Untuk lebih mempermudah penulisan ini, maka penulis dalam penelitiannya membagi menjadi lima bab dan tiap-tiap bab dibagi dalam sub bab yang disesuaikan dengan luas pembahasannya. Adapun sistematika pembahasan ini adalah sebagai berikut:
Bab Pertama, berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka, kerangka teoritik, metode penelitian, serta sistematika pembahasan.
Bab Kedua, berisi pembahasan tentang tinjauan umum tentang pemilu di Indonesia dan teori yang digunakan dalam skripsi yang disusun, yaitu teori siyasah tasyri‟iyyah.
Bab Ketiga, membahas tentang sejarah pelaksanaan pemilu di Indonesia dari era orde lama hingga reformasi, pelaksanaan pemilu serentak serta landasan hukumnya.
Bab Keempat, berisi bagaimana problematika pelaksanaan pemilu serentak dan bagaimana pandangansiyasah tasyri‟iyyah terhadap pelaksanaan pemilu 2019.
Bab Kelima, merupakan penutup yang berisi kesimpulan, saran dan daftar pustaka.
86 BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dalam penelitian skripsi yang berjudul “Pandangan Siyasah Tasyri‟iyyah terhadap pelaksanaan pemilu serentak 2019 di Indonesia”, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Pelaksanaan pemilu legislatif dan pemilu presiden yangdilaksanakan secara serentak mendatangkan maslahat dan mudharat sekaligus. Dari segi waktu memang dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien karna masyarakat tidak perlu dua kali datang ke TPS. Namun akibat tidak proporsionalnya antara tugas yang diemban dengan ketersediaan sumberdaya manusia terutama tingkat KPPS menjadikan terjadinya tugas ganda, dan hal itu yang menyebabkan petugas kelelahan sehingga imunitas petugas menurun, sehingga lebih rentan sakit yang paling parah bahkan meninggal. Hal tersebut tidak sesuai dengan prinsip pembentukan hukum islam yaitu tidak memberatkan dan menyedikitkan beban. Seharusnya dari awal pembuat undang-undang dapat memprediksi bahwa tugas yang dijalankan akan semakin berat karna bertambahnya surat suara yang harus dihitung, maka seharusnya petugas
87
pelaksananya juga ditambah, agar tetap proporsional antara beban kerja dengan sumber daya manusia yang ada.
Fakta lain yang ditemukan adalah KPU menurunkan standar regulasi perekruitan anggota KPPS yang diamanatkan dalam ketentuan pasal 72 huruf g UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang pemilu jo. Pasal 36 ayat (1) huruf g PKPU Nomor 36 Tahun 2018. Mengatur bahwa syarat untuk menjadi anggota PPK, PPS, dan KPPS adalah “mampu secara jasmani dan rohani dan bebas dari penyalahgunaan narkotika”. Yang seharusnya dinyatakan oleh dokter dengan surat dokter, namundapat digantikan dengan pernyataan pribadi dari yang bersangkutan. Padahal jika yang memiliki riwayat sakit terdeteksi dari awal, tentunya beban kerja yang diberikan dapat disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi fisiknya, agar tidak terjadi hal yang tidak diharapkan, seperti sakit selama bertugas. Sedangkan fakta yang ditemukan dilapangan adalah bahwa petugas yang sakit bahkan meninggal adalah yang rata-rata telah memiliki riwayat sakit.
Bukan hanya itu, tidak adanya jaminan kesehatan atau jaminan sosial apapun untuk pekerja non PNS, sehingga ketika terjadi kecelakaan, sakit atau bahkan meninggal pada masa tugas, tidak bisa mendapatkan penanganan secara cepat. Hal ini tentunya tidak sejalan dengan prinsip mewujudkan keadilan yang merata. Hukum dibuat harusnya berlaku sama untuk seluruh kalangan. Antara pekerja KPU dan Bawaslu
88
yang PNS dan non PNS atau pekerja ad hocseharusnya tidak ada perbedaan dalam hak mendapatkan jaminan selama dalam menjalankan tugas.
KPU sendiri sebenarnya telah melakukan upaya dalam pengadaan jaminan sosial untuk pekerja ad hoc namun terkendala oleh upah minimum yang dijadikan acuan dasar dalam perhitungan iuran dalam pendaftaran program jaminan kesehatan. Dalam Perpres No. 8 Tahun 2018 Tentang Jaminan Kesehatan mengatur batas paling rendah upah perbulan yang digunakan sebagai dasar perhitungan besaran iuran bagi peserta PPU selain penyelenggara negara, kepala desa, dan perangkat desa, dan pekerja selain dimaksud Pasal 4 Ayat (2) huruf h yitu sebesar upah minimum Kabupaten/Kota. Sedangkan upah yang diberikan untuk anggota KPPS adalah jauh dibawah upah minimum yaitu sebesar 550rb untuk ketua KPPS dan 500rb untuk angota yang artinya masih jauh dari upah minimum kerja.
Namun dari segi prinsip Berangsur-angsur dalam membuat undang-undang, pembentuk undang-undang telah membuat perbaikan terus menerus dalam hal pelaksanaan pemilu, pemilu serentak yang telah diundangkan awalnya memang untuk agar lebih menghemat waktu dan biaya, yang ternyata tidak sesuai dengan harapan. Namun saat ini KPU telah melakukan evaluasi untuk pertimbangan pelaksanaan pemilu serentak untuk pemilu selanjutnya, yang artinya
89
pembuat hukum berupaya untuk melakukan perbaikan terus menerus secara berangsur-angsur dengan mempertimbangkan fakta-fakta yang ada.
B. SARAN
Setelah melihat fakta yang ada dalam pelaksanaan pemilu serentak 2019, masih banyak hal yang perlu di evaluasi kembali, seperti tidak adanya jaminan kesehatan, dan kurangnya sumberdaya yang diberikan. Dan KPPS perlu lebih ketat dalam menerapkan regulasi terkait perekruitan calon anggota PPS,PPK, dan KPPS. Untuk pemilu serentak selanjutnya yang lebih baik.
Penelitian ini adalah bukan akhir untuk menjawab persoalan yang ada saat ini dalam pelaksanaan pemilu. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak, agar nantinya dapat dilakukan perbaikan. Semoga hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat untuk kedepanya.
90
DAFTAR PUSTAKA 1. Al-Qur’an
Departemen Agama, Al-Qur‟an Terjemah Perkata, Bandung: Penerbit Semesta
Al-Qur‟an, 2013. 2. Perundang-undangan
Undang-undang nomor 07 tahun 2017 tentang pemilihan umum Pasal 5 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, dan DPD LN Tahun 2008 Nomor 51.
Undang-undang No.2 Tahun 2008
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1999 tentang partai Politik
3. Buku
Tim Fakultas Syari‟ah dan Hukum, Pedoman Teknik
Penulisn Skripsi
Mahasiswa (Yogyakarta: Fakultas Syari‟ah Press:
2009)
Iqbal, Muhammad, “Fiqh Siyasah(Kontekstualisasi
Doktrin Politik Islam)”.
(Jakarta: kencana, 2014)
Fadjar, Mukhtie , “Pemilu Perselisihan Hasil Pemilu dan
Demokrasi:Membangun Pemilu Legislatif, Presiden, dan Kepala Daerah dan Penyelesaian Perselisihan Hasil Pemilu Secara Demokratis, (Malang: Setara
Press,2013)
Khalil, Hasan Rasyad, Tarikh Tasyri‟ (sejarah legislasi
91
(jakarta: Bumi Aksara, 2010)
Khon, Majid Abdul, “Ikhtisar Tarikh Tasyri: Sejarah
Pembinaan Hukum
Islam dari masa ke masa”, (Jakarta: Amzah,2013)
Khalil, Rasyid Hasan, “Tarikh Tasyri‟: Sejarah Legislasi
Hukum Islam”,
Cet.3, (Jakarta: Grafika Ofsett,2015)
Zuhri, Mohammad, “Tarjamahan Tarikh Tasyri‟
Al-Islami (Sejarah dalam
Pembinaan Hukum Islam)”. (Indonesia: Darul Ikhya)
Khallaf, Abdul Wahab, “Sejarah Legislasi Islam :
Perkembangan Hukum
Islam”. (Surabaya: Al-Ikhlas, 1994)
Hanafi, A., “Pengantar dan Sejarah Hukum Islam”, (Jakarta: PT. Bulan
Bintang, 1984)
Labolo, Muhadam & Ilham Teguh, “Partai politik dan
system pemilihan
umum di Indonesia,teori konsep dan isu strategis”.
(Jakarta: Rajawali Pers, 2015
Thoha, Miftah , “Birokrasi politik dan pemilihan umum di
Indonesia” (Jakarta:
Prenada media group, 2014)
Najib, Mohammad (Ed.), “Pemilu 2004 dan
Eksperimentasi Demokrasi”,
92
Jamaluddin, Syakir, “Kuliah Fiqh Ibadah”, (Yogyakarta: LPPI UMY, 2015)
4. Jurnal
Pandiangan, Andreas. (2018), The Journal of Society and
Media 2018, Vol.3 (1)
Simamora, Janpatar. (2014), “Menyongsong Rezim Pemilu Serentak”,
JurnalRechtsvinding, Vol. 3. No.1
Ansori, Lutfil. (2017), “Telaah terhadap Presidential Threshold dalam Pemilu
Serentak2019”, Jurnal Yuridis Vol. 4 No.1, Juni 2017 Triono, “Menakar efektivitas Pemilu Serentak 2019”, Jurnal Wacana Politik
Vol. 2, No.2, Oktober 2017
Pandiangan, Andreas, “Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS)
Pemilu2019: tanggungjawab dan beban kerja”, The
Journal of Society and Media 2018 Vol. 3 (1) 2018
Solihah, Ratnia, “Peluang dan tantangan pemilu serentak 2019 dalam
perspektif politik”,Jurnal ilmiah ilmu pemerintahan, Vol.3 No.1, 2018
Solikhin, Ahmad, “Mahalnya Ongkos Pemilu Serentak Tahun 2019”, Jurnal
Transformative, Vol.5 Nomor 1, Mei 2019
Widodo, Wahyu, “Pelaksanaan pemilu serentak tahun 2019 ditinjau dari perspektifpolitik dan hukum”, Jurnal
93
Nanik, Prasetyoningsih, “Dampak pemilihan umum serentak bagi
Pembangunan demokrasi Indonesia”, Jurnal Media
Hukum, Vol.21 No.2 Desember 2014
5. Website
http:/m.cnnindonesia.com/nasional/20190423135337-32- 388910/pemilu-serentak-bertaruh-nyawa-demi-efisiensi-semu diakses pada 20 September 2019 pukul 06.30
http://kpu.go.id diakses pada 18.07
https://www.kpud-balangankab.go.id/pemilu-tahun-2009
diakses pada 25 september 2019 pukul 17:24
https://brainly.co.id/tugas/5730413 diakses pada 25
september 2019 pukul 18.45
https://kepustakaanpresiden.perpusnas.go.id/election/dire ctory/election/?box=detail&id=33&from_box=list&hlm= 1&search_ruas=&search_keyword=&activation_status
diakses pada 28 september 2019 pukul 17:08
https://m.detik.com/news/berita/d-2135677/kpu-tetapkan-10-parpol-sebagai-peserta-pemilu-tahun-2014 diakses
pada tanggal 28 september 2019 pukul 15:49
http://m.kontan.co.id/ diakses pada tanggal 30 Oktober
2019 pukul 16:29
https://m.viva.co.id/amp/arsip/391812-minta-pemilu-serentak-effendi-ghazali-gugat--uu-pilpres diakses pada
26 september 2019 pukul 16:49
https://www.kpujepara.go.id/inilah-undang-undang-yang-menjadi-dasar-pemilu-2019/banner/ diakses pada 9
94
http://infopemilu.kpu.go.id/pileg2019/verpol/skparpol
diakses pada 9 oktober 2019 pukul 16:20 https://m.liputan6.com/news/read/3950632/jejak-pemilu-serentak2019keputusan-efisiensi-berujung-tragedi http://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/nasional /read/2019/05/16/17073701/data-kemenkes-527-petugas-kpps-meninggal-11239-orang-sakit
https://www.komnasham.go.id>...PDF komisi nasional
hak asasi manusiarepublic Indonesia-Komnas HAM diakses pada tanggal 30 Oktober pukul 20:39
http://www.bbc.com/indonesia/indonesia-47688451
diakses pada 10 november 2019 pukul 11:05
https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/ini-diperuntukan-anggaran-pemilu-2019/ diakses pada 11
november 2019 pukul 13:04
https://m.hukumonline.com/berita/baca/It5cb8a22a7cf01/
djsn-usul-seluruhpekerja-... diakses pada Tanggal 24
95
LAMPIRAN