• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penjelasan dan pembahasan penelitian ini, secvara sistematis penulisannya dibagi ke dalam lima bab, terdiri dari sub-sub bab. Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut:

BAB VI PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.

BAB VII TINJAUAN TEORETIS

Terdiri atas pengertian evaluasi program, pengertian pengembangan masyarakat yang berisi tentang model-model pengembangan masyarakat dan tahapan-tahapan pengembangan masyarakat.

BAB VIIIGAMBARAN UMUM

Menguraikan tentang otonomi daerah dan latar belakang keberadaan Bidang Diklat Kerja Badiklatlitbang Kabupaten Tangerang, visi, misi, tugas pokok, fungsi, sasaran, dan indikator kinerja Bidang Diklat Kerja Badiklatlibang Kabupaten Tangerang, fasilitas dan sarana latihan, sumber daya manusia Bidang Diklat Kerja Badiklatlitbang Kabupaten Tangerang, pembiayaan operasional Bidang Diklat Kerja Badiklatlitbang Kabupaten Tangerang, jenis pelatihan kejuruan pada Bidang Diklat Kerja Badiklatlitbang Kabupaten Tangerang, bentuk kerjasama dengan pihak lain.

xxi

BAB IX PENGEMBANGAN MASYARAKAT PADA BIDANG DIKLAT

KERJA BADAN PENDIDIKAN, PELATIHAN, PENELITIAN,

DAN PENGEMBANGAN (BADIKLATLITBANG)

KABUPATEN TANGERANG

Menerangkan tentang kebutuhan masyarakat akan program pelatihan, bentuk-bentuk program pendidikan dan pelatihan, peran Bidang Diklat Kerja Badiklatlitbang Kabupaten Tangerang dalam proses pengembangan masyarakat, analisis SWOT, faktor pendukung dan penghambat.

BAB X PENUTUP

Merupakan bagian akhir dari penelitian ini yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

BAB I PENDAHULUAN

G. Latar Belakang Masalah

Sejak era reformasi bergulir (tahun 1998) sampai dengan sekarang yang terjadi akibat ketidak percayaan rakyat terhadap kinerja pemerintah sehingga mengakibatkan berakhirnya era orde baru belum juga membawa Indonesia pada suatu keadaan yang sejahtera. Hal tersebut bertolak belakang dengan tujuan yang hendak dicapai bangsa Indonesia yang tertuang dalam pembukaan Undang-undang Dasar (UUD) 1945 dimana tujuan negara Indonesia adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia.

Sejalan dengan itu, maka perlu adanya Pembangunan Nasional. Yaitu suatu proses perubahan yang dilakukan berdasarkan rencana tertentu dengan sengaja dan memang dikehendaki, baik oleh pemerintah yang menjadi pelopor pembangunan maupun masyarakat sebagai subjek dan objek pembangunan. Pembangunan Nasional sebagaimana digariskan dalam GBHN (Garis-garis Besar Haluan Negara) merupakan cara untuk mencapai tujuan tersebut.

Pembangunan Nasional mencakup upaya peningkatan semua segi kehidupan bangsa, dapat berupa pembangunan aspek fisik, sosial, budaya, ekonomi dan pertahanan dan keamanan, dapat pula berupa pembangunan

xxiii

ideologi.10 Oleh karena itu, maka pembangunan nasional pada hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya dengan Pancasila sebagai dasar, tujuan, dan pedomannya. Hal tersebut berarti bahwa konsep pembangunan nasional berarti membentuk manusia secara utuh agar lebih baik secara fisik, kehidupan bermasyarakat, kehidupan berbudaya, berkecukupan ekonomi maupun kenyamanan dalam pertahanan dan keamanan dan juga membentuk pola pikir manusia agar lebih baik dari aspek pengetahuan, keyakinan, sikap, dan niat karena proses tersebut merupakan proses penyadaran sehingga diharapkan akan mampu merubah perilaku manusia.11 Seperti penyadaran pentingnya kesehatan lingkungan maka dilakukan berbagai penyuluhan agar masyarakat dapat terhindar dari berbagai penyakit.

Suatu keadaan yang dilematis, justru perubahan status ekonomi masyarakat di Indonesia seakan tidak menemui titik terang, bahkan jauh dari perubahan. Kenaikan harga diberbagai sektor membuat rakyat semakin terjepit dalam kemiskinan dan membuat makna kesejahteraan semakin tidak terlihat. Dari fenomena ini sehingga banyak kita lihat acara-acara televisi yang mengatasnamakan “kerakyatan” muncul, seperti bedah rumah, uang kaget, dan masih banyak lainnya. Sebenarnya jika pemerintah menyadarkan diri, acara yang ditayangkan oleh berbagai stasiun televisi tersebut merupakan sindiran bagi pemerintah karena ketidak mampuan pemerintah dalam mengatur, melindungi, dan mensejahterakan masyarakat.

10

Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan IntervensiKomunitas (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 2003), h. 39

11

Pembangunan Nasional itu sendiri tidak akan berhasil jika tidak adanya partisipasi dari masyarakat. Keterlibatan masyarakat dalam setiap kegiatan yang mempunyai tujuan untuk pembangunan harus lebih ditingkatkan. Keterlibatan warga masyarakat itu sendiri tidak sebatas hanya dalam aspek kognitif dan praktis saja (perencanaan dan pelaksanaan), tetapi juga perlu adanya keterlibatan emosional pada pelaksanaan program tersebut. Hal ini diharapkan dapat memberi kekuatan dan perasaan untuk ikut serta dalam gerakan perubahan yang mencakup seluruh bangsa. Keterlibatan emosional masyarakat tersebut dengan melibatkan masyarakat dalam tahap assesment (penilaian) dan tahap evaluasi, sehingga program yang dijalankan benar-benar program yang dibutuhkan masyarakat.12

Konsep lain dari sebuah gerakan perubahan yaitu mesti adanya pemberdayaan yang dilakukan oleh pemerintah demi tercapainya tujuan tersebut, dimana masyarakat diberdayakan untuk dapat melihat dan memilih sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya.13

Program BLT (Bantuan Langsung Tunai) yang dicanangkan pemerintah tidak dapat menolong sepenuhnya masyarakat, karena hal tersebut tidak didukung dengan kebijakan pemerintah yang terus menerus menaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) yang berdampak pada kenaikan harga semua bahan pokok kebutuhan masyarakat.

Keadaan yang rumit tersebut diperparah dengan kemajuan globalisasi yang salah satunya adalah dibukanya zona perdagangan pasar bebas yang mengharuskan setiap negara harus siap untuk bersaing tanpa terkecuali baik

12

Isbandi Rukminto Adi, op. cit., h. 295.

13

Nanih Machendrawaty dan Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam dari Ideologi, Strategi, sampai Tradisi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), h. 29.

xxv

negara kecil, negara berkembang, maupun negara maju dengan mengandalkan keahlian mereka masing-masing.

Persoalan yang terjadi di Indonesia adalah masih terbentangnya jurang kesenjangan antara si kaya dengan si miskin. Si kaya mungkin akan dengan mudah mendapatkan kemampuan-kemampuan yang memudahkan dirinya untuk dapat bersaing dan siap menghadapi tantangan zaman tersebut tanpa memperdulikan biaya yang harus dikelurkan, berbanding terbalik dengan yang dialami oleh si miskin yang harus berjuang bagi dirinya sendiri untuk tetap hidup (survive) tanpa memperdulikan kemajuan zaman yang semakin hari semakin berkembang.

Kata kunci dari semua masalah di Indonesia terletak pada kebijakan pemerintah terhadap publik (Government Policy for Public). Sejatinya secara teoritis idealis kebijakan publik adalah kebijakan yang berupaya untuk merespon masalah dan kebutuhan konkrit yang berkembang di Indonesia.14 Idealnya ketika pemerintah melihat masalah publik yang sedang berjangkit maka secara akurat dan cepat pemerintah mengeluarkan kebijakan dan langsung mengimplementasikannya demi kehidupan rakyat. Yang terjadi, ironisnya seperti yang dipaparkan sebelumnya diatas, ketika rakyat mengalami keterpurukan ekonomi, pemerintah justru menaikan harga BBM dan tarif listrik yang keduanya justru merupakan kebutuhan vital rakyat. Idealisnya pula globalisasi seharusnya mempromosikan kesejahteraan terhadap negara penganutnya, akan tetapi pada tingkatan faktualitas globalisasi hanya konsep permainan politik dalam komunikasi massa (The Politic Playing) Amerika dan sebagian antek-anteknya di

14

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Bandung: Refika Aditama, 2005), h. 44.

Eropa. Pasalnya negara berkembang, seperti India, Vietnam, Thailand, benua Afrika, benua Amerika bagian selatan serta Indonesia yang mengikuti konsep pasar bebas hanya menjadi kelinci ekonomi saja bagi mereka.15

Penekanan yang harus dilakukan oleh pemerintah dalam meningkatkan kemampuan masyarakat khususnya masyarakat miskin dan pedesaan adalah dengan cara pemberian pembelajaran dan keterampilan yang berbasis life skill.

Bermula dari berbagai kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah khususnya dibidang pendidikan. Hampir pada semua lembaga pendidikan formal yang ada di Indonesia kurang bahkan tidak bisa memberikan keterampilan lebih kepada siswa didiknya. Dengan demikian yang dibutuhkan adalah belajar bebas dan otonomi orang yang belajar dilindungi. Pada konteks ini peran pendidikan luar sekolah sangat dibutuhkan yaitu pendidikan di luar lembaga formal.

Telah disebutkan di atas bahwa semakin pesatnya pengaruh globalisasi menyebabkan seseorang harus siap dengan berbagai keahlian. Tanpa keahlian sangat sulit bagi seseorang untuk bisa survive. Tanpa keahlian, seseorang tidak mungkin mendapatkan peluang untuk memenangkan kompetensi hidup yang kian keras.

Salah satu program yang sudah dikembangkan oleh pemerintah dalam memberikan keahlian kepada masyarakat adalah dibukanya program-program pendidikan dan pelatihan keterampilan khusus yang dilaksanakan dan dilakukan oleh Badan Pendidikan, Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan (Badan Diklat Kerja Badiklatlitbang) yang lebih dikenal sebelumnya dengan nama KLK

15

xxvii

(Kelompok Latihan Kerja) atau BLK (Balai Latihan Kerja) yang terdapat pada setiap kabupaten di Indonesia.

Berawal dari permasalahan tersebut di atas, kabupaten Tangerang adalah salah satu kabupaten yang menyedot banyak tenaga kerja di bidang industri. Hal tersebut tidak di sia-siakan oleh jajaran pemerintah Kabupaten Tangerang untuk mengembangkan sumber daya manusianya (SDM) baik wilayah Tangerang pada khususnya maupun wilayah sekitar Tangerang, karena hal tersebut merupakan aset kemajuan wilayah Tangerang sendiri khususnya dalam memberantas pengangguran dan kemiskinan.

Berdasarkan pemaparan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai program-program yang dilakukan oleh Badan Diklat Kerja Badiklatlitbang Kabupaten Tangerang yang merupakan sarana bagi masyarakat Kabupaten Tangerang khususnya dalam meningkatkan pengetahuan keterampilan khususnya dalam bidang industri. Ketertarikan untuk mengadakan penelitian tersebut penulis jadikan judul skripsi penulis dengan mengambil judul penelitian skripsi Evaluasi Program Pengembangan Masyarakat pada Bidang Diklat Kerja Badan Pendidikan, Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan (Bidang Diklat Kerja Badiklatlitbang) Kabupaten Tangerang.

H. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan dalam penelitian ini lebih terarah, maka penulis membatasi permasalahan yang akan dibahas seputar kegiatan

yang terkait dengan program-program yang diadakan oleh Bidang Diklat Kerja Badiklatlitbang Kabupaten Tangerang bagi masyarakat.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah-masalah pokok yang akan dibahas sebagai berikut:

a. Apa yang menjadi alasan masyarakat membutuhkan program pelatihan?

b. Program pelatihan apa saja yang diselenggarakan oleh Bidang Diklat Kerja Badiklatlitbang Kabupaten Tangerang bagi masyarakat?

c. Bagaimana peran Bidang Diklat Kerja Badiklatlitbang Kabupaten Tangerang dalam proses pengembangan masyarakat?

d. Apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan program pelatihan pada Bidang Diklat Kerja Badiklatlitbang Kabupaten Tangerang?

I. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui alasan masyarakat membutuhkan program pelatihan.

b. Untuk mengetahui program pelatihan keterampilan bagi masyarakat yang diselenggarakan oleh Bidang Diklat Kerja Badiklatlitbang Kabupaten Tangerang.

xxix

c. Untuk mengetahui kontribusi Bidang Diklat Kerja Badiklatlitbang Kabupaten Tangerang dalam program pengembangan masyarakat. d. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam

pelaksanaan kegiatan di Bidang Diklat Kerja Badiklatlitbang Kabupaten Tangerang.

2. Manfaat Penelitian

a. Penulisan skripsi ini diharapkan sebagai bahan evaluasi bagi Bidang Diklat Kerja Badiklatlitbang Kabupaten Tangerang dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pelatihan pada bidang keterampilan yang ditujukan bagi masyarakat Tangerang khususnya dan sekitar.

b. Sebagai bahan perbandingan antara teori yang didapat pada bangku kuliah dengan fakta di lapangan.

J. Metodologi Penelitian 1. Metode penelitian

Metode penelitian adalah studi mengenai metode-metode ilmiah yang digunakan dalam penelitian. Sutrisno Hadi menyebutnya sebagai "pelajaran yang memperbincangkan metode-metode ilmiah untuk research". Metode-metode ilmiah tersebut meliputi metode penelitian, metode pengambilan sampel, metode pengumpulan data, dan metode analisis data.16

16

Widodo, Cerdik Menyusun Proposal Penelitian Skripsi, Tesis, dan Disertasi (Jakarta: Yayasan Kelopak, 2004), h. 46.

Metode yang digunakan lebih menekankan kepada strategi, proses, dan pendekatan dalam memilih jenis, karakteristik, serta dimensi ruang dan waktu, dan data yang diperlukan.17

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Adapun penelitiannya menggunakan penelitian survey dengan penekanan pada penelitian deskriptif.

Menurut Bondan dan Taylor, penelitian kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Sedangkan menurut Kirk dan Miller penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pangamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan hubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasannya dan dalam peristilahannya.18

2. Penentuan Lokasi dan Waktu Penelian

Metode yang digunakan dalam penentuan lokasi penelitian adalah metode proposif, yaitu sebelum mengadakan penelitian, terlebih dahulu penulis menentukan lokasi penelitian.

Penelitian dilakukan pada Bidang Diklat Kerja Badiklatlitbang Kabupaten Tangerang yang beralamat di Jl. Raya Serpong km. 12, Tangerang 15322. Telp. (021) 5383042 faks. (021) 5387484.

17

Nana Sudjana, Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah Makalah, Skripsi, Disertasi (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2005)), h. 52.

18

Lexy J. Maleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1989), h: 3.

xxxi

Bidang Diklat Kerja Badiklatlitbang Kabupaten Tangerang terpilih menjadi lokasi dalam penelitian ini dikarenakan selain jaraknya mudah dijangkau oleh penulis, lembaga tersebut dianggap cocok oleh penulis karena mempunyai konsep pengembangan masyarakat yang notabenya sesuai dengan program jurusan yang penulis sedang tekuni. 3. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber utama dari penelitian ini adalah aktifitas objek penelitian (Bidang Diklat Kerja Badiklatlitbang Kabupaten Tangerang) dan dokumen file yang merupakan data primer. Selain itu juga didapat dari didukung dengan bahan-bahan kepustakaan lainnya.

Adapun tekhnik pengumpulan data yang ditempuh penulis meliputi penelitian kepustakaan dan lapangan dengan analisis penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini penulis berusaha mencari dan membaca sebanyak mungkin sumber yang ada kaitannya dengan permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini, baik berupa buku, majalah, dan lain-lain. Kesemua bahan bacaan itu, penulis jadikan sebagai landasan teoritis untuk dipaparkan dalam kerangka awal mengenai objek penelitian.

Dalam penelitian lapangan, untuk memperoleh data dan informasi yang akurat penulis melakukan pengamatan (observation), wawancara (interview) dan dokumen file yang diperoleh dari subjek penelitian.

Subjek penelitian dari skripsi ini adalah Bidang Diklat Kerja Badiklatlitbang Kabupaten Tangerang itu sendiri. Sedangkan yang menjadi objek dari penelitian ini adalah program-program yang ada di Bidang Diklat Kerja Badiklatlitbang Kabupaten Tangerang.

K. Tinjauan Pustaka

Sebelum menjadi Bidang Diklat Kerja (masih Balai Latihan Kerja), pernah ada yang melakukan penelitian yang serupa dengan peneliti dengan judul penelitian Upaya Balai Latihan Kerja dalam Meningkatkan Sumber Daya Manusia di kawasan Jakarta Selatan, yang dilakukan oleh Dina Apriyani. Dalam pembahasan tersebut penelitian lebih mengarah kepada kelembagaan yaitu Balai Latihan Kerja kemudian program pemberdayaan masyarakat seperti langkah BLK dalam meningkatkan kualitas SDM., tingkat keberhasilan yang diukur dari dan keberhasilan ujian akhir. Langkah BLK tersebut tidak diiringi dengan faktor kebutuhan masyarakat.

Penelitian yang penulis lakukan ini memaparkan lebih luas mengenai program yang terdapat di Bidang Diklat Kerja Badiklatlitbang, faktor kebutuhan masyarakat dan tingkat keberhasilan yang diukur dari penempatan kerja.

Dari penelitian yang telah penulis lakukan, penulis mendapatkan penjelasan yang memadai tentang program-program yang terdapat di Bidang Diklat Kerja Badiklatlitbang, profil lembaga, data anggaran, serta data kelulusan dan penyerapan kerja siswa didik.

xxxiii L. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penjelasan dan pembahasan penelitian ini, secvara sistematis penulisannya dibagi ke dalam lima bab, terdiri dari sub-sub bab. Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut:

BAB XI PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.

BAB XII TINJAUAN TEORETIS

Terdiri atas pengertian evaluasi program, pengertian pengembangan masyarakat yang berisi tentang model-model pengembangan masyarakat dan tahapan-tahapan pengembangan masyarakat.

BAB XIIIGAMBARAN UMUM

Menguraikan tentang otonomi daerah dan latar belakang keberadaan Bidang Diklat Kerja Badiklatlitbang Kabupaten Tangerang, visi, misi, tugas pokok, fungsi, sasaran, dan indikator kinerja Bidang Diklat Kerja Badiklatlibang Kabupaten Tangerang, fasilitas dan sarana latihan, sumber daya manusia Bidang Diklat Kerja Badiklatlitbang Kabupaten Tangerang, pembiayaan operasional Bidang Diklat Kerja Badiklatlitbang Kabupaten Tangerang, jenis pelatihan kejuruan pada Bidang Diklat Kerja Badiklatlitbang Kabupaten Tangerang, bentuk kerjasama dengan pihak lain.

BAB XIVPENGEMBANGAN MASYARAKAT PADA BIDANG DIKLAT KERJA BADAN PENDIDIKAN, PELATIHAN, PENELITIAN,

DAN PENGEMBANGAN (BADIKLATLITBANG)

KABUPATEN TANGERANG

Menerangkan tentang kebutuhan masyarakat akan program pelatihan, bentuk-bentuk program pendidikan dan pelatihan, peran Bidang Diklat Kerja Badiklatlitbang Kabupaten Tangerang dalam proses pengembangan masyarakat, analisis SWOT, faktor pendukung dan penghambat.

BAB XV PENUTUP

Merupakan bagian akhir dari penelitian ini yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

xxxv

Dokumen terkait