• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pemeliharaan

Dalam dokumen BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 (1) (Halaman 29-36)

A.Jenis Pemeliharaan

Secara umum pemeliharaan terhadap peralatan menyangkut jenis peralatan sebagai berikut :

a. Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance) b. Pemeliharaan Predictive (Predictive Maintenance) c. Pemeliharan Koreksi (Corective Maintenance)

a. Preventive Maintenance

Preventive Maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan untuk mencegah timbulnya kerusakan pada komponen peralatan atau mesin sebelum peralatan tersebut mengalami kerusakan pada batas yang telah ditentukan. Dalam system ini sudah dibuat jadwal pemeliharaan yang teratur, dan telaj dapat diperkirakan jumlah jam kerja untuk beroperasi serta kapan digunakan suku cadang (spare part) yang digunakan, sehingga dengan adanya jadwal yang sedemikian rupa kerusakan yang terjadi dapat dicegah.

Preventive Maintenance merupakan salah satu kunci untuk menjamin kelangsungan produksi pada tingkat perbaikan yang minimum. Dalam hal ini Preventive Maintenance dapat dilakukan dengan interupsi sekecil mungkin pada bagian produksi.

Perhatian Preventive Maintenance diarahkan secara menyeluruh dan terperinci pada unit – unit yang dianggap rawan berdasarkan pada :

1. Kerusakan dapat mempengaruhi kualitas produksi 2. Keausan dapat menyebabkan produksi berhenti

3. Kerusakan dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan kerja 4. Modal yang ditanamkan pada unit tersebut dinilai cukup tinggi

Kegiatan Preventive Maintenance dalam suatu pabrik dapat dibagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu :

a. Periodic Maintenance b. Routine Maintenance c. Plant Service

Ketiga kegiatan ini adalah merupakan langkah awal dalam perawatan suatu mesin. Disamping itu ada beberapa hal yang dapat menetukan yang harus diperhatikan untuk perawatan mesin yaitu :

1. Data mesin yang terdapat pada peralatan yang meliputi :

a. Nomor Mesin

c. Life Time

d. Operasi

e. Kapasitas

f. Jumlah Mesin

2. Perencanaan dan Jadwal

Kegiatan pemeliharaan harus disusun dalam perencanaan jangka panjang dan jangka pendek seperti pelumasan, bongkar pasang reservasi dan pencucian, dalam hal ini harus disusun urutan yang dikerjakan dan kapan dilaksanakan.

3. Persediaan Suku Cadang (spare part)

Suku cadang dalam bentuk suatu pabrik harus selalu tersedia, jika dibutuhkan untuk penggantian nantinya dapat segera dilaksanakan pemasangannya.

4. Surat perintah kerja

Dalam suatu perintah kerja harus diberitahukan : a. Apa yang harus dikerjakan

b. Siapa yang mengerjakan dan bertanggung jawab. c. Dimana dikerjakan

d. Berapa orang tenaga kerja dan alat apa saja yang digunakan untuk

mengerjakan tersebut.

5. Catatan (records)

Dalam hal ini yang dicatat adalah kegiatan pemeliharaan yang dilakukan, yang perlu diperhatikan adalah :

a. Karakteristik peralatan b. Jumlah peralatan yang ada c. Biaya perawatan

6. Laporan Pengaman

Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah : a. Pembetulan yang dilakukan

b. Penyimpangan yang pernah terjadi

b. Predictive Maintenance

Predictive Maintenance merupakan suatu teknik atau cara yang dipakai dalam produksi berantai, dimana bila ada gangguan darurat sedikit saja dalam produksi tersebut misalnya rusaknya peralatan suatu pompa dapat menyebabkan aliran produksi sehingga dapat menimbulkan kerugian yang cukup besar pada perusahaan yang cukup besar. Dalam industri yang menggunakan proses kimia, terhentinya aliran sistem produksi beberapa detik saja dapat menimbulkan kerusakan berat yang fatal.

Jadi Predictive Maintenance adalah merupakan bentuk baru planed maintenance, dimana penggantian komponen atau suku cadang dilakukan lebih awal pada waktu terjadinya kerusakan.

Phasa 1 Phasa 2 Phasa 3

Gambar 2.12. Sistem Pemeliharaan Bathtub Curve (kurva bak mandi)

Dalam Gambar 2.12 Bathtub Curve pemeliharaan diadakan menjelang Wearing Out Priode, atau sebelum berakhirnya Intrinsic Failure Priode. Pada Gambar 2.12 terlihat suatu cermin baru bila dioperasikan akan terjadi keausan yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan bagian – bagian “permukaan kerja” (waktunya surface) dari alat mesin kasar sehingga ketika terjadi kontak kerja permukaan kasar tersebut akan menjadi halus dengan geram – geramnya terbang keluar. Setelah melewati phasa

I, dimana permukaan bidang benda kerja halus tersebut. Geram yang terjadi akibat gesekan sudah menurun, hal ini akan menambah stabilitas keadaan permukaan bidang kerja. Phasa II inilah yang dikenal sebagai priode kerja serba guna dari mesin (Intrinsic Failure Priode). Periode ini menentukan unsur mesin atau peralatan yang sesungguhnya.

Karena permukaan bidang kerja mempunyai lapisan kekerasan dengan ketebalan yang terbatas maka bila ketebalan lapisan keras ini telah habis terkikis sehingga usaha laju keausan akan meningkat kembali. Hal ini akan berlangsung selama Phasa III yang dikenal priode keausan cepat (WearOut Failure Periode).

c. Corective Maintenance

Corective Maintenance tidak hanya berarti memperbaiki tetapi juga mempelajari sebab – seba terjadinya kerusakan yang serupa.

Perlu disadari pula Corective Maintenance tidak dapat menghilangkan semua kerusakan tetapi harus mampu mencegah kerusakan yang baru dengan corective maintenance ini maka jumlah kerusakan berkurang dan juga waktu terhentinya mesin juga berkurang sehingga produksi tidak berhenti, adalah menjadi tugas bagian dari maintenance untuk mengikuti terjadinya kerusakan pada peralatan dan mengambil tindakan – tindakan yang perlu untuk mengatasinya.

B. Tujuan Pemeliharaan

1. Tujuan pemeliharaan dalam pengertian sempit adalah suatu kegiatan untuk menunjang dan menjaga peralatan agar peralatan dapat dioperasikan dengan produksi stabil dan bebas dari penurunan mutu peralatan yang dihasilkan, misalnya melalui kegiatan pemeriksaan peralatan, pemberian minyak, perbaikan pada kerusakan dan lain – lain.

2. Tujuan pemeliharaan dalam pengertian yang luas adalah semua kegiatan yang dibutuhkan untuk menstabilkan produksi dan menyempurnakan produktivitas.

3. Tujuan pemeliharaan dalam pengertian yang luas dapat dibagi atas 4 (empat) bagian yaitu :

a. Menyempurnakan Produksi b. Menyempurnakan mutu produksi c. Mengurangi biaya perawatan d. Meningkatkan modal kerja

4. Tujuan pemeliharaan dari segi teknis :

a. Memelihara keberadaan peralatan yang siap pakai untuk kurun waktu tertentu.

b. Menjaga kemampuan dan kehandalan peralatan untuk melakukan fungsi yang diperlukan dalam kondisi dan waktu tertentu.

c. Menyempurnakan bagian peralatan untuk mudah dipelihara, diperbaiki dalam kondisi peralatan yang spesifikasi dalam jangka waktu tertentu.

Untuk mengetahui jenis pemeliharaan yang dilakukan terhadap peralatan yang terpasang dilakukan dengan cara mempedomani data yang diperlihatkan hasil kerja peralatan yang terpasang cara seperti ini dikenal dengan pendiagnosaan aksi kerja peralatan. Sehingga dengan kata lain untuk menetapkan apakah pemeliharaan terhadap kesatuan peralatan yang dilakukan menyangkut pencegahan atau pemeliharaan perbaikan, serta pemeliharaan korosi sebagai pedoman hasil pendiagnosaan aksi kerja peralatan.

Dari hasil pendiagnosaan kerja peralatan menyangkut aksi kerja suatu

Dalam dokumen BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 (1) (Halaman 29-36)

Dokumen terkait