• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I : PENDAHULUAN

G. Sistematika Pembahasan

Untuk memudahkan penulis dalam menyusun dan menyelesaikan tesis ini. Maka penulis membuat sebuah sistematika pembahasan yang akan disusun dalam lima bab sebagai berikut:

Bab pertama; pada bab ini penulis memulai pembahasan dengan menguraikan pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian pustaka, kerangka teoritik, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.

Bab kedua; pada bab ini penulis menyajikan tinjauan umum tentang teori mura>bah}ah bil waka>lah.

Mulai dari; pengertian,mura>bah}ah, andasan hukum mura>bah}ah, rukun dan syarat jual beli mura>bah}ah, macam-macam jual beli mura>bah}ah, penerapan transaksi mura>bah}ah di Lembaga Keuangan Syariah secara umu model penerapan mura>bah}ahdi BMT secara umum, dan mura>bah}ah bil waka>lah

Bab ketiga; pada bab ini penulis menjabarkan data-data yang ditemukan terkait implementasi pembiayaan mura>bah}ah bil waka>lah di BMT BIF Bugisan yang dimulai dengan; Profil BMT BIF, pelaksanaan

24

pembiayaan mura>bah}ah bil waka>lah di BMT BIF Bugisan, dan draf akad pembiayaan akad mura>bah}ah bil waka>lah.

Bab keempat; pada bab ini penulis mulai menganalisisa penerapan fatwa DSN MUI DSN MUI Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang mura>bah}ah bil waka>lah di BMT BIF Bugisan Yogyakarta yang di mulai dengan; analisis dasar hukum mura>bah}ah bil waka>lah, analisis pelaksanaan akad mura>bah}ahbil waka>lah di BMT BIF Bugisan, dan analisis fatwa DSN MUI Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang mura>bah}ah bil waka>lah di BMT BIF Bugisan.

Bab kelima;pada bab terakhir dari penelitian ini yang mana penulis memberikan poin-poin singkat berupa kesimpulan, saran, daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

102 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkandari data dansumber yang telah dikumpulkan dalam pelaksanaan penelitian. Kemudian dilakukan analisisterhadap data yang diperoleh, maka dapat diambil beberapa kesimpulan darijudul“ Penerapan Fatwa Dewan SyariahNasional Majlis Ulama Indonesia Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Mura>bah}ah bil Waka>lah di BMT Bina Ihsanul Fikri (BIF) Bugisan Yogyakarta” sebagaiberikut:

1. Penerapan pembiayaan mura>bah}ah bil waka>lah di BMT Bina Ihsanul Fikri (BIF) Bugisan Yogyakarta adalah calon anggo tamengisi formulir permohonan pembiayaan dengan menulis kanjumlah pembiayaan yang dibutuhkan dan membawa persyaratan (slip gaji, surat jaminan, foto copy KTP) yang telah ditentukanoleh BMT BIF Bugisan Yogyakarta. Lalu BMT menganalisa formulir permohonan dan persyartan yang di bawa dan ditulis oleh anggo tauntuk ditentukan layak tidaknya permohonan itu disetujui atau tidak. Jika permohonan pembiayaan yang diajukan oleh calon anggota diterima oleh BMT BIF Bugisan, kemudian dilakukan kesepakatan plafond dan

103

keuntungan yang akan diterima oleh BMT BIF.

Setelah terjadikesepakatan, selanjutnya pihak BMT BIF menyodorkan draf akad pembiayaan mura>bah}ah dan draf akan waka>lah untuk ditandatangani oleh anggota, setelah itu dana baru dicairkan keanggota olehpihak BMT BIF. Kemudia nanggota membayar harga yang telah disepakati bersama kepada BMT BIF Bugisan dengan cara mengansur sesuai dengan kesepatan diawal.

2. Dewan Syariah Nasional Majlis Ulama Indonesia Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang mura>bah}ah bil waka>lah dalam proses penerapannya di BMT BIF Bugisan terjadi beberapa hal yang kurang sesuai, yang mengakibatkan tidak tercapainya kemaslahatan dan terpenuhinya rukun dan syarat akad mura>bah}ah sebagai perjanjian pokoknya. Hal tersebut adalah barang yang dibeli oleh anggota atas kuasa dari BMT BIF melalui akad waka>lah, kuitansi atau nota pembelian diatas namakan langsung kepada anggota. BMT BIF sebagai penjual tidak mempunyaih landasan hukum yang kuat untuk menunjukkan bahwa BMT BIF adalah pemilik barang yang menjadi objek mura>bah}ah tersebut. Kenyataan yang terjadi di lapangan, anggota membeli langsung dari penjual atau supplier. Sehingga barang telah secara prinsip

104

maupun secara efektif telah menjadi milik BMT BIF tidak terpenuhi, selain itu penandatanganan kontrak mura>bah}ah bil waka>lah dilakukan oleh BMT BIF dan anggota ketika objek mura>bah}ah belum ada atau belum dibeli di supplier. Prinsip syariah pada Fatwa DSN nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang mura>bah}ah dan Fatwa DSN nomor 10/DSNMUI/IV/2000 tentang waka>lah inilah yang belum terlaksan di BMT BIF Bugisan Yogyakarta.

B. Saran-Saran

Adapaun saran-saran yang akan disampaikan oleh peneliti sebagai berikut:

1. BMT Bina Ihsanu Fikri (BIF) Bugisan Yogyakarta sebagai salah satu BMT yang kegiatannya beroperasi dengan berdesarkan prinsip syariah, diharapkan lebih meningkatkan nilai-nilai yang terkadung dalam Islam dan mengaplikansikannya dalam stiap akad pembiayaan atau produk yang ada terutama dalam akad pembiayaan mura>bah}ah bil waka>lah dimana pembelian barangnya dikuasakan kepada anggota akad ini lebih banyak digunaka noleh BMT BIF daripada akad pembiayaan yang lainnya baik pembiayaan secara konsumtif maupun produktif.

105

2. BMT Bina Ihsanul Fikri (BIF) Bugisan Yogyakarta sebagai lembaga yang beroperasi dengan prinsip syariah yang di awasi oleh Dewan Pengawas Syariah yang berpedoman pada Fatwa DSN sebaiknya lebih memperhatikan kesusainnya dalam melakukan akad pembiayaannya terutama pembiayaan mura>bah}ah bil waka>lah. Sebaiknya dalam pembiayaan akad mura>bah}ah bil waka>lah ini BMT tidak melakukan akad jual beli mura>bah}ah sebelum barang yang dikuasakan kepada anggota diterima oleh pihak BMT atau pihak BMT melakukan pendampingan pembelian barang yang dilakukan anggota sehingga bisa di pastikan kalau barang yang dibeli itu sesuai dengan apa yang ada dalam akad jual beli mura>bah}ah bil waka>lah yang sudah dilakukan oleh BMT dan anggota.

106

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an/Ulum al-Qur’an/Tafsir al-Qur’an

Departemen Agama RI, Al-Qur’an danTerjemahannya, Yogyakarta: Crimea Quran, 2016.

Hadis/Syarah Hadis/Ulum al-Hadis

Al-Asqalani, Ibn Hajar al, Bulughul Maram min Adillatil Ahkam, Riyadh: Maktabah Ar-Rusyd, 2005.

______, Bulughul Maram: Pesan-Pesan Nabiuntuk Perbaikan Akhlak, Ibadah, dan Kebahagian DuniaAkhirat, Bandung: Penerbit Jabal, 2011.

Ibn Majah, al-Ha>fiz} Abi ‘Abdillah Muhammad Ibn Yazi>d al-Quzwaini> al-, Sunan Ibnu Ma>jah, Lebanon: Dar al-Fikr, 2003.

Fiqh/ UshulFiqh/ Hukum

Al-Bugha, Musthafadkk., fikih Manhaji: Membumikan Fiqih dengan Bermadzhab, Jilid II, Yogyakarta:

Darul Uswah, 2012.

Al-Muslih, Abdul dan Shalah, Ash-Shawi, Fikih Ekonomi Keuangan Islam, Jakarta: Darul Haq, 2008.

Anwar, Syamsul, HukumPerjianSyariah, Jakarta:

RajawaliPers, 2010.

Ash Shiddiqy, Teungku Muhammad Hasbi, Hukum Fiqih Islam, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 1997.

107

As-Sa’di, Abdurrahman dkk., Fiqh al-Bay’ waasy-Syira:

Fiqih Jual-Beli Panduan Praktis Bisnis Syariah, Jakarta: Senayan Publishing, 2008.

Auda, Jasser, Maqasid al-Shariah A Beginner’s Guide, London: The International Institute of Islamic Thought, 2008.

Aziz, Abdul bin Abdurrahman bin Ali bi Rabi’ah, Ilmu Maqashid Syari’ah, Riyadh: Mamlakah

al-‘Arabiyah al-Saudiyyah, 2002.

Az-Zuhaili, Wahbah, Fiqih Islam WaAdillatahu, alih bahasa Abdul Hayyie al-Kattani, dkk, cet. ke-1Jakarta: GemaInsani, 2011.

Bakri, Asafri Jaya, Konsep Maqashid al-Syari’ah Menurut Syatibi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996.

Djamil, Fathurrahman, Hukum Perjanjian Syariah dalam Kompilasi HukumPerikatan. Bandung: Citra Aditya Bakti, 2001.

Djazuli, Kaidah-Kaidah Fiqih: Kaidah-Kaidah Hukum Islam Dalam Menyelesaikan Masalah-Masalah yang Praktis, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2016.

Djazuli, Ahmad, Fiqh Siyasah, Bandung: Prenada Media, 2003.

Djuwaini, Dimyauddin, Pengantar Fiqh Muamalah, Yogyakarta: PustakaPelajar, 2008.

Ghazaly, Abdul Rahman dkk.,Fiqh Muamalat, Jakarta:

KencanaPrenada Media Group, 2010.

Karim, Helimi, Fiqih Muamalah, cet. ke-III, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002.

108

Manan, Abdul, Hukum Ekonomi Syariah: Dalam Perspektif Kewenangan Peradilan Agama (Jakarta:

Prenada Media Group, 2012.

Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah, Jakarta: Kencana, 2012.

Musyafa’ah, Suqiyah, Hukum Ekonomi dan Bisnis Islam I, Surabaya: IAIN Sunan Ampel Pres, 2013.

Nawawi, Ismail, Fikih Muamalah Klasik dan Kontenporer, Bogor: Ghalia Indonesia, 2012.

Perhimpunan BMT Indonesia, Pedoman Akad Syariah, Jakarta: PT PermodalanBMT Ventura, 2014.

Sabiq, Sayyid, Fiqh al-Sunnah, juz I, Beirut Daar al-Fikr, 1983.

Syafei, Rachmat, FiqihMuamalah, Bandung: CV PustakaSetia, 2001.

Suswinarno,danIrma Devita, AkadSyariah, Bandung:

Kaifa, 2011.

Wiroso, Jual Beli Murabahah, Yogyakarta: UII Press, 2005.

Buku-buku

Abdurrahman, Hafidz, Menggugat Bank Syariah, Bogor:

Al Azhar Press, 2012.

Ahmad, Benidan Abdullah, Boedi, Metode Penelitian Ekonomi Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2014.

Antonio, Syafi’i, Bank Syariah Dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema Insani, 2001.

109

Ayub, Muhammad ,Understanding Islamic Finance, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2007.

Azwar, Saefuddin, Metode Penelitian, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 1998.

Ibn Rusyd, Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtashid, Jakarta: Akbar Media, 2013.

Idrus, Muhammad, Metode Penelitian Ilmu Sosial:

Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif, Jakarta:

Penerbit Erlangga, 2009.

Karim, Adiwarman, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013.

Mudzhar, Atho, Pendekatan Studi Islam dalam Teoridan Praktek, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offiset, 1998.

Muhammad, Sistemdan Prosedur Operasional Bank Syariah, Yogyakarta: UUI Pers, 2005.

Putra, Adiyesdan Nurnasrina, Kegiatan Usaha Bank Syariah, Yogyakarta: Kali media, 2017.

Riyanto, Adi, MetodologiPenelitian Social dan Hukum, Jakarta: Granit, 2004.

Sjahdeini, remy, Sutan, Perbankan Syariah, Jakarta:

Prenada Media Group, 2014.

Soewadji, Jusuf, Pengantar Motodologi Penelitian, Jakarta: MitraWacana Media, 2012.

Soemitra, Andri, Bank & Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: Kencana Pranada media Group, 2009.

110

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatifdan R

& D, Bandung: Alfabeta, 2011.

Surya brata, Sumardi, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1998.

Sutedi, Adrian, Perbankan Syariah, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009.

Widi, RestuKartiko, Asas Metodelogi Penelitian, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010.

Widodo, Model Pembiayaan Lembaga Keuangan Islam Perspektif Aplikatif, Yogyakarta: Kaukaba, 2014.

PeraturanPerundang-undangan

Fatwa DSN-MUI Nomor04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah.

Fatwa DSN-MUI Nomor10/DSN-MUI/IV/2000 tentang Wakalah.

Peraturan Bank Indonesia (BI) Nomor: 7/46/PBI/2005 tentang Akad Penghimpunan dan Penyaluran Dana Bagi Bank yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah.

Jurnal.

Abdul Mughits, Harga Jual dalam Pembiayaan Mura>bah}ah di Bank Syariah (perspektif Fikih), Disertasi, Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2019.

111

Arsyada Rakhma, Penyelesain Masalah Penyimpangan Penggunaan Dana Murabahah bilw akalah di BMT Al-Hikmah Jepara Tesis, Pasca SarjanaUniversitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta 2017.

Roifatus Syauqoti dan Mohammad Ghozali, Aplikasi Akad Mura>bah}ah pada Lembaga Keuangan Syariah”

Jurnal Masharif al-Syariah: Ekonomi dan Perbankan Syariah, Vol. 3:1 2018.

Saparuddin, Kritik Abdullah Saeed Terhadap Pembiayaan Murabahah pada Bank Islam, Tesis, Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2007.

Sholihatin Khofsah, Implementasi Pembiayaan Murabahah bil Wakalah Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Ekonomi Peternakan Sapi di BMT Al-Hijrah Kan Jabung, Tesis, Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2017.

Qi Mangku Bahjatullah, Pembiayaan Murabahah dalam Wacana Fikih dan Perbankan Syariah,Tesis Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2007.

Internet

http://www.bmt

bif.co.id/index.php?menu=profileb&view=related, diakses pada tanggal 15 Agustus 2019.

https://bmt-bif.co.id/halaman/detail/sejarah-singkat.

diakses 10 Februari 2020.

112

https://bmt-bif.co.id/halaman/detail/produk. diakses 10 Februari 2020.

http://www.bmt-bif.co.id/index.php?menu=profileb&view=related, diakses pada tanggal 15 September 2019.

http://mysharing.co/dsn-mui-cetak-rekor-sebagai-pembuat-fatwa-terbanyak, diakses pada tanggal 20 Oktober 2019.

113

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Terjemahan Al-Qur’an

“Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri. Berkatalah salah seorang di antara mereka: Sudah berapa lamakah kamu berada (disini?)". Mereka menjawab: "Kita berada (disini) sehari atau setengah hari". Berkata (yang lain lagi): "Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah ia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah ia berlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seorangpun”. Q.S. al-Kahfi 19.

”...padahal Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba...” Q.S. al-Baqarah: 275

”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu...” Q.S. An-Nisa’ : 29

114

Terjemahan Hadits

“Dari Suhaib ar-Rumi r.a. bahwa Rasulullah saw.

Bersabda, “Tiga hal yang di dalamnya terdapat keberkahan: jual beli secara tangguh, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah bukan untuk dijual.” (HR Ibnu Majah).

Dari Jabir Bin Abdullah, ia berkata: aku akan keluar menuju Khaibar, lalu aku menghadap Rasulullah dan beliu berkata: “Jika engkau menemui wakilku di Khaibar, ambillah darinya lima belas Wasaq.” Diriwayatkan dan dinilai Shahih oleh Abu Daud.

Terjemahan Kaidah-Kaidah Fiqih

“Dasar pada setiap sesuatu pekerjaan adalah boleh sampai ada dalil yang yang mengaharamkannya.”

(Kaidah Fiqih)

“Kebiasaan adalah bagian dari hukum.“ (Kaidah Fiqih)

FATWA

Dewan Syari’ah Nasional setelah

Menimbang : a. bahwa masyarakat banyak memerlukan bantuan penyaluran dana dari bank berdasarkan pada prinsip jual beli;

b. bahwa dalam rangka membantu masyarakat guna melang-sungkan dan meningkatkan kesejahteraan dan berbagai kegiatan, bank syari’ah perlu memiliki fasilitas murabahah bagi yang memerlukannya, yaitu menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba;

c. bahwa oleh karena itu, DSN memandang perlu menetapkan fatwa tentang Murabahah untuk dijadikan pedoman oleh bank syari’ah.

Mengingat : 1. Firman Allah QS. al-Nisa’ [4]: 29: (mengambil) harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan sukarela di antaramu…”.

2. Firman Allah QS. al-Baqarah [2]: 275:

… ﺎﺑﺮﻟﺍ ﻡﺮﺣﻭ ﻊﻴﺒﹾﻟﺍ ُﷲﺍ ﱠﻞﺣﹶﺃﻭ

"…Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…."

3. Firman Allah QS. al-Ma’idah [5]: 1:

ِﺩﻮﹸﻘﻌﹾﻟﺎِﺑ ﺍﻮﹸﻓﻭﹶﺃ ﺍﻮﻨﻣﺁ ﻦﻳِﺬﱠﻟﺍ ﺎﻬﻳﹶﺃﺎﻳ

“Hai orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu….”

4. Firman Allah QS. al-Baqarah [2]: 280:

ٍﺓﺮﺴﻴﻣ ﻰﹶﻟِﺇ ﹲﺓﺮِﻈﻨﹶﻓ ٍﺓﺮﺴﻋﻭﹸﺫ ﹶﻥﺎﹶﻛ ﹾﻥِﺇﻭ ...

04 Murabahah

Dewan Syariah Nasional MUI

2

“Dan jika (orang berutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai ia berkelapangan…”

5. Hadis Nabi SAW.:

6. Hadis Nabi riwayat Ibnu Majah:

ﺍ ﱠﻥﹶﺃ

beli tidak secara tunai, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan jewawut untuk keperluan rumah tangga, bukan untuk dijual.” (HR. Ibnu Majah dari Shuhaib).

7. Hadis Nabi riwayat Tirmidzi:

ﲔِﻤِﻠﺴﻤﹾﻟﺍ ﻦﻴﺑ ﺰِﺋﺎﺟ ﺢﹾﻠﺼﻟﹶﺍ

“Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram” (HR. Tirmizi dari ‘Amr bin ‘Auf).

8. Hadis Nabi riwayat jama’ah:

ﻐﹾﻟﺍ ﹸﻞﹾﻄﻣ

ﻢﹾﻠﹸﻇ ﻲِﻨ

“Menunda-nunda (pembayaran) yang dilakukan oleh orang mampu adalah suatu kezaliman…”

9. Hadis Nabi riwayat Nasa’i, Abu Dawud, Ibu Majah, dan Ahmad:

ﻪﺘﺑﻮﹸﻘﻋﻭ ﻪﺿﺮِﻋ ﱡﻞِﺤﻳ ِﺪِﺟﺍﻮﹾﻟﺍ ﻲﹶﻟ

.

04 Murabahah

Dewan Syariah Nasional MUI

3

“Menunda-nunda (pembayaran) yang dilakukan oleh orang mampu menghalalkan harga diri dan pemberian sanksi kepadanya.”

10. Hadis Nabi riwayat `Abd al-Raziq dari Zaid bin Aslam:

ﻪﱠﻠﺣﹶﺄﹶﻓ ِﻊﻴﺒﹾﻟﺍ ﻰِﻓ ِﻥﺎﺑﺮﻌﹾﻟﺍ ِﻦﻋ ﻢﱠﻠﺳﻭ ِﻪﻴﹶﻠﻋ ُﷲﺍ ﻰﱠﻠﺻ ِﷲﺍ ﹸﻝﻮﺳﺭ ﹶﻞِﺌﺳ ﻪﻧﹶﺃ

“Rasulullah SAW. ditanya tentang ‘urban (uang muka) dalam jual beli, maka beliau menghalalkannya.”

11. Ijma' Mayoritas ulama tentang kebolehan jual beli dengan cara Murabahah (Ibnu Rusyd, Bidayah al-Mujtahid, juz 2, hal. 161;

lihat pula al-Kasani, Bada’i as-Sana’i, juz 5 Hal. 220-222).

12. Kaidah fiqh:

ﺎﻬِﻤﻳِﺮﺤﺗ ﻰﹶﻠﻋ ﹲﻞﻴِﻟﺩ ﱠﻝﺪﻳ ﹾﻥﹶﺃ ﱠﻻِﺇ ﹸﺔﺣﺎﺑِﻹﹾﺍ ِﺕﹶﻼﻣﺎﻌﻤﹾﻟﺍ ﻰِﻓ ﹸﻞﺻَﻷﹶﺍ .

“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.”

Memperhatikan : Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syari'ah Nasional pada hari Sabtu, tanggal 26 Dzulhijjah 1420 H./1 April 2000.

MEMUTUSKAN Menetapkan : FATWA TENTANG MURABAHAH

Pertama : Ketentuan Umum Murabahah dalam Bank Syari’ah:

1. Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba.

2. Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syari’ah Islam.

3. Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah disepakati kualifikasinya.

4. Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas riba.

5. Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara utang.

6. Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan) dengan harga jual senilai harga beli plus keuntungannya. Dalam kaitan ini Bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan.

7. Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada jangka waktu tertentu yang telah disepakati.

8. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut, pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah.

04 Murabahah

Dewan Syariah Nasional MUI

4

9. Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang, secara prinsip, menjadi milik bank.

Kedua : Ketentuan Murabahah kepada Nasabah:

1. Nasabah mengajukan permohonan dan janji pembelian suatu barang atau aset kepada bank.

2. Jika bank menerima permohonan tersebut, ia harus membeli terlebih dahulu aset yang dipesannya secara sah dengan pedagang.

3. Bank kemudian menawarkan aset tersebut kepada nasabah dan nasabah harus menerima (membeli)-nya sesuai dengan janji yang telah disepakatinya, karena secara hukum janji tersebut mengikat; kemudian kedua belah pihak harus membuat kontrak jual beli.

4. Dalam jual beli ini bank dibolehkan meminta nasabah untuk membayar uang muka saat menandatangani kesepakatan awal pemesanan.

5. Jika nasabah kemudian menolak membeli barang tersebut, biaya riil bank harus dibayar dari uang muka tersebut.

6. Jika nilai uang muka kurang dari kerugian yang harus ditanggung oleh bank, bank dapat meminta kembali sisa kerugiannya kepada nasabah.

7. Jika uang muka memakai kontrak ‘urbun sebagai alternatif dari uang muka, maka

a. jika nasabah memutuskan untuk membeli barang tersebut, ia tinggal membayar sisa harga.

b. jika nasabah batal membeli, uang muka menjadi milik bank maksimal sebesar kerugian yang ditanggung oleh bank akibat pembatalan tersebut; dan jika uang muka tidak mencukupi, nasabah wajib melunasi kekurangannya.

Ketiga : Jaminan dalam Murabahah:

1. Jaminan dalam murabahah dibolehkan, agar nasabah serius dengan pesanannya.

2. Bank dapat meminta nasabah untuk menyediakan jaminan yang dapat dipegang.

Keempat : Utang dalam Murabahah:

1. Secara prinsip, penyelesaian utang nasabah dalam transaksi murabahah tidak ada kaitannya dengan transaksi lain yang dilakukan nasabah dengan pihak ketiga atas barang tersebut. Jika nasabah menjual kembali barang tersebut dengan keuntungan atau kerugian, ia tetap berkewajiban untuk menyelesaikan utangnya kepada bank.

2. Jika nasabah menjual barang tersebut sebelum masa angsuran berakhir, ia tidak wajib segera melunasi seluruh angsurannya.

04 Murabahah

Dewan Syariah Nasional MUI

5

3. Jika penjualan barang tersebut menyebabkan kerugian, nasabah tetap harus menyelesaikan utangnya sesuai kesepakatan awal. Ia tidak boleh memperlambat pembayaran angsuran atau meminta kerugian itu diperhitungkan.

Kelima : Penundaan Pembayaran dalam Murabahah:

1. Nasabah yang memiliki kemampuan tidak dibenarkan menunda penyelesaian utangnya.

2. Jika nasabah menunda-nunda pembayaran dengan sengaja, atau jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.

Keenam : Bangkrut dalam Murabahah:

Jika nasabah telah dinyatakan pailit dan gagal menyelesaikan utangnya, bank harus menunda tagihan utang sampai ia menjadi sanggup kembali, atau berdasarkan kesepakatan.

Ditetapkan di : Jakarta

Tanggal : 26 Dzulhijjah 1420 H.

1 April 2000 M

DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

Ketua, Sekretaris,

Prof. KH. Ali Yafie Drs. H.A. Nazri Adlani

CURRICULUM VITAE

A. Identitas Diri

Nama : Mujibor Rido, S.E.I

Tempat, tanggal lahir : Sampang, 32 Januari 1990 Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat Asal : Pulau Mandangi Barat Sampang Madura Jawa Timur

Alamat di Yogyakarta : Perum Griya Perwita Asri II No 12-13 Condongcatur Depok Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta

Email : ridokudsiyah23@gmail.com

B. Riwayat Pendidikan 1. Pendidikan Formal:

a. SDN I Pulau Mandangin Sampang 1997 - 2003 b. SMP 5 N Pulau Mandangin Sampang 2003 -

2006

c. MAN I Sampang 2006 - 2009

d. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) Tahun 2010 - 2014

2. Pengalaman Organisasi:

a. Panitia Qurban Lembaga Amil Zakat Nurul Hayat Yogyakarta Bagian Pemasaran Setiap Tahun

b. Panitia Bulan Rhamadhan Lembaga Amil Zakat Nurul Hayat Yogyakarta Bagian Pemasaran Program Rhamadan Setiap Tahun c. Panitia Program Generasi Prastasi Tingkat

SMA Lembaga Amil Zakat Nurul Hayat Yogyakarta Bagian Motivasi Setiap Tiga Tahun

d. Pengurus Anak Karang Taruna Pulau Mandangin Barat Tahun 2013

e. Pengurus TPQ al-Ikhlas Tahun 2012

Demikian daftar riwayat hidup saya dibuat dengan sebenar-benarnya dan semoga dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Yogyakarta, 20 Desember 2019 M 23 Rabiul Akhir 1440 H

Mujibor Rido, S.E.I

Dokumen terkait