• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.4 Sistem Transmisi Sabuk dan Puli

Sebagian besar transmisi sabuk menggunakan sabuk-V karena mudah penggunaannya dan harganya murah, tetapi sabuk ini sering terjadi slip sehingga tidak dapat meneruskan putaran dengan perbandingan yang tepat.

Sabuk terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapesium. Dalam gambar 2.7 diberikan berbagai proposi penampang sabuk-V yang umum dipakai.

(Sularso:Elemen Mesin:Hal 164)

Gambar 2.9 Ukuran penampang sabuk-V

Jika putaran puli penggerak dan yang digerakan berturut-turut adalah n1 (rpm) dan n2

(rpm), dan diameter nominal masing-masing adalah d1 (mm) dan D2 (mm). Karena sabuk-V biasanya dipakai untuk menurunkan putaran, maka perbandingan yang umum dipakai ialah perbandingan reduksi i (i > 1), dimana :

1 2 2 1

d D nn =

Kecepatan linier (v) sabuk-V (m/s) adalah :

1000 60×

= dn

v π

Jarak suatu poros rencana (C) adalah 1,5 sampai 2 kali diameter puli besar.

m m

r1 R2

n1 n2

Penggerak C Yang Digerakan

Gambar 2.10 Panjang keliling sabuk Panjang sabuk rencana (L) adalah :

2

(Sularso;Elemen Mesin; Hal 170)

Dalam perdagangan terdapat bermacam-macam ukuran sabuk. Namun mendapatkan ukuran sabuk yang panjangnya sama dengan hasil perhitungan umumnya sukar.

Didalam perdagangan nomor nominal sabuk-V dinyatakan dalam panjang kelilingnya dalam inchi.

Jarak sumbu poros C dapat dinyatakan sebagai :

8

Sedangkan untuk besarnya daya yang dapat ditransmisikan oleh sabuk, digunakan rumus

Dimana : F1 = gaya tarik pada sisi kencang (N) Besarnya sudut kontak adalah :

C

Poros merupakan salah satu bagian terpenting dari setiap mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Jika diketahui bahwa poros yang akan direncanakan tidak mendapat beban lain kecuali torsi, maka perencanaan diameter porosnya adalah sebagai berikut :

. 3

Dimana : ds = Diameter poros (mm) T = Torsi (kg.mm)

τ = Tegangan geser izin (kg/mma 2)

Jika P adalah daya nominal output dari motor penggerak (kW), maka berbagai faktor keamanan bisa diambil, sehingga koreksi pertama bisa diambil kecil. Jika faktor koreksi adalah fc, maka daya perencana adalah :

P fc Pd = .

Dimana Pd = Daya perencana (kW)

Harga fc dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.1 faktor koreksi daya yang akan ditransmisikan

Daya yang Akan Ditransmisikan fc

Daya rata-rata yang diperlukan 1,2 - 2,0

Daya maksimum yang diperlukan 0,8 - 1,2

Daya normal 1,0 - 1,5

(Sularso;Elemen Mesin; Hal 7)

Untuk menghitung Torsi T (kg.mm) dapat dihitung dari daya perencana (kW) sebagai berikut :

ω T = Pd

n T Pd

π 2

1000 60 102× ×

= ×

n

T =9,74×105×Pd

Tegangan geser izin dapat dihitung sebagai berikut :

Dalam perencanaan diameter poros, ada faktor-faktor lain seperti faktor koreksi akibat momen puntir (Kt) dan faktor akibat beban lenturan (Cb), maka persamaan menjadi :

3 Dimana harga Kt = 1,0 (jika beban halus)

1,0÷ 1,5 (Jika terjadi sedikit kejutan atau tumbukan) 1,5÷ 3,0 (Jika beban dikenakan dengan kejutan) Cb = 1,2÷2,3(jika tidak ada beban lentur maka Cb = 1)

2.6. Baut

Baut disini berfungsi sebagai pengikat untuk dudukan pada motor penggerak tetapi selain itu berfungsi juga untuk pengikat poros terhadap puli. Jika momen rencana dari poros adalah T(Kg.mm) dan diameter poros adalah ds (mm), maka gaya tangensial F (Kg) Pada permukaan poros adalah :

) 2 / (ds

F = T

Tegangan geser yang ditimbulkan adalah :

Tegangan geser izin didapat dengan :

2

Dimana : Sfk1 = Faktor keamanan (umumnya diambil 6) Sfk2 = Faktor keamanan

= 1,0 – 1,5 (jika beban dikenakan perlahan-lahan)

= 1,5 – 3,0 (jika beban dikenakan tumbukan ringan)

= 2,0 – 5,0 (jika beban dikenakan secara tiba-tiba dengan tumbukan berat)

Dari tegangan geser izin, panjang pasak yang diperlukan dapat diperoleh dengan :

4 2

/ d F

ka ≥ ×

τ π

Gaya keliling F (kg) yang sama seperti diatas dikenakan pada luas permukaan samping pasak. Maka tekanan permukaannya adalah :

t1

dari harga tekanan permukaan yang di izinkan, panjang pasak yang diperlukan dapat dihitung dengan :

t1

d Pa F

= ×

Dimana : Pa = Tekanan permukaan izin (kg/mm2)

Harga Pa dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 2.2 Tekanan permukaan yang diizinkan pada ulir

Bahan

Tekanan permukaan yang diizinkan Pa (kg/mm2)

Ulir luar Ulir dalam Untuk pengikat Untuk penggerak

Baja liat Baja liat atau perunggu 3 1

Baja keras Baja liat atau perunggu 4 1,3

Baja keras Besi cor 1,5 0,5

(Sularso;elemen mesin;hal 298)

2.7. Daya motor penggerak

Daya motor merupakan suatu pelengkap utama dalam melakukan suatu gerakan pada poros yang dihubungkan melalui puli dan sabuk. Daya motor dapat disesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukan.

Daya motor penggerak dapat dihitung dengan dengan menggunakan rumus sebagai berikut ini :

P = T.ω

Dimana : P = daya [watt]

T = momen puntir/torsi [Kg.mm]

ω = kecepatan sudut [rad/det]

2.8. Bantalan

Tujuan merencanakan bantalan adalah untuk mendapatkan umur bantalan.

Suatu beban yang besarnya sedemikian rupa hingga memberikan umur yang sama dengan umur yang diberikan oleh beban dan kondisi putaran sebenarnya disebut beban ekivalen dinamis. Misalkan sebuah bantalan membawa beban radial Fr (kg) dan beban aksial Fa (kg), maka beban ekivalen dinamis P (kg) adalah :

YFa XVFr+

=

Pr (Sularso;Elemen Mesin; Hal 135)

Dimana : X,V dan Y = faktor-faktor beban Umur nominal L dapat ditentukan sebagai berikut :



(Sularso;Elemen Mesin; Hal 135)

Faktor umur :

Dimana C = Beban nominal dinamik spesifik (kg) P = Beban ekivalen dinamis (kg)

BAB III

PENETAPAN SPESIFIKASI

3.1 Buah Yang Dikupas

Peninjauan pada buah yang dikupas dilakukan dalam perencanaan mesin pengupas kulit kopi. Buah yang dikupas adalah buah kopi yang basah.

Gambar 3.1 Buah kopi

3.2 Perencanaan Kapasitas Mesin Pengupas Kulit Kopi

Kapasitas mesin pengupas direncanakan mampu menampung 40 Kg/jam. Biji kopi yang akan dikupas dengan model poros pengupas bergigi.

.

3.3 Perencanaan Sistem Transmisi

Untuk memindahkan putaran motor ke poros penggerak direncanakan menggunakan sistem transmisi sabuk dan puli dan disesuaikan dengan kebutuhannya.

Dalam perencanaan mesin pengupas ini direncanakan putaran akhirnya adalah 478 rpm. Ini diambil dari kecepatan motor 1434 rpm yang ditransmisikan oleh puli dengan perbandingan 1 : 3

3.4 Spesifikasi Perencanaan.

Jenis Buah : Buah kopi

Kapasitas : 40 kg / jam

Sistem transmisi : Sabuk dan puli

Selanjutnya adalah cara kerja mesin pengupas:

1. Bahan yang akan dikupas dimasukkan pada bagian corong pemasukan.

2. Putaran pada poros pengupas bergigi akan mengupas bahan yang telah masuk dan akan dikeluarkan melalui saluran pengeluaran biji dan saluran pengeluaran kulit kopi secara bersamaan.

3. Putaran pada poros adalah putaran yang dihasilkan dari motor penggerak yang ditransmisikan melalui sabuk dan puli.

3.5. Dimensi Bagian – bagian Utama Mesin 3.5.1 Corong Pemasukan Kopi

Corong Pemasukan buah kopi adalah bagian yang digunakan untuk tempat memasukkan bahan yang akan dikupas dan keluar sekaligus sebagai wadah pengupas.

Bagian ini langsung berhubungan dengan gigi pengupas.

Alat ini terbuat dari bahan plat besi, kemudian dibentuk sesuai dengan model yang diinginkan. Corong ini berdimensi 300 mm x 300 mm

3.5.2 Rangka dudukan

Rangka dudukan terbuat dari plat profil L ukuran 40 dirangkai sedemikian rupa sesuai dengan ukuran rancangan dan dilas satu sama lain. Rangka dudukan sebagai tempat dudukan corong pemasukan buah kopi, bantalan, poros pengupas, saluran tempat keluaran biji dan kulit kopi dan motor listrik. Adapun spesifikasi data rangka dudukan dan transmisi dilihat pada tabel 3.1 dibawah ini.

Gambar 3.2 Corong Pemasukan dan Rangka dudukan

Tabel 3.1 Spesifikasi data rangka dudukan dan transmisi

Bagian Bahan Ukuran

Rangka Dudukan Pelat Profil L L40

Puli Besi Cor 5 inchi (1buah), 15 inchi (1buah)

Sabuk Karet 64 inchi

Corong Pelat 30 mm x 30 mm

3.5.3 Poros dan Pengupas

Poros terbuat dari bahan baja S45C dengan diameter 40 mm dan panjang 380 mm. Pengupas terbuat dari kayu jati dengan diameter 130 mm dan panjang kayu 180 mm. Kayu jati pengupas dibubut untuk membuat lubang sebagai tempat dudukan poros. Kemudian kayu pengupas dipasangin paku yang teleh dibengkokkan dengan ukuran 1 inchi yang berfungsi sebagai alat pengupas.

Alat ini dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 3.3 Poros dan Pengupas

Tabel 3.2 Spesifikasi data poros dan kayu pengupas

Bagian Bahan Ukuran

Poros S45C Ø40 mm × 380 mm

Pemarut Kayu jati

Paku

Ø130 mm × 180 mm 1 inchi

3.5.4 Pelat Pememar

Bagian ini sangat penting, karena melalui pelat pememar dan gigi pengupas ini kopi tersebut bisa tergencet ( terjadi penekanan ) yang mengakibatkan kulit kopi terkupas. Pememar ini terbuat dari pelat yang bagian dalamnya dibentuk setengah lingkaran. Pelat ini tempat saluran pemisahan antara biji dengan kulit kopi, dengan kedalaman lubang 5 mm.

Gambar 3.4 Pelat Pememar

Bagian Bahan Ukuran

Pelat Pememar Pelat 250 mm x 150 mm

3.5.5 Perangkaian komponen

Perangkaian komponen yang dimaksud perangkaian komponen transmisi yang meliputi puli dan sabuk. Puli dengan diameter 5 inchi dipasang pada poros motor, kemudian diikat dengan baut. Puli dengan diameter 15 inchi dipasang pada poros pengupas diikat dengan baut. Menghubungkan komponen yang telah dirangkai pada dudukannya masing-masing dan dihubungkan dengan menggunakan V-belt yang telah direncanakan, ukuran V-belt B64” seperti yang ditunjukan pada gambar :

Gambar 3.5 Perangkaian Komponen

BAB IV

ANALISA HASIL PENGUJIAN

KOMPONEN UTAMA MESIN PENGUPAS KULIT KOPI Komponen utama mesin pengupas kulit kopi yang dianalisa antara lain:

- Daya motor - Sabuk ( V-belt ) - Poros

- Bantalan

- Kapasitas Mesin Pengupas

4.1 Analisa Perhitungan Daya Motor Penggerak

Daya motor yang dipergunkan untuk menggerakan poros pengupas perlu diperhitungkan. Daya pada poros pengupas adalah daya yang dibutuhkan pada motor penggerak dibagi dengan effisiensi mekanismenya. Pada spesifikasi perencanaan, kapasitas mesin pengupas (m) adalah 40 kg dan putaran poros pengupas 478 rpm, kecepatan sudut bejana dapat dihitung sebagai berikut :

01 besarnya torsi dapat dihitung sebagai berikut :

08

Besarnya daya pada poros penggerak dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

047

Jadi besarnya daya pada poros penggerak (P) adalah 0,047 kW

Daya motor penggerak dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

Effesiensi mekanisme total 0,1836 kW

Jadi besarnya daya motor penggerak (Pm) = 0,25 kW/1,33= 0,18Hp

Dengan demikian daya motor yang digunakan sesuai dengan perencanaan yaitu ¼ Hp (sesuai dengan yang ada dipasarkan).

4.2. Analisa Perhitungan Gaya Tarik V-belt a. kecepatan linier pada puli 1

1000 . 60

. n1 V πdp

= ...(Sularso, 1987, hal.166)

Dimana :

V = Kecepatan linier sabuk {m/s}

Dp = diameter puli penggerak {mm}

n = putaran puli penggerak {rpm} 1

a. Kecepatan linier pada puli 1

60

Gaya tarik yang terjadi pada V belt adalah :

b. Sudut kontak antara sabuk dengan puli penggerak θ α π .πa

Tegangan sabuk eµθ

TT =

2

1 ......(khurmi,1980.hal.670)

Dimana :

T1 = tegangan sisi kencang sabuk {kg}

T2 = tegangan sisi kendor sabuk {kg}

e = bilangan alam

Jika persamaan 2 disubstitusikan ke persamaan 1 maka di dapat gaya tarik yang ter jadi pada V- belt :

Luas penampang V-belt adalah : A = 16,5 . 11 – ( tan 20. 11) = 177,5 mm

A

Panjang sabuk yang digunakan untuk menghubungkan puli penggerak dengan puli yang digerakkan adalah :

L = 2C +

Jarak sumbu poros kedua puli adalah :

C = b +

4.3 Poros

4.3.1 Analisa kekuatan poros pada motor penggerak

Poros pada motor penggerak berdiameter 15 mm. Bahan poros diperkirakan dari baja karbon S30C dengan kekuatan tarik (σ ) = 48 kg/mmB 2, maka σ adalah : a

Untuk daya perencana (Pd) adalah :

28125

Torsi (kg.mm) adalah :

904

Tegangan geser yang timbul :

288

Jadi dapat dikatakan bahwa konstruksi aman karena τ >a τ 4.3.2 Analisa kekuatan poros pada puli pengupas

Poros pada puli pengupas adalah poros pemutar pengupas berdiameter 40 mm.

Bahan poros diperkirakan dari baja karbon S45C dengan kekuatan tarik (σB) = 58 kg/mm2,

Untuk daya perencana (Pd) adalah :

28125

Torsi (kg.mm) adalah :

Tegangan geser yang timbul :

0152

Jadi dapat dikatakan bahwa konstruksi aman karena τ >a τ 4.4. Umur Bantalan

Bila diasumsikan tidak ada beban secara aksial (Fa), maka beban ekivalen dinamisnya adalah :

Faktor kecepatan dapat dihitung dengan persamaan :

2852

Untuk nilai C dapat dilihat pada lampiran 10, maka : 02

4.5. Kapasitas Mesin Pengupas Kulit Kopi

Kapasitas mesin pengupas = n.m Dimana :

n = putaran pada poros pengupas m = massa kopi

dalam hal ini untuk mencari massa kopi yaitu :

massa kopi di dapat dari jumlah 20 buah kopi dengan berat 30 gram.

1 kg = 1000 gram 5 , 20 1 30 =

=

m gram = 1,5 x 10-3 kg Maka massa satu buah kopi = 1,5 x 10-3 kg

Dapat diperoleh kapasitas mesin pengupas = n.m Dimana :

n adalah putaran yang dihasilkan dari motor ke puli yang digerakkan (dapat dilihat pada halaman sebelumnya pada perhitungan gaya tarik V-belt)

sehingga :

Kapasitas mesin pengupas = n.m

= 478 [rpm]. 1,5 x 103[Kg]

= 0,717 [Kg/menit] x 60 menit = 43.02 [Kg/jam]

Buah kopi bentuknya tidak beraturan, oleh karena itu tidak semua buah kopi akan terkupas oleh gigi pengupas. Maka kapasitas mesin pengupas diasumsikan hanya 93%

yang akan mengupas kulit kopi.

Diasumsikan efisiensi = 93 %

Maka kapasitas mesin pemarut = 93 % x 43,02 [Kg/jam]

=40,0086 [Kg/jam]

≈ 40 [Kg/jam]

Ada beberapa faktor yang mengakibatkan buah kopi tidak terkupas oleh mesin pengupas, antara lain :

- Buah kopi yang masih muda ( hijau ) - Bentuknya yang tidak beraturan - Gigi pengupas yang sudah tidur

- Jarak antara gigi pengupas dengan pelat pememar yang berjauhan.

4.6. Maintenance

4.6.1. Pengertian dan Tujuan Utama Perawatan

Untuk dapat mencapai jumlah produksi yang maksimum maka perlu sekali dibutuhkan kesiapan mesin yang digunakan seoptimal mungkin. Agar mesin dapat siap pakai dan tidak mengganggu dalam sistem produksi maka diperlukan suatu cara yang disebut pemeliharaan. Suatu mesin tidak mungkin tidak mengalami kerusakan, tetapi usia kegunaannya dapat diperpanjang dengan melakukan kegiatan perawatan.

Perawatan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk memelihara dan menjaga setiap komponen-komponen mesin atau peralatan agar dapat tahan lama sehingga dapat mencapai hasil produksi yang maximum.

Tujuan utama sistem perawatan adalah sebagai berikut :

1. Agar mesin ataupun peralatan yang digunakan dalam keadaan siap pakai secara optimal untuk menjamin kelancaran proses kerja mesin.

2. Untuk memperpanjang usia daripada mesin.

3. Untuk menjamin keselamatan operator dalam menggunakan mesin atau peralatan.

4. Untuk mengetahui kerusakan mesin sedini mungkin sehingga dapat mencegah kerusakan yang lebih fatal..

Perawatan yang dilakukan terhadap mesin pengupas ini dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut :

1. Perawatan secara rutin

Perawatan dilakukan secara terus menerus, misalnya setiap hari atau setelah selesai menggunakan/memakai mesin. Pada mesin ini kegiatan perawatan secara rutin yang dilakukan adalah pembersihan dan pelumasan pada bagian yang berputar.

2. Perawatan secara periodic

Perawatan secara periodik adalah kegiatan yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Misalnya seminggu sekali, sebulan sekali, dan setahun sekali.

Pada mesin ini, kegiatan perawatan secara periodic adalah tagangan sabuk, poros pengupas. Sehingga mesin pengupas ini dapat bekerja secara optimal.

4.6.2. Perawatan Bagian-bagian Utama Mesin

Perawatan utama yang dilakukan pada bagian-bagian utama mesin adalah sebagai berikut

1. Puli dan sabuk

Bagian yang memerlukan perawatan pada puli adalah memeriksa kekencangan baut pengikat puli, mengecek secara visual kesejajaran antara puli. Memeriksa tegangan sabuk serta kerusakan yang terjadi pada sabuk, apabila sabuk sudah rusak sebaiknya diganti dan apabila tegangan sabuk kendor maka harus dikencangkan kembali.

2. Poros

Pada poros kegiatan perawatan yang dilakukan adalah memeriksa kesetimbangan terhadap bearing (bantalan) dan pemeriksaan kondisi paku.

3. Bantalan/Bearing

Lakukan pengecekan pada bantalan, jika bantalan sudah aus harus diganti walaupun belum mencapai umur jam kerja.

Hal yang sangat penting terhadap perawatan bantalan adalah mengenai pelumasan, karena pelumasan pada bantalan untuk mengurangi gesekan dan tingkat keausan antara elemen gelinding dan rumah bantalan, mereduksi panas yang terjadi akibat gesekan, dan mencegah korosi.

Cara pelumasan yang dipakai disini dengan pelumasan grease/gemuk. Pada bantalan ini dianjurkan dengan pelumasan gemuk karena konstruksinya lebih sederhana dan semua gemuk yang bermutu baik dapat memperpanjang umur bantalan.

Pemberian gemuk dilakukan dengan mengisi bagian dalam bantalan secukupnya dengan menggunakan pispot gemuk melalui nipel bantalan.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari beberapa pengujian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Kecepatan produksi alat adalah 60 menit dengan effisiensi alat 93 %.

2. Kecepatan putaran yang digunakan adalah 478 rpm 3. Kapasitas beban yang telah direncanakan adalah 40 kg 4. Daya motor penggerak ¼ Hp.

5. Sistem transmisi yang digunakan adalah sabuk dan puli.

Ada beberapa faktor yang mengakibatkan buah kopi tidak terkupas oleh mesin pengupas, antara lain :

- Buah kopi yang masih muda ( hijau ) - Bentuknya yang tidak beraturan - Gigi pengupas yang sudah tidur

- Jarak antara gigi pengupas dengan pelat pememar yang berjauhan.

5.2 Saran

1. Sebaiknya diutamakan perawatan komponen-komponen dari alat ini karena mudah korosi.

2. Lakukan pemeriksaan terhadap alat sebelum dioperasikan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sularso dan Kiyokatsu Suga, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Pradnya Paramita: Jakarta, 1994.

2. Timoshenko,S. Dasar-dasar Perhitungan Kekuatan Bahan, Penerbit Restu Agung.

3. J. La Heij. Ilmu menggambar bangunan mesin. Cetakan ke-8. PT. Pradya paramitra. Jakarta. 1999.

4. Shigley, Joseph E. Perencanaan Teknik Mesin. Edisi ke-4. Erlangga.

Jakarta. 1983.

5. Khurmi R.S dan Gupta, JK. A Text Book of Machine Design. New Delhi Eurasia Publishing House (Put) Ltd. 1980.

6. Sri Najiyati. Kopi : Budidaya dan Penanganan lepas Panen.

Cet 7.Penebar Swadaya. Jakarta. 1997.

7. www. mesin pengupas kopi. com www. kopi. com

LAMPIRAN

Lampiran I

Harga X,V dan Y dapat dilihat pada tabel dibawah ini : faktor-faktor X,V dan Y

Jenis bantalan

Beb

Baris tunggal Baris ganda

e

Baris tunggal Baris ganda

Fa/VFr>e Fa/VFreFa/VFr>e

V X Y X Y X Y Xo Yo Xo Yo

(Sularso;Elemen Mesin; Hal 135)

Lampiran II

Tabel ini menunjukan nomor-nomor nominal dari sabuk standart utama.

Panjang sabuk-V standart.

Nomor nominal Nomor nominal Nomor nominal Nomor nominal (Inchi) (mm) (Inchi) (mm) (Inchi) (mm) (Inchi) (mm)

10 254 45 1143 80 2032 115 2921

11 279 46 1168 81 2057 116 2946

12 305 47 1194 82 2083 117 2972

13 330 48 1219 83 2108 118 2997

14 356 49 1245 84 2134 119 3023

15 381 50 1270 85 2159 120 3048

16 406 51 1295 86 2184 121 3073

17 432 52 1321 87 2210 122 3099

18 457 53 1346 88 2235 123 3124

19 483 54 1372 89 2261 124 3150

20 508 55 1397 90 2286 125 2175

35 889 70 1778 105 2667 140 3556

36 914 71 1803 106 2692 141 3581

37 940 72 1829 107 2718 142 3607

38 965 73 1854 108 2743 143 3632

39 991 74 1880 109 2769 144 3658

40 1016 75 1905 110 2794 145 3683

(Sularso;Elemen Mesin; Hal 168)

Lampiran III

Ukuran ulir Withworth

(J.La Heij : Ilmu menggambar bangunan mesin : hal : 183)

Lampiran IV

Konversi satuan AS yang umum ke satuan SI

(Joseph E. Shigley : Perencanaan Teknik Mesin : hal : 373) Lampiran V

Konversi satuan SI ke satuan AS yang umum

(Joseph E. Shigley : Perencanaan Teknik Mesin : hal : 373)

Lampiran VI

Lampiran VII

Baja karbon JIS G 4051

(

(Sularso, elemen mesin hal 330)

Lampiran VIII Batang baja karbon yang difinis dingin (Standar JIS)

Dilunakkan 20 atau kurang 21 – 80

20 atau kurang 21 – 80

Dilunakkan 20 atau kurang 21 – 80

20 atau kurang 21 – 80

Dilunakkan 20 atau kurang 21 – 80

20 atau kurang 21 – 80 (Sularso;Elemen Mesin;hal:330)

Lampiran IX

Tabel Konversi Satuan

Lampiran X

Beban nominal dinamik spesifik

(Sularso; Elemen Mesin; Hal 143)

Dokumen terkait