Agar penelitian ini bisa berjalan sesuai dengan arah dan tujuannya, maka dalam pembahasannya perlu disusun logical sequence (urutan-urutan logis) yang disistematisasikan sebagaimana berikut:
Bab pertama, berupa pendahuluan tesis yang menghantarkan ke arah dan orientasi yang dikehendaki penulis dalam menyusun tesis ini.
Secara umum bab pertama terbagi menjadi beberapa bagian, yakni mencakup latar belakang masalah yang diteliti, dalam pembahasan ini terungkap mengapa peneliti memilih tema penelitian tentang khawa>s} Qur’a>n dalam kitab Syams Ma’a>rif Kubro> karya Ah}mad ‘Ali> al-Bu>ni. Selain itu terdapat pula rumusan masalah yang berguna untuk membatasi penulisan agar tidak terlalu melebar dalam pembahasan.
Rumusan masalah ini disajikan dalam bentuk pertanyaan. Kemudian diuraikan mengenai tujuan dan kegunaan penelitian yang berguna untuk menjelaskan tentang manfaat dan pentingnya penelitian ini untuk dilakukan. Setelah itu telaah pustaka untuk mengetahui buku-buku atau karya ilmiah terdahulu. Dengan demikian tidak mungkin adanya pengulangan penelitian. selanjutnya menguraikan metodologi penelitian yang ditempuh peneliti sebagai alur penelitian, dan terakhir yaitu sistematika pembahasan.
Bab II, Pembahasan tentang khawa>s} al-Qur’a>n, dalam bab ini akan dijelaskan serba-serbi tentang khawa>s} al-Qur’a>n meliputi pengertian khawa>s} Qur’a>n, Jenis-jenis khawa>s} Qur’a>n, Khawa>s
al-22 Qur’a>n dalam kitab tafsir dan hadis, pandangan ulama’ terkait khawa>s}
al-Qur’a>n dan sub bab terakhir akan menjelaskan tentang dinamika khawa>s} al-Qur’a>n dari masa ke masa.
Bab III, pembahasan tentang kitab Syams al-Ma’a>rif al-Kubra>
dan penulisnya yaitu Ah}mad ‘Ali> al-Bu>ni>. Bab ini terdapat beberapa sub bab di antaranya, mengulas profil Ah}mad ‘Ali> al-Bu>ni mulai dari tempat dan tahun lahir, kondisi keluarga, kondisi sosial politik dan keagamaan, guru, murid, dan karya-karyanya. Selanjutnya penulis membahas tentang kitab Syams al-Ma’a>rif al-Kubra> meliputi latar belakang penulisan kitab, metode dan sistematika penulisan kitab Syams Ma’a>rif al-Kubra>. Hal ini berguna sebagai upaya mengenal kitab dan pengarangnya secara mendalam yang nantinya juga akan berpengaruh terhadap rumusan khawa>s} al-Qur’a>n itu sendiri.
Bab IV, memaparkan analisis dimensi vertikal antara informatif dan performatif dengan mentipologikan khawa>s} al-Qur’a>n dalam kitab Syamsu al-Ma’a>rif al-Kubra> karya Ah}mad ‘Ali> al-Bu>ni>.
Bab V Penutup, terdiri dari kesipulan dan saran. Kesimpulan yaitu jawaban dari permasalahan penelitian untuk menjawab rumusan masalah. Sedangkan saran berisi hal-hal yang mungkin berguna dalam meningkatkan kualitas SDM yang berkelanjutan.
128 BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Khawa>s} al-Qur’a>n ialah salah satu cabang ‘ulu>m al-Qur’a>n yang berhubungan dengan manfaat atau pengaruh yang ditimbulkan dari mendengar bacaan, membaca dan menulis tulisan atau mengamalkan isi Al-Qur’an. Salah satu karya yang di dalamnya berisi khawa>s} al-Qur’a>n yaitu Syams al-Ma’a>rif al-Kubra> wa Lat}a>if al-‘Awa>rif karya Syaraf al-Di>n Syiha>b al-Di>n Ah}mad bin ‘Ali> bin Yu>suf al-Bu>ni >al-Ma>liki> al-Ifri>qi
Terkait kesejarahannya, khawa>s} al-Qur’a>n sudah muncul sejak Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muh}ammad. Praktik-praktiknya pun diajarkan langsung oleh Nabi kepada para Sahabat melalui qauli>, fi’li> maupun taqri>ri> nya. Adapun terkait pembukuannya, awalnya pembahasan khawa>s} al-Qur’a>n hanya terdapat pada kitab kompilasi hadis seperti kitab al-Mus}annaf karya
‘Abd al-Razza>q (w. 211 H.). ‘Abd al-Razza>q. lalu kitab paling awal yang spesifik membahasnya yaitu sebuah karya berjudul Khawa>s} al-Qur’a>n al-H}aki>m yang disusun oleh Abu> Abdilla>h Muh}ammad bin Ah}mad bin Sa’i>d Ta>mi>mi (w.390 H). Lalu pada abad 6-7 H al-Buni> dalam kitabnya Syams al-Ma’a>rif al-Kubra> menjelaskan khawa>s} al-Qur’a>n melalui metode dari gurunya dan pengalamannya sendiri. Metode yang digunakan al-Buni tersebut juga merupakan pengembangan dari metode yang telah Nabi ajarkan meliputi membaca, menulis dan wirid. Al-Bu>ni> menambahkan berbagai
129
metode seperti ilmu huruf, astrologi, ilmu wifiq, ilmu rasm, ritual dan lain sebagainya. Selain itu ia juga menggunakan beragam media seperti dupa, kaca, madu, minyak dan lain-lain.
Khawa>s} al-Qur’a>n pada kitab Syams al-Ma’a>rif al-Kubra>
jika di lihat dari segi makna, maka memiliki dua makna yaitu makna formal, ialah khawa>s} al-Qur’a>n yang berkaitan dengan urusan akhirat dan makna fungsional, ialah khawa>s} al-Qur’a>n yang berkaitan dengan urusan dunia. Apabila khawa>s} al-Qur’a>n pada kitab Syams al-Ma’a>rif al-Kubra> dilihat dari tipologi fungsi Al-Qur’an, maka terdiri dari dua fungsi, yaitu fungsi informatif dan fungsi performatif. Sedangkan kitab Syams al-Ma’a>rif al-Kubra> ini didominasi oleh fungsi performatif, sebab di dalam kitab ini lebih cenderung terhadap ranah kajian kitab suci sebagai sesuatu yang diperlakukan seperti praktik suwuk, mantra dan rajah,
B. Saran
Karya yang sangat sederhana berkaitan khawa>s} al-Qur’a>n dalam kitab Syams al-Ma’a>rif al-Kubra> ini masih banyak spot yang belum dikaji, seperti kualitas hadis khawa>s} al-Qur’a>n, simbol khawa>s} al-Qur’a>n berupa rajah dan khawa>s} al-Qur’a>n pada tataran ilmu astrologi. Oleh sebab itu penulis menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk mengkaji tema khawa>s} al-Qur’a>n ataupun kitab Syams al-Ma’a>rif karya ‘Ali> al-Bu>ni> lebih lanjut dari berbagai sudut pandang. Sehingga nantinya dapat menambah khazanah pengetahuan khususnya dalam kajian studi Al-Qur’an.
130