• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pengapian Langsung / Direct Ignition System (DIS)

SISTEM PENGAPIAN TERKONTROL KOMPUTER

B. Sistem Pengapian Terkontrol Komputer

4. Sistem Pengapian Langsung / Direct Ignition System (DIS)

Sistem pengapian langsung (DIS) memiliki koil yang terpasang langsung pada busi. Sistem pengapian DIS dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu 1) independent ignition, satu koil tiap silinder, dan 2) simultaneous ignition, satu koil untuk dua silinder. Pada model yang kedua, sebuah koil dipasangkan pada satu busi dan sebuah kabel tegangan tinggi dipasangkan pada busi lainnya.

Loncatan bunga api terjadi pada kedua silinder secara bersamaan.

Gambar 4.9. Koil yang terpasang pada busi

Gambar di bawah ini memperlihatkan skema sistem pengapian DIS model independen. ECM memberikan sinyal IGT sejumlah silinder dan masing-masing sinyal IGT digunakan untuk mengaktifkan tiap transistor yang ada pada igniter sesuai dengan FO-nya.Transistor ini berfungsi untuk memutus dan mengalirkan

arus primer masing-masing koil. Pengaturan sinyal IGT pada sistem pengapian ini juga tetap berdasarkan masukan sensor-sensor ke ECM.

Gambar 4.10. Skema DIS model independen

5. i-DSI (Intelegent Double Sequential Ignition)

Sistem pengapian iDSI menggunakan dua busi untuk tiap silinder. Kedua busi itu manyala secara berurutan atau bersamaan tergantung dari kondisi kerja engine. Sistem dapat mengoptimalkan saat pengapian tiap busi berdasarkan pada putaran dan beban engine. Pembakaran yang intensif pada semua putaran engine tidak hanya mengotrol knocking tetapi memungkinkan juga penggunaan rasio kompresi yang lebih tinggi untuk mencapai output yang lebih tinggi dengann konsumsi bahan bakar yang lebih kecil dibandingkan dengan engine konvensional.

Keuntungan sistem ini adalah pembakaran yang lebih intensif, menggunakan dua busi yang dipasang secara diagonal berlawanan satu sama lain, sangat kompak, ruang bakar yang high-swirl. Setiap pasang busi memercikan api secara sekuensial dengan interval antara keduannya tergantung pada putaran dan beban engine. Busi yang terletak dekat saluran masuk menyala lebih dulu kemudian saat api merambat / propagasi, busi yang dekat pipa buang

(exhaust) menyala (sebelum TMA). Api berekspasi dengan cepat ke seluruh bagian untuk menghasilkan pembakaran yang komplit. Hal ini menghasilkan pembakaran yang lebih cepat dan tekanan silinder yang lebih tinggi yang memberikan output engine yang tinggi.

Gambar 4.11. Letak busi sistem pengapian iDSI

Pemrograman peta saat pengapian menghasilkan keseimbangan antara keekonomisan dengan power output. Pada pembukaan throttle yang besar (putaran sekitar 2600 rpm) pengapian di sisi saluran masuk (intake) dimajukan dan di sisi exhaust sedikit dimundurkan. Pada kecepatan tinggi pengapian hamper bersamaan untuk mencapai output yang optimum. Di bawah ini adalah perubahan saat pengapian dan penyalaan tiap busi pada beberapa tingkat putaran engine.

1000 rpm 2000 rpm

3000 rpm 4000 rpm

5000 rpm 6000 rpm

Gambar 4.12. Perubahan saat penyalaan busi pada beberapa putaran engine

C. Latihan

1. Gambar dan diskusikan bersama teman diagram blok prinsip kerja sistem pengapian ESA

2. Analisalah kaitan antara sensor-sensor yang ada pada engine dengan sistem pengapian

3. Buat analisis jika sinyal IGF tidak keluar dari sistem pengapian.

4. Jelaskan proses penyalaan busi pada sistem pengapian i-DSI.

D. Lembar Kegiatan

Kegiatan pembelajaran ini adalah kegiatan yang utamanya untuk meningkatkan kemampuan akademik (tidak kemampuan praktik) peserta sehingga kegiatan yang yang harus dilakukan sesuai dengan yang tertuang dalam petunjuk belajar di BAB I bagian C.

E. Rangkuman

Sistem pengapian terkontrol komputer (ESA) merupakan sistem pengapian yang proses pemajuan dan pemunduran saat pengapian dikontrol oleh komputer.

Sistem pengapian model ini terdiri dari beberapa model, yaitu sistem pengapian ESA dengan distributor, sistem pengapian ESA tanpa distributor (DLI), sistem pengapian langsung (DIS), dan sistem pengapian i-DSI.

F. Tes Formatif

1. Output ECM yang diperlukan sebagai sinyal untuk system pengapian ESA adalah

A. sinyal IGF B. sinyal GT

C. pulsa tegangan D. sinyal Ne

2. Jika ECM menerima sinyal Ne dengan frekuensi yang makin tinggi, maka A. saat pengapian dimundurkan B. saat pengapian dimajukan

C. sinyal IGF terlambat D. sinyal IGF dipercepat 3. Fungsi igniter adalah………..., kecuali

A. pengontrol sudut dwell B. memutus/menghubungkan arus primer koil C. lock prevention circuit D. memajukan/memundurkan saat pengapian 4. Jika sinyal IGF tidak muncul, maka

A. sinyal IGT diperkuat B. sinyal IGT dipercepat

C. pompa bensin berhenti D. injector menyemprot lebih lama 5. Berikut adalah peryataan yang benar tentang system pengapian DLI, kecuali

A. FO diatur oleh ECM B. satu koil melayani dua busi

C. distributor menghasilkan sinyal Ne dan G D. busi 1 berpasangan dengan busi 4

6. Pada pengapian ESA, posisi langkah tiap silinder ditentukan berdasarkan A. sinyal Ne dan G B. saat penyemprotan injektor C. sinyal prosisi throttle D. sinyal knocking

7. Prinsip pemajuan saat pengapian pada system ESA dengan distributor, DLI, dan DIS …..

A. sama B. berbeda

C. DIS lebih efisien D. menggunakan vakum dan sentrifugal advancer 8. Jika ECM menerima sinyal dari sensor knocking, maka

A. saat pengapian dimundurkan B. saat pengapian dimajukan C. sinyal IGF terlambat D. sinyal IGF dipercepat 9. Pada pengapian i-DSI ………..

A. kedua busi menyala bersama B. kedua busi menyala bersama pada putaran tinggi C. pada putaran rendah hanya satu busi menyala D. pada putaran lambat pengapian lebih optimum

10. ECM kependekan dari

A. engine control module B. electronic control module C. electronic control unit D. tidak ada yang benar

Soal essay :

1. Jelaskan hubungan kerja antara sensor-sensor, ECM, dan system pengapian.

2. Mengapa sinyal IGF dari system pengapian sangat diperlukan oleh ECM?

3. Jelaskan fungsi distributor dalam system pengapian ESA model distributor.

4. Jika system pengapian ESA tidak menggunakan distributor, bagaimana pengaturan penyalaan atau FO engine tersebut?

5. Jika koil terpasang pada busi seperti pada system pengapian DIS, bagaimana proses pemutusan dan pengaliran arus primer koilnya?

BAB V

• Dapat menggambar rangkaian pengisian model konvensional.

• Dapat menjelaskan cara kerja sistem pengisian model konvensional

• Dapat menggambar rangkaian dasar IC regulator.

• Dapat menjelaskan cara kerja rangkaian dasar IC regulator.

• Dapat menganalisa pengaruh kerusakan komponen alternator konvensional terhadap output sistem pengisian

• Dapat menganalisa pengaruh kerusakan komponen regulator konvensional terhadap output

Dokumen terkait