektif

4) Usaha sudah berjalan minimal 1 tahun 5) Jangka waktu kredit :

KUR Modal Kerja maksimal 3 tahun bisa diperpanjang 2x KUR Investasi maksimal 5 tahun bisa diperpanjang 1x 6) Share Debitur

Kredit Modal Kerja minimal 20% dari kebutuhan modal kerja Kredit Investasi minimal 30% dari kebutuhan investasi 2. Fungsi yang Terkait

a. Retail Service Head

Membawahi unit kerja Teller Service, Customer Service, dan Loan Service yang tugas dan wewenangnya dalam pemberian kredit ini sebagai anggota Kelompok Pemutus Kredit (KPK) dan pemberi otorisasi jika permohonan kredit tersebut disetujui.

b. Loan Service

Merupakan unit kerja dibawah Retail Service Head yang tugasnya melayani pengajuan permohonan kredit oleh calon debitur.

commit to user

c. Branch Manager

Tugas dan wewenang Branch Manager adalah menjadi ketua dalam pelaksanaan Rapat Komite Kredit dan memberi otorisasi jika dalam Rapat Kelompok Kredit memutuskan permohonan kredit disetujui..

d. Loan Administration Unit

Merupakan unit kerja dibawah Unit Operasi yang mempunyai tugas dan wewenang administrasi dan dokumentasi dalam proses pemberian kredit dan melakukan taksasi agunan.

e. Collection Work Out

Tugas dan Wewenang Collection Work Out dengan penanganan tunggakan kredit sebagai berikut :

1) Pembinaan dan penyelamatan kredit dalam mengirimkan surat konfirmasi angsuran dan surat penagihan kepada debitur.

2) Penyelesaian kredit dengan melakukan penjualan tunai, melakukan eksekusi hak tanggungan dan bila dianggap perlu dilakukan penggugatan ke Pengadilan Negeri.

f. Accounting & Control

Merupakan unit kerja yang terdiri dari report dan bookeping unit, bertugas sebagai pengelola data akuntansi dari semua transaksi yang terjadi, melakukan kontrol terhadap kegiatan yang terjadi dan membuat laporan.

commit to user

Unit kerja ini mempunyai tugas dan wewenang dalam proses lebih lanjut transaksi angsuran kredit dari unit organisasi lain.

3. Dokumen yang digunakan

a. Surat Permohonan Kredit Calon Debitur

Surat permohonan kredit dibuat dan ditandatangani oleh calon debitur, berisi keterangan/ identitas dan usaha calon debitur.

b. Formulir BI checking

Dokumen hasil dari penelusuran informasi debitur yang bertujuan untuk mengetahui riwayat hutang calon debitur.

c. Lembar hasil wawancara

Lembar hasil wawancara berisi informasi yang diperoleh Analis Kredit ketika mewawancarai calon debitur guna keperluan penilaian atas kelayakan kredit yang diajukan.

d. SP2K (Surat Persetujuan Pemberian Kredit)

SP2K adalah surat persetujuan dari pihak bank yang mencakup ketentuan dan persyaratan pihak bank yang disampaikan kepada debitur. Isi dari SP2K meliputi hal-hal sebagai berikut: nama pemohon, rincian permohonan (jumlah rupiah kredit, jangka waktu, suku bunga, dan angsuran), biaya-biaya pre reslisasi, dan tanda tangan debitur.

e. Daftar Hadir

commit to user

f. Surat Perjanjian Kredit

Perjanjian Kredit dibuat pada saat realisasi kredit yang berisi maksimal kredit yang disetujui, jangka waktu, pasal-pasal yang ditetapkan oleh bank mengenai aturan kewajiban mengangsur dan sanksi denda apabila terjadi pelanggaran.

g. Surat Penolakan

Surat penolakan dibuat oleh Loan Service apabila permohonan kredit ditolak yang berisi pernyataan penolakan kredit sesuai dengan rapat komite kredit.

4. Catatan Akuntansi yang Digunakan

Dalam sistem pemberian Kredit Usaha Rakyat pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Madiun menggunakan catatan akuntansi sebagai berikut :

a. Buku Register

Catatan yang digunakan untuk mencatat penerimaan berkas permohonan kredit calon debitur.

b. SIBS (Syperlink Integrated Banking System)

Sistem untuk meng-up date/ menginput data pemohon seperti nama debitur, identitas debitur, tanggal lahir dan lain-lain.

c. BDS (Branch Delivery System)

Suatu system untuk mengentry atau menginput pencairan atau pembayaran yang berhubungan dengan keuangan.

commit to user

d. Kartu Monitoring

Sebuah alat untuk memonitor calon debitur yang mengajukan kredit ataupun yang kreditnya sudah disetujui.

e. Rekening Koran Debitur

Suatu media informasi untuk debitur yang berisikan jumlah angsuran yang sudah terbayar maupun sisa saldo kredit.

5. Prosedur Kredit Usaha Rakyat

Prosedur Kredit Usaha Rakyat pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Madiun sebagai berikut :

a. Prosedur Permohonan Kredit Usaha Rakyat 1) Permohonan langsung kepada BTN

Pemohon yang sebelumnya sudah membuka rekening tabungan di BTN langsung datang ke bagian Loan Service Unit untuk mengisi Formulir Permohonan Kredit Usaha Rakyat dan melampirkan dokumen persyaratan calon debitur yang kemudian diserahkan kembali kepada Loan Service Unit.

2) Bagian analisis kredit melakukan tes wawancara kepada debitur untuk memperoleh data mengenai permohonan kredit yang diajukan. Tes didasarkan pada prinsip 5C yaitu character, capital, capacity, collateral, dan condition of economy. Loan Service Unit membuat memo kepada bagian Bookeping and Control untuk dilakukan BI Checking, yaitu mengetahui apakah calon debitur mempunyai pinjaman atau kredit pada bank lain atau tidak, KUR

commit to user

diberikan pada calon debitur yang benar-benar belum bankable atau debitur baru. Setelah tes dilakukan, bagian Loan Service Unit membuat Daftar Usulan Pemohon (DUP) yang akan digunakan dalam rapat komisi kredit (rakomdit).

3) Selanjutnya diadakan Rapat Kelompok Kredit (RKK) untuk memutuskan permohonan kredit disetujui atau ditolak.

b. Prosedur Keputusan atas Permohonan Kredit

Loan Service Unit membuat DUP berdasarkan hasil wawancara , konfirmasi penghasilan usaha, dan BI Checking yang akan digunakan dalam pengambilan keputusan final diterima atau ditolaknya permohonan kredit dalam rapat kelompok kredit.

Jika dalam Rapat Kelompok Kredit Branch Manager memutuskan bahwa permohonan kredit disetujui, maka Loan Service Unit menerbitkan Surat Persetujuan Pemberian Kredit (SP2K). Namun bila permohonan kredit calon debitur ditolak, maka Loan Service Unit menerbitkan Surat Penolakan dan dokumen permohonan yang ditolak dapat diambil kembali bila pemohon menghendaki atau diinformasikan via telepon

c. Prosedur Realisasi Kredit

Dalam realisasi kredit, langkah berikutnya adalah penandatanganan SP2K oleh calon debitur diatas materai Rp. 6.000,- dan diserahkan kembali ke bank, selanjutnya diadakan realisasi kredit. Dengan menghadirkan debitur dan saksi, bagian loan service unit selanjutnya

commit to user

dapat mengadakan akad kredit. Akad kredit adalah suatu perjanjian untuk meminimumkan kemungkinan jika terjadi hal-hal sekiranya akan merugikan kedua belah pihak. Loan Service Unit menerbitkan Daftar Hadir.

Selain itu menerbitkan Surat Perjanjian Kredit (SPK) dimana keduanya ditandatangani oleh debitur dihadapkan pejabat Bank Selanjutnya pihak bank bertugas menyimpan SPK dari debitur dengan arsip urut. d. Prosedur pelunasan kredit

1) Debitur membayar angsuran kedua dan angsuran selanjutnya hingga lunas sesuai dengan perjanjian yang disepakati melalui

Teller Service dan debitur menerima formulir penyetoran dana lembar pertama. Pencatatan tersebut pula dalam rekening tabungan debitur. Pembayaran angsuran Kredit Usaha Rakyat dapat dilakukan dengan cara yaitu sebagai berikut :

a) Pembayaran tunai yang dilakukan melalui loket yang ada di kantor cabang maupun kantor kas pembantu.

b) Pemindahbukuan yang dilakukan dengan mendebet rekening debitur atas permintaannya sendiri dengan memberi kuasa pada bank yang bersangkutan.

c) Transfer melalui ATM BTN maupun ATM lain dengan jaringan ATM Link dan ATM Bersama.

commit to user

2) Bagian Bookeping and Controller Unit mencatat jurnal pembalik atas jurnal angsuran kedua dan angsuran selanjutnya dan mengarsipkan formulir penyetoran lembar kedua sesuai tanggal.

commit to user

6. Bagan Alir ( Flowchart ) Sistem Pemberian Kredit Usaha Rakyat

Loan Service

Keterangan :

FPK : Formulir Permohonan Kredit DUP : Daftar Usulan Permohonan

Gambar 2.1 Prosedur Permohonan Kredit

Wawancara oleh analisis kredit Dicatat buku register FPK Dok.pendukung Hasil wawancara

Loan service membuat memo kepada bookeping control unit

dan membuat DUP

Buku register permohonan kredit 1 Dok.pendukung FPK Mulai Calon debitur mengisi FPK dan melengkapI dokumen

DUP diperiksa oleh

Branch Manager

dan Kasie Retal

DUP 3 FPK Dok.pendukung Hasil wawancara Memo DUP 2 T 1

commit to user

Lanjutan

Keterangan :

SID : Sistem Informasi Debitur

Gambar 2.1 Prosedur Permohonan Kredit

3 SID Dok.pendukung FPK Hasil wawancara DUP SID 4

commit to user

Jika disetujui : Lanjutan

Debitur

Notaris

Loan service

Keterangan :

RKK : Rapat Kelompok Kredit LS : Loan Service

PK : Perjanjian Kredit

SP2K : Surat Persetujuan Pemberian Kredit

Gambar 2.1 Prosedur Permohonan Kredit

4 Dok.pendukung FPK Hasil Wawancara SID DUP Dilakukan RKK oleh

Branch Manager, Kasie Retail Service dan Loan

Service LS membuat PK, SP2K dan Daftar Hadir 5 Dok.pendukung FPK Hasil Wawancara SID 3 2 Daftar hadir 1 3 2 SP2K 1 2 PK 1 5 A 7

commit to user

Jika ditolak : Lanjutan

Diotorisasi BM

Keterangan :

BM : Branch Manager

Gambar 2.1 Prosedur Permohonan Kredit

Dicatat di buku register Buku reg. penolakan A LS membuat Surat Penolakan 4 Dok.pendukung FPK Hasil Wawancara SID DUP Dilakukan RKK oleh

Branch Manager, Kasie Retail Service dan Loan

Service 6 Dok.pendukung FPK Hasil Wawancara SID 2 Surat Tolakan 6

commit to user

Loan Service

Gambar 2.2 Prosedur Realisasi Kredit

SP2K 2

Penandatanganan SP2K oleh calon debitur diatas materai Rp. 6000 Daftar hadir 3 PK 2 7 SP2K 2 A

commit to user

Teller Service Book keeping and Control Unit

Debitur

Keterangan :

SIBS : Syperlink Integrated Banking System

Gambar 2.3 Prosedur Pelunasan Kredit

Calon debitur membuka rekening tabungan BATARA 2 Slip Setoran T 1 1 Slip Setoran 2

Entry jurnal dengan Sistem SIBS Jurnal Umum T 2 Memo Melakukan BI Checking terhadap calon debitur SID 3

commit to user

C. Evaluasi Sistem Pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Madiun

1. Syarat dan Ketentuan Permohonan Kredit

Persyaratan permohonan Kredit Usaha Rakyat pada PT. Bank Tabungan Negara Cabang Madiun telah dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

2. Fungsi yang terkait

Fungsi yang terkait dalam pemberian Kredit Usaha Rakyat pada PT. Bank Tabungan Negara Cabang Madiun yaitu :

a. Retail Service Head

b. Customer Loan Service

c. Branch Manager

d. Loan Administration Unit

e. Collection Work Out

f. Accounting & Control

g. Transaction Processing Unit

Telah melaksanakan tugas dan tanggungjawab dengan baik. Namun masih terdapat fungsi ganda.

3. Dokumen yang Digunakan

Dokumen yang digunakan dalam pemberian Kredit Usaha Rakyat pada PT. Bank Tabungan Negara Cabang Madiun yaitu :

a. Surat Permohonan Kredit Calon Debitur b. Formulir BI checking

commit to user

c. Lembar hasil wawancara

d. SP2K (Surat Persetujuan Pemberian Kredit) e. Daftar Hadir

f. Surat Perjanjian Kredit g. Surat Penolakan

Dokumen-dokumen yang digunakan dalam pemberian KUR telah lengkap dan terjamin keandalan karena telah diotorisasi dari pihak yang berwenang.

4. Catatan akuntansi

Catatan akuntansi yang digunakan dalam pemberian Kredit Usaha Rakyat pada PT. Bank Tabungan Negara Cabang Madiun yaitu :

a. Buku Register

b. SIBS (Syperlink Integrated Banking System) c. BDS (Branch Delivery System)

d. Kartu Monitoring

e. Rekening Koran Debitur

Catatan akuntansi berisi informasi yang pencatatannya sesuai prosedur sehingga sistem pencatatan dalam pemberian kredit baik. Jaringan prosedur dalam sistem pemberian KUR telah sesuai dengan yang ditetapkan Bank Indonesia dan Kantor Pusat.

commit to user

BAB III

TEMUAN

Setelah mengetahui sistem pemberian Kredit Usaha Rakyat, ditemukan beberapa kelebihan dan kelemahan yang terdapat pada sistem pemberian Kredit Usaha Rakyat sebagai berikut :

A. Kelebihan

1. Prosedur pemberian Kredit Usaha Rakyat pada Bank Tabungan Negara terdiri dari prosedur permohonan kredit dan analisis kredit, prosedur pengambilan keputusan kredit, prosedur realisasi kredit, dan prosedur pelunasan kredit secara menyeluruh telah sesuai dengan standar ketentuan pemberian kredit yang telah ditetapkan Kantor Pusat dan Bank Indonesia. 2. Proses persetujuan kredit dilakukan oleh Komite Kredit yang terdiri dari

bagian Branch Manager, Retail Service Head, dan Analis kredit yang mempertimbangkan suatu permohonan kredit dengan lebih hati-hati sehingga resiko kredit yang akan ditimbulkan relatif kecil.

3. Sistem akuntansi pemberian Kredit Usaha Rakyat menggunakan Syperlink Integrated Banking System yang telah teruji keandalan sistemnya.

B. Kelemahan

1. Kurangnya ketelitian dan kehati-hatian Loan Service dalam pemberian Kredit Usaha Rakyat sehingga menyebabkan kredit macet, diharapkan dengan mengedepankan prinsip 5C bisa menimalisir kredit bermasalah.

commit to user

2. Penggunaan formulir belum bernomor urut tercetak sehingga terjadi kehilangan formulir, hal itu disebabkan karena pengawasan terhadap formulir belum maksimal.

commit to user

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dan hasil pembahasan yang dilakukan maka dapat di ambil simpulan sebagai berikut :

1. Proses pemberian Kredit Usaha Rakyat dilakukan melalui beberapa tahap yaitu: tahap permohonan kredit, tahap pengambilan keputusan kredit, tahap realisasi kredit, dan tahap pelunasan kredit.

2. Prosedur yang digunakan dalam proses permohonan kredit sampai dengan pemberian kredit telah dilakukan dengan baik, yaitu terdapat otorisasi dari pejabat yang berwenang dalam proses pemberian kredit. 3. Permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan pemberian Kredit Usaha

Rakyat pada BTN Cabang Madiun adalah Kredit Bermasalah, karena kekurangtelitian pihak bank dalam melakukan peninjauan atau analisis kredit dan menurunnya usaha debitur kredit usaha rakyat. Serta upaya yang dilakukan pihak BTN Cabang Madiun dalam mengatasi kredit bermasalah

B. SARAN

Berdasarkan simpulan di atas maka dapat disampaikan beberapa saran antara lain :

commit to user

1. Dalam proses pemberian Kredit Usaha Rakyat di BTN Cabang Madiun, pihak Bank BTN sebaiknya lebih teliti dan berhati-hati dalam proses pemberian kredit salah satunya dengan menggunakan prinsip 5C (Character, Capital, Capacity, Colleteral, Condition of Economy) untuk mengurangi resiko terjadinya kredit bermasalah.

2. Bank BTN Cabang Madiun sebaiknya menambah jumlah tenaga kerja serta mensosialisasikan program Kredit Usaha Rakyat kepada masyarakat agar masyarakat mengenal sehingga masyarakat dapat memanfaatkan program Kredit Usaha Rakyat semaksimal mungkin sehingga tercapai program pemerintah yaitu mempercepat pengembangan sektor riil dan pemberdayaan UMKM, untuk meningkatkan akses pembiayaan kepada UMKM dan Koperasi, juga untuk menanggulangi kemiskinan serta perluasan kesempatan kerja. 3. Bank BTN Cabang Madiun sebaiknya mengontrol dan mengawasi

penggunaan KUR yang diberikan kepada debitur, apakah digunakan untuk kelangsungan usahanya atau tidak sehingga tidak terjadi penyimpangan dalam penggunaan dana KUR itu sendiri.

commit to user

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki. 1993. Sistem Akuntansi, Penyusunan Prosedur, dan Metode. Yogyakarta: BPFE.

Inpres No. 6 tanggal 8 Juni 2007. Tentang Kebijakan Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan UMKM yang diikuti dengan adanya Nota Kesepahaman Bersama antara Departemen Teknis, Perbankan, dan Perusahaan Penjaminan Kredit/ Pembiayaan kepada UMKM.

Ketentuan dan Syarat Pemberian Kredit Usaha Rakyat. (www.btn.co.id) (diakses tanggal 10 April 2012 pukul 10.20)

Kuncoro, Mudrajad dan Suhardjono. 2002. Manajemen Perbankan Teori dan

Aplikasi. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA.

Muljono, Teguh Pudjo. 1993. Manajemen Perkreditan bagi Bank Komersil. Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.

Program Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi UNS. 2012. “ Pedoman Penulisan Tugas Akhir”

Romney, Marshall B. dan Paul John Steinbart. 2003. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Sembilan. Jakarta: Salemba Empat.

SE Direksi PT. Bank Tabungan Negara Tahun 2007 mengenai Kredit Usaha Rakyat.

Suyatno, Thomas, H.A Chalik, Made Sukada, C. Tinon Yunianti Ananda dan Djuhaepah T. Marala. 1995. Dasar - Dasar Perkreditan. Edisi Keempat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998. Tentang Perubahan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan. Jakarta.

Dalam dokumen TISKARA ZALITA F3309120 (Halaman 45-66)

Dokumen terkait