• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah pembahasan, penelitian ini dibagi menjadi beberapa bab dan sub bab sebagai rasionalisasi pembahasan sebagai berikut:

Bab I merupakan bab pendahuluan berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, metode penelitian, analisis data, dan sistematika pembahasan.

Kemudian Bab II berisi tentang tafsir lisan dan fenomena khutbah Jumat yang meliputi definisi, perkembangan, dan kitab-kitab produk tafsir lisan. Deskripsi khutbah Jumat meliputi lokasi, tema, khutbah dan khatib serta fenomena kelisanan dalam penafsiran ayat-ayat al-Qur’an juga dipaparkan dalam bab ini.

Berikutnya Bab III. Dalam bab ini, fokus pada deskripsi dari praktik penafsiran ayat-ayat al-Qur’an dan bagaimana munculnya ciri kelisanan dalam khutbah Jumat serta pengaruhnya terhadap penafsiran ayat-ayat al-Qur’an yang disampaikan oleh khatib.

Adapun Bab IV adalah bab penutup yang berisi kesimpulan sebagai jawaban atas permasalahan yang diteliti serta saran-saran dari penyusun guna perbaikan dan perkembangan terhadap penelitian selanjutnya.

112

A. Kesimpulan

Pada bab sebelumnya telah diuraikan mengenai praktik penafsiran ayat-ayat Qur’an dalam khutbah Jumat serta analisis kelisanan penafsiran ayat-ayat al-dalam khutbah Jumat yang dihubungkan dengan teori Walter J.Ong. Pada bab ini, merupakan kesimpulan dari semua pembahasan yang telah dikemukakan di beberapa bab sebelumnya:

1. Tafsir lisan merupakan salah satu metode tafsir yang menekankan pada penyampaian pesan secara langsung antara penutur dan masyarakat dengan mengaplikasikan teks al-Qur’an secara dinamis aktual dengan tujuan memperbaiki individu dan masyarakat. Tafsir lisan dapat ditemukan pada khutbah Jumat, karena adanya aktivitas menyampaikan pesan secara langsung antara khatib dan masyarakat dengan mengaplikasikan teks al-Qur’an secara dinamis aktual. Ada dua belas praktik penafsiran dalam khutbah Jumat di masjid al-Ishlah. Namun, penelitian hanya dilakukan pada sebelas khutbah dikarenakan pada khutbah ketiga, khatib hanya menafsirkan hadis dan hanya menggunakan ayat al-Qur’an sebagai formalitas saja. Praktik penafsiran khutbah Jumat di masjid al-Ishlah ada yang menggunakan teks, ada juga yang secara spontan tanpa menggunakan teks, dan ada yang hanya membawa catatan poin-poin kecil saja. Penjelasan terkadang dari personal khatib terkadang juga penjelasan

tersebut diambil dari teks-teks khutbah atau dari kitab-kitab tafsir. Khatib mengutip satu hingga dua ayat utama kemudian menafsirkannya. Dalam menjelaskan penafsirannya, adakalanya khatib mengaitkan dengan ayat al-Qur’an atau hadis yang berkaitan dengan ayat utama yang ia kutip. Adakalanya ditemukan ayat utama pada bagian akhir dari khutbah Jumat. Inilah yang merupakan suatu keunikan fenomena kelisanan dimana penjelasan dari awal hingga akhir selalu berkaitan serta ada korelasi yang berupa qari>nah dan munasabah ayat al-Qur’an pada khutbah Jumat.

2. Ada dua model kelisanan dalam khutbah Jumat, yaitu model kelisanan sekunder dan model kelisanan dalam pola pikir tulisan (literate mind). Hal ini dikarenakan nyaris sudah tidak ada khatib yang murni sebagai seseorang dengan kelisanan primer, yaitu kelisanan orang-orang yang sama sekali tidak menggunakan tulisan karena kebanyakan khatib berpendidikan dan sekolah. Ada dua ciri kelisanan sekunder yang pertama yaitu ekspresi lisan yang dikembangkan dari tulisan. Ciri ini terlihat ketika khatib menggunakan teks, tetapi penjelasannya tidak sama persis dengan teks yang ia bawa. Ia menjelaskan khutbah dengan penjelasan yang melebar dari teks yang ia baca. Apa yang disampaikan khatib bisa melebar dan melompat jauh dari pembahasan. Ciri kedua yaitu ekspresi lisan yang dipengaruhi oleh pengalaman tulisan sebelumnya. Ciri ini terlihat ketika khatib tidak membawa teks, tetapi penjelasannya didasarkan dari tulisan-tulisan yang pernah ia pelajari baik dari yang ia dengar atau yang ia baca. Sedangkan model kelisanan dalam pola pikir tulisan (literate mind)

memiliki ciri yaitu ucapan lisan terhadap tulisan. Ciri ini bisa terlihat ketika khatib hanya membunyikan ulang teks khutbah dan apa yang disampaikan khatib sama persis dengan teks khutbah yang ia baca. Ciri kedua yaitu ekspresi lisan yang menggunakan struktur dan cara berfikir tulisan. Apa yang disampaikan khatib sepenuhnya dikendalikan oleh tulisan.

3. Jika dilihat dengan teori kelisanan Walter J.Ong, pengaruh dalam penafsiran yang disampaikan dengan kelisanan sekunder yaitu khatib kedua (Bapak Fahri); khatib ketiga (Bapak Didik); dan khatib kelima (Bapak Rahman) yaitu adanya penambahan dan penekanan kata; kalimat yang digunakan berlebihan dan panjang lebar; cenderung memicu adanya pertarungan lisan yang menandai penjagaan khatib terhadap pola ritme dari tuturannya sehingga berpengaruh pada penafsiran khatib selanjutnya. Selain itu, penjagaan pengetahuan sebelumnya terlihat pada proses pengulangan pesan yang disampaikan oleh khatib; kalimat yang digunakan relatif lebih tidak terstruktur; kalimat yang digunakan menyesuaikan dengan situasi dan kondisi serta dekat dengan kehidupan jama’ah; bersifat mengajak dan memahami serta masuk dalam problem jama’ah. Sedangkan pengaruh penafsiran yang disampaikan dengan kelisanan dalam pola pikir tulisan pada khatib pertama (Bapak Kasman); khatib keempat (Bapak Hasan); dan khatib keenam (Bapak Arif) yaitu penafsirannya lebih mengikat pengetahuan-pengetahuan lama secara leterlek dari apa yang ada

di kitab klasik atau tafsir dan tidak melakukan reaktualisasi zaman sekarang. Selain itu, kalimat yang digunakan lebih terstruktur dan rapi.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian tentang kajian tafsir lisan dalam khutbah Jumat (Studi Kasus di Masjid Al-Ishlah, Perumahan Boko Permata Asri, Bokoharjo, Jobohan, Prambanan), maka peneliti berharap kepada para pembaca dalam kajian ini:

1. Peneliti harus melakukan penggalian data secara mendalam. Mulai dari proses perekaman khutbah, pentranskipan teks khutbah, penyusunan instrument pengumpulan data, wawancara dengan khatib, dan wawancara dengan orang-orang yang bersangkutan terutama para jama’ah. Penggalian data harus disesuaikan dengan pendekatan dan teori yang digunakan. Selain itu, peneliti harus menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan ketika di lapangan, misalnya alat perekam, hp, tripod, ataupun alat-alat lainnya. 2. Dalam proses wawancara, sebisa mungkin menghindari bahasa-bahasa

yang sulit dipahami oleh masyarakat. Bahasa yang digunakan hendaknya bahasa-bahasa yang mudah dipahami dan lihai dalam berbaur dengan masyarakat maupun orang-orang yang bersangkutan. Selain itu, peneliti harus mendeskripsikan dengan baik agar apa yang dimaksudkan peneliti bisa dipahami oleh pembaca.

3. Peneliti mengungkapkan persoalan yang belum diselesaikan dalam penelitian. Pada penelitian selanjutnya, analisis bisa lebih dipertajam. Peneliti

belum bisa mengidentifikasi ciri homeostatis karena susahnya mencari kemungkinan ragam makna dari diksi yang digunakan khatib. Hal ini dikarenakan peneliti harus melakukan analisis yang dihubungkan dengan sejarah. Peneliti menggali penggunaan khatib terhadap kata yang sama di tempat yang lain atau kata yang sama yang digunakan orang lain di tempat yang lain pula. Selain itu, peneliti tidak menganalisis khutbah yang membahas hadis. Oleh karena itu, untuk penelitian selanjutnya bisa diteliti sebagai perbandingan dari khutbah yang membahas ayat-ayat al-Qur’an. Selain itu, peneliti belum melakukan wawancara kepada para jama’ah. Wawancara dengan jama’ah bertujuan untuk memperoleh data yang lebih komprehensif jika menggunakan teori kelisanan ini.

117

al-Ans}ari>, Zakariyya> bin Muh}ammad bin Zakariyya>. Tt. Asna> al-Mat}a>lib fi> Syarh} Raud} Tha>lib, Vol. 1. T.tp: Da>r Kita>b Isla>mi>. CD Maktabah al-Sya>milah Ver. 3.64, al-Maktab al-Ta’a>wuni> li al-Da’wah bi al-Raud}ah, 2005-2011. Cetakan ini sama dengan cetakan kitab aslinya.

al-Bahu>ti>, Mans}u>r. Tt. Kasysya>f al-Qina>’ ‘an Matn al-Iqna>’, Vol. 2. Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah. CD al-Maktabah al-Sya>milah Ver. 3.64, al-Maktab al-Ta’a>wuni> li al-Da’wah bi al-Raud}ah, 2005-2011. Cetakan ini sama dengan cetakan kitab aslinya.

al- Bukha>ri, Imam. Sah}i>h} Bukha>ri. Kita>b Jum’at, Bab Larangan Memisahkan Dua Orang yang Duduk pada Hari Jum’at, No. 859. CD Lidwa Pusaka i-Software-Kitab 9 Imam Hadist, saltanera, 2010-2011.

al-H}ujaila>n, ‘Abd al-‘Azi>z bin Muh}ammad bin ‘Abdulla>h. 1423 H/2002 M. Khut}bah al-Jum’ah wa Ah}ka>muha> al-Fiqhiyyah. T.tp: Markaz al-Buh}u>th wa al-Dira>sa>t al-Isla>miyyah. CD Maktabah Sya>milah Ver. 3.64, al-Maktab al-Ta’a>wuni> li al-Da’wah bi al-Raud}ah, 2005-2011. Cetakan ini sama dengan cetakan kitab aslinya.

al-Hajja>j, Muslim bin. Tt. S}ah}i>h Muslim, Vol. 2. Beirut: Da>r Ih}ya>’ Tura>s| al-‘Arabi>. CD al-Maktabah al-Sya>milah Ver. 3.64, al-Maktab al-Ta’a>wuni> li al-Da’wah bi al-Raud}ah, 2005-2011. Cetakan ini sama dengan cetakan kitab aslinya.

al-Ka>sa>ni>, ‘Ala>’ al-Di>n Bada>’i. 1406 H/1986 M.’al-S}ana>’i’, Vol. 1. Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah. CD al-Maktabah al-Sya>milah Ver. 3.64, al-Maktab al-Ta’a>wuni> li al-Da’wah bi al-Raud}ah, 2005-2011. Cetakan ini sama dengan cetakan kitab aslinya.

Kawwa>z, Muhammad Kari>m. 2002. Kala>m Allah Ja>nib Syafa>hiy min al-Z>}a>hirah al-Qur’a>niyyah. Lebanon: Da>r al-Sa>qiy.

al-Khalidi, Sholah Abdul Fatah. 2002. Ta’rif al-Darisi>n bi Mana>hij al-Mufassiri>n. Beirut: Da>r al-Sya>miyah.

al-Nawawi>, Abu> Zakariyya> Muh}y al-Di>n bin Syaraf. 1392 H. al-Minha>j Syarh} S}ah}i>h} Muslim bin al-H}ajja>j, Vol. 6. Beirut: Da>r Ih}ya>’ al-Tura>s| al-‘Arabi>. CD Maktabah Sya>milah Ver. 3.64, Maktab Ta’a>wuni> li al-Da’wah bi al-Raud}ah, 2005-2011. Cetakan ini sama dengan cetakan kitab aslinya.

al-Qazwaini>, Ah}mad bin Fa>ris bin Zakariya>. 1403 H/1983 M. H}ilyat al-Fuqaha>’. Beirut: al-Syirkah al-Muttah}idah li al-Tauzi>’. CD Maktabah al-Sya>milah Ver. 3.64, al-Maktab al-Ta’a>wuni> li al-Da’wah bi al-Raud}ah, 2005-2011. Cetakan ini sama dengan cetakan kitab aslinya.

al-Qurt}ubi, Syams al-Di>n. 1384 H/1964 M. al-Ja>mi’ li Ah}ka>m al-Qur’an, Vol. 4. Kairo: Da>r al-Kutub al-Mis}riyyah.

---. 1384 H/1964 M. Ja>mi’ li Ah}ka>m Qur’an, Vol. 10. Kairo: Da>r al-Kutub al-Mis}riyyah.

---. 1384 H/1964 M. Ja>mi’ li Ah}ka>m Qur’an, juz 18. Da>r Kutub al-Mis}riyyah: al-Qa>hirah.

Ru’aini>, Al-H}at}t}a>b. 1412 H/1992 M. Mawa>hib Jalil fi> Syarh} Mukhtas}ar al-Khali>l, Vol. 2. T.tp: Da>r al-Fikr. CD al-Maktabah al-Sya>milah Ver. 3.64, al-Maktab al-Ta’a>wuni> li al-Da’wah bi al-Raud}ah, 2005-2011. Cetakan ini sama dengan cetakan kitab aslinya.

al-Sijista>ni>, Abu> Da>wud Sulaima>n. Tt. Sunan Abi> Da>wud, Vol. 2. Beirut: al-Maktabah al-‘As}riyyah. CD Maktabah Sya>milah Ver. 3.64, al-Maktab al-Ta’a>wuni> li al-Da’wah bi al-Raud}ah, 2005-2011. Cetakan ini sama dengan cetakan kitab aslinya.

---, Sunan Abi> Da>wud Daud, Kita>b Adab, Bab Penjelasan tentang Jabat Tangan, No.4536, CD ROM Lidwa al-Hadis.

Asy-Syirbashi, Ahmad. 1985. Sejarah Tafsir Qur’an. Jakarta: Pustaka Firdaus. al-Zuh}aili>, Wahbah. 1418 H. al-Tafsi>r al-Muni>r fi> al-‘Aqi>dah wa al-Syari>’ah wa

al-Manhaj, Vol. 9. Damaskus: Da>r al-Fikr al-Mu’a>s}ir.

al-Zuh}aili>, Wahbah. 1418 H. al-Tafsi>r al-Muni>r fi> al-‘Aqi>dah wa al-Syari>’ah wa al-Manhaj, Vol. 28. Damaskus: Da>r al-Fikr al-Mu’a>s}ir. CD al-Maktabah al-Sya>milah Ver. 3.64, al-Maktab al-Ta’a>wuni> li al-Da’wah bi al-Raud}ah, 2005-2011. Cetakan ini sama dengan cetakan kitab aslinya.

Aryani, Dian. 2015. “Masjid dan Perubahan Sosial (Kajian tentang Aktivitas Masjid Baiturrahman terhadap Perubahan Sosial Masyarakat Perumahan Polri Gowok, Sleman, Yogyakarta)”. Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Baidan, Nashruddin. 2003. Perkembangan tafsir al-Qur’an di Indonesia. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Da>wud, Abu. Sunan Abu> Da>wud. Kita>b Adab, Bab Penjelasan tentang Jabat Tangan, No.4536. CD Lidwa Pusaka i-Software-Kitab 9 Imam Hadist, saltanera, 2010-2011.

Faizin, Hamam. “Al-Qur’an sebagai Fenomena yang Hidup (Kajian atas Pemikiran Para Sarjana Al-Qur’an). Makalah ini dipresentasikan di International Seminar and Qur’anic Conference II 2012 di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada tanggal 24 Februari 2012.

Gorke, Andreas. 2014. “Redefining the Border of Tafsir: Oral Exegesis, Lay Exegesis and Regional Particularities” dalam Andreas Gorke (ed.) dan Johanna Pink, Tafsir and Islamic Intellectual History: Exploring the Boundaries of a Genre. New York: Oxford University Press.

H}umaid, S}a>lih} bin ‘Abdulla>h bin. 1419 H. Manhaj fi> I’da>d Khut}bah al-Jum’ah. Arab Saudi: Wiza>rat al-Syu’u>n al-Isla>miyyah wa al-Auqa>f wa al-Da’wah wa al-Irsya>d\. CD Maktabah Sya>milah Ver. 3.64, Maktab al-Ta’a>wuni> li al-Da’wah bi al-Raud}ah, 2005-2011. Cetakan ini sama dengan cetakan kitab aslinya.

Hadriyanti, Aisyah Nur. 2010. Masjid sebagai Pusat Pengembangan Masyarakat; Integrasi Konsep Habluminallah, Habluminannas, dan Habluminal’alam. Malang: UIN Malang Press.

HS, Muh. Alwi. 2017. “Penafsiran M. Quraish Shihab tentang QS. Al-Qalam dalam Tafsir Al-Mishbah: dari Teks ke Lisan”. Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Offline.

Kurniawan, Syamsul. 2014. “Masjid dalam Lintasan Sejarah Umat Islam”. Khatulistiwa, Vol. 4, No.2.

Muhadi, M. 2015. “Masjid sebagai Pusat Dakwah Islam”. Skripsi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang.

Musbikin, Imam. 2014. Mutiara Qur’an, khazanah Ilmu Tafsir dan Al-Qur’an. Madiun: Jaya Star Nine.

Muslim, Imam. Sah}i>h} Muslim. Kita>b Jum’at, Shalat setelah Shalat Jum’at, No. 1460. CD Lidwa Pusaka i-Software-Kitab 9 Imam Hadist, saltanera, 2010-2011.

Mustaqim, Abdul. 2012. Epistemologi Tafsir Kontemporer. Yogyakarta: LKiS .

---. 2014. Dinamika Sejarah Tafsir Al-Qur’an. Yogyakarta: Adab Presss. Mutarom, Ali. 2010. “Pola Komunikasi H Makmur dalam Khutbah Jum’ah (Studi

tentang Materi, Metode Penyampaian, dan Pemukulan terhadap Da’i oleh Masyarakat Nelayan Desa Bulu Bancar Tuban)”. Skripsi Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Ong, Walter J. 2013. Kelisanan dan Keaksaraan, terj. Rika Iffati. Yogyakarta: Gading.

Qat}t}an, Manna>’ Khali>l. 2013. Studi Ilmu-Ilmu Qur’an. Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa.

Ratna, Nyoman Kutha. 2010. Metodologi Penelitian Kajian Budaya dan Ilmu Sosial Humaniora Pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Risnawati, Eliyati. 2011. Hubungan antara Kebutuhan terhadap Khutbah Jumat (Studi terhadap Santri di PP Wahid Hasyim Yogyakarta). Skripsi Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Shihab, M. Quraish. 2013. Kaidah Tafsir. Tangerang: Lentera Hati.

Suryadilaga, M. Alfatih (dkk.) 2013. Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga.

Tayob, Abdulkader. 1999. Islam in South Africa: Mosques, Imams, and Sermons. Gainesville: University Press of Florida.

Vansina, Jan. 2014. Tradisi Lisan sebagai Sejarah, terj. Bambang Purwanto dan Astrid Reza. Yogyakarta: Ombak.

Wuznaji, Nadiyah. 2008. “al-Tafsir al-Syafa>hi>y wa Atsaruhu fi> al-Is}la>h al-Hadis”. Disertasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Keislaman Universite El-Hadj Lakhdar Batna.

Zahro, Aminatuz. 2016. “Khutbah Jumat sebagai Media Dakwah Strategis”. Dakwatuna, Vol. 2, No.1.

121