BAB I PENDAHULUAN
I.9. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang Latar Belakang, Perumusan Masalah, Pembatasan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka Teori, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisa Data, dan Sistematika Penulisan.
BAB II : DESKRIPSI ASEAN COMMUNITY 2015, ASEAN ECONOMI COMMUNITY 2015 DAN PROTECTION AND PROMOTION OF THE RIGHTS OF MIGRANT WORKERS
Bab ini membahas tentang gambaran ASEAN Community 2015, ASEAN Economic Community 2015 serta deklarasi Protection and Promotion of the Rights of Migrant WorkersTerhadap Tenaga Kerja Indonesia Yang Berada di Malaysia.
BAB III : ANALISA EFEKTIFITAS IMPLEMENTASI
Bab ini akan membahas tentang analisis efektifitas implementasi dari
Declaration Protection and Promotion of the Rights of Migrant Workers
Terhadap Hubungan Luar Negeri Indonesia dengan Malaysia terkait kondisi dan perlindungan serta hak-hak Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia.
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
28Lexi Moleong,Metode Penelitian Kualitatif, Bandung : Remaja Karya, 1990, hal 108
Bab ini memberikan kesimpulan dan saran dari penelitian studi pustaka yang dilakukan.
BAB II
DESKRIPSIASEAN COMMUNITY 2015,ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015DANDECLARATION PROTECTION AND
PROMOTION OF THE RIGHTS OF MIGRANT WORKERS
II. 1.ASEAN Community 2015
Deklarasi ASEAN alias deklarasi Bangkok adalah ASEAN adalah penjelmaan kehendak bersama bangsa-bangsa Asia Tenggara untuk saling menjalin persahabatan dan kerjasama melalui usaha dan perjuangan bersama, serta dengan penuh hikmat bertekad menghantarkan seluruh bangsa Asia Tenggara menuju kedamaian, kebebasan, dan kemakmuran . (Deklarasi ASEAN, Bangkok, 08 Agustus 1967)berisi kesepakatan dan tekad bersama negara anggota untuk membuat Asia Tenggara menjadi kawasan terpadu. Di dalamnya dinyatakan maksud dan tujuan-tujuan perhimpunan ini antara lain : (1) Mempercepat pertumbuhan ekonomi, perkembangan sosial, dan pembangunan budaya di kawasan Asia Tenggara melalui kerjasama di berbagai bidang dalam semangat kebersamaan dan kemitraan demi mewujudkan kemasyarakatan Asia Tenggara yang damai dan sejahtera. (2) Memelihara perdamaian dan stabilitas kawasan melalui sikap saling menghormati sistem peradilan dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku di tiap negara anggota sesuai dengan asas-asas Piagam Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).30
Dalam deklarasi itu tegas dinyatakan bahwa ASEAN membuka diri sepenuhnya bagi semua warga negara di Asia Tenggara yang ingin turut serta menggalang kerjasama sesuai dengan maksud dan tujuan ASEAN. Juga ditegaskan, ASEAN adalah penjelmaan tekad bersama bangsa-bangsa Asia Tenggara dalam jalinan kerjasama yang tulus dan bersahabat melalui usaha dan perjuangan bersama untuk menghantarkan seluruh bangsa Asia Tenggara menuju kedamaian, kebebasan, dan kemakmuran.
Maksud dan tujuan dibentuknya ASEAN seperti yang tercantum dalam Deklarasi Bangkok adalah :
a. Untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial serta pengembangan kebudayaan di kawasan ini melalui usaha bersama dalam semangat kesamaan dan persahabatan untuk memperkokoh landasan sebuah masyarakat bangsa-bangsa Asia Tenggara yang sejahtera dan damai.
b. Untuk meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional dengan jalan menghormati keadilan dan tertib hukum di dalam hubungan antara negara-negara di kawasan ini serta mematuhi prinsip-prinsip Piagam Perserikatan Bangsa-bangsa.
c. Untuk meningkatkan kerjasama yang aktif dan saling membantu dalam masalah-masalah yang menjadi kepentingan bersama di bidang-bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi.
d. Untuk saling memberi bantuan dalam bentuk sarana-sarana pelatihan dan penelitian dalam bidang-bidang pendidikan, profesi, teknik, dan administrasi.
e. Untuk bekerjasama dengan lebih efektif guna peningkatan pemanfaatan pertanian dan industri mereka, perluasan perdagangan dan pengkajian masalah-masalah komoditi internasional. Perbaikan sarana-sarana pengangkutan dan komunikasi serta peningkatan taraf hidup rakyat-rakyat mereka.
f. Untuk memajukan pengkajian mengenai Asia Tenggara.
g. Untuk memelihara kerjasama yang erat dan berguna dengan organisasi-organisasi internasional dan regional dengan tujuan serupa yang ada dan untuk menjajaki segala kemungkinan untuk saling bekerja sama secara erat di antara mereka sendiri.
Dengan demikian, tanpa ragu-ragu dapat disimpulkan bahwa tujuan/sasaran ASEAN yang utama adalah perdamaian dan stabilitas regional (tujuan/sasaran jangka panjang) yang ingin dicapai lewat usaha mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan perkembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara melalui usaha bersama (tujuan/sasaran jangka pendek) .31 Keanggotaan ASEAN terbuka bagi negara-negara Asia Tenggara lainnya dengan syarat bahwa negara anggota dapat menyetujui dasar-dasar dan tujuan organisasi ASEAN seperti dalam deklarsi ASEAN dan semua traktat atau persetujuan yang telah dibuat ASEAN.32Sebagai himpunan bangsa sebenua, tiap negara anggota merasakan pentingnya kesadaran berbangsa dan bernegara dari
31M. Sabir,ASEAN Harapan dan Kenyataan, Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, hal 44
masing-masing rakyatnya, sehingga diperlukan identitas regional berdasarkan ikatan sejarah dan warisan budaya bangsa.ASEAN adalah komunitas terbuka yang konsisten dengan jati dirinya. Setiap warga memiliki kesempatan yang sama untuk menikmati hasil-hasil pembangunan seutuhnya tanpa membedakan jenis kelamin, suku, agama, bahasa, atau latar belakang sosial budaya.
Di belakang sosial, ASEAN memberi perhatian penuh pada masalah-masalah mendasar kemanusiaan seperti buruh/tenaga kerja, kelaparan, kekurangan gizi, dan kemiskinan. Penyejahteraan keluarga, sebagai unit terkecil dalam masyarakat, khusus diarahkan bagi kepentingan anak-anak, pemuda, wanita, dan kaum lanjut usia. Perhatian khusus juga diberikan kepada kaum papa, penyandang cacat, dan masyarakat tersisih sebagai wujud nyata pelaksanaan amanat keadilan sosial dan pemberdayaan umat manusia.Sebagai sebuah organisasi regional yang terbuka, ASEAN memainkan peran penting di arena internasional dengan selalu mengedepankan kepentingan bersama. Hubungan kerjasama ASEAN dengan semua pihak berdasarkan kemitraan dan kesetaraan, serta sikap saling menghormati adalah ciri-ciri ASEAN dalam menentukan langkah-langkah kebijakan.Demi mengangkat harkat dan kualitas hidup manusia Asia Tenggara dan demi kemajuan dan pembangunan kawasan diperlukan penguasaan teknologi dan ilmu pengetahuan yang memadai, sebagai strategi pembangunan yang paling mendasar. Untuk itu, ASEAN memberi perhatian khusus terutama pada tenaga kerja Indonesia yang bekerja di Malaysia.
Kerjasama internasional adalah elemen penting dalam pelaksanaan kebijakan dan politik luar negeri Indonesia. Melalui kerjasama-kerjasama internasional, Indonesia dapat memanfaatkan peluang yang ada untuk menunjang
dan melaksanakan pembangunan nasionalnya. Kerjasama ASEAN memegang peran penting dalam pelaksanaan kerjasama internasional Indonesia karena ASEAN merupakan lingkaran konsentris pertama kawasan terdekat Indonesia dan pilar utama pelaksanaan politik luar negeri Indonesia. ASEAN lebih berusia 42 tahun. Selama itu, telah banyak capaian-capaian yang telah diraih ASEAN dan sumbangsih yang diberikan ASEAN bagi negara-negara anggotanya. Salah satu capaian dan sumbangsih terpenting dari ASEAN adalah terciptanya perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia Tenggara. Terciptanya perdamaian dan stabilitas di kawasan merupakan hal utama sehingga program pembangunan Indonesia dapat terus dilaksanakan. Reputasi ASEAN yang dicapai selama 42 tahun adalah sebagai modal dasar dan kuat dalam menghadapi tantangan kerjasama di masa mendatang. Terlepas dari segala kekurangannya, telah memperlihatkan peran penting dalam menjamin stabilitas kawasan. Kini, dalam perkembangan dan kenyataannya, kebutuhan untuk meningkatkan peran ASEAN justru bertambah yang sebelumnya secara ideologis sering dianggap bersebrangan atau berselisih paham sekarang menjadi bagian integral ASEAN.
Pertumbuhan ekonomi negara-negara ASEAN terus mengalami peningkatan. Secara khusus, ASEAN telah membantu Indonesia dalam penanganan bencana Tsunami di Aceh, gempa bumi yang terjadi diberbagai wilayah Indonesia, proses perdamaian di Aceh, penanggulangan kebakaran hutan dan lain-lain. Selama lebih empat dekade keberadaannya, ASEAN telah mengalami banyak perubahan dan perkembangan positif dan signifikan yang mengarah pada pendewasaan ASEAN.
Maka dengan keberhasilan kerjasama ASEAN inilah menuju tahapan baru yang lebih integratif dan berwawasan ke depan dengan telah dibentuknya komunitas ASEAN (ASEAN Community) pada tahun 2015. Hal ini diperkuat dengan akan disahkannya piagam ASEAN (ASEAN Charter) yang secara khusus akan menjadi landasan hukum dan landasan jati diri ASEAN ke depannya. Pembentukan komunitas ASEAN diawali dengan komitmen para pemimpin ASEAN dengan ditandatanganinya ASEAN Vision 2020 di Kuala Lumpur tahun 1997 yang mencita-citakan ASEAN sebagai suatu satuan komunitas yang berpandangan maju ke depan, hidup dalam lingkungan yang damai, stabil dan makmur, dipersatukan oleh hubungan kemitraan dalam pembangunan yang dinamis dan masyarakat yang saling peduli. Tekad untuk membentuk komunitas ASEAN kemudian dipertegas lagi pada KTT ke-9 ASEAN di Bali pada tahun 2003 dengan ditandatanganinya ASEAN Concord II. ASEAN Concord II
menegaskan bahwa ASEAN akan menjadi sebuah komunitas yang aman, damai, stabil, dan sejahtera pada tahun 2020. Komitmen untuk mewujudkan komunitas ASEAN dipercepat dari tahun 2020 menjadi tahun 2015 dengan ditandatanganinya Cebu Declaration on the Acceleration ofthe Establishment of an ASEAN Community by 2015 , pada KTT ke-12 ASEAN di Cebu, Filipina pada Januari 2007. Tujuan dari pembentukan komunitas ASEAN adalah untuk lebih mempererat integrasi ASEAN dalam menghadapi perkembangan konstelasi politik internasional. ASEAN menyadari sepenuhnya bahwa ASEAN perlu menyesuaikan cara pandangnya agar dapat lebih terbuka dalam menghadapi permasalahan-permasalahan internal dan eksternal.33Negara-negara ASEAN
33K. J. Holski,International Politic : A Frame for Analysis, New Jersey : Prentice, hal inc 1995, Terjemehan Wawan Djuanda,Politic International : Suatu Analisis, Bandung : Bina Cipta, 1997, hal 28
menyadari perlunya meningkatkan kekompakan, kohesivitas dan efektifitas kerjasama. ASEAN bertekad, pada 2015, kawasan Asia Tenggara harus menjadi suatu kawasan ekonomi yang kuat dan maju dan bebas serta bersih dari segala bentuk penggunaan, peredaran, dan pembuatan obat-obat terlarang.Berbagai tindak kejahatan dan pelanggaran hak asasi manusia seperti kekerasan terhadap tenaga kerja, perdagangan wanita dan anak-anak serta berbagai bentuk kejahatan lintas negara tidak boleh terjadi lagi.
Namun demikian, masih banyak tantangan yang dihadapi ASEAN. ASEAN harus dapat melakukan penyesuaian-penyesuaian dengan perkembangan pesat politik, tenaga kerja, keamanan, ekonomi, sosial-budaya, teknologi dan pengetahuan serta bidang-bidang lainnya. ASEAN juga menyadari pentingnya lebih melibatkan masyarakat ASEAN sehingga tumbuh rasa memiliki (we feeling) terhadap ASEAN. ASEAN harus memfokuskan dirinya untuk dapat menjalin kerjasama-kerjasama yang dapat memberikan manfaat langsung kepada masyarakat ASEAN. Dengan demikian, diharapkan ASEAN tidak lagi menjadi forum kerjasama para pejabat pemerintah negara-negara ASEAN atau kalangan elit tertentu, namun dapat menjadi milik seluruh masyarakat ASEAN ( people-centered organization). Hal-hal tersebut merupakan tantangan yang membutuhkan tanggapan tepat dan cepat dan tentunya tidak mudah untuk dilaksanakan.
Pembentukan komunitas ASEAN ini merupakan bagian dari upaya ASEAN untuk lebih mempererat integrasi ASEAN. Selain itu, juga merupakan upaya evolutif ASEAN untuk menyesuaikan cara pandang agar dapat lebih terbuka dalam membahas permasalahan domestik yang berdampak kepada kawasan tanpa meninggalkan prinsip-prinsip utama ASEAN yaitu saling
menghormati (mutual respect), tidak mencampuri urusan dalam negeri ( non-interferenc), konsesus, dialog dan konsultasi.
Rencana jangka panjang pembentukan komunitas ASEAN ini terdiri dari tiga pilar, yaitu ASEAN Economic Community (AEC), ASEAN Political Security Community(APSC), dan ASEAN Socio-cultural Community(ASCC). Ketiga pilar tersebut saling berkaitan satu sama lain dan saling memperkuat tujuan pecapaian perdamaian yang berkelanjutan, stabilitas serta pemerataan kesejahteraan di kawasan. Dari sisi kerjasama AEC, visi tersebut diwujudkan melalui strategi pengembangan ekonomi yang sejalan dengan aspirasi bangsa, dengan tujuan utama mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dan merata, serta mendukung ketahanan individu negara anggota maupun kawasan. Maka dalam penelitian akan dibahas tentang ASEAN Economic Community 2015 dengan pilar aliran bebas tenaga kerja yang membahas tenaga kerja Indonesia sebagai buruh di Malaysia tentang bagaimana efektifitas implementasi Deklarasi Perlindungan dan Promosi Hak-hak Buruh Migran tahun 2007 (Declaration and Promotion of the rights of Migrant Workers) terhadap hubungan luar negeri Indonesia dengan Malaysia.
II. 2. ASEAN Economic Community 2015
Di negara-negara Asia Tenggara, pengembangan konsep perdagangan ekonomi bebas regional sudah bukan wacana lagi. Konsep pengembangan perdagangan kawasan yang dibungkus dengan judul AEC/MEA, kerangka besar dari integrasi ekonomi regional ini telah dirumuskan padaASEAN Summit1997 di Kuala Lumpur yang menghasilkan Visi ASEAN 2020, yaitu tercapainya suatu kawasan yang stabil, makmur, berdaya saing tinggi, dengan pertumbuhan
ekonomi yang berimbang serta berkurangnya kemiskinan dan kesenjangan sosial ekonomi.34Dalam kerjasama ASEAN di bidang ekonomi, pada awalnya kerjasama difokuskan dengan pemberian prefensi perdagangan (predential trade), usaha patungan (joint venture) dan skema saling melengkapi (complemention scheme) antarpemerintah negara-negara anggota maupun pihak swasta di kawasan ASEAN.
ASEAN Economic Community(AEC) merupakan konsep yang mulai digunakan dalam Declaration of ASEAN Concord II di Bali, Oktober 2003.AEC adalah salah satu pilar perwujudan ASEAN Vision, bersama-sama dengan ASEAN Political Security Community (APSC) dan ASEAN Socio-cultural Community
(ASCC).AEC adalah tujuan akhir integrasi ekonomi seperti dicanangkan dalam
ASEAN Vision 2020.35
to create a stable, prosperous and highly competitive ASEAN economic region in which there is a free flow of goods, services, investment, skilled labor and a freer flow of capital, equitable economic development and reduced poverty and socio-economic disparities in year 2020.
Beberapa yang menjadi catatan untuk mempersiapkan diri memasuki
ASEAN Communitykhususnya Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community) adalah : (1) Melakukan pemetaan untuk menginventarisasikan seluruh barang dan jasa dalam negeri yang memiliki potensi berikut pasar yang memiliki guna menetapkan positioning dan keunggulan dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. (2) Idenfitikasi seluruh kelemahan dan hambatan dari barang dan jasa yang memiliki potensi. (3) Mengembangkan rantai nilai (value 34http://iamtheeconomicst.blogspot.com/2008/08/bersaing-di-asean-2015-indonesia-mati.html
35Syamsul Arifin, dkk,Masyarakat Ekonomi ASEAN : Memperkuat Sinergi ASEAN di Tengah Kompetisi Global, Penerbit : PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2008
chain) barang dan jasa dalam negeri di antara negara-negara ASEAN, yang dapat dikembangkan menjadi cluster ASEAN. Hal ini perlu bagi Indonesia sebagai tuntutan sinergitas antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan dunia usaha menjadi suatu keharusan untuk mengejar ketertinggalan dari negara-negara ASEAN lainnya.
Pembentukan AEC dilakukan melalui empat kerangka strategis, yaitu pencapaian pasar tunggal dan kesatuan basis produksi, kawasan ekonomi yang berdaya saing, pertumbuhan ekonomi yang merata dan terintegrasi dengan perekonomian global. Gambar II. 1.skema menuju AEC.36Upaya pencapaian masing-masing kerangka tersebut dilakukan melalui berbagai elemen dan strategi yang tercakup di dalamnya.
36Ibid, Syamsul Arifin, dkk, hal 4 1967: ASEAN 1977: Referensial Trading Arrangement (PTA) 1997: ASEAN Vision 2020 Ekonomi Keamanan Kebudayaan sosial 1992: ASEAN Free Trade Area (AFTA) 2003: BaliConcordII Masyarakat Ekonomi ASEAN 1995: ASEAN Framework Agreement on Service (AFAS) 2007: KTT ASEAN ke 12 Percepatan Ekonomi ASEAN 2015 KTT ASEAN ke 13 - ASEAN Charter - Blueprint MEA 2015 1998: ASEAN Investment Area (AA) 1967 Lima negara Pendiri: Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand 1984 Brunei Darusalam 1995 Vietnam 1997 Laos, Myanmar 1999 Kamboja 1976: Sekretariat ASEAN 1977: Kerja Sama Ekonomi ASA Sejak 1970-an mulai melakukan kerja sama ekonomi
Gambar II. 1. Skema Menuju AEC/MEA 2015
Pencapaian AEC melalui penciptaan pasar tunggal dan kesatuan basis produksi, ditujukan sebagai upaya perluasan melalui integrasi regional untuk mencapai skala ekonomis yang optimal. Gambar II. 2. keterkaitan antarelemen.
1992
1997
Sektor Prioritas
Sektor Lainnya
1992 1995
Gambar II. 2. Keterkaitan Antarelemen Pilar Pertama
Langkah-langkah integrasi tersebut (proses liberalisasi dan penguatan internal ASEAN) menjadi strategi mencapai daya saing yang tangguh dan di sisi lain akan berkontribusi positif bagi masyarakat ASEAN secara keseluruhan maupun individual negara anggota. Pembentukan AEC juga menjadikan posisi ASEAN semakin kuat dalam menghadapi negoisasi internasional, baik dalam merespons meningkatnya kecenderungan kerjasama regional, maupun dalam posisi tawar ASEAN dengan mitra dialog, seperti China, Korea, Jepang, Australia-Selandia Baru, dan India.
Aliran Bebas Barang Aliran Bebas Jasa Aliran Modal yang Lebih Bebas Tenaga Kerja
Fokus pada warga ini dimaksudkan agar ASEAN mampu bekerjasama untuk menanggulangi persoalan-persoalan nyata yang dihadapi masyarakat seperti tenaga kerja, kemiskinan, pengangguran, pertumbuhan penduduk, sumber daya manusia, pendidikan, lingkungan, dan kesehatan. Dengan kata lain, AEC diharapkan mampu mengangkat derajat dan martabat serta kesejahteraan penduduk ASEAN yang selama ini kurang mendapat perhatian. Konsentrasi ASEAN pada persoalan-persoalan politik, ekonomi, dan keamanan selama empat dasawarsa memang kurang memberikan perhatian pada lapisan masyarakat luas, kecuali bagi negara-negara yang secara ekonomi sangat makmur seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand. Sementara Indonesia dan negara anggota lain tampaknya kurang mampu memanfaatkan ASEAN untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat mereka masing-masing.
Dengan berjalannya waktu dan dalam rangka menghadapi berbagai tantangan kerjasama regional, termasuk krisis ekonomi tahun 1997. Para pemimpin negara ASEAN kembali memformulasikan ASEAN Vision 2020 di Kuala Lumpur pada 15 Desember 1997 yang menjadi tujuan jangka panjang ASEAN, yaitu as a concert of Southeast Asian nations, outward looking, living in peace, stability and posperity, bonded together in partnership in dynamic development and in a community of caring societies.
Dalam perkembangan realisasi konsep AEC selanjutnya, dirumuskan tujuan integrasi ekonomi, yakni mewujudkan ASEAN Vision 2020pada Deklarasi
Bali Concord II, Oktober 2003. pencapaian dilakukan melalui lima pilar, yaitu : aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil, dan aliran modal yang lebih bebas. Berbagai kerjasama ekonomi dilakukan, khususnya di bidang
perdagangan dan investasi, dimulai dari Preferencial Trade Arrangement (PTA, 1977),ASEAN Free Trade Area(AFTA, 1992),ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS, 1995) dan ASEAN Investment Area (AIA, 1998), kemudian dilengkapi dengan perumusan sektor prioritas integrasi dan kerjasama di bidang moneter lain. Semua hal tersebut merupakan perwujudan dari usaha mencapai AEC. Gambar II. 3. mekanisme pencapaian AEC 2015.
Preferential Tarif Arrangement (PTA) ASEAN Free Trade Area (AFTA) Masyarakat Ekonomi ASEAN - Tarif - Non-tarif - Fasilitas - Perdagangan ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS) ASEAN Invesment Area (AIA) ASEAN Invesment Guarantee Agreements (IGA) ASEAN Comprehensive Invesment Agreements (ACIA) Mutual Recognition Agreement (MRA) Visa dan EmploymentPass Core competencies & qualification Pengembangan dan integrasi Pasar Modal Liberalisasi arus Modal Aliran bebas barang Aliran bebas jasa Aliran bebas investasi Aliran bebas TK terampil Aliran lebih bebas arus modal 12 Sektor prioritas Pengembangan sektor makanan, pertanian & kehutanan Sektor lainnya MEA 2015
Gambar II. 3. Mekanisme Pencapaian AEC 2015
Untuk itu, ada tiga kunci implementasiASEAN Communitytersebut sangat diperlukan untuk mewujudkan ASEAN Economic Community 2015. Mengingat ASEAN memiliki permasalahan yang cukup kompleks untuk mewujudkan ASEAN 2015 seperti : pertama, adanya ketimpangan pendapatan perkapita yang cukup besar antaranegara-negara ASEAN, sehingga diperlukan kerjasama ekonomi yang lebih intens untuk saling membantu dalam mewujudkan kemakmuran bersama. Kedua, sektor industri ASEAN yang bersifat subtitusi, seperti Malaysia dan Indonesia yang sama-sama menjadi negara penghasil CPO dunia. Untuk itu pembangunan ekonomi regional ASEAN diperlukan perencanaan yang matang untuk mempermudah mobilitas sumber daya, barang, dan jasa, agar tidak terjadi perebutan pasar. Ketiga, belum stabilnya kondisi politik dibeberapa negara ASEAN. Keempat, masih kurangnya law enforcement di beberapa negara ASEAN termasuk Indonesia sendiri. Hal tersebut tentu akan menghambat jalannya aktifitas ekonomi dalam kawasan ASEAN.37
II. 2. 1.ASEANCharterDalamASEAN Economic Community 2015
Setelah 42 tahun berdirinya ASEAN, bentuk kerjasama regional semakin diperkuat dan bertransformasi dengan ditandatanganinya piagam ASEAN oleh para pemimpin negara ASEAN pada KTT ASEAN ke-13, 20 November 2007. Penandatanganan piagam ASEAN menjadi prasasti hasil evolusi dari kerjasama yang bersifat persaudaraan menjadi organisasi yang berdasarkan suatu kerangka yang lebih kohesif berlandaskan rule based framework. Dengan kejelasan visi tujuan, perbaikan struktur organisasi, pengambilan keputusan dan mekanisme
dispute settlement serta peningkatan peran dan mandat sekretariat ASEAN, diharapkan dapat lebih menjamin implementasi kesepakatan-kesepakatan ASEAN yang akan dicapai. Piagam ASEAN juga akan menjadikan negara-negara di kawasan ini lebih stabil, sejahtera dan memiliki pertanggungjawaban terhadap penduduk.Penyusunan ASEAN Charter menegaskan prinsip-prinsip yang tertuang dalam seluruh perjanjian deklarasi dan kesepakatan ASEAN, antara lain :
Tujuan dan prinsip ASEAN.
Hak dan kewajiban negara anggota ASEAN.
Struktur dan fungsi kelembagaan ASEAN.
Mekanisme dan proses pengambilan keputusan ASEAN.
Penyelesaian sengketa antara negara anggota ASEAN.
Hubungan Eksternal ASEAN dengan pihak luar.
ASEAN Chartermerupakancrowning achievement yang akan memperkuat semangat kemitraan, solidaritas, dan kesatuan negara-negara anggotanya dalam mewujudkan komunitas ASEAN. ASEAN Charter ini menjadi landasan konstitusional pencapaian tujuan dan pelaksanaan prinsip-prinsip yang di anut bersama untuk pencapaian pembangunan kawasan ASEAN yang juga sebagai suaturules based organization. Langkah untuk memperkuat kerangka kerja AEC kembali bergulir di 2006 antara lain dengan formulasi blue print atau cetak biru yang berisi target dan waktu penyampaian AEC dengan jelas. Mempertimbangkan keuntungan dan kepentingan ASEAN untuk menghadapi tantangan daya saing global, diputuskan untuk mempercepat pembentukan AEC dari 2020 menjadi 2015 (12th ASEAN Summit, Januari 2007). Keputusan ini juga menjadi political will para pemimpin ASEAN ditandai dengan ditandatanganinya ASEAN Charter
atau piagam ASEAN yang terdiri dari cetak biru dan jadwal strategis pencapaian