• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.4.3 Sistem Skoring Angiografi

Banyak faktor dapat mempengaruhi hasil pada pasien ulkus kaki diabetik, tetapi derajat berat ringannya penyakit pembuluh darah pada ekstremitas bawah merupakan faktor risiko yang berdiri sendiri untuk terjadinya amputasi (Faglia, et al. 1998).

Penyakit oklusi arteri perifer/PAD merupakan komplikasi yang sering pada diabetes melitus dan berhubungan dengan beratnya gejala klinis dan risiko tinggi untuk terjadinya critical limb ischemic (CLI) serta amputasi pada pasien dengan diabetes (Bargellini, et al. 2012).

Ada beberapa sistem skoring dan klasifikasi untuk mengevaluasi hasil dari angiografi pada pasien dengan penyakit oklusi arteri perifer/PAD salah satunya untuk menilai perbaikan klinis pasca tindakan revaskularisasi endoluminal, penyelamatan pada ekstremitas bawah, dan sebagai penentu prognostik untuk terjadinya amputasi. Sistem skoring dan klsifikasi yang digunakan seperti skor

Bollinger, klasifikasi Graziani, Trans Atlantic Inter-Society Consensus (TASC I) dan (TASC II), klasifikasi Joint Vascular Societies Council dan skor angiografi menurut Faglia (Bergellini, et al. 2012; Toursarkissian, et al. 2002; Faglia, et al. 1998).

2.4.3.1 Skor Bollinger

Skor Bollinger merupakan sarana untuk mendeskripsikan angiogram pada pembuluh darah ekstremitas bawah. Skor ini dibuat untuk mengevaluasi berdasarkan angka numerik untuk penyakit oklusi arteri (Korhonen, 2011).

42

Tabel 2.5

Skor Bollinger (Korhonen, 2011) Severity

Stenosis Stenosis Plaque

Occlusion >50% ≤ 50% ≤ 25% Extent of disease 4 2 1 Single lesion

13 5 3 2 Multiple lesions affecting half of the segment or less

15 6 4 3 Multiple lesions affecting more than half of the Segment

: Vectorial score

2.4.3.2 Klasifikasi Graziani

Klasifikasi Graziani ini merupakan klasifikasi morfologi berdasarkan beratnya penyakit yang mana di bagi menjadi 7 kelas. Menurut Graziani klasifikasi ini rutin digunakan untuk menentukan berat penyakit dan perbaikan kondisi penyakit berdasarkan gambaran angiografi setelah pengobatan endovaskular (Graziani, 2007).

43

Tabel 2.6

Klasifikasi Graziani (Graziani, 2007) Class Angiografi finding

1 Isolated, one vessel tibial or peroneal artery obstruction

2a Isolated femoral/popliteal artery or two below-knee arteries obstructed but with patency of one of the two tibial arteries

2b Isolated femoral/popliteal artery or two below-knee tibial arteries obstructed but with patency of the peroneal artery

3 Isolated, one artery occluded and multiple stenosis of tibial/ peroneal and/ or femoral/ popliteal arteries

4 Two arteries occluded and multiple stenosis of tibial/ peroneal and/ or femoral/ popliteal vessels

5 Occlusion of all tibial and peroneal arteries (below knee cross-sectional occlusion)

6 Three arteries occluded and multiple stenosis of tibial/ peroneal and/ or femoral/ popliteal arteries

7 Multiple femoropopliteal obstructiosns with no visible below the knee arterial segments

2.4.3.3 Trans Atlantic Inter-Society Consensus (TASC)

TASC di tetapkan pada januari 2000 dimana digunakan untuk menejemen PAD. TASC digunakan untuk gambaran morfologi pada arteri femoropopliteal dan infra popliteal sebagai rekomendasi untuk strategi pengobatan. Dan pada tahun 2007 di tetapkan konsensus TASC II yang digunakan sebagai klasifikasi lesi dari arteri femoropopliteal, dimana TASC II diperbaharui pada tipe dan manajemennya (Korhonen, 2011).

44

Tabel 2.7

Klasifikasi TASC I pada lesi arteri femoropopliteal (Korhonen, 2011)

Type Lesions

Type A  Single stenosis <3 cm

Type B  Single stenosis 3–10 cm in length, not involving the distal popliteal artery

 Heavily calcified stenoses ≤3 cm in length

 Multiple lesions, each < cm (stenoses or occlusions)

 Single or multiple lesions in the absence of continuous tibial runoff to improve inflow for distal surgical bypass

Type C  Single stenosis or occlusion >5 cm

 Multiple stenoses or occlusions, each 3–5 cm, with or without heavy calcification

Type D  Complete common femoral artery or superficial femoral artery occlusions or complete popliteal and proximal trifurcation occlusions

Tabel 2.8

Klasifikasi TASC I pada lesi arteri infrapopliteal (Korhonen, 2011)

Type Lesions

Type A  Single stenoses <1 cm in the tibial or peroneal vessels Type B  Multiple focal stenoses of the tibial or peroneal vessels, each

<1 cm in length

 1 or 2 focal stenoses, each <1 cm long, at the tibial trifurcation

 Short tibial or peroneal stenosis in conjunction with femoropopliteal angioplasty

Type C  Stenoses 1–4 cm in length

 Occlusions 1–2 cm in length of the tibial or peroneal vessels

 Extensive stenoses of the tibial trifurcation Type D  Tibial or peroneal occlusions >2 cm

45

Gambar 2.5

Klasifikasi TASC II pada lesi arteri femoropopliteal (Korhonen, 2011).

2.4.3.4 Klasifikasi Joint Vascular Societies Council

Klasifikasi ini banyak digunakan untuk sistem skoring pada angiografi dimana penggunaanya lebih mudah dan klasifikasi ini digunakan pada angiografi di daerah infrapopliteal (Bargellini, 2012).

Tabel 2.9

Klasifikasi Joint Vascular Societies Council (Bargellini, 2012) Score Angiographic finding

0 Stenosis less then 20% 1 20%-49% stemosis 2 50%-99% stenosis

2.5 Occlusion of less than one-half the total length of the vessel 3 Occlusion if more than one-half the total length of the vessel

46

2.4.3.5Skor angiografi menurut Faglia

Skor angiografi ini digunakan oleh Faglia pada studinya, dimana sistem skor ini hampir sama dengan klasifikasi Joint Vascular Societies Council. Perhitungan skor ini digunakan pada gambaran angiografi pada seluruh pembuluh darah ekstremitas bawah (arteri common femoral, femoral superfisial, femoral profunda, popliteal, anterior dan posterior tibia, dan peroneal). Dimana lesi dari gambaran angiogram setiap segmen pembuluh darah memiliki skor 0 sampai 3 dan penjumlahan skor dari semua segmen pembuluh darah antara 0 sampai 21. Dan apabila pada satu segmen pembuluh darah memiliki dua kelainan (oklusi atau stenosis) maka oklusi atau stenosis paling tinggi yang di ukur. Pada studinya dikatakan pasien dengan skor angiografi < 10 tidak dilakukan amputasi dan dilakukan amputasi pada skor angiografi > 14 (Faglia, et al. 1998).

Tabel 2.10

Skor angiografi menurut Faglia (Faglia, et al. 1998). Score Angiographic finding

0 Stenosis involved a vessel lumen reduction of <50% 1 Stenosis involved 50 to <75% reduction

2 Stenosis involved 75 to <100% reduction 3 Total occlusion was present

Dokumen terkait