• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.4 Sistematika

Penulisan LKIP Dinas Tata Ruang dan Cipta karya Kota Bandung Tahun 2015 disusun dengan sistematika mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokarasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Menguraikan tentang Gambaran Umum, Tugas Pokok dan Fungsi, Isu Strategis, Sistematika penyusunan LKIP.

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Menguraikan tentang Perencanaan Kinerja, Rencana Strategis sebelum Reviu, Rencana Strategis, Indikator Kinerja Utama, Perjanjian Kinerja, Rencana Strategis Hasil Reviu, Rencana Strategis, Indikator Kinerja Utama, Perjanjian Kinerja. Disajikan gambaran singkat tentang Visi dan Misi, Tujuan, Sasaran, cara mencapai Tujuan dan Sasaran.

LKIP Tahun 2015

5

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Menguraikan tentang Kinerja, Capaian Indikator Kinerja Utama, Pengukuran, Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja dan Prestasi. Dalam bab ini juga diuraikan mengenai pencapaian sarana-sarana dengan pengungkapan dan penyajian dari hasil pengukuran kinerja Distarcip Kota Bandung.

BAB IV PENUTUP

Mengemukakan tinjauan secara umum dengan mengemukakan keberhasilan/kegagalan, permasalahan/kendala yang berkaitan dengan kinerja Distarcip Kota Bandung, dan strategi pemecahan masalah untuk meningkatkan kinerja periode berikutnya.

LKIP Tahun 2015

6

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

2.1 RENCANA STRATEGIS SEBELUM DAN SETELAH REVIU

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Strategis disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah disebutkan bahwa Rencana Strategis Satuan Kerja Perngkat Daerah (Renstra-SKPD) adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode lima tahunan dengan mempertimbangkan potensi, peluang dan kendala yang ada, Renstra SKPD Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatf yang memuat Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi meliputi Keijakan dan Program yang realistis untuk kurun waktu lima tahun 2013-2018.

Rencana strategis merupakan serangkaian rencana tindakan dan kegiatan mendasar yang disusun untuk diimplementasikan dengan suatu strategi yang mencakup sejumlah langkah atau taktik yang digunakan dalam rangka pencapaian tujuan. Dengan perencanaan strategis, Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya diharapkan dapat membangun strategi sebagai bagian penting berorientasi pada hasil yang diinginkan di masa mendatang.

Dengan penetapan visi, misi dan strategi yang jelas dan tepat, maka Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung diharapkan akan dapat menyelaraskan dengan potensi, peluang dan kendala yang dihadapi. Berkaitan dengan hal tersebut berikut ini akan diuraikan tentang visi, misi dan faktor-faktor kunci keberhasilan.

Rencana strategis mengandung visi, misi, tujuan, sasaran, cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijakan, program, dan kegiatan yang realistis dengan mengantisipasi perkembangan masa depan. Oleh karena itu, visi Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya adalah sebagai berikut :

LKIP Tahun 2015

7

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

2.1.1. Visi

Visi adalah gambaran kondisi ideal yang diinginkan pada masa mendatang oleh pimpinan dan seluruh staf Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung. Visi tersebut mengandung makna bahwa Kota Bandung dengan potensi, keragaman dan kompleksitas masalah yang tinggi, harus mampu dibangun menuju Bandung sebagai Kota Jasa yang Bermartabat serta Unggul, Nyaman dan Sejahtera, “Bandung Juara”.

Visi Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung Tahun 2013-2018 adalah :

“ MENDORONG PERWUJUDAN PENATAAN RUANG, BANGUNAN DAN PERMUKIMAN YANG BERUALITAS DAN BERKELANJUTAN”

2.1.2 Misi, Tujuan dan Sasaran

2.1.2.1 Misi

Misi 1 : Mengarahkan perkembangan kota yang produktif, serasi, selaras dan seimbangn serta berkelanjutan.

Misi 2 : Meningkatkan ketersediaan dan kualitas prasarna dan sarana lingkungan permukiman, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah

Misi 3 : Meningkatkan kualitas tata bangunan serta keandalan bangunan gedung dan bangun-bangunan.

Misi 4 : Meningkatkan kinerja pelayanan kepada masyarakat

Untuk meningkatkan kualitas Renstra Distarcip Kota Bandung, maka dilakukan reviu Renstra secara berkala dengan pendampingan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Daerah dan Reformasi Birokrasi. berikut merupakan Misi Distarcip Kota Bandung Tahun 2013-2018 hasil Reviu:

LKIP Tahun 2015

8

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

Tabel 2.1

Misi Distarcip Kota Bandung Tahun 2013-2018 (Setelah Reviu)

No Misi (Sebelum Reviu) Misi (Sesudah Reviu)

1. Mewujudkan Bandung nyaman melalui perencanaan tataruang, pembangunan insfrastruktur serta pengendalian pemanfaatan ruang yang berkualitas dan berwawasan lingkungan

Mengarahkan perkembangan kota yang produktif, serasi, selaras dan seimbang, serta berkelanjutan

Meningkatkan ketersediaan dan kualitas prasarana dan sarana lingkungan

permukiman, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah

Meningkatkan kualitas tata bangunan serta keandalan bangunan gedung dan bangun-bangunan.

2. Menghadirkan tata kelola pemerintahan

yang efektif, bersih dan malayani Meningkatkan kinerja pelayanan kepada masyarakat

2.1.2.2 Tujuan dan Sasaran

Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahunan. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisa stratejik. Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Instansi Pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Sasaran diupayakan untuk dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu / tahunan secara berkesinambungan sejalan dengan tujuan yang telah ditetapkan. Sasaran yang ditetapkan untuk mencapai Visi dan Misi Kota Bandung Tahun 2013-2018 sebanyak 4 sasaran strategis. Berikut merupakan tujuan, sasaran, dan indikator sasaran sebelum dan sesudah reviu.

LKIP Tahun 2015

9

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

Tabel 2.2

Tujuan Distarcip Kota Bandung Tahun 2013-2018

Misi Tujuan

Mengarahkan perkembangan kota yang produktif, serasi, selaras dan seimbangn serta berkelanjutan

Mengarahkan dan fasilitasi perwujudan pola, struktur ruang dan insftrastruktur kota yang terintegrasi

Meningkatkan ketersediaan dan kualitas prasarna dan sarana lingkungan permukiman, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah

Mengarahkan dan fasilitas perwujudan prasarana dan sarana lingkungan pemukiman yang terintegrasi.

Memfasilitasi penyediaan rumah layak huni

Meningkatkan kualitas tata

bangunan serta keandalan bangunan gedung dan bangun-bangunan.

Mengarahkan perwujudan tertib

bangunan gedung dan bangun-bangunan

Meningkatkan kinerja pelayanan kepada masyarakat

Meningkatkan Ketepatan dan kualitas pelayanan masyarakat

LKIP Tahun 2015

10

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

Tabel 2.3

Sasaran dan Indikator Sasaran Distarcip Kota Bandung Tahun 2013-2018 (Sebelum dan Setelah Reviu) Sasaran

kinerja pelayanan Rata-rata Indeks Kepuasan

Nilai Evaluasi AKIP Nilai Evaluasi AKIP Persentase Temuan

LKIP Tahun 2015

11

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

2.2. INDIKATOR KINERJA UTAMA

Salah satu upaya untuk memperkuat akuntabilitas dalam penerapan tata pemerintahan yang baik di Indonesia diterbitkannya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah, Indikator Kinerja Utama merupakan ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah. Distarcip Kota Bandung telah menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tingkat Satuan Kerja Perangkat Daerah melalui Keputusan Kepala Distarcip Kota Bandung Nomor : 800/1146-Distarcip Tahun 2016 tentang Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung Tahun 2013-2018, berdasarkan hasil Reviu IKU.

Adapun Indikator Kinerja Utama Distarcip Kota Bandung Hasil reviu sebanyak 9 Indikator. Perubahan IKU Distarcip Kota Bandung sebelum dan setelah reviu sebagai berikut:

Tabel 2.4

Indikator Kinerja Utama Distarcip Kota Bandung Tahun 2013-2018 (Sebelum dan Setelah Reviu)

No Indikator Kinerja Utama

(Sebelum Reviu) Indikator Kinerja Utama (Setelah Reviu) 1. Persentase penertiban pelanggaran

pemanfaatan tata ruang Prosentase Pembangunan Gedung yang memiliki IMB

2. Tingkat Keterbangunan PPK Gede bage (perkantoran pemerintahan kota Bandung

Prosentase Penertiban Pelanggaran pemanfaatan Ruang

3. Luas kawasan Permukiman kumuh Prosentase berkurangnya luas kawasan permukiman kumuh

5. Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni Prosentase rumah layak huni

6. Tingkat cakupan pelayanan air bersih Jumlah kepala Keluarga pada kawasan permukiman yang mempunyai sanitasi dan air bersih

7. Persentase pelayanan air limbah dengan system komunal/individu 8. Rata-rata Indeks Kepuasan

Masyarakat (IKM Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 9. Nilai Evaluasi AKIP Nilai Evaluasi AKIP

10. Persentase Temuan BPK/Inspektoraat yang ditindaklanjuti

Persentase penurunan temuan BPK/Inspektorat

Sumber : Hasil Pengolahan data, 2015

LKIP Tahun 2015

12

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

Tabel 2.5

Formulasi Indikator Kinerja Utama (IKU) Distarcip Kota Bandung Tahun 2013-2018 (Setelah Reviu)

NO SASARAN

STRATEGIS IKU FORMULASI IKU

1. Terwujudnya pemanfaatan dan pengendalian tata ruang yang konsisten

Prosentase Pembangunan Gedung yang memiliki

IMB Jumlah gedung yang memiliki IMB

Jumlah yang tidak memiliki IMB X 100 Prosentase Penertiban Pelanggaran pemanfaatan

Ruang Jumlah pelanggaran/pengaduan yang dapat diselesaikan

Jumlah seluruh pengaduan/pelanggaran pemanfaatana tata ruang

X 100

2. Meningkatnya Ketersediaan dan kualitas perumahan

Prosentase berkurangnya luas kawasan

permukiman kumuh Luas kawasan permukiman kumuh

Luas paemukiman X 100

Prosentase daya tampung rumah susun bagi

Masyarakat Berpenghasilan rendah (MBR) Rumah susun

Pemohon X 100

Prosentase rumah layak huni Jumlah layak huni

Jumlah rumah kumuh X 100

3. Terwujudnya

insfastruktur sanitasi dan air bersih yang berkualitas dan merata

Jumlah kepala Keluarga pada kawasan

permukiman yang mempunyai sanitasi dan air bersih

Jumlah KK masyarakat terlayani air bersih

Jumlah Kk di Kta Bandung X 100

LKIP Tahun 2015

13

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

2.3 PERJANJIAN KINERJA

Perjanjian Kinerja merupakan salah satu tahapan dalam Sistem Kinerja Instansi Pemerintah yang termuat dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Perjanjian Kinerja berkaitan dengan pelaporan kinerja dan tata cara reviu instansi pemerintah yang termuat dalam Permenpan No. 53 Tahun 2014 disebutkan bahwa Perjanjian kinerja merupakan lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari Bupati/Walikota sebagai pemberi amanah kepada Pimpinan SKPD sebagai penerima amanah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian ini maka terwujudlah komitmen dan kesepakatan antara Walikota Bandung sebagai pemberi amanah dan Kepala Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung sebagai penerima amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia.

Kinerja yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang dihasilkan atas kegiatan tahun bersangkutan, tetapi termasuk kinerja (outcome) yang seharusnya terwujud akibat kegiatan tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian target kinerja yang diperjanjikan juga mencakup outcome yang dihasilkan dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya, sehingga terwujud kesinambungan kinerja setiap tahunnya.

Tujuan Penyusunan Perjanjian Kinerja adalah :

Sebagai wujud nyata komitmen antara Walikota dan Kepala Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung untuk meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur;

1. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur;

2. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan sebagai dasar pemberian penghargaan dan sanksi;

3. Sebagai dasar bagi Walikota untuk melakukan monitoring, evaluasi dan supervisi atas perkembangan/kemajuan kinerja Kepala Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung;

4. Sebagai dasar dalam penetapan sasaran kinerja pegawai.

LKIP Tahun 2015

14

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

Perjanjian Kinerja dapat direvisi atau disesuaikan dalam hal terjadi kondisi terjadinya pergantian atau mutasi pejabatb dikarenakan :

Perubahan dalam strategi yang mempengaruhi pencapaian tujuan dan sasaran (perubahan program, kegiatan dan alokasi anggaran);

Perubahan prioritas atau asumsi yang berakibat secara signifikan dalam proses pencapaian tujuan dan sasaran.

LKIP Tahun 2015

15

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

Tabel 2.6

Perjanjian Kinerja Distarcip Kota Bandung Tahun 2015 (Setelah Reviu)

No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target Program Anggaran

Tujuan 1

kawasan permukiman kumuh % 8,37 2.

6. Jumlah kepala Keluarga pada kawasan permukiman yang

LKIP Tahun 2015

16

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target Program Anggaran

4. Meningkatnya

Akuntabilitas kinerja pelayanan

7. Indeks Kepuasan Masyarakat

(IKM) % 65 -

8.

Nilai Evaluasi AKIP Angka 65,1

Program Peningktan pengembangan sistem pelaporan penyusunan capaian konerja

611.320.000,-

9. Prosentase Temuan BPK/Inspektorat yang

ditindaklanjuti Angka 100 Persentase penurunan temuan

BPK/Inspektorat -

LKIP Tahun 2015

17

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi kepada pihak-pihak yang berwenang menerima pelaporan akuntabilitas/pemberi amanah. Distarcip Kota Bandung selaku pengemban amanah masyarakat melaksanakan kewajiban berakuntabilitas melalui penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Dstarcip Kota Bandung yang dibuat sesuai ketentuan yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan tersebut memberikan gambaran penilaian tingkat pecapaian target masing-masing indikator sasaran srategis yang ditetapkan dalam dokumen Renstra Tahun 2013-2018 dan Rencana Kerja Tahun 2015.

Berdasarkan ketentuan tersebut, pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang ditetapkan untuk mewujudkan visi dan misi Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya.

Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan misi dan visi instansi pemerintah. Pengukuran kinerja dilaksanakan sesuai dengan Keputusan Kepala LAN Nomor 239/IX/618/2004 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Capaian indikator kinerja utama (IKU) diperoleh berdasarkan pengukuran atas indikator kinerjanya masing-masing, sedangkan capaian kinerja sasaran diperoleh berdasarkan pengukuran atas indikator kinerja sasaran strategis, cara penyimpulan hasil pengukuran

LKIP Tahun 2015

18

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

kinerja pencapaian sasaran strategis dilakukan dengan membuat capaian rata-rata atas capaian indikator kinerja sasaran. Predikat nilai capaian kinerjanya dikelompokan sebagai berikut:

Tabel 3.1

Predikat Nilai Capaian Kinerja No Capaian Kinerja Interpretasi

1.

2.

3.

> 100 %

=100 %

< 100 %

Melebihi/Melampaui Target Sesuai Target

Tidak Mencapai Target

3.1 Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU)

Dalam rangka meningkatkan akuntabilitas kinerja pemerintah, maka setiap instansi pemerintah perlu menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang menggambarkan ukuran keberhasilan pencapaian sasaran strategis. IKU berperan dalam mengubah sesuatu yang bersifat normatif (sasaran strategis) menjadi definitif, terukur dan realistis. IKU yang ditentukan akan berdampak terhadap perilaku dan budaya yang terbentuk dalam organisasi tersebut.

Dengan kata lain IKU digunakan sebagai ukuran keberhasilan dari instansi pemerintah yang bersangkutan. Dinas tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung telah menetapkan 7 (lima) Indikator Kinerja Utama Tahun 2013-2018.

Untuk meningkatkan akuntabilitasnya dan juga telah melakukan reviu terhadap Indikator Kinerja Utama. Reviu Indikator Kinerja Utama dilakukan dengan memperhatikan capaian kinerja, permasalahan dan isu-isu strategis yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi.

Hasil pengukuran atas indikator kinerja utama Distarcip Kota Bandung tahun 2015 sebanyak 4 (empat) Indikator Kinerja Utama (104,45%) telah mencapai atau melampaui target, dan sebanyak 2 (dua) Indikator Kinerja Utama (100%) dan 1 (satu) tidak mencapai target sebesar (92,25%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

LKIP Tahun 2015

19

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

Tabel 3.2

Tingkat Pencapaian Sasaran

No. Sasaran Jumlah Indikator

Sasaran

Tingkat Pencapaian Sasaran Melampaui

target (>100%)

Sesuai Target (100%)

Belum Mencapai Target (<100%) Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1. Sasaran 1 2 1 103,17 1 100 - -

2. Sasaran 2 3 1 107,14 1 100 1 92,25

3. Sasaran 3 1 1 102,10 - - - -

4 Sasaran 4 1 1 103,85 - - - -

Jumlah 7 4 417,8 2 200 1 92,25

Sumber : Hasil Pengolahan data, 2015

3.2 Pengukuran, Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja

Pengukuran Kinerja dapat diartikan sebagai parameter yang mempengaruhi variabel dalam pengukuran kinerja. Variabel yang akan diukur adalah capaian indikator kinerja dengan parameater yang telah ditetapkan dalam lampiran yaitu target dan realisasi. Dari perbandingan anatara target dan realisasi akan diketahui prporsi capaian pencapaiankinerja dalam bentuk prosentase.

Sesuai ketentuan tersebut, pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi dan msi instansi pemerintah. Pelaporan Kinerja ini didasarkan pada Perjanjian Kinerja Distarcip Kota Bandung Tahun 2015 dan Indikator Kinerja Utama Distarcip Kota Bandung hasil reviu berdasarkan Keputusan Kepala Distarcip tentang Indikator Kinerja Utama yang menetapkan 4 (empat) sasaran dengan 7 (tujuh) indikator kinerja (outcome dan output penting) sebagaimana disajikan pada Gambar sebagai berikut :

LKIP Tahun 2015

20

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

Tabel : 3.3

Sasaran dan Indikator Kinerja Utama

No SASARAN IKU

1. Sasaran 1 2 Indikator

2. Sasaran 2 3 Indikator

3. Sasaran 3 1 Indikator

4. Sasaran 4 1 Indikator

Metode Evaluasi Kinerja mencakup kinerja kegiatan yang merupakan tingkat pencapain target dari masing-masing indikator kinerja kegiatan dengaan menggunakan formulir penetapan Kinerja, Pengukuran Kinerja, dan formulir pembiayaan dalam pencapain Sasaran sebagaimana terlampir.

Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi instansi pemerintah.

Pengukuran kinerja dilaksanakan sesuai dengan Keputusan Kepala LAN Nomor 239/IX/618/2004 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Capaian indikator kinerja utama (IKU) dan capaian indikator kinerja makro diperoleh berdasarkan pengukuran atas indikator kinerjanya masing-masing, sedangkan capaian kinerja sasaran diperoleh berdasarkan pengukuran atas indikator kinerja sasaran strategis, cara penyimpulan hasil pengukuran kinerja pencapaian sasaran strategis dilakukan dengan membuat capaian rata-rata atas capaian indikator kinerja sasaran.

Penetapan angka capaian kinerja terhadap hasil prosentase capaian indikator kinerja sasaran yang mencapai lebih dari 100% termasuk pada angka capaian kinerja sebesar 100. Angka capaian kinerja terhadap hasil prosentase capaian indikator kinerja sasaran yang mencapai kurang dari 0% termasuk pada angka capaian kinerja sebesar 0. Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisis pencapaian kinerja untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab-sebab tercapai atau tidak tercapainya kinerja yang

LKIP Tahun 2015

21

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

diharapkan.

Dalam laporan ini, Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung dapat memberikan gambaran penilaian tingkat pencapaian target kegiatan dari masing-masing kelompok indikator kinerja kegiatan, dan penilaian tingkat pencapaian target sasaran dari masing-masing indicator kinerja sasaran yang ditetapkan dalam dokumen Renstra 2013-2018 maupun Renja Tahun 2015. Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi dan misi instansi pemerintah. Pelaporan Kinerja ini didasarkan pada Surat Keputusan Kepala Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung Nomor : 800/29 - Distarcip Tahun 2016 tentang Indikator Kinerja Utama (IKU), telah ditetapkan 4 (empat) sasaran dengan 7 (tujuh) indikator kinerja (out comes).

Evaluasi bertujuan agar diketahui pencapaian realisasi, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam rangka pencapaian misi, agar dapat dinilai dan dipelajari guna perbaikan pelaksanaan program/kegiatan di masa yang akan datang. Selain itu, dalam evaluasi kinerja dilakukan pula analisis efisiensi dengan cara membandingkan antara output dengan input baik untuk rencana maupun realisasi. Analisis ini menggambarkan tingkat efisiensi yang dilakukan oleh instansi dengan memberikan data nilai output per unit yang dihasilkan oleh suatu input tertentu.

Selanjutnya dilakukan pula pengukuran/penentuan tingkat efektivitas yang menggambarkan tingkat kesesuaian antara tujuan dengan hasil, manfaat atau dampak. Selain itu, evaluasi juga dilakukan terhadap setiap perbedaan kinerja (performance gap) yang terjadi, baik terhadap penyebab terjadinya gap maupun strategi pemecahan masalah yang telah dan akan dilaksanakan.

Dalam melakukan evaluasi kinerja, perlu juga digunakan pembandingan-pembandingan antara lain :

- kinerja nyata dengan kinerja yang direncanakan.

- kinerja nyata dengan kinerja tahun-tahun sebelumnya.

- kinerja suatu instansi dengan kinerja instansi lain yang unggul di bidangnya ataupun dengan kinerja sektor swasta.

- kinerja nyata dengan kinerja di negara-negara lain atau dengan standar internasional.

LKIP Tahun 2015

22

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

Selanjutnya pengukuran kinerja terhadap indikator kinerja yang telah dicapai pada tahun 2015 dan membandingkan antara target dan realisasi pada indikator sasaran dari 4 sasaran dan 7 indikator kinerja dari 4 Misi, sebagaimana telah ditetapkan dalam revisi Renstra Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung tahun 2013-2018, analisis pencapaian kinerja dalam pelaksanaan program dan kegiatan secara rinci dapat dilihat sebagai berikut :

Sasaran 1

Terwujudnya pemanfaatan dan pengendalian tata ruang yang konsisten

Pada pencapaian Sasaran 1 dapat dilihat dalam tabel di bawah ini : Tabel 3.4

DATA BANGUNAN YANG BER IMB DI KOTA BANDUNG Tahun SWK Jumlah Bangunan

Terdata Memiliki

IMB Tidak

Memiliki IMB

2013 Tegallega 130.289 73.212 57.077

2014 Gedebage 44.709 14.672 30.037

2015 Karees 63.647 38.395 25.252

Sumber : Hasil Pengolahan data, 2015

Gambar 3.1

Data Bangunan Tahun 2013-2015

Sumber : Hasil Pengolahan data, 2015

LKIP Tahun 2015

23

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

Berdasarkan data diatas, data bangunan yang telah dilakukan pada tahun 2013 adalah SWK Tegallega meliputi Kecamatan Astana Anyar, Bojong Loa Kaler, Bojong Loa Kidul, Babakan Ciparay, dan Bandung Kulon. Jumlah bangunan yang terdata telah memiliki Ijin Mendirikan Bangunan pada tahun 2013 di wilayah Tegallega dan tercatat sebanyak 130.289 bangunan sementara yang memiliki izin sebanyak 73.212 bangunan (56,19%) sedangkan yang bahan tidak lengkap sebanyak 57.077. Hal ini menujukkan bahwa kepedulian terhadap pengurusan

Berdasarkan data diatas, data bangunan yang telah dilakukan pada tahun 2013 adalah SWK Tegallega meliputi Kecamatan Astana Anyar, Bojong Loa Kaler, Bojong Loa Kidul, Babakan Ciparay, dan Bandung Kulon. Jumlah bangunan yang terdata telah memiliki Ijin Mendirikan Bangunan pada tahun 2013 di wilayah Tegallega dan tercatat sebanyak 130.289 bangunan sementara yang memiliki izin sebanyak 73.212 bangunan (56,19%) sedangkan yang bahan tidak lengkap sebanyak 57.077. Hal ini menujukkan bahwa kepedulian terhadap pengurusan

Dokumen terkait