• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I. PENDAHULUAN

G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penulis dalam mengkaji dan menelaah skripsi yang berjudul “Analisis Yuridis Mengenai Perlindungan Hukum Pemegang Hak Cipta atas Praktik Pembajakan Lagu dan Musik dengan Format MP3 (Motion Picture Experts layer III)” dirasa perlu untuk menguraikan terlebih dahulu sistematika penulisan sebagai gambaran singkat skripsi, yaitu sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab pendahuluan, penulis terlebih dahulu menguraikan tentang gambaran umum atas keseluruhan skripsi ataupun konsepsi umum dari

skripsi, baik berupa : latar belakang skripsi; permasalahan; manfaat penulisan; tinjauan kepustakaan; metode penulisan; serta sistematika penulisan

BAB II :TINDAK PIDANA HAK CIPTA ATAS

PRAKTIK PEMBAJAKAN LAGU DAN MUSIK DENGAN FORMAT MP3 (Motion Picture Experts layer III)

Selanjutnya untuk bab II, terdiri dari tiga (3) sub bab. Dimana pada sub bab pertama membahas pemahaman mengenai MP3 (Motion Picture Experts layer III), kedua membahas mengenai jenis tindak pidana hak cipta atas praktik pembajakan dengan format MP3 (Motion Picture Experts layer III), ketiga membahas sanksi pidana terhadap tindak pidana hak cipta atas praktik pembajakan lagu dan musik dengan format MP3 (Motion Picture Experts layer III)

BAB III : FAKTOR PENYEBAB DAN DAMPAK DARI TINDAK PIDANA HAK CIPTA ATAS PRAKTIK PEMBAJAKAN LAGU DAN MUSIK DENGAN FORMAT MP3 (Motion Picture Experts layer III)

Selanjutnya untuk bab III, terdiri dari 2 (dua) sub bab. Dimana pada sub bab pertama membahas mengenai faktor penyebab tindak pidana atas

praktik pembajakan lagu dan musik dengan format MP3(Motion Picture Experts layer III) , kedua membahas dampak tindak pidana atas praktik pembajakan lagu dan musik dengan format MP3 (Motion Picture Experts layer III)

BAB IV :PERLINDUNGAN HUKUM KEPADA

PEMEGANG HAK CIPTA SERTA UPAYA HUKUM ATAS PRAKTIK PEMBAJAKAN LAGU DAN MUSIK DENGAN FORMAT MP3 (Motion Picture Experts layer III)

Selanjutnya untuk bab IV, terdiri dari 2 (dua) sub bab. Dimana sub bab pertama membahas perlindungan hukum kepada pemegang hak cipta menurut undang-undang No. 19 tahun 2002 tentang hak cipta, bab kedua membahas mengenai upaya hukum tindak pidana hak cipta atas praktik penggandaan lagu dan musik dengan format MP3 (Motion Picture Experts layer III) menurut undang-undang no. 19 tahun 2002

BAB II.

TINDAK PIDANA HAK CIPTA ATAS PRAKTIK PEMBAJAKAN LAGU DAN MUSIK DENGAN FORMAT MP3 (MOTION PICTURE EXPERTS

LAYER III)

A. Pemahaman mengenai MP3 (Motion Picture Experts layer III)

Salah satu dampak yang sangat signifikan dari perkembangan tekhnologi komputer adalah semakin banyaknya alat atau objek yang semula bersifat analog berubah menjadi besifat digital. Diantara berbagai fenomena yang terjadi, salah satu hal yang menarik untuk dibahas adalah fenomena musik digital dengan format Motion Picture Experts Group (MPEG). MPEG-1 Layer III(atau MPEG Audio Layer III) yang lebih dikenal sebagai MP3 adalah salah satu bentuk format file kompresi. Format ini menggunakan hitungan-hitungan algoritma yang berfungsi memadatkan file musik untuk mengurangi ukuran secara signifikan, tetapi tetap dapat mempertahankan kualitas yang dihasilkan.

Pemahaman terhadap MP3 terlebih dahulu dimulai dari pemahaman mengenai form atau bentuk dan substance atau isi dari MP3. Dilihat dari bentuknya, MP3 adalah sebuah software atau perangkat lunak. MP3 dapat dikategorikan secara bentuk sebagai software karena memiliki karakteristik sebuah software, yaitu dibangun berdasarkan algoritma tertentu, menggunakan suatu bahasa program (MP3 pertama kali ditulis menggunakan bahasa C), dan

telah melalui proses coding dan decoding sehingga dapat dikenali oleh suatu

operation system.24

Dengan pemahaman MP3 sebagai software, Thomson Consumer Electronics sebagai pemegang lisensi dari MPEG Layer 1, 2, dan 3, mematenkan

software MP3 di negara yang mengakui adanya “software patent” seperti United Stated of America dan Jepang.

25

Dengan dipatenkanya MP3, tidak banyak pengembang software yang mau mengembangkan software berbasis MP3, sehingga lahir beberapa software

alternatif seperti Ogg, dan WMA. Dengan demikian, MP3 secara form menjadi illegal di negara-negara yang mengakui paten terhadap software, hingga berakhirnya waktu paten pada 2010 dan paten menjadi public domain.

Sesungguhnya MP3 dikatakan sebagai sebuah software karena MP3 menjalankan suatu fungsi komputasi tertentu, yaitu melakukan konversi dan kompresi data audio dengan encoding MP3 hingga dapat didengarkan menggunakan MP3 player seperti WinAmp untuk platform windows da XMMS untuk platform *nix.

26

Dilain sisi, apabila memahami MP3 dari sudut pandang substansinya maka pemahaman ini beranjak dari konten atau isi dari MP3 itu sendiri. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, konten atau isi dari MP3 adalah data audio yang

24

Wikipedia Online Encyclopedia, “Overview MP3”,

25

Ibid. 26

Beberapa vendor seperti iTuns (http://www.ituns.com), menggunakan format audio tersendiri yaitu M4P dengan tujuan untuk melindungi konten audio yang didownload tersebut, sehingga audio tersebut hanya bisa diputar menggunakan software yang telah disediakan oleh iTuns. Selain itu iTuns juga menyertakan software disetiap musik yang didownload yang menyebabkan musik tersebut hanya bisa di “copy” ke lima mesin yang telah di “authorized” oleh iTuns.

umumnya merupakan musik atau lagu. Dengan pemikiran ini, maka secara substantif MP3 adalah sebuah karya cipta yang merupakan bagian dari Hak Cipta. Pemahaman terhadap bentuk dan isi MP3 amat penting untuk menentukan aspek legalitas dari MP3 tersebut, sehingga dapat diketahui kapan suatu MP3 merupakan data legal dan kapan suatu MP3 dikatakan sebagai data illegal.Format MP3 (Motion Picture Experts layer III) mulai masa kepopulerannya dan dicari-cari pengguna internet sejak sepasang mahasiswa bernama Justin Frankel dan Dmitry Bolydrev menawarkan melalui internet secara Cuma-Cuma sebuah aplikasi program komputer yang diberi nama Winamp.27

MP3 (Motion Picture Experts layer III) ini sebenarnya hanya merupakan salah satu dari sekian banyak tekhnologi pengkodean audio digital. Disamping Aplikasi ini merupakan sebuah sarana untuk membuka atau memainkan file yang berjenis MP3 (Motion Picture Experts layer III). Program komputer tersebut menjadi sangat populer di seluruh dunia, yang kemudian mendorong pesatnya pengkonversian konten-konten audio kedalam format MP3 (Motion Picture Experts layer III). Umumnya konten yang dikonversi kedalam format MP3 (Motion Picture Experts layer III) adalah musik dan lagu. Ditunjang oleh berbagai kelebihan internet, dimulailah suatu era pertukaran konten digital berjenis MP3 (Motion Picture Experts layer III) dalam jumlah dan intensitas yang sangat besar.

27

Rizki Harit Maulana, “Karl Heinz Brandeburg Sosok di Balik Kesuksesan MP3,” Suplemen Pikiran Rakyat Khusus Iptek edisi kamis, 10 November 2005 diakses 3 Juli 2006

format MP3(Motion Picture Experts layer III), dikenal juga format-format musik digital lainnya yang beredar dimasyarakat antara lainnya :28

1. Windows Media Audio (WMA)

Salah satu yang menyebabkan format yang ditawarkan Microsoft, Windows Media Audio (WMA), disukai para vendor musik online adalah dukungannya terhadap Digital Rights Management (DRM). DRM adalah fitur untuk mencegah pembajakan musik, hal yang sangat ditakuti oleh studio musik saat ini. Kelebihan WMA tidak hanya itu saja. Kualitas musik yang ditawarkan format WMA lebih baik daripada MP3. Tes yang dilakukan situs Extremetech.com menunjukkan format ini juga kualitasnya lebih baik daripada AAC. Format ini cukup populer. Peranti lunak dan peranti keras terbaru umumnya mendukung format ini. Namun dukungan belum seluas MP3, kendati hal ini bisa berubah dalam waktu-waktu mendatang.

2. Waveform Audio (WAV)

WAV atau sering disebut juga WAVEform audio merupakan standar suara de-facto di Windows. Hasil ripping dari CD pada awalnya direkam dalam format ini sebelum dikonversi ke format lain. Namun sekarang tahap ini sering dilewati. File dalam format ini biasanya tidak dikompresi dan karenanya berukuran besar.

28

3. Music Instrument Interface (MIDI)

MIDI sudah ada sejak tahun 1980 an tapi banyak orang masih belum mengerti apa itu MIDI. MP3 lebih banyak mendapatkan perhatian belakangan ini. MIDI singkatan dari Musical Instrument Digital Interface yaitu sebuah "interface" yang menghubungkan sistem komputer dengan keyboard instrumen musik. Untuk membentuk sistem Musik MIDI diperlukan sebuah keyboard instrumen musik yang mempunyai penghubung MIDI sebuah CPU komputer sebuah monitor dan sebuah printer ( sebagai tambahan ). Dengan susunan lengkap seperti ini maka musisi sewaktu-waktu dapat merekam dan main ulang rekaman musiknya . Semua data lagu disimpan dalam format digital seperti ke media disket atau hard disk komputer. Format audio satu ini lebih cocok untuk suara yang dihasilkan oleh synthesizer atau peranti elektronik lainnya, tetapi tidak cocok untuk hasil konversi dari suara analog karena tidak terlalu akurat. File dengan format ini berukuran kecil dan akhir-akhir ini sering digunakan dalam ponsel sebagai ringtone.

3. Advanced Audio Coding (AAC)

AAC adalah singkatan dari Advanced Audio Coding. Format ini merupakan bagian standar Motion Picture Experts Group (MPEG), sejak standar MPEG-2 diberlakukan pada tahun 1997. Sample rate yang ditawarkan sampai 96KHz-dua kali MP3. Format ini digunakan Apple pada toko musik online-nya, iTunes. Kualitas musik dalam format ini

cukup baik bahkan pada bitrate rendah. iPod, pemutar musik digital portabel dari Apple, adalah peranti terkemuka yang mendukung format ini.

4. Ogg Vorbis

Ogg Vorbis merupakan satu-satunya format file yang terbuka dan gratis. Format lain yang disebutkan di atas umumnya dipatenkan dan pengembang peranti lunak atau pembuat peranti keras harus membayar lisensi untuk produk yang dapat memainkan file dengan format terkait. Dari segi kualitas, kelebihan Ogg Vorbis adalah kualitas yang tinggi pada bitrate rendah dibandingkan format lain. Peranti lunak populer, Winamp dan pelopor pemutar MP3 portabel Rio sudah mendukung format ini dalam model terbarunya. Walaupun demikian dukungan peranti keras terhadap format ini masih jarang.

5. Adaptive Differential Fulse Code Modulation (ADPCM)

juga dikenal sebagai Linear PCM adalah standar untuk format CD Audio. Karena sifatnya yang tidak terkompresi, maka format PCM ini mempunyai ukuran file yang cukup besar bila dibandingkan dengan format MP3

6. Advanced Streaming Format (ASF)

ASF adalah sebuah metode untuk mengalirkan (streaming) data multimedia jenis data, mulai dari audio, video, gambar,

menggunakan stream ASF yang mengandung audio serta video. Dengan utilitas yang sama pula, pengguna dapat membuat stream ASF yang terlebih dahulu disimpan di dalam media penyimpanan lokal, sebelum akhirnya dialirkan melalui jaringan. Layanan yang dapat mendukung pengaliran stream ASF berupa Microsoft NetShow Server dan Microsoft Windows Media Services. Dua layanan tersebut dapat melakukan transmisi secara unicast (one-to-one) maupun multicast (one-to-many).

7. Vector Quantization Format (VQF)

adalah relatif format data audio baru yang diperkenalkan oleh Nippon Telegraph dan Telephone Corporation (NTT) dan didistribusikan oleh Yamaha di bawah nama SoundVQ. Format ini menggunakan kompresi data audio khusus algoritma yang menjamin kualitas output yang baik. Efisien pemutaran juga mungkin. Dengan bantuan TwinVQ codec audio, Anda dapat kode data audio bitrates ultra rendah (sekitar 8 kbit / s). Format ini dikembangkan untuk pemain lebih kuat daripada MP3, dan proses kompresi memerlukan lebih banyak kekuatan.

Namun saat ini tampaknya yang paling populer adalah format MP3 (Motion Picture Experts Group-1 layer III). MP3 (Motion Picture Experts layer III) merupakan format kompresi audio yang memiliki sifat “menghilangkan”. Maksudnya,pada saat pengkompresian suatu konten audio kedalam format MP3 (Motion Picture Experts layer III), aspek-aspek yang tidak signifikan pada

pendengaran manusia dari sebuah konten dihilangkan dengan tujuan untuk mengurangi ukuran dari sebuah file.

MP3 (Motion Picture Experts layer III) merupakan ketiga pengkompresian data29 khususnya musik digital yang menggunakan algoritma-algoritma tertentu.30

Sebagian besar konten MP3 (Motion Picture Experts layer III) adalah sebuah musik atau lagu. Lagu tersebut biasanya berasal dari Compact Disc (CD)

yang orisinil, kemudian setelah melalui proses grabbing, lagu tersebut di kompresi menggunakan encoding software MP3 (Motion Picture Experts layer III) sehingga menjadi data MP3 (Motion Picture Experts layer III) yang biasanya Pengaruh adanya MP3 (Motion Picture Experts layer III) tidak dapat dipungkiri lagi. MP3 (Motion Picture Experts layer III) secara revolusioner mengubah kebiasaan kita dalam memperoleh dan mendengarkan musik. Bagaimana tidak, saat ini kita tidak perlu lagi bersusah payah untuk pergi ketoko kaset untuk membeli kaset atau Compact Disc (CD) yang kita sukai. Akan tetapi, sebagai gantinya kita cukup menghidupkan komputer dan mendowload lagu-lagu yang kita inginkan dari internet. Dengan cara itu keinginan untuk mendengarkan musik terpenuhi.

29

Corey Rayburn After Nepster Virginia Journal of Law & Technology,2001. Menurutnya generasi pertama adlah file dengan format wav. File ini terlalu besar untuk ditransmisikan melalui internet, bahkan untuk disimpan didalam hardsisk, umumnya mono dan kualitas rendah. Generasi kedua adalah hasil pengembangan Sun Microsystems dan dikenal dengan format au. Format ini terdapat peningkatan kualitas suaranya dan mampu mengkompresi suara dengan perbandingan 2.1. Pada waktu yang bersamaan muncul juga format MIDI akan tetapi format ini hanya terbatas untuk merekam alat-alat instrument. Kemudian baru format MP3 (Motion Picture Experts Group-1 layer III) muncul dengan kompresi yang fenomenal 12.1 dari suara asal.

30

Impact of MP3 (Motion Picture Experts Group-1 layer III)on the Music Industry, Analysis and Recommendations 10 Juni 2006

berekstensi data MP3 (Motion Picture Experts layer III).31

Data tersebut dapat didistribusikan melalui surat elektronik (e-mail) melalui proses upload

Rata-rata sebuah

Compact Disc (CD) memuat sebelas hingga dua belas lagu dengan total 650MB (Megabyte). Setelah melalui proses konversi menjadi MP3 (Motion Picture Experts layer III), besar data masing-masing berkisar lima hingga enam megabyte. Setelah mencapai besaran yang terkompresi, data-data tersebut dapat didistribusikan melalui internet.

32

keserver tertentu kemudian di download, atau dapat juga melalui pertukaran data orang perorang yang biasa disebut dengan peer to peer networking.33

Sebelum format MP3 (Motion Picture Experts layer III) dipublikasikan, para pengguna komputer pribadi yang pada umumnya menggunakan sistem operasi window, sudah terbiasa mendengarkan musik dikomputernya dengan

format wap. File dengan format tersebut umumnya memiliki ukuran besar. Hal itu dikarenakan file tersebut tidak dikompresi atau dipadatkan. Sebagai gambaran,

31

Eric Berger, “The Legel Problems of MP3”, Temple Environmental Law and Technology Journal (Fall,2004);2

32

Download dalam hal ini berarti transmisi sebuah file dari suatu computer kepada lainnya dalam sebuah jaringan computer (internet). Dari sudut pengguna (users) internet, download berarti meminta dari komputer lain sebuah file serta menerima dan menyimpannya dalam komputer pengguna. Sementara uploading kebalikan dari download. Dalam konteks jaringan internet

meng-uploading berarti mengirim sebuah file komputer kepada komputer lainnya yang telah diset untuk menerimanya. Perkembangan internasional cenderung memasukkan downloading sebagai salah satu bentuk baru dari reproduksi yang tunduk kepada aturan-aturan umum mengenai reproduksi yang telah diatur oleh hak cipta. WIPO dalam hal ini Uneso Committee of Govermental Experetrs

menggariskan bahwa reproduksi melalui downloading dan CD (Compact Disc) termasuk hak khusus penciptanya, yang tidak dimiliki orang lain kecuali dengan izin pemegang haknya.

33

Lori A. More, “The Future of Music In a Digital Age: The Ongoing Conflict Between Copyright Law and Peer to Peer Technology”, Campbell Law Review (Spring,2006):195

sebuah file audio berdurasi tiga menit dengan kualitas Compact Disc (CD) pada file wap ukurannya sebesar 32 megabyte (MB). Dengan ukuran tersebut, pengguna akan sulit untuk memindahkan atau menyimpannya. Sedangkan dengan format MP3 (Motion Picture Experts layer III), konten dari ukuran yang asli atau 3 megabyte saja. MP3 (Motion Picture Experts layer III) decoderslah yang sangat berjasa dalam mengkompresi ukuran file tersebut. Caranya ialah dengan menyaring dan menghilangkan informasi audio yang tidak diperlukan, yaitu informasi audio yang tidak masuk dalam cakupan pendengaran manusia.Tekhnik ini dinamakan lossy compression.34

Dengan pengurangan ukuran yang signifikan, kualitas suara yang dihasilkan tetap dapat dipertahankan.Selain itu ukurannya yang kecil menyebabkan dapat disebarkan melalui internet dalam waktu yang lebih cepat jika dibandingkan dengan menyebarkan konten dengan format lain.

35

34

Pengertian dari Lossy Compression sebagaimana dikutip dari

Tidak hanya itu, tekhnologi digital mempermudah duplikasi materi yang dapat dikemas dalam bentuk digital adalah produk musik, film (video), karya tulis (buku), dan perangkat lunak (software). Tekhnologi digital dapat digunakan untuk menggandakan atau membuat salinan dari materi tersebut dengan kualitas yang sama dengan aslinya tanpa merusak atau mengurangi sumber aslinya. Selanjutnya para pengguna MP3 (Motion Picture Experts layer III) dapat menikmati konten

A class of compression techniques that does not preserve the original information exactly. Lossy compression techbiques includes : Scallar Quantization, Vector Quantization, DiscreteCosine Transforms, Including The JPEG and MPEG standards, Other perceptual encodings, such as MP3 35

Howard Siegel, Digital Distribution of Music: How Current Trends Affect Industry, Multimedia Strategist, Oct 1998. Menurutnya “The Current.mp3 file format is four to five times more efficient than the former.wap files.”

yang ada dengan bermacam-macam cara. Mereka dapat mendengarkan dengan menggunakan portable MP3 (Motion Picture Experts layer III) player36

Bahkan beberapa kelompok musik dari yang sudah terkenal maupun baru, saling mencoba peruntungan dengan memasarkan lagu mereka secara online dalam bentuk musik digital. Namun disisi lain, sebagian pelaku usaha dibidang bisnis musik justru menyambutnya dengan sikap cemas.

, atau dapat mendengarkan secara langsung dari hard disk mereka, dapat pula dikirimkan melalui email kepada pengemar-pengemar mereka atau di upload di internet agar semua orang dapat menikmatinya.

37

Bahkan dalam beberapa waktu lalu, MP3 (Motion Picture Experts layer III) seperti hilang dalam daftar pencarian situs pencari. Salah satu sebabnya adalah tuntutan dari Recording Industry Association of America (RIAA)38

36

Ragam jenis Portable MP3 player yang beredar dipasaran : misalkan: Apple Ipod, Creative Zen Touch 20GB, Sony NE511, Sony CJ01, Sony NE518CK, Phillips EXP 401, Sony D-CJ501S, Dioneer DCP400 WMA, Phillips EXP 210, Sony D-NE711, Dioneer DCP100 WMA, Waitec Funky, Sony S2D-CS901, Phillips EXP 431, Waitec Jammin, Dioneer DCP200 WMA, Aiwa XP-ZP77, dan masih banyak lagi jenis lainnya.

37

Siddiq Bello, MP3 is #1 in Net Searches, 14 MP3 Impact (April 18,1999). Menurut catatan sebuah situs pencari Searchterms.com MP3 akhirnya mengalahkan kategori “sex” (dimana kategori sex menjadi urutan kedua dalam beberapa bulan) dan menjadi kata kunci pencarian yang tertinggi di internet. See id; Lihat Juga Christopher Jhones & Jennifer Sullivan, More Popular Than Sex, Wired News (diakses 10 Juni 2006).

38

Kasus Recording Industry. Ass’n of America v. Diamond Multimedia Sys., Inc., 29 F. Supp.2d 624, 625 (C.D.Cal. 1998). RIAA adalah asosiasi dalam perdagangan musik yang mewakili klurang lebih 90 persen dari seluruh pencipta, perusahaan rekaman, dan distributor musik yang legal di Amerika Serikat. RIAA juga memberikan jasanya sebagai kepanjangan tangan dari industri perekaman musik yang saat ini dikuasai oleh lima perusahaan besar yaitu BMG Entertainment, Warner Music Group, Universal Music Group, EMI Recorded Music, and Sony Music,. Lihat juga

Heather D. rafter et.al.

terhadap tiga perusahaan yang produk dan jasanya terkait dengan MP3 (Motion Picture Experts layer III) dengan tuduhan bertanggungjawab terhadap pelanggaran hak cipta yang telah dilakukan

oleh para konsumennya. Recording Industry Association of America (RIAA)

sendiri mendalilkan bahwa banyak perusahaan rekaman yang kehilangan keuntungan ratusan juta dolar Amerika akibat pembajakan yang difasilitasi oleh MP3 (Motion Picture Experts layer III). Salah satu perusahaan tersebut adalah Napster. Cara pendistirbusian file MP3 (Motion Picture Experts layer III) yang dilakukan Napster berbeda dengan perusahaan lainnya. Disamping dia menyimpan dikomputer utama (server), lagu-lagu lainnya tersimpan dikomputer milik penggunanya yang di sharing secara online. Inilah yang dikenal dengan konsep peer to peer sharing (P2P). Dimana pada saat kita ingin mendownload

lagu dengan menggunakan Napster, kita mendownload lagu tersebut bukan dari

harddisk nya Napster, melainkan langsung dari harddisk komputer seseorang yang menyimpan konten yang kita inginkan. Orang itu bisa saja tetangga kita atau seseorang yang jauh dibelahan dunia lain.

MP3 adalah singkatan dari MPEG-1 Layer III (atau MPEG Audio Layer III). MP3 (Motion Picture Experts Group-1 layer III) merupakan sistem pengkompresian digital yang menggunakan algoritma khusus.

Perkembangan tekhnologi MP3 (Motion Picture Experts layer III)

39

39

Tekhnologi itu sendiri berawal pada 1970 dimana Prof.Diet Seitzer tertantang untuk memecahkan permasalahan dalam memempatkan atau mengkompresi musik diatas jaringan telepon. Kemudian untuk memecahkan permasalahan tersebut beliau membentuk suatu kelompok yang terdiri dari teknisi dan ilmuwan yang tertarik menakluakan riset persendian audio. Dan tahun 1979 untuk pertama kali tim berhasil mengembangkan pengola isyarat digital yang mampu mengkompresi file audio. Prof. Seitzer, dibantu oleh mahasiswanya Kartheinz Bradenburg, terus mengembangkan beberapa algoritma-algoritma penyandian.

MP3 (Motion Picture Experts layer III) yang merupakan sub dari standar industry MPEG

(Motion Picture Experts Group-1) yang dikembangkan oleh Industry Standards Organization (ISO).

MP3 (Motion Picture Experts layer III) pada tahun 1992 secara resmi menjadi standar sebagai bagian dari MPEG-1 (Motion Picture Experts Group-1).

Fraunhofer Gesselschaft (FhG), sebuah perusahaan jerman adalah sebuah perusahaan jerman yang terlibat dalam pengembangan MP3 (Motion Picture Experts layer III) dan sekaligus pemegang hak paten dari tekhnologi tersebut. MPEG-1 (Motion Picture Experts Group-1) adalah sebuah video kompresi dengan bandwith rendah, tipe ini digunakan pada internet. Sedangakan MPEG-2 (Motion Picture Experts Group-2) yang merupakan kompresi audio dan video dengan bandwith tinggi. MPEG-2 (Motion Picture Experts Group-2) dijadikan standar dalam penggunaan tekhnologi DVD. MP3 (Motion Picture Experts layer III) adalah pengembangan dari tekhnologi sebelumnya sehingga dengan ukuran yang lebih kecil dapat menghasilkan kualitas Compact Disc (CD).

Pada bulan Januari 1988, MPEG (Motion Picture Experts Group) pertama kali diperkenalkan dengan nama Moving Picture Experts Group, ini bukan sebuah organisasi tersendiri, akan tetapi merupakan sebuah sub komite dari International Standards Organization/International Electrotechnical Commision (ISO/IEC). Pada tahun 1989, Fraunhofer memperoleh paten atas MP3 (Motion Picture

Dokumen terkait