Dalam perancangan sistem kontrol ini ada beberapa hal yang harus
diketahui antara lain:
1. Mempelajari langkah urutan kerja mesin yang akan dijadikan objek
2. Mengetahui karakteristik dari masing-masing beban yang akan dijadikan
objek
3. Mengetahui catu daya yang akan digunakan
4. Peralatan yang akan digunakan
5. Sistem pengamanan dan keandalan
6. Biaya harus ekonomis dalam segala hal
7. Energi yang digunakan harus sehemat mungkin.
Dari pengawatannya harus bisa membandingkan, bagaimana jika banyak beban yang di operasikan dengan kontrol biasa. Mungkin akan banyak kesulitan yang akan di temukan, apalagi terjadi trouble untuk melacaknya sangat susah. Dengan bantuan PLC ini untuk mendeteksi trouble akan sangat mudah. Karena tanpa PLC, kemampuan kontaktor biasa tidak bisa untuk melakukan pengendallian secara cepat.
Untuk mengatasi hal itu maka di rancanglah sebuah alat pengendali
elektronik berbasis Mikrokontroller yang di kenal dengan nama PLC. PLC mempunyai banyak keunggulan dibandigkan dengan kontaktor dan relay pada umumnya.
Keuntungan pengoperasian menggunakan PLC diantaranya: 1. PLC dapat diprogram setiap waktu
2. Mudah dalam instalasi dan pengoperasiannya 3. Mudah melakukan pelacakan jika terjadi trouble 4. Biaya proyek dapat dikalkulasikan dengan akurat
5. Aplikasi kontrolnya sangat luas, maintenannya sangat mudah 6. Perangkat kontrol standard dan memilki keandalan yang tinggi.
Pada PLC ini yang paling utama untuk diketahui adalah input-output,
karena salah dalam input akan menyebabkan PLC tidak akan dapat dioperasikan, jika kesalahan itu terjadi pada output maka beban akan bekerja secara acak tanpa aturan, jika kesalahan itu terjadi dalam pengawatannya ini akan mengakibatkan terjadi trouble dan hal ini harus benar-benar dihindari.
Unit input akan berguna untuk memberi masukan pada prosesor. Input
ini dapat menerima masukan bukan hanya dari sakelar tapi bisa dari tombol tekan, sakelar batas (limit switch), sensor dan sebagainya. Input akan diproses dalam prosesor, proses ini tergantung dari program yang akan dibuat.
Unit output berfungsi sebagai terminal output yang dihubungkan
dengan berbagai beban, beban yang dapat dioperasikan oleh PLC ini antara lain; motor, lampu, solenoid dan lainnya.
CENTRAL
PROCESSING
MODUL
OUTPUT Diagram PLC Control:
Gambar 3.14 Diagram PLC yang disederhanakan
Alat input: Programming Alat Output: Tombol tekan Device Motor Sakelar Lampu Sensor Seleniod Heater LED display MODUL INPUT
Gambar 3.15 Palang Pintu (Portal) Otomatis
Sistem kerja pintu otomatis ini menggunakan Ultrasonic Switch untuk
mendeteksi kehadiran kereta api yang akan melintas, tanggapan dari input sinyal ini akan ditangapi oleh rangkaian pengontrol output untuk menggerakan motor untuk membuka dan menutup pintu.
Tabel 3.16 Pengalamatan Input/Output
Peralatan Input
Motion detector kiri I1
Motion detector kanan I2
Limit switch atas I3
Limit switch bawah I4
Peralatan Output
Motor untuk pintu naik Q1
Motor untuk pintu turun Q2
Hardware yang dipergunakan: 1. Motor listrik
2. Kontaktor 3. Motion detector
4. Roda gigi (kecepatan roda gigi dilakukan secara elektronik menggunakan
inverter) 5. Palang pintu
6. PLC
7. Limit switch
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah melihat dan melaksanakan secara langsung kerja praktek di PT. KAI (Persero) Bandung yang beralamat di Jalan Stasiun Timur No. 14 Bandung. Penulis mendapatkan banyak pengalaman yang sangat berharga dan dapat menambah serta memperkaya wawasan penulis, baik itu bersifat pribadi atau berupa teori yang mendukung proses praktek kerja di lapangan, maupun praktek kerja yang langsung ditempat tersebut.
Dalam melakukan kerja praktek dibidang Sistem Teknologi Informasi Komunikasi Signal Kontrol penulis melakukannya dengan sangat hati-hati, teliti dan seksama guna menghasilkan data-data yang akurat. Proses sistem peralatan ini sangat penting karena erat kaitannya dengan kinerja karyawan.
Semoga hasil analisis dan implementasi sistem yang telah penulis buat dapat dijadikan sebagai acuan untuk pembuatan sistem informasi yang lebih baik lagi untuk kedepannya. Adapun hasil analisis dan implementasi sistem adalah :
1. Central Traffic Control (CTC) ini dalam unjuk kerja jaringannya
menggunakan sistem Jaringan Area Lokal (LAN) dan Jaringan Area Luas (WAN)
2. Keamanan arus lalu-lintas kereta api dapat lebih terkendali dengan adanya kemudahan pemantauan.
3. Kenyamanan penumpang semakin baik dengan adanya pengaturan yang
4. Sistem LAN yang diterapkan pada CTC digunakan untuk mengatur dan mengefisienkan komunikasi data/persinyalan. Dimana LAN memungkinkan CTC menggunakan data terdistribusi menggunakan PC (Workstation) yang dapat mengakses satu sama lain.
5. Central Traffic Control (CTC) merupakan suatu peralatan kontrol persinyalan yang dimiliki oleh PT. K.A.I. (persero) Daerah Operasi II Bandung. Dalam session ini terdiri dari tujuh buah stasiun yang dibagi ke dalam dua buah session di Bandung dan lima buah SSI (Solid State Interlocking) yang terpasang di 5 tempat, yaitu Padalarang, Cimahi, Bandung, Kiaracondong dan Gedebage.
6. Pada kondisi normal pengendalian perangkat persinyalan dikendalikan
stasiun dapat mengendalikan perangkat persinyalan.
7. Pada CTC, LAN menghubungkan beberapa workstation diantaranya Mimic
Panel, Supervisor, Tiga buah Train Controller dan dua buah Server. Teknologi LAN yang terpasang adalah Ethernet dengan menggunakan kabel twisted pair yang terlindung dengan Hub atau Concentrator.
4.2 Saran
Setelah melihat dan mempelajari secara langsung tentang metode kerja di lapangan. Penyusun melakukan kerja praktek yaitu di PT. KAI (Persero) Bandung, dengan ini penyusun mempunyai saran yang mungkin bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan dimasa yang akan datang. Diantaranya adalah :
1. Diperlukan analisis yang lebih mendalam dan mengacu pada sistem yang telah ada untuk pengembangan sistem selanjutnya.
2. PT. KAI (Persero) Bandung diharapkan untuk lebih meningkatkan
Produktifitas dan kinerja karyawan, dengan memaksimalkan penggunaan program aplikasi untuk mengoperasikan program dalam sistem komputer yang telah tersedia.
3. Sistem Informasi Komunikasi Signal Kontrol dan proses pemeliharaan sistem komunikasi yang saat ini telah ada di PT. K.A.I (persero) Daerah Operasi II Bandung, untuk menjaga supaya peralatan tersebut dapat bekerja dengan sebaik-baiknya, termasuk peningkatan kualitas sumber daya manusianya. 4. Sistem Informasi Komunikasi Signal Kontrol & pengendalian persinyalan
merupakan hal yang sangat penting untuk menjamin keamanan dan keselamatan Kereta Api dalam operasionalnya. Oleh karena itu, PT. K.A.I (persero) harus mampu meningkatkan kemampuan dari sistem CTC yang sudah terpasang saat ini, baik itu persinyalan pada pusat penguncian sistem SSI, sistem WAN, maupun pada sistem LAN.
DAFTAR PUSTAKA
1. A. Marnison. 1997. SSI System Overview Training Course. GEC Alsthom
Australia.
2. Keiser. Gerd. 1989. Local Area Network. McGraw-Hill International
Editions. Singapore.
3. Martin, James. 1994. Local Area Network. Prentice Hall. New Jersey
4. Onno W. Purbo. 2000. Teknologi Warung Internet. Elekmedia Komputindo.
Jakarta.
5. Sigit Haryadi. Ir “Jaringan Telekomunikasi” PT. Dete Elan Kreasi, Bandung. 1994.
6. Sodiq. Studi Sistem Komunikasi Data Centralized Trafic Control Persinyalan Kereta Api Tipe Solid State Interlocking. ITB. Bandung.
7. System Description SSI. 1997. GEC-GS/SSI/500-0 (T) Australia
8. System Description SSI. 1997. GEC-GS/SSI/500-1. Australia.
9. Tanenbaum, S Andrew. 1996, Computer Network third Edition, Prentice Hall