• Tidak ada hasil yang ditemukan

Adapun sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini terdiri dari bab I pendahuluan yang akan menguraikan tentang latar belakang masalah, ruang lingkup pembahasan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan serta sistematika penulisan.

Pada bab II tujuan pustaka yang akan menguraikan mengenai tinjauan umum tentang kehamilan, tinjauan umum antenatal care, tinjauan khusus tentang Kekurangan Energi Kronis, tinjauan kehamilan menurut padang islam, proses manajemen asuhan kebidanan hingga pendokumentasian asuhan kebidanan.

Kemudian pada bab III yaitu studi kasus, akan menguraikan tentang 7 langkah varney yaitu identifikasi data dasar, identifikasi diagnosa/masalah aktual, identifikasi diagnosa/masalah potensial, tindakan segera dan kolaborasi, rencana tindakan/intervensi dan evaluasi, serta melakukan pendokumentasian (SOAP).

Pada bab IV yaitu pembahasan, akan membahas tentang perbandingan kesenjangan antara teori dan asuhan kebidanan serta praktek yang dilaksanakan di

Puskesmas Somba Opu dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis.Pada bab V yaitu penutup, akan memberikan kesimpulan dan saran dari asuhan yang telah dilakukan, semua temuan serta pengetahuan yang didapatkan dari hasil asuhan. Kemudian selanjutnya daftar pustaka. Bagian ini memuat daftar literatur ilmiah yang telah ditelaah dan dijadikan rujukan dalam penulisan.

11 1. Definisi

Kehamilan merupakan hasil pembuahan sel telur dari perempuan dan sperma dari laki-laki, sel telur akan bisa hidup selama maksimal 48 jam, spermatozoa sel yang sangat kecil dengan ekor panjang bergerak memungkinkan untuk dapat menembus sel telur (konsepsi), sel-sel benih ini akan dapat bertahan kemampuan fertilisasinya selama 2-4 hari, proses selanjutnya akan terjadi nidasi. Jika nidasi ini terjadi maka akan disebut kehamilan (Sunarti. 2013 : 31).

2. Diangnostik Kehamilan

a. Tanda-tanda tidak pasti hamil 1) Amenorea (tidak haid) 2) Mual dan muntah

3) Ngidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu) 4) Payudara menjadi tegang dan besar

5) Tidak nafsu makan 6) Sering kencing

7) Obstipasi (penurunan kerja tonus otot karena pengaruh hormon steroid)

8) Pigmentasi kulit

9) Epulis

b. Tanda-tanda kemungkinan hamil 1) Uterus membesar

2) Tanda hegar 3) Tanda chadwick 4) Tanda piscaseck 5) Tanda Braxton hicks

6) Goodell sign

7) Reaksi kehamilan positif ( Nurul Jannah, 2012:120) c. Tanda pasti hamil

1) Terasa gerakan janin 2) Teraba bagian-bagian janin 3) Terdapat denyut jantung janin

4) Terlihat kerangka janin pada saat pemeriksaan rontgen

5) Dengan menggunakan USG terlihat gambaran janin berupa kantong janin, panjang janin dan diameter biparetalis hingga dapat diperkirakan usia kehamilan dan tafsiran persalinan (Nurul Jannah, 2012 : 122)

3. Perubahan Anatomi dan Fisiologi pada kehamilan

Perubahan anatomi dan fisiologi pada perempuan hamil biasanya sudah terjadi setelah fertilisasi dan terus berlanjut selama kehamilan. Kebanyakan perubahan itu merupakan respon terhadap janin. Hal yang paling menakjubkan adalah hampir semua yang mengalami perubahan akan kembali seperti semula setelah persalinan dan menyusui selesai.

Perubahan tubuh atau organ-organ sistem reproduksi wanita yang disebabkan oleh kehamilan yaitu

a. Uterus

Selama kehamilan, uterus akan beradaptasi untuk menerima dan melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan bertambah besar selam kehamilan dan akan kembali seperti semula sampai beberapa minggu setelah persalinan. Pada perempuan biasa, uterus mempunyai berat 70 gram dan kapasitas 10 ml atau kurang. Selama kehamilan, uterus akan menampung janin, plasenta dan cairan amnion rata-rata pada akhir kehamilan volume totalnya mencapai 5 liter bahkan mencapai 20 liter yang berat rata-rata 1100 gram.

Pada awal kehamilan, penebalan uterus distimulasi oleh hormon estrogen dan sedikit progesteron. Perubahan ini hampir sama dengan kehamilan ektopik. Tetapi, setelah kehamilan 12 minggu, uterus akan bertambah besar seiring dengan perkembangan janin di dalam uterus. Untuk itu, pembesaran uterus dapat digunakan untuk mengetahui usia kehamilan. Adapun tafsiran kasar besarnya uterus adalah sebagai berikut:

1) Tidak hamil/Normal : sebesar telur ayam (±30 gram) 2) Kehamilan 8 minggu : sebesar telur bebek

3) Kehamilan 12 minggu : sebesar telur angsa (±3 jari di atas simfisis pubis) 4) Kehamilan 16 minggu : sebesar tinju orang dewasa/sekepala bayi (± ½

pusat-simfisis/ pertengahan simfisis-pusat)

5) Kehamilan 20 minggu : ± pinggir bawah pusat 6) Kehamilan 24 minggu : ± pinggir atas pusat

7) Kehamilan 28 minggu : ± ½ procesus xyphoideus 8) Kehamilan 32 minggu : pertengahan pusat – xyphoid

9) Kehamilan 36-42 minggu: 3 sampai 1 jari di bawah xyphoid (Icesmi, Mergareth, 2013: 66).

b. Vagina/Vulva

Selama kehamilan, peningkatan vaskularisasi dan hyperemia terlihat jelas pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga pada vagina terlihat warna keunguan yang biasa disebut dengan tanda Chadwick (Dewi Setiawati, 2013)

c. Ovarium

Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi diambil alih oleh plasenta, terutama fungsi produksi progesteron dan estrogen. Selama kehamilan ovarium tenang. Tidak terjadi pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi, tidak terjadi siklus hormonal menstruasi (Dewi Setiawati, 2013:54)

d. Payudara

Pada saat hamil payudara akan semakin lunak dan membesar. Pada awal kehamilan aroela akan berubah menjadi kehitaman dan cenderung menonjol keluar. Pada saat yang sama putting payudara akan semakin membesar dan mengeluarkan kolostrum namun belum dapat memproduksi ASI. Jadi jika payudara semakin membesar maka akan muncul striae seperti yang muncul pada perut. Besarnya payudara sebelum hamil tidak ada pengaruhnya dengan produksi ASI setelah melahirkan (Icesmi, Mergareth, 2013: 67).

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan kehamilan a. Faktor fisik

1) Status kesehatan

Ada dua klasifikasi dasar yang berkaitan dengan status kesehatan atau penyakit yang dialami oleh ibu hamil. Penyakit atau komplikasi berhubungan langsung dengan kehamilan seperti hyperemesis gravidarum (HEG), pre-eklamsi/eklamsia, serotinus, kelainan plasenta atau selaput janin, perdarahan antepartum dan gemelli (Nugroho, dkk. 2014:67).

2) Status gizi

Ibu yang memiliki status gizi yang kurang ditemukan banyak melahirklan bayi dengan BBLR dibandingkan dengan ibu yang memilki kondisi status gizi yang baik (Suman, Shrivastava. 2016. Vil 3, No.4). Wanita hamil dengan status gizi kurang memiliki kategori risiko tinggi keguguran, kematian bayi dalam kandungan, kematian bayi baru lahir, cacat, dan berat badan lahir rendah. Selain itu umumnya pada ibu dengan status gizi kurang tersebut dapat terjadi 2 komplikasi yang cukup berat selama kehamilan yaitu anemia (kekurangan sel darah merah) dan pre eklampsia/eklampsia (Nugroho.,dkk. 2014:68).

Untuk menilai status gizi pada ibu hamil umumnya dilakukan pada awal asuhan prenatal, diikuti tindak lanjut yang berkesinambungan selama masa kehamilan. Pengkajian yang dilakukan untuk menilai status ibu dapat dilakukan melalui wawancara meliputi kebiasaan atau pola makan, asupan makanan yang dikonsumsi, masalah yang berkaitan dengan makanan yang dikonsumsi termasuk adanya pantangan terhadap makanan tertentu atau menginginkan makanan tertentu. Pengkajian status gizi ini dapat pula dilakukan melalui pemeriksaan fisik yaitu

penimbangan berat badan untuk mengetahui peningkatan berat badan selama hamil, uji laboratorium seperti menentukan hemoglobin dan hematokrit karena biasanya data laboratorium ini dapat memberikan informasi dasar yang vital untuk mengkaji status gizi ibu pada awal kehamilan dan memantau status gizinya selama kehamilan (Nugroho.,dkk. 2014:69).

a) Kebutuhan energi

Seorang ibu hamil akan bertambah BB samapai 12,5 kg sehingga kira-kira dibutuhkan sekitar 80.000 kalori, tergantung dari berat badan ibu sebelum hamil. Rata-rata ibu hamil memerlukan tambahan 300 kalori/ hari atau sekitar 15% lebih dari keadaan normal atau membutuhkan 2.800 – 3.000 kalori makanan sehari. Pada trimester I asupan gizi diperlukan untuk perkembangan dan pertumbuhan plasenta yang berguna untuk menyalurkan makanan, pada janin diperlukan untuk pembentukan organ, pertumbuhan kepala dan badan janin. Pada trimester II asupan gizi diperlukan untuk pertumbuhan kepala, badan dan tulang janin. Pertambahan berat tubuh ibu terjadi pada trimester ini. Pertumbuhan janin, plasenta, dan cairan amnion akan berlansung cepat selama trimester III (Badriah. 2011:11).

b) Sumber protein

Protein diperlukan ibu hamil untuk pembentukan jaringan-jaringan baru, plasenta, serta mendukung pertumbuhan dan diferensiasi sel. Kekurangan asupan protein selama kehamilan menyebabkan janin gagal untuk mencapai pertumbuhan optimal sesuai dengan fungsi genetiknya. Terjadinya kelahiran prematur, bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) yaitu < 2500 gram, dan risiko kematian bayi yang terkait dengan kurangnya asupan energi dan protein (Istiany. 2013:53).

c) Sumber lemak

Lemak merupakan sumber energi terbesar dalam tubuh. Berfungsi sebagai cadangan energi tubuh bagi ibu saat melahirkan, pelarut vitamin A,D,E,K dan asam lemak. Asam lemak omega 3 dan 6 juga diperlukan untuk perkembangan sistem saraf, fungsi pengelihatan dan pertumbuhan otak juga sebagai bantalan bagi organ tertentu seperti mata dan ginjal. Konsumsi lemak dianjurkan tidak melebihi 25 kalori dalam porsi makanan sehari-hari dari total kebutuhan energi. Sumber lemak antara lain daging, susu, telur, mentega dan minyak tumbuhan (Muliawati. 2013 Vol 3, No.3). Asam lemak juga berfungsi membantu proses pembentukan ASI dan lemak disimpan sebagai cadangan tenaga sampai persalinan dan postpartum (Nurul Jannah,2011).

d) Sumber karbohidrat

Karbohidrat merupakan zat gizi sumber energi utama dalam susunan menu sebagian besar masyarakat Indonesia. Pada umumnya kandungan karbohidrat ini berkisar 60-70 % dari total konsumsi energi. Kebutuhan energi bagi ibu hamil adalah 300 sampai 500 kalori lebih banyak dari masa sebelum hamil. Energi tambahan ini untuk memenuhi metabolisme basal yang meningkat, aktivitas fisik yang semakin boros energi dan penimbunan lemak untuk cadangan energi. Kebutuhan kurang lebih 1292 kalori atau sama dengan 323 gr karbohidrat setara 5 piring nasi. Kebutuhan energi pada trimester satu meningkat secara minimal.

Energi tambahan pada trimester dua diperlukan untuk pemekaran jaringan ibu, penambahan volume darah, pertumbuhan uterus dan payudara, serta penumpukan lemak. Pada trimester tiga energi tambahan digunakan untuk pertumbuhan janin dan plasenta. Karena banayak perbedaaan kabutuhan energi selama hamil. WHO

menganjurkan jumlah tambahan sebesar 150 kkal sehari pada trimester 1 dan 350 kkal pada trimester II dan III (Muliawati, 2013 Vol 3, No.3).

e) Sumber vitamin

Vitamin dibutuhkan untuk memperlancar proses biologis dalam tubuh. Vitamin yang dibutuhkan selama kehamilan yaitu vitamin A, vitamin B (B1, B6, B12) vitamin C dan vitamin D. Vitamin A diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan embrio. Kekurangan vitamin A dapat mengakibatkan kelahiran prematur dan bayi lahir berat rendah. Oleh karena itu, bisa diberikan vitamin A dosis rendah pada ibu hamil (tidak labih dari 2500 IU per hari) (Muliawati,2013 Vol 3, No.3).

Vitamin B1, B6 dan B12 sebagai penghasil energi, vitamin B6 sebagai pengatur pemakaian protein tubuh dan vitamin B12 membantu kelancaran pembentukan sel-sel darah merah. Vitamin B12 sangat penting bagi tumbuh kembang janin danfungsi sel-sel sumsum tulang sistem pernapasan dan saluran cerna (Muliawati,2013 Vol.3,No.3).

Vitamin C merupakan antioksidan yang melindungi jaringan dari kerusakan dan dibutuhkan untuk membentuk kolagen dan menghantarkan sinyal kimia di otak. Wanita hamil setiap harinya disarankan mengkonsumsi 85 mg vitamin C per hari. Sumber vitamin C dari makanan seperti tomat, jeruk, strawberry, jambu biji, dan brokoli. Makanan yang kaya vitamin C juga membantu penyerapan zat besi dalam tubuh sehingga dapat mencegah anemia (Muliawati,2013 Vol 3, No.3).

Vitamin D menjaga struktur dan fungsi komponen-komponen sel tubuh ibu dan janin, membantu pembentukan sel darah merah, sebagai anti oksidan untuk melindungi sel tubuh dari kerusakan (Muliawati,2013 Vol 3, No.3).

f) Sumber mineral

Sumber mineral dalam tubuh terdiri dari kalsium, fosfor, dan zat besi. Jumlah kalsium janin sekitar 30 gram, terutama diperlukan pada 20 minggu terkahir kehamilan. Rata – rata setiap hari penggunaan Ca pada ibu hamil 0,08 gram dan sebagian besar untuk perkembangan tulang janin. Bila intake kalsium kurang, maka kebutuhan kalsium akan diambil dari gigi dan tulang ibu, sehingga tidak jarang bagi ibu hamil yang kurang asupan kalsium giginya menjadi caries ataupun keropos serta diikuti dengan nyeri pada tulang dan persendian. Konsumsi kalsium yang dianjurkan untuk ibu hamil sebanyak 900-1200 mg/ hari (Agria, dkk. 2012:109).

Fosfor berhubungan erat dengan kalsium. Fosfor berfungsi pada pembentukan rangka dan gigi janin serta kenaikan metabolisme kalsium ibu. Jika jumlah di dalam tubuh tidak seimbang sering mengakibatkan kram pada tungkai. Sedangkan Zat Besi (Fe) sangat esensial, berhubungan dengan meningkatnya jumlah eritrosit ibu (kenaikan sirkulasi darah ibu dan kenaikan kadar HB) diperlukan untuk mencegah terjadinya anemia. Intake yang tinggi dan berlebihan pada Fe juga tidak baik, karena dapat mengakibatkan konstipasi (sulit BAB) dan mual muntah (Agria, dkk. 2012:109).

b. Faktor psikologis 1) Stressol internal

Pemicu stressol internal adalah karena faktor dari ibu sendiri. Adanya beban psikologis yang ditanggung oleh ibu dapat menyebabkan gangguan perkembangan bayi yang nantinya akan terlihat ketika bayi lahir. Stressol internal meliputi kecemasan, ketegangan, ketakutan, penyakit, cacat, tidak percaya diri, perubahan

penampilan, perubahan peran sebagai orangtua, sikap ibu terhadap kehamilan, takut terhadap kehamilan, persalinan, kehilangan pekerjaan (Nurul Jannah. 2012:141).

2) Stressol eksternal

Pemicu stressol eksternal berasal dari luar diri ibu seperti status sosial, mal adaptasi, relationship, kasih sayang, support mental, broken home, respon negatif dari lingkungan dan masih banyak kasus yang lainnya (Nurul Jannah. 2012:141)

3) Dukungan keluarga

Setiap tahap kehamilan, ibu akan mengalami banyak perubahan baik fisik maupun psikologis. Ibu harus melakukan adaptasi pada setiap perubahan yang terjadi tersebut, dimana sumber stres terbesar terjadi karena dalam rangka melakukan adaptasi terhadap kondisi tertentu. Dalam menjalani proses tersebut, ibu hamil sangat membutuhkan dukungan yang intensif dari keluarga dengan cara menunjukkan perhatian dan kasih sayang (Nurul Jannah. 2012:141).

4) Kekerasan yang dilakukan oleh pasangan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa korban kekerasan terhadap perempuan adalah wanita yang telah bersuami. Setiap bentuk kekerasan yang dilakukan oleh pasangan harus selalu diwaspadai oleh tenaga kesehatan jangan sampai kekerasan yang terjadi membahayakan ibu dan bayinya. Efek psikologis yang muncul adalah gangguan rasa nyaman pada ibu. Sewaktu –waktu ibu akan mengalami perasaan terancam yang akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan janinnya (Nurul Jannah. 2012:142)

c. Faktor lingkungan, sosial budaya dan ekonomi 1) Kebiasaan , adat istiadat

Ada beberapa kebiasaan adat istiadat yang merugikan kesehatan ibu hamil. Tenaga kesehatan harus dapat menyikapi hal ini dengan bijaksana, jangan sampai menyinggung “kearifan lokal” yang sudah berlaku di daerah tersebut. Penyampaian mengenai pengaruh adat dapat melalui berbagai teknik, missal melalui media massa, pendekatan tokoh masyarakat dan penyuluhan yang menggunakan media efektif. Jika kita menemukan adanya adat istiadat yang sama sekali tidak berpengaruh buruk terhadap kesehatan, tidak ada salahnya jika memberikan respon yang positif dalam rangka menjalin hubungan yang sinergis dengan masyarakat (Nurul Jannah. 2012: 142).

2) Fasilitas kesehatan

Adanya fasilitas kesehatan yang memadai akan sangat menentukan kualitas pelayanan kepada ibu hamil. Deteksi dini terhadap kemungkinan adanya penyulit akan lebih tepat, sehingga langkah antisipatif akan cepat dipanggil. Fasilitas kesehatan ini sangat menentukan atau berpengaruh terhadap upaya penurunan angka kesehatan ibu dan anak (AKI dan AKB) (Nurul Jannah. 2012:142).

3) Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan ibu hamil sangat berperan dalam kualitas perawatan bayinya. Penguasaan pengetahuan erat kaitannya dengan tingkat pendidikan seseorang (Nurul Jannah. 2012:143).

4) Ekonomi

Tingkat sosial ekonomi terbukti berpengaruh terhadap kondisi kesehatan fisik dan psikologis ibu hamil. Ibu hamil yang lebih tinggi sosial ekonominya maka ibu

akan lebih fokus untuk mempersiapkan fisik dan mentalnya sebagai seorang ibu. Sementara ibu hamil yang lebih rendah ekonominya maka ia akan mendapat banyak kesulitan, terutama masalah pemenuhan kebutuhan primer (Nurul Jannah, 2012:143).

5) Pekerjaan

Pekerjaan seorang ibu akan menggambarkan aktivitas dan tingkat kesejahteraan ekonomi yang akan didapatkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang bekerja mempunyai tingkat pengetahuan yang lebih baik daripada ibu yang tidak bekerja. Oleh karena itu, pada ibu yang bekerja akan lebih memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain sehingga lebih mempunyai banyak peluang juga untuk mendapatkan informasi seputar keadaannya (Nurul Jannah, 2012:143)

5. Kebutuhan ibu hamil a. Kebutuhan nutrisi

Pada masa kehamilan, ibu hamil harus menyediakan nutrisi yang penting bagi pertumbuhan anak dan dirinya sendiri. Ini berarti dia perlu makan untuk 2 orang, sesuai dan seimbang. Kehamilan meningkatkan kebutuhan tubuh akan protein. Jika calon ibu tidak memperhatikan makanan yang menyediakan lebih banyak protein, dia mungkin tidak mendapatkan protein yang cukup. Kebutuhan makanan bagi ibu hamil lebih banyak dari kebutuhan wanita yag tidak hamil. Kegunaan makan tersebut adalah untuk pertumbuhan janin yang ada dalam kandungan, untuk mempertahankan kesehatan dan kekuatan badan ibu sendiri, dan guna mengadakan cadangan untuk persiapan laktasi.

Calon ibu sebaiknya makan diet yang seimbang, menyediakan perawatan yang mencukupi, memeriksakan kandungan hemoglobin dalam darah dan memperoleh

resep tablet mengandung gram besi. Karena ibu mengandung bayinya yang sama-sama memerlukan makanan yang cukup, ibu hamil harus makan dalam porsi yang cukup namun perlu diwaspadai adanya kenaikan berat badan yang berlebihan (Nurul Jannah, 2012:146).

Tumpeng makanan seimbang

Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan

Adapun pesan gizi seimbang untuk ibu hamil :

1. Biasakan mengonsumsi aneka ragam pangan yang lebih banyak

Ibu hamil perlu mengonsumsi aneka ragam pangan yang lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan energi, protein dan zat gizi mikro (vitamin dan mineral) karena digunakan untuk pemeliharaan, pertumbuhan, dan perkembangan janin yang dalam kandungan serta cadangan selama masa menyususi. Zat gizi mikro yang penting dan diperlukan selama hamil adalah zat besi, asam folat, kalsium, ioudium, dan zink. Kebutuhan protein selama kehamilan meningkat. Peningkatan kebutuhan ini diperlukan untuk perkembangan janin dan untuk mempertahankan kesehatan ibu yang dapat didapatkan dari sumber protein hewani.

Kebutuhan zat besi selama hamil meningkat karena digunakan untuk pembentukan sel dan jaringan baru. Selain itu zat besi merupakan unsur penting dalam hemoglobin pada sel darah merah. Kekurangan hemoglobin dapat menyebabkan anemia yang dapat membahayakan kesehatan ibu dan janin. Kebutuhan asam folat selama kehamilan juga meningkat karena digunakan untuk pembentukan sel dan sistem saraf termasuk sel darah merah.

Kebutuhan kalsium meningkat selama kehamilan karena digunakan untuk mengganti cadangan kalsium ibu yang digunakan untuk pembentukan janin. Zat ioudium memegang peranan yang sangat besar bagi ibu dan janin. Kekurangan ioudium akan menghambat perkembangan otak dan sistem saraf terutama menurunkan IQ dan meningkatkan risiko kematian bayi. Selain itu juga dapat menyebabkan gangguan pada pertumbuhan fisik anak yang dilahirkan.

2. Batasi mengonsumsi makanan yang mengandung garam tinggi

Pembatasan konsumsi garam dapat mencegah terjadinya hipertensi selama kehamilan. Selama ibu hamil diusahakan agar tidak menderita hipertensi. Hal ini disebabkan karena hipertensi beresiko menyebabkan kematian janin. Terlepasnya plasenta dan gangguan pertumbuhan.

3. Minumlah air putih yang lebih banyak

Air merupakan sumber cairan yang paling baik dan berfungsi untuk membantu pencernaan, membuang racun, sebagai penyusun sel dan darah, mengatur keseimbangan asam dan basa tubuh, dan mengatur suhu tubuh. Kebutuhan air selama kehamilan meningkat agar mendukung sirkulasi janin, produksi cairan amnion dan meningkatkan volume darah ibu.

4. Batasi minum kopi

Kafein bila dikonsumsi ibu hamil akan mempunyai efek diuretic dan stimulans. Oleh karenanya bila ibu hamil minum kopi sebagai sumber utama kafein yang tidak terkontrol, akan mengalami peningkatan pada buang air kecil (BAK) yang dapat menyebabkan dehidrasi, tekanan darah meningkat dan detak jantung meningkat. Disamping kopi mengandung kafein juga terdapat inhibitor ( zat yang menganggu penyerapan zat besi ). Konsumsi kafein pada ibu hamil juga berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan janin (Pedoman Gizi Seimbang. 2014).

b. Kebutuhan oksigen

Perubahan pernapasan mayor dalam kehamilan diakibatkan oleh tiga faktor yaitu efek mekanik dari pembesaran rahim, peningkatan keseluruhan konsumsi oksigen tubuh, dan efek perangsangan pernapasan dari progesteron. Sementara kehamilan berkembang, pembesaran rahim menaikkan posisi istirahat diafragma, ini

mengakibatkan tekanan intratoraks yang tidak begitu negatif dan penurunan volume paru istirahat yaitu suatu penurunan kapasitas sisa fungsional. Konsumsi keseluruhan oksigen tubuh meningkat sekitar 15-20% dalam kehamilan. Sekitar setengah dari peningkatan ini disebabkan oleh rahim dan isinya. Sisanya disebabkan terutama oleh peningkatan kerja ginjal dan jantung ibu, penambahan yang lebih kecil adalah akibat kerja otot pernapasan dan payudara.

Hampir 75% wanita hamil mengalami peningkatan kesulitan pernapasan. Pada awal kehamilan ¼ wanita hamil terserang, pada minggu ke-20 kira-kira separuh wanita mengalami kesulitan pernapasan, dan pada minggu ke-30 jumlah itu meningkat menjadi 75%. Kesulitan ini mungkin menganggu, namun tidak disebabkan penyakit dan tidak membahayakan ibu atau bayi. Untuk menyeimbangkan kebutuhan oksigen ibu hamil, perlunya suasana lingkungan yang selalu mendukung ibu dapat bernapas dengan lega, lingkungan atau tempat yang pengap, sesak, dan tempat keramaian sangatlah perlu dihindari karena suplai oksigen ibu tidak efektif lagi (Nurul Jannah, 2012:149).

c. Kebutuhan personal hygiene

Perawatan kebersihan selama kehamilan sebenarnya tidak berbeda dari saat yang lain. Akan tetapi, saat kehamilan ibu hamil sangat rentan mengalami infeksi akibat penularan bakteri ataupun jamur. Tubuh ibu hamil sangatlah perlu dijaga kebersihannya secara keseluruhan mulai dari ujung kaki sampai rambut termasuk halnya pakaian ibu hamil senantiasa jaga kebersihannya. Mengganti pakaian dalam sesering mungkin sangatlah dianjurkan karena selama kehamilan keputihan pada vagina meningkat dan jumlah bertambah disebabkan kelenjar leher rahim bertambah jumlahnya. Sekitar 30% calon ibu menyadari keputihan yang meningkat ini. Di

mana keputihan ini disebabkan olah jamur candida albican yang dapat menyebabkan gata-gatal atau disebabkan infeksi oleh parasit kecil seukuran ujung jarum yang disebut trichomonas vaginalis (Nurul Jannah, 2012:150).

d. Kebutuhan istirahat

Adanya aktivitas yang dilakukan setiap hari otomatis ibu hamil akan sering merasa lelah daripada sebelum waktu hamil. Ini salah satunya disebabkan oleh faktor beban dari berat janin yang semakin terasa oleh sang ibu. Oleh karena itu

Dokumen terkait