• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pendidikan di Pesantren

Dalam dokumen Asal Pesantren dan Asal Usul Sapi Bali Asal (Halaman 25-33)

Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam mengalami perkembangan bentuk sesuai dengan perubahan zaman, terutama adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Perubahan bentuk pesantren bukan berarti pesantren kehilangan ciri khasnya. Sistem pesantren

42Lihat: Departemen Agama Republik Indonesia, op. cit., h. 392-399.

43Masdar F. Mas’udi, et al., Direktori Pesantren (Cet. I; Jakarta: Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M), 1996), h. 383.

adalah sarana yang berupa perangkat organisasi yang diciptakan untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam pesantren.45

Secara faktual, pesantren dapat dipolakan pada dua tipe atau pola, yaitu berdasarkan bangunan fisik dan berdasarkan kurikulum.

1. Tipe pesantren berdasarkan bangunan fisik.

Berdasarkan bangunan fisik atau sarana pendidikan yang dimiliki, pesantren mempunyai lima tipe, yaitu:

Tabel 4

Tipe Pesantren Berdasarkan Bangunan Fisik46

Tipe Keterangan

Tipe I:

 Masjid

 Rumah Kyai

Pesantren ini masih bersifat sederhana, di mana kyai menggunakan masjid atau rumahnya sendiri untuk mengajar. Tipe ini santri hanya datang dari daerah pesantren ini sendiri, namun mereka telah

mempelajari agama secara kontinyu dan sitematis. Metode pengajaran: wetonan dan sorongan.

Tipe II:

 Masjid

 Rumah Kyai

 Pondok/Asrama

Tipe pesantren ini telah memiliki pondok atau asrama yang disediakan bagi santri yang datang daerah di luar pesantren.

Metode pengajaran: wetonan dan sorongan.

Tipe III:

 Masjid

 Rumah Kyai

 Pondok/Asrama

 Madrasah

Pesantren ini telah memakai sistem klasikal, santri yang tinggal di pesantren mendapat pendidikan di madrasah. Adakalanya santri madrasah itu datang dari daerah sekitar pesantren itu sendiri. Di samping sistem klasikal, kyai memberikan pengajian dengan sistem wetonan. Tipe IV:  Masjid  Rumah Kyai  Pondok/Asrama  Madrasah  Tempat Keterampilan

Dalam tipe ini di samping memiliki madrasah, juga memiliki tempat-tempat keterampilan. Misalnya: peternakan, pertanian, tata busana, tata boga, toko, koperasi, dan sebagainya.

Tipe V:  Masjid  Rumah Kyai  Pondok/Asrama  Madrasah  Tempat Keterampilan  Perguruan Tinggi  Gedung Pertemuan  Tempat Olahraga  Sekolah Umum

Tipe pesantren ini sudah berkembang dan bisa digolongkan pesantren mandiri. Pesantren ini seperti ini telah memiliki perpustakaan, dapur umum, ruang makan, rumah penginapan tamu, dan sebagainya. Di samping itu pesantren ini mengelola SMP, SMA dan SMK.

45Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum (Cet. III; Jakarta: Bina Aksara.1995), h. 257. 46Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia

2. Tipe pesantren berdasarkan kurikulum.

Berdasarkan kurikulum atau sistem pendidikan yang dipakai, pesantren mempunyai tiga tipe, yaitu:

a. Pesantren Tradisional (salāf)

Pesantren ini masih mempertahankan bentuk aslinya dengan mengajarkan kitab yang ditulis oleh ulama abad ke-15 dengan menggunakan bahasa Arab. Pola pengajarannya dengan menerapkan sistem h{alaqah} atau mangaji tudang yang dilaksanakan di masjid. Hakikat dari sistem pengajaran h{alaqah ini adalah penghapalan yang titik akhirnya dari segi metodologi cenderung kepada terciptanya santri yang menerima dan memiliki ilmu.47 Artinya ilmu tidak berkembang ke arah paripurnanya ilmu itu, melainkan hanya terbatas pada apa yang diberikan kyai. Kurikulum sepenuhnya ditentukan oleh para kyai pengasuh pondok.

b. Pesantren Modern (khalaf atau as{ri>)

Pesantren ini merupakan pengembangan tipe pesantren karena orientasi belajarnya cenderung mengadopsi seluruh sistem belajar klasikal dan meninggalkan sistem belajar tradisional. Penerapan sistem belajar modern ini terutama tampak pada penggunaan kelas belajar baik dalam bentuk madrasah maupun sekolah. Kurikulum yang dipakai adalah kurikulum nasional.48 Kedudukan para kyai sebagai koordinator pelaksana proses pembelajaran dan sebagai pengajar di kelas. Perbedaannya dengan sekolah dan madrasah terletak pada porsi pendidikan agama Islam dan bahasa Arab lebih menonjol sebagai kurikulum lokal.

c. Pesantren Komprehensif.

Tipe pesantren ini merupakan sistem pendidikan dan pengajaran gabungan antara tradisional dan modern.49 Pendidikan diterapkan dengan pengajaran kitab kuning dengan metode sorongan, bandongan dan wetonan yang biasanya diajarkan pada malam hari sesudah salat Magrib dan sesudah salat Subuh. Proses pembelajaran sistem klasikal dilaksanakan pada

pagi sampai siang hari seperti di madrasah/sekolah pada umumnya. 47Mastuhu, op. cit., h. 157.

48M. Bahri Ghazali, Pendidikan Pesantren Berwawasan Lingkungan: Kasus Pondok

Pesantren An- Nuqayah Guluk-Guluk Sumenep, Madura (Cet. I; Jakarta: Pedoman Ilmu, 2001), h. 14.

Ketiga tipe pesantren tersebut memberikan gambaran bahwa pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang berjalan dan berkembang sesuai dengan tuntutan zaman. Dimensi kegiatan sistem pendidikan dilaksanakan oleh pesantren bermuara pada sasaran utama yaitu perubahan baik secara individual maupun kolektif. Perubahan itu berwujud pada peningkatan persepsi terhadap agama, ilmu pengetahuan dan teknologi. Santri juga dibekali dengan pengalaman dan keterampilan dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia.

Ada beberapa ciri umum dimiliki pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam sekaligus sebagai lembaga sosial yang secara informal terlibat dalam pengembangan masyarakat. Zamakhsyari Dhofier mengajukan lima unsur yang merupakan elemen pesantren, yaitu pondok, masjid, pengajaran kitab-kitab Islam klasik, santri, dan kyai.50

Kelima lima unsur pesantren tersebut diuraikan sebagai berikut: 1. Masjid

Masjid pada hakikatnya merupakan sentral kegiatan kaum muslimin. Di dunia pesantren, masjid dijadikan sentral kegiatan pendidikan Islam baik dalam pengertian modern maupun tradisional. Dalam konteks yang lebih jauh, masjidlah yang menjadi pesantren pertama, tempat berlangsung proses pembelajaran. Seorang kyai yang ingin mengembangkan sebuah pesantren biasanya akan mendirikan masjid di dekat rumahnya.51

2. Pondok

Setiap pesantren pada umumnya memiliki pondokan. Di pondok seorang santri patuh dan taat terhadap peraturan yang dibuat oleh pesantren. Ada beberapa alasan pokok pentingnya pondok dalam pesantren, yaitu:

a. Banyaknya santri yang berdatangan dari daerah yang jauh untuk menuntut ilmu. b. Pesantren biasanya terletak di desa, di mana tidak tersedia perumahan untuk menampung

santri yang berdatangan dari luar daerah.

c. Adanya sikap sikap timbal balik antara kyai dan santri, sehingga para santri menganggap kyai dan para pengasuh adalah orangtuanya sendiri.52

50Lihat: Zamakhsyari Dhofier, op. cit., h. 44-60. 51M. Bahri Ghazali, op. cit., h. 19.

Pondok sebagai wadah pendidikan manusia seutuhnya menjadi operasionalisasi dari pendidikan yaitu mendidik dan mengajar. Hal ini merupakan fase pembinaan dan peningkatan kualitas manusia sehingga bisa mandiri dan menjadi kader masa depan bangsa.

3. Kyai

(anregurutta)

Ciri yang paling esensial bagi suatu pesantren adalah adanya seorang kyai. Kyai atau anregurutta pada hakikatnya adalah gelar yang diberikan kepada seorang yang mempunyai ilmu agama yang luas, kharismatik dan berwibawa.53

Keberadaan kyai dalam pesantren sangat sentral. Suatu lembaga pendidikan Islam disebut pesantren apabila memiliki tokoh sentral yang disebut kyai. Bahkan maju mundurnya satu pesantren ditentukan oleh wibawa dan kharisma seorang kyai.

4. Santri.

Tradisi pesantren mengenal dua kelompok santri, yaitu santri muqim dan santri kalong.54 Dikatakan santri muqi>m jika mereka menetap di pondok atau asrama pesantren selama memperdalam kajian ilmu khususnya kitab-kitab klasik Islam. Sedangkan santri kalong, karena selama memperdalam ilmu-ilmu keislaman mereka tidak menetap di pondok.

5. Pengajian Kitab-Kitab Klasik (Kuning).

Kitab Islam klasik yang lebih populer dengan kitab kuning atau kitab gundul.55

Pengajaran kitab klasik di pesantren merupakan upaya memelihara dan mentransfer literatur Islam klasik. Pengajaran kitab Islam klasik dijadikan sebagai sarana untuk membekali para santri dengan pemahaman warisan keilmuan Islam masa lampau atau jalan kebenaran menuju kesadaran diri dan pembersihan hati (tazkiyah al-nafs), bahkan juga dengan tugas masa depan dalam kehidupan masyarakat. Pengajaran kitab Islam Islam merupakan salah satu cara yang ditempuh untuk membekali santri sebagai calon ulama dengan ilmu keislaman yang kelak ditransfer kepada masyarakat secara lebih luas. Adapun metode yang lazim digunakan dalam

pesantren adalah metode wetonan, bandongan dan sorogan.56

54Abdullah Aly, op. cit., h. 167.

55Sebutan kitab kuning karena pada umumnya kitab aslinya berwarna kuning, sementara kitab gundul karena pada umumnya kitab klasik Islam tidak memiliki harakat.

56Lihat: Abdullah Aly, op. cit., h. 165-167. Lihat pula: M. Bahri Ghazali, op. cit., h. 24. dan Marwan

Pada umumnya fungsi pendidikan di pesantren adalah untuk mencetak calon ulama dan para muballig yang tabah, tangguh, dan ikhlas serta sanggup berkorban dalam menyiarkan agama Islam.

Dalam dokumen Asal Pesantren dan Asal Usul Sapi Bali Asal (Halaman 25-33)

Dokumen terkait