• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

E. Sistem Pemungutan dan Penyetoran Pajak Hiburan

Sistem pemungutan menurut Undang-undang No. 34 Tahun 2000 tentang perubahan atas Undang-undang No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari menghimpun data obyek pajak dan subyek pajak, penentuan besarnya pajak terutang sampai kegiatan penagihan pajak kepada Wajib Pajak serta pengawasan penyetorannya.

Pengertian sistem pemungutan pajak hiburan jenis insidentil adalah suatu rangkaian kegiatan yang meliputi penghimpunan data obyek pajak dan subyek pajak hiburan jenis insidentil, penentuan besarnya pajak yang terutang sampai dengan kegiatan penagihan pajak hiburan jenis insidentil kepada Wajib Pajak serta pengawasan penyetorannya, sehingga diperoleh suatu tujuan yaitu tercapainya suatu target dan pelayanan pajak.

F. Sistem Pemungutan dan Penyetoran Pajak Hiburan Menurut Peraturan Daerah No. 3 Tahun 1998 Tentang Pajak Hiburan

1. Fungsi yang terkait

a. Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset

Kepala dinas mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintah dibidang pendapatan daerah.

b. Sub Dinas Pendaftaran, Pendataan dan Dokumentasi

Sub Dafda bertugas menyelenggarakan pembinaan dan bimbingan dibidang Pendaftaran, Pendataan dan Dokumentasi serta pengolahan data sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Dinas.

c. Sub Dinas Pembukuan

Sub Dinas Pembukuan bertugas menyelenggarakan pembinaan dan bimbingan dibidang pembukuan penerimaan serta pembukuan

persediaan sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Dinas.

2. Dokumen yang digunakan

a. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah ( SPTPD )

SPTPD adalah surat yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak yang terutang menurut peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.

b. Surat Setoran Pajak Daerah ( SSPD )

SSPD adalah surat yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke Kas Daerah atau ke tempat lain yang ditetapkan oleh Walikotamadya Kepala Daerah.

c. Surat Ketetapan Pajak Daerah ( SKPD )

SKPD adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah pajak yang terutang.

d. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar ( SKPDKB )

SKPDKB adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah pajak yang terutang, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi dan jumlah yang masih harus dibayar.

e. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan ( SKPDBT ) SKPDBT adalah surat keputusan yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang ditetapkan.

f. Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar ( SKPDLB )

SKPDLB adalah surat keputusan yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar dari pajak yang terutang atau tidak seharusnya terutang.

g. Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil ( SKPDN )

SKPDN adalah surat keputusan yang menentukan jumlah pajak yang terutang sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.

h. Surat Tagihan Pajak Daerah ( STPD )

STPD adalah surat untuk melakukan tagihan pajak atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda.

3. Tahapan dalam Sistem Pemungutan dan Penyetoran Pajak Hiburan Menurut Peraturan Daerah No. 3 Tahun 1998 tentang Pajak Hiburan

a. Tahap 1 : Wajib Pajak datang dan mendaftarkan acaranya di bagian Sub Dinas Dafda setelah mendaftar Wajib Pajak mengisi Formulir Pendaftaran yang berupa Permohonan Rekomendasi. Pada saat mendaftarkan acaranya Wajib Pajak juga menyerahkan tiket acaranya ke bagian Sub Dinas Dafda. Formulir Pendaftaran setelah diisi kemudian diotorisasi ke bagian Kepala DPPKA dan Formulir Pendaftaran tersebut disimpan ke bagian Sub Dinas Dafda sebagai arsip.

Mulai

Wajib Pajak Mendaftarkan Acaranya Wajib Pajak Mengisi Formulir Pendaftaran FP Kepala DPPKA Mengotorisasi FP disimpan di Subdin Dafda

b. Tahap 2 : Wajib Pajak menyerahkan tiket acaranya kepada Subdin Pembukuan untuk diperporasi. Setelah tiket diperporasi Wajib Pajak membayar pajak di bagian Sub Dinas Pembukuan dan Sub Dinas Pembukuan mengeluarkan SSPD ( Surat Setoran Pajak Daerah ) rangkap dua. Untuk rangkap yang pertama untuk Wajib Pajak dan yang kedua untuk Sub Dinas Pembukuan sebagai arsip. Wajib Pajak selesai melakukan pendaftaran.

Untuk WP Subdin Pembukuan Memperporasi Tiket Tiket Dikembalikan Kepada Wajib Pajak WP Membayar Pajak dimuka Subdin Pembukuan Mengeluarkan SSPD SSPD Selesai Disimpan di Subdin Pembukuan

i

A. Sejarah singkat dan perkembangan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta

Wilayah Indonesia yang sangat luas, tidak mungkin jika segala sesuatu urusan diurus oleh pemerintah pusat. Maka, diperlukan adanya pemerintah daerah untuk mengurus segala sesuatu urusan yang ada di daerah. Pemerintah daerah bertugas untuk menggali sumber-sumber yang potensial yang ada di daerah untuk digali dan dikembangkan yang hasilnya akan digunakan untuk membiayai pembangunan yang ada di daerah. Salah satu sumber daerah yang potensial ialah berasal dari pajak daerah, maka dari itu perlu dibentuknya suatu Dinas yang bertugas mengurusi segala sesuatu yang berhubungan dengan pajak daerah, sehingga terbentuklah Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah kota Surakarta yang sebelumnya adalah Dinas Pendapatan Daerah ( Dipenda ). Terbentuknya Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, tidak terlepas dari sejarah terbentuknya kota Surakarta sebagai wilayah otonom.

Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945 sampai dengan tahun 1946 di Surakarta terjadi konflik sehubungan dengan adanya pertentangan pro dan kontra tentang daerah Istimewa. Hal ini dapat diredam untuk sementara waktu oleh pemerintah dengan mengeluarkan Surat Penetapan Pemerintah tanggal 15 Juli 1946 No.16/S-D yang menetapkan daerah Surakarta untuk sementara menjadi daerah karesidenan dan dibentuk daerah baru dengan nama kota Surakarta.

Peraturan tersebut kemudian disempurnakan dengan dikeluarkannya Undang-Undang No. 16 Tahun 1947 yang menetapkan kota Surakarta

ii

menjadi Haminte Kota Surakarta. Pelaksana teknis pemerintah Haminte Kota Surakarta terdiri atas jawatan-jawatan. Jawatan tersebut antara lain Jawatan Sekretariat Umum, Keuangan, Pekerjaan Umum, Sosial, Perusahaan, P & K, Pamong Praja, dan jawatan Perekonomian, Penerimaan Daerah diurusi oleh Jawatan Keuangan.

Dengan dikeluarkannya keputusan DPRS kota besar Surakarta No. 4 tahun 1956 tentang perubahan struktur pemerintahan, maka jawatan umum diganti menjadi Dinas Pemerintahan Umum ini terbagi dalam urusan-urusan dan setiap urusan-urusan ini ada bagian-bagian. Urusan-urusan pada Dinas Pemerintahan Umum pada saat itu terdiri dari:

1. Urusan Sekretariat DPRD 2. Urusan Kepegawaian

3. Urusan Pusat Perbendaharaan 4. Urusan Pusat Pembukuan

5. Urusan Pusat Pembelian dan Perbekalan

6. Urusan Pajak ( dahulu masuk Jawatan Keuangan ) 7. Urusan Perumahan

8. Urusan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil 9. Bagian Penyelesaian Golongan Kecil

Dengan adanya perubahan tersebut, dapat dilihat bahwa untuk penanganan pajak sebagai pendapatan daerah yang sebelumnya ditangani oleh jawatan keuangan kini ditangani lebih khusus oleh Urusan Pajak. Selanjutnya, berdasarkan surat keputusan Walikota Kepala Daerah Kotamadya Surakarta tanggal 23 Februari 1970 Nomor 259/X. 10/KP. 70 tentang struktur organisasi pemerintahan Kotamadya Surakarta, urusan-urusan dari Dinas-dinas di kotamadya Surakarta termasuk Dinas Pemerintahan Umum, diganti menjadi bagian, dan bagian membawahi urusan-urusan, sehingga dalam Dinas Pemerintahan Umum urusan pajak diganti menjadi bagian pajak.

Menurut Surat Keputusan Walikota Kepala Daerah Kotamadya Surakarta tanggal 30 Juni 1972 tentang Penghapusan Bagian Pajak dari Dinas

iii

Pemerintahan Umum karena bertalian dengan pembentukan Dinas Baru. Dinas baru tersebut adalah Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah atau yang sering disebut dengan DPPKA yang dulu lebih dikenal dengan Dipenda ( Dinas Pendapatan Daerah) sebagaimana yang tersebut dalam Peraturan Walikota Surakarta Nomor 24 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta.

Tugas pokok Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta adalah menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset.

Untuk dapat menjalankan tugas pokok tersebut, maka Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Penyelenggaraan kesekretarisan dinas.

2. Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi dan pelaporan. 3. Penyelenggaraan pendaftaran dan pendataan wajib pajak dan wajib

retribusi.

4. Pelaksanaan perhitungan, penetapan dan angsuran pajak dan retribusi.

5. Pegelolaan dan pembukuan penerimaan pajak dan retribusi serta pendapatan lain.

6. Pelaksanaan penagihan atas keterlambatan pajak, retribusi dan pendapatan lain.

7. Penyelenggaraan pegelolaan anggaran, perbendaharaan dan akuntansi.

8. Pengelolaan aset barang daerah.

9. Penyiapan penyusunan, perubahan dan perhitungan anggaran pendapatan dan belanja daerah.

10. Penyelenggaraan administrasi keuangan daerah. 11. Penyelenggaraan sosialisasi.

iv

13. Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD).

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset daerah juga mempunyai visi dan misi yang ingin dicapai. Adapun visi dari DPPKA ialah mewujudkan tingkat pendapatan daerah yang optimal untuk mendukung pembangunan daerah Surakarta. Sedangkan misi dari DPPKA, antara lain:

1. Peningkatan kapasitas administrasi perpajakan daerah.

2. Pengembangan pola intensifikasi dan ekstensifikasi pengelolaan pendapatan daerah.

3. Peningkatan kualitas pelayanan yang bertumpu pada standar pelayanan prima.

4. Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang professional.

B. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta

Struktur organisasi yang baik dapat menunjang kelancaran pelaksanaan suatu kegiatan di dalam pengawasan suatu manajemen, maka dari itu adanya suatu struktur organisasi yang baik perlu diterapkan dalam suatu organisasi. Adapun struktur organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah menurut Peraturan Walikota Surakarta Nomor 24 Tahun 2008 tentang penjabaran tugas pokok, fungsi dan tata kerja Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah adalah sebagai berikut:

1. Kepala Dinas

Kepala Dinas mempunyai tugas memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan dan Aset Daerah. Kepala Dinas membawahi semua bagian yang ada di dalam DPPKA, yaitu:

a. Sekretariat

b. Bidang Pendaftaran, Pendataan dan Dokumentasi c. Bidang Penetapan

v d. Bidang Penagihan e. Bidang Anggaran f. Bidang Perbendaharaan g. Bidang Akuntansi h. Bidang Asset

i. UPTD ( Unit Pelaksana Teknis Dinas ) j. Kelompok Jabatan Fungsional

2. Sekretariat

Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, palayanan administrasi, dan pelaksanaan dibidang perencanaan, evaluasi dan pelaporan, keuangan, umum dan kepegawaian. Sekretariat membawahi beberapa subbagian yang masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Sekretaris, yaitu:

a. Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan

Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu dibidang perencanaan, evaluasi dan pelaporan.

b. Subbagian Keuangan

Subbagian Keuangan mempunyai tugas melakukan pengelolaan keuangan, verifikasi, pembukuan dan akuntansi di lingkungan Dinas. c. Subbagian Umum dan Kepegawaian

Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan pengelolaan administrasi kepegawaian, hukum, humas, organisasi dan tatalaksana, ketatausahaan, rumah tangga dan perlengkapan di lingkungan Dinas.

vi

3. Bidang Pendaftaran, Pendataan dan Dokumentasi

Bidang Pendaftaraan, Pendataan dan Dokumentasi dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Bidang Pendaftaran, Pendataan dan Dokumentasi mempunyai tugas pokok melaksanakan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang pendaftaran, pendataan, dokumentasi dan pengolahan data.

Bidang Pendaftaran, Pendataan dan Dokumentasi membawahi beberapa seksi yang masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bidang Pendaftaran, Pendataan dan Dokumentasi, yaitu:

a. Seksi Pendaftaran dan Pendataan

Seksi Pendaftaran dan Pendataan mempuyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang pendaftaran dan pendataan, meliputi pendaftaran, pendataan dan pemeriksaan di lapangan terhadap Wajib Pajak Daerah ( WPD ) dan Wajib Retribusi Daerah ( WRD ).

b. Seksi Dokumentasi dan Pengolahan Data

Seksi Dokumentasi dan Pengolahan Data mempunyai tugas meghimpun, mendokumentasi, menganalisa dan mengolah data Wajib Pajak Daerah dan Wajib Retribusi Daerah.

4. Bidang Penetapan

Bidang Penetapan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Bidang Penetapan mempunyai tugas pokok melaksanakan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang penetapan.

vii

Bidang Penetapan membawahi beberapa seksi yang masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bidang Penetapan, yaitu:

a. Seksi Perhitungan

Seksi Perhitungan mempunyai tugas melakukan perhitungan dan penetapan besarnya pajak dan retribusi daerah.

b. Seksi Penerbitan Surat Ketetapan

Seksi Penerbitan mempunyai tugas menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah ( SKPD ), Surat Ketetapan Retribusi Daerah ( SKRD ) dan surat-surat ketetapan pajak daerah dan retribusi daerah lainnya.

5. Bidang Penagihan

Bidang Penagihan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Bidang Penetapan mempunyai tugas pokok melaksanakan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang penagihan, keberatan dan pengelolaan penerimaan sumber pendapatan lain.

Bidang Penetapan membawahi beberapa seksi yang masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bidang Penagihan, yaitu:

a. Seksi Penagihan dan Keberatan

Seksi Penagihan dan Keberatan mempunyai tugas melakukan penagihan tunggakan pajak daerah, retribusi daerah dan sumber pendapatan lainnya serta melayani permohonan keberatan dan penyelesaiannya.

b. Seksi Pengelolaan Penerimaan Sumber dan Pendapatan Lain

Seksi Pengelolaan Penerimaan Sumber dan Pendapatan Lain mempunyai tugas mengumpulkan dan mengolah data sumber-sumber penerimaan lain di luar penerimaan pajak daerah dan

viii

retribusi daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.

6. Bidang Anggaran

Bidang Anggaran dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Bidang Anggaran mempunyai tugas pokok melaksanakan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang perencanaan, pengelolaan dan pengendalian anggaran pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah dalam rangka penyusunan dan pelaksanaan APBD dan Perubahan APBD.

Bidang Anggaran membawahi beberapa seksi yang masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bidang Anggaran, yaitu:

a. Seksi Anggaran I

Seksi Anggaran I mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang anggaran I.

b. Seksi Anggaran II

Seksi Anggaran II mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang Anggaran II.

7. Bidang Perbendaharaan

Bidang Perbendaharaan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Bidang Perbendaharaan mempunyai tugas pokok melaksanakan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang pegelolaan perbendaharaan I dan II.

ix

Bidang Perbendaharaan membawahi beberapa seksi yang masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bidang Perbendaharaan, yaitu:

a. Seksi Perbendaharaan I

Seksi Perbendaharaan I mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pelaksanaan dibidang perbendaharaan I.

b. Seksi Perbendaharaan II

Seksi Perbendaharaan II mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pelaksanaan dibidang perbendaharaan II.

8. Bidang Akuntansi

Bidang Akuntansi dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Bidang Akuntansi mempunyai tugas pokok melaksanakan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang penyelenggaraan tata akuntansi keuangan daerah pada tingkat Satuan Kerja Perangkat Daerah dari penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kota Surakarta.

Bidang Akuntansi membawahi beberapa seksi yang masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bidang Akuntansi, yaitu:

a. Seksi Akuntansi I

Seksi Akuntansi I mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang akuntansi I.

b. Seksi Akuntansi II

Seksi Akuntansi II mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang akuntansi II.

x 9. Bidang Asset

Bidang Asset dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Bidang Asset mempunyai tugas pokok melaksanakan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang perencanaan asset dan pengelolaan asset.

Bidang Asset membawahi beberapa seksi yang masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bidang Asset, yaitu:

a. Seksi Perencanaan Asset

Seksi Perencanaan Asset mempunyai tugas membuat penetapan kebijakan, pelaksanaan, analisis kebutuhan, pembinaan dan fasilitasi perencanaan dan pengadaan asset daerah, dan pendokumentasian asset daerah.

b. Seksi Pengelolaan Asset

Seksi pengelolaan Asset mempuyai tugas membuat penetapan kebijakan, pelaksanaan, analisis kebutuhan, pembinaan dan fasilitasi pemeliharaan dan pengamanan asset, penggunaan dan pemanfaatan asset dan perubahan status hukum asset.

10. UPTD ( Unit Pelaksana Teknis Dinas )

UPTD dipimpin oleh seorang Kepala UPTD yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala Dinas.

11. Kelompok Jabatan Fugsional

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas sesuai dengan Jabatan Fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

xi BAB IV

Dokumen terkait