• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.7 Sistematika Penulisan

Gambar 1.2 Diagram Penggunaan Sistem

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri atas beberapa bagian utama, yang terdiri dari beberapa bab-bab berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini merupakan latar belakang dari penelitian yang dilakukan yang berjudul “Pengembangan aplikasi sistem Pendeteksi Kadar Alkohol Pada Tape Singkong Menggunakan Mikrokontroler Arduino Berbasis Android ”, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Pendeteksi Kadar Alkohol

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab ini berisi penjelasan secara umum mengenai mikrokontroller, kadar alkohol, arduino uno, fermentasi, modul Bluetooth, sistem operasi android, sensor MQ-3 dan penelitian yang relevan dan beberapa teori yang mendukung dalam penelitian.

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

Bab ini berisi analisis terhadap masalah penelitian dan perancangan sistem yang akan dibuat sebagai solusi permasalahan tersebut.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Bab ini berisi implementasi dari pengecekan kadar alkohol pada tape singkong menggunakan sensor MQ-3 dengan arduino, selanjutnya pengujian terhadap sistem yang telah dibangun dengan tape singkong serta pembahasan dan hasil pengujiannya.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dari uraian setiap bab sebelumnya dan saran berdasarkan hasil pengujian agar bermanfaat bagi penelitian kedepannya.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Mikrokontroller ATMega328

Mikrokontroler adalah sebuah chip yang didalamnya terdapat sebuah sistem computer fungisional. Didalamnya terdapat inti prosesor, memori, dan perlengkapan input/output. Dengan kata lain, mikrokontroler adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus. (Amos, 1996).

Mikrokontroler merupakan program komputer didalam chip yang berguna untuk menekan efisiensi dan efektifitas biaya, serta yang paling umum adalah untuk mengontrol peralatan elektronik. Dengan kata lain, bisa dikatakan bahwa Mikrokontroler adalah “pengendali kecil” dengan sistem elektronik yang sebelumnya memerlukan beberapa komponen tambahan seperti IC TTL dan CMOS dapat direduksi/diperkecil dan akhirnya terpusat serta dikendalikan oleh mikrokontroler ini. (Amos, 1996).

2.2. Arduino Uno

Arduino uno merupakan kit mikrokontroler berbasis ATmega328. Arduino sudah dilengkapi dengan hal-hal yang diperlukan dalam mendukung mikrokontroler bekerja, sambungan ke power supply melelaui kabel USB ke PC Arduino juga sudah disediakan. Modul ini memiliki 14 pin digital input/output , 6 analog input, colokan power input, koneksi USB, resonator keramik 16MHz, ISCP header, dan tombol reset.

Dibandingkan dengan board mikrokontroler lain, Arduino Uno memiliki kelebihan tersendiri. Salah satunya bersifat open source, juga Arduino mempunyaii bahasa pemrograman tersendiri berupa bahasa pemrograman C.

Dalam board mikrokontroler Arduino sendiri, terdapat loadaer berupa USB yang

memudahkan kita ketika memprogram mikrokontroler dalam Arduino. Berbeda dengan mikrokontroler lain yang memerlukan loader terpisah dalam menambah program saat kita hendak memprogram mikrokontroler. Port USB selain sebagai loader ketika memprogram, bisa digunakan juga menjadi portkomunikasi serial.

(Sumber: Sumber: http://arduino.org)

Gambar 2.1. Bentuk Fisik Arduino Tampak Depan

(Sumber: Sumber: http://arduino.org)

Gambar 2.2 Bentuk Fisik Arduino Tampak Belakang.

Arduino Uno memiliki 20 pin I/O, yang terdiri dari 6 pin input analog dan 14 pin digital input/output. Pada 6 pin analog sendiri juga difugnsikan sebagai output digital apabila diperlukan tambahan output digital selain dari 14 pin yang sudah tersedia. Dengan cara mengubah konfigurasi pin pada program, kita dapat mengalihkan pin analog menjadi digital. Pin digital diberi keterangan 0-13 yang

bisa kita lihat pada board. Jadi, untuk mengubah pin analo menjadi output digital, pin analog pada board dengan keterangan 0-5 diubah menjadi pin 14-19. Dengan kata lain, pin analog 0-5 dapat dialihkan fungsi menjadi pin output digital 14-19.

Pada Arduino sifat open source memberikan banyak keuntungan tersendiri karena komponen yang digunakan tidak bergantung pada merek tertentu, namun memungkinkan kita memakai komponen-komponen umum yang terdapat dipasaran. Pengunaan bahasa pemrograman Arduino itu sendiri merupakan bahasa C dengan penyederhanaan sintaks bahasa pemrogramannya, sehingga memudahkan kita dalam mendalami dan mempelajari mikrokontroler.

2.3. Tanaman Singkong

Singkong atau dikenal dengan nama latin Manihot esculenta adalah tumbuhan dengan jenis umbi akar dengan panjang fisik rata-rata berdiameter 2-3 cm dengan panjang 50-70 cm. Daging umbinya berwarna putih atau kekuning-kuningan.

Singkong yang dikenal juga dengan ketela pohon atau ubi kayu, merupakan tumbuhan tropika dan subtropika dari family Euphorbiaceae. Umbinya dikenal sebagai makanan pokok yang mengandung karbohidrat serta daunnya dikonsumsi menjadi sayuran. Umbi singkong tidak tahan disimpan sekalipun ditempatkan di lemari pendingin. Gejala kerusakan singkong biasanya ditandai dengan warna biru gelap pertanda terbentuknya asam sianida yang bersifat racun.

Kingdom Plantae

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Angiospermae

Kelas Dicotyledonae

Ordo Euphorbiales

Family Euphorbiaceae

Genus Manihot

Spesies Manihot utilissima Pohl Tabel 2.1 Klasifikasi Singkong

2.4. Fermentasi Pada Singkong (Tape)

Proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen) disebut dengan Fermentasi. Secara umum, pengertian fermentasi adalah bentuk dari respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yaitu fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik tanpa akseptor elektron eksternal.

Bahan yang umum dalam fermentasi adalah gula. Contoh beberapa hasil fermentasi adalah etanol, hidrogen, dan asam laktat. Akan tetapi, terdapat juga beberapa komponen lain yang dihasilkan dari proses fermentasi contohnya aseton dan asam butirat. Pada proses fermentasi, ragi digunakan sebagai bahan penghasil etanol dalam anggur, bir, dan minuman beralkohol lainnya. Salah satu kategori fermentasi yang menghasilkan asam laktat adalah respirasi anaerobik pada otot mamalia saaat melakukan kerja yang keras (yang tidak memiliki akseptor elektron eksternal). Sehingga akumulasi laktat inilah yang menyebabkan otot merasa kelelahan.

Tape singkong adalah tape hasil dari fermentasi umbi singkong. Pembuatan tape singkong substrat berupa umbi singkong dengan ragi tape (Saccromyces cerivisiae) yang disatukan dengan singkong.

Glukosa ( C6H12O6) adalah reaksi-reaksi dalam fermentasi singkong ataupun beras ketan menjadi tape merupakan senyawa gula yang paling sederhana. Melalui proses fermentasi, senyawa tadi menghasilkan etanol ( 2C2H5OH). Umumnya reaksi fermentasi dengan menggunakan ragi dilakukan pada produksi makanan. Beberapa faktor yang mengakibatkan pembuatan tape singkong tidak sempurna adalah ragi yang sudah lama, peralatan yang kurang higienis, pencucuian yang kurang bersih, dan penutupan singkong yang kurang rapat. Berikut adalah rumus fermentasi Alkohol pada tape. Rumusnya C6H12O6

2C2H5OH + 2CO2

Karena mengandung baketeri yang baik untuk dikonsumsi, fermentasi ini juga berguna oleh syaraf, sel otot dan sistem pencernaan. Selain dapat mencegah anemia, tape dapat mengikat serta mengeluarkan zat racun aflotoksi dalam tubuh yang dihasilkan kapang. Akan tetapi, pengkonsumsian tape secara berlebihan bisa berefek infeksi pada darah serta gangguan pencernaan. Selain dari pada itu, dalam tape terdapat jenis bakteri saat pembuatannya berpotensi penyakit pada orang-orang yang sistem imunnya terlalu lemah. Kandungan alkohol yang masih aman dikonsumsi manusia adalah sebesar 3-4 % pada bir 240 ml, sedangkan pada wine sebesar 12-20% dengan 50ml (dr. Yusra Firdaus).

Gambar 2.3 Singkong yang akan difermentasi

2.5. Bluetooth HC-05

Bluetooth merupakan protokol komunikasi tanpa kabel yang berkerja pada frekuensi radio2.4 GHz yang bertujuan menukarkan data pada perangkat bergerak seperti laptop, HP, dan lainnya. Bluetooth dengan tipe HC-05 adalah salah satu contoh modul Blueetoth yang paling banyak digunakan. Modul Bluetooth HC-05 bisa digunakan menjadi slave maupun master, pembukitannya pada saat memberikan notifikasi pada saat melakukan pairing dengan perangkat lain, maupun sebaliknya. Untuk mengatur Bluetooth dibutuhkan perintah AT Command dimana perintah tersbut akan direspon Bluetooth apabila perangkat Bluetooth tidak terhubung dengan perangkat lain.

(Sumber: http://artofcircuits.com/product/hc-05-bluetooth-serial-pass-through-master-slave-module)

Gambar 2.4 Bluetooth HC-05

Modul HC-05 memiliki dua mode kerja yaitu mode AT Command dan mode Data. Modul HC-05 menggunakan mode Data secara default. Berikut ini adalah keterangan untuk kedua mode tersebut:

1. AT Command. Pada mode ini, digunakan untuk mengatur konfigurasi modul HC05 .Perintah AT Command yang dikirimkan ke modul HC-05 menggunakan huruf kapital dan diakhiri dengan karakter CRLF (\r\n atau 0x0d 0x0a dalam heksadesimal).

2. Mode Data. Modul HC-05 dapat terhubung dengan perangkat bluetooth lain dan mengirimkan serta menerima data melalui pin TX dan RX. Konfigurasi koneksi serial pada mode ini menggunakan baudrate: 9600 bps, data: 8 bit, stop bits: 1 bit, parity: None, handshake: None.

2.6. Sensor Gas Alkohol MQ-3

Sensor adalah sesuatu yang digunakan untuk mendeteksi adanya perubahan lingkungan fisik atau kimia. MQ-3 adalah salah satu dari sensor gas yang digunakan dalam pendeteksian kadar alkohol pada minuman, selain sensor TGS 822 dan Sensor TGS 2620. Dengan sensitivitas yang hampir sama, harga sensor gas MQ-3 lebih murah dibandingkan dengan sensor gas alkohol lainnya. Akan tetapi, sensor MQ-3 mengkonsumsi daya besar, yakni sekitar 750 mW. Selain itu, pemilihan sensor MQ-3 didasari pada pertimbangan sebagai berikut :

- Kepekaan terhadap alkohol yang tinggi dan rendah terhadap bensin,

- Waktu respon cepat,

- Stabil dan tahan lama,

- Sumber tegangan AC atau DC 5 Volt,

- Suhu Operasional -10 s/d 70 derajat Celcius

Gambar 2.5. Bentuk fisik sensor MQ-3

Gambar 2.6 Dimensi sensor MQ-3

Elemen sensor MQ-3 sendiri terdiri dari lapisan kristal metaloksida (SnO2) dengan konduktivitas kecil pada udara bersih. Dalam mendeteksi keberadaan gas

alkohol (etanol), resistansi sensor akan berubah-rubah. Jika konsentrasi tinggi, maka resistansi sensor akan berkurang yang mengakibatkan tegangan keluaran menjadi meningkat. Ketika kristal metal oksida pada kondisi normal (suhu kamar), permukaan metal oksida berinteraksi dengan molekul oksigen diudara.

Atom-atom oksigen terabsorpsi lalu mengikat elektron bebas pada permukaan metal oksida. Di dalam sensor gas, arus listrik mengalir melalui daerah sambungan (grain boundary) dari kristal SnO2. Pada sambungan, oksigen yang diserap mencegah muatan untuk bergerak bebas. Bila konsentrasi gas menurun, maka terjadi proses dioksidasi. Rapat permukaan muatan negatif oksigen berkurang lalu mengakibatkan menurunnya ketinggian penghalang pada daerah sambungan. Dengan keadaan ini, resistansi sensor juga akan ikut menurun.

Gambar 2.7 Rangkaian dasar aplikasi sensor MQ-3 Keterangan :

A dan B dapat dipertukarkan, asalkan AA dan BB dihubungkan bersama-sama

Sensor gas MQ-3 merupakan sensor yang cocok dalam mendeteksi kadar alkohol dengan cara langsung, contohnya kadar alkohol dalam napas. Sensor MQ-3 memiliki driver yang sangat sederhana, yakni 1 buah resistor variabel. Output sensor MQ-3 berbentuk tegangan analog sebanding dengan kadar alkohol yang diterima. Interfaxe yang diperlukan juga cukup sederhana, bisa menggunakan ADC yang dapat merespon tegangan 0 volt - 3,3 volt. Nilai resistor yang dipsang

pada sensor MQ-3 dibedakan terhadap berbagai jenis dan konsentrasi gas dalam udara bersih, sehingga saat menggunakannya perlu dilakukan penyesuaian.

Gambar 2.8 Grafik karakterostik sensor MQ-3 Keterangan :

Rs = Sensor resistance in displayed gases at various concentrations Ro = Sensor resistance in 200 ppm of ethanol

2.7. Sistem Operasi Android

Android merupakan sistem operasi untuk telepon seluler berbasis Linux seperti smartphone dan komputer tablet. Android menyediakan platform terbuka untuk user dalam melakukan pengembangan dan menciptakan aplikasi sendiri untuk digunakan oleh macam-macam perangkat.

2.8. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.86/1977, minuman beralkohol dibedakan menjadi 3, yaitu Golongan A dengan kadar alkohol 1-5%, Golongan B dengan kadar alkohol 5-20%, dan Golongan C dengan kadar alkohol20-55%. Untuk mengetahui kadar alkohol pada minuman perlu melakukan pengujian di laboratorium. Alat yang digunakan di laboratorium tersebut memiliki dimensi yang cukup besar dengan harga yang mahal. Karena itu perlu dirancang sebuah sistem yang memiliki dimensi kecil, harga relatif murah, dan mudah menggunakannya. Sehingga masyarakat dapat menggunakan sistem tersebut untuk mengetahui kadar alkohol pada suatu minuman. Sistem yang akan dirancang ini terdiri dari beberapa komponen, yaitu sensor gas MQ-3 untuk mendeteksi uap alkohol sampel, rangkaian buffer, mikrokontroler ATMega16, dan LCD (Liquid Crystal Display). Mikrokontroler sebagai kendali utama pada sistem ini akan mengolah data dari output sensor berupa tegangan analog yang sebelumnya melewati rangkaian buffer, kemudian menghasilkan persentase kadar alkohol yang ditampilkan pada LCD.(Mustapa, 2014)

2. Dalam melakukan pengujian kadar alkohol pada minuman BPOM tidak bisa mengetahui langsung kadar alkohol yang terkandung dalamnya. Minuman tersebut diuji di Laboratorium kemudian baru bisa diketahui apakah minuman tersebut layak beredar atau tidak.

Proses uji Laboratorium membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga bagi para pedagang tidak bisa langsung mengetahui apakah minuman yang dijual layak beredar atau tidak. Untuk efisien waktu dan tempat maka pada tugas akhir ini telah dibuat alat ukur kadar alkohol menggunakan mikrokontroller AT89S51. Akan tetapi penggunaan sensor TGS 822 untuk pengukuran kadar alkohol masih banyak mendapatkan kesalahan pengukuran salah satu penyebabnya

adalah panasnya heater mempengaruhi pengambilan data sensor.

(Budiastara, 2009).

3. Jumlah kecelakaan berdasarkan data AIS IRSMS - Polda Jateng, 21%

korban meninggal atau cedera serius adalah akibat mengemudi dalam keadaan mabuk / mengkunsumsi alkohol. Alkohol adalah zat psikoaktif yang bersifat adiktif. Zat psikoaktif adalah golongan zat yang bekerja secara selektif, terutama pada otak yang dapat menimbulkan perubahan pada pelaku, emosi kognitif, persepsi, dan kesadaran seseorang. Pada saat seseorang mengkonsumsi alkohol yang berlebihan dapat mengganggu kesadarannya sendiri.

Berdasarkan kebutuhan tersebut, pada tugas akhir ini dibuat sebuah sistem yang terpasang di mobil yang dapat mencegah pengemudi berkendara dalam keadaan mengkonsumsi alkohol. Sistem ini terdiri dari perangkat utama berupa arduino UNO. Kemudian dengan perangkat tambahan berupa sensor yang akan mendeteksi nafas sang pengemudi apakah terdeteksi sedang mengkonsumsi alkohol. Sensor akan membaca tingkat kadar alkohol pada pengemudi tersebut, apabila sensor mendeteksi alkohol dibawah 5% maka led kuning akan menyala dan LCD akan menampilkan kadar alkohol yang telah dikonsumsi, sedangkan jika sensor mendeteksi alkohol diatas 5%

maka led merah, buzzer akan menyala selama 15 detik disertai LCD yang akan menampilkan sebuah peringatan bahwa mesin akan dimatikan. Kelemahan dari rancangan ini adalah Semakin jauh jarak alkohol terhadap sensor maka semakin kecil pula alkohol yang terdeteksi oleh sensor sehingga tegangan yang dikeluarkan oleh sensor juga semakin kecil karena hambatan pada sensor semakin membesar.

(Oktodiranto, 2017).

BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1. Analisis Sistem

Dalam pengerjaan suatu sistem, hal yang harus dimulai pertama sekali ialah analisis. Di dalam tahap analisis ini akan dilakukan identifikasi masalah, sehingga diketahui apa-apa saja hambatan yang akan terjadi beserta penanggulangannya. Setelah melakukan identifikasi masalah, tahap selanjutnya adalah analisis kebutuhan sistem, dimana pada tahap ini akan dianalisis apa-apa saja yang dibutuhkan pada sistem. Kemudian tahap terakhir adalah pembuatan model dan spesifikasi sistem agar diketahui gambaran yang akan dilakukan kedepannya.

3.1.1. Analisis Masalah

Didalam tahap ini akan dilakukan proses penentuan masalah apa yang akan terjadi, penyebab masalah itu terjadi, dan solusi untuk mengatasinya.

Adapun pada tahapan analisis masalah dapat digambarkan dengan menggunakan Diagram Ishikawa atau biasa disebut dengan Diagram fishbone. Diagram fishbone pada masalah dalam penelitian penulis dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 3.1. Diagram Fishbone Masalah Penelitian

Pada gambar diagram fishbone diatas, dijelaskan masalah utama yang terdapat pada penelitian penulis yang akan diselesaikan. Diagram fishbone sendiri pada umumnya terbagi menjadi dua, yaitu bagian head dan bagian bone. Bagian head merupakan masalah yang terjadi pada penelitian.

Sedangkan bone adalah penyebab masalah tersebut, yang terdiri dari 4 kategori yaitu manusia, metode, mesin dan material. Didalam 4 kategori ini juga mempunyai sub kategori yang ditunjukkan oleh anak panah yang mengarah ke masing-masing kategori.

3.1.2. Analisis Kebutuhan Sistem

Setelah dilakukan analisis masalah, tahap selanjutnya adalah analisis kebutuhan sistem. Pada tahap ini akan dilakukan analisis berupa apa-apa saja yang diperlukan sistem ini agar tujuan sistem tersebut tercapai.

Analisis kebutuhan sistem dibagi menjadi dua kategori yang umum, yaitu analisis kebutuhan fungsional dan kebutuhan non-fungsional. Kebutuhan fungsional yaitu kebutuhan yang harus dipenuhi agar tujuan dari sistem tercapai, sedangkan kebutuhan non-fungsional adalah kebutuhan yang dapat membuat kinerja sistem menjadi lebih baik.

3.1.2.1.Kebutuhan Fungsional

Jika sensor rusak, maka data tidak akan bisa dihitung.

Hanya dapat menghitung kadar alkohol pada ruangan yang terbatas.

Supaya proses penghitungan kadar alkohol dengan sensor gas MQ3 ini berjalan dengan lancar, kebutuhan fungsional yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:

1. Sistem harus memiliki sensor MQ3 dan sensor gas yang bertujuan untuk membaca nilai analog yang berupa kadar alkohol menjadi nilai digital agar dapat diproses oleh Arduino.

2. Sistem harus memiliki sebuah board Arduino dimana komponen ini bertugas sebagai unit pemrosesan inti yang melakukan pembacaan, perhitungan, dan sebagainya.

3. Sistem harus memiliki sebuah modul Bluetooth agar nilai yang sudah dihitung oleh Arduino dapat dikirim ke device android.

4. Sistem harus memiliki sebuah smartphone agar nilai yang dikirim oleh Arduino melalui Bluetooth dapat dibaca oleh pengguna.

3.1.2.2. Kebutuhan Non-Fungsional

Adapun kebutuhan non-fungsional dari sistem ini agar kinerjanya menjadi lebih baik adalah sebagai berikut:

1. User friendly

Agar sistem dapat dengan mudah dioperasikan oleh para pengguna, maka user interface sistem haruslah sesederhana mungkin.

2. Kualitas

Sistem memiliki output yang bervariasi, tidak hanya berupa sebuah bilangan saja.

3. Efektif dan Efisien

Sistem yang dibangun haruslah cepat dalam proses pengeksekusiannya karena nilainya sudah diberikan oleh sensor.

4. Dokumentasi

Sistem yang dibangun memiliki petunjuk penggunaan sistem.

5. Kinerja

Sistem dapat melakukan perhitungan nilai kadar alkohol pada tape singkong dan menampilkan hasilnya.

3.1.3. Pemodelan Sistem

Pemodelan sistem merupakan sebuah proses yang bertujuan untuk merancang sistem agar didapatkan gambaran umum beserta fungsi dan tujuan utama dari sistem yang akan dibangun. Pemodelan sistem ini meliputi Use Case Diagram, Activity Diagram dan Sequence Diagram

3.1.3.1.Use Case Diagram

Use Case Diagram adalah sebuah diagram yang menggambarkan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh user beserta interaksi antara user dengan sistem. Use Case diagram dari sistem yang akan dibangun dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 3.2. Use Case Sistem

Berdasarkan diagram Use case diatas, user akan menghubungkan perangkat smartphone nya dengan sistem menggunakan Bluetooth, kemudian sistem akan melakukan proses penghitungan sesuai dengan nilai yang diberikan oleh sensor. Adapun penelasan lebih singkat dapat dilihat pada narrative use case dibawah ini :

Tabel 3.1. Narrative Use Case Proses Menghubungkan Smartphone dengan Arduino

Nama Use Case Menghubungkan smartphone dengan Bluetooth pada arduino

PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PENDETEKSI KADAR ALKOHOL PADA TAPA

SINGKONG MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ARDUINO BERBASIS

ANDROID

<<includes>>

Sistem menghitung nilai yang telah dibaca sensor kemudian mengirim hasilnya ke device

android melalui bluetooth

Menghubungkan smartphone dengan Bluetooth yang terhubung ke arduino.

Actor Pengguna

Description Use case ini menghubungkan smartphone dengan Arduino via Bluetooth

Pre-Condition Smartphone sudah dipairing dengan Bluetooth pada arduino

Typical course

of Event Kegiatan Pengguna Respon Sistem

1. Menekan tombol connect 2. Mengambil address smartphone dan membuat socket antara smartphone dengan Bluetooth.

Alternate

Course Kegiatan Pengguna Respon Sistem

Post-Condition Sistem terhubung dengan smartphone pengguna

Tabel 3.2. Narrative Use Case Menghitung nilai yang telah dibaca oleh sensor kemudian mengirimnya ke smartphone pengguna via Bluetooth

Nama Use Case Menghitung nilai yang telah dibaca oleh sensor kemudian mengirimnya ke smartphone pengguna via Bluetooth.

Actor Pengguna

Description Use case ini menghitung nilai dari sensor dan mengirim hasilnya ke smartphone melalui Bluetooth.

Pre-Condition Sensor sudah memberikan nilai yang dibacanya Typical course

of Event Kegiatan Pengguna Respon Sistem

1. Mengarahkan Sensor keatas wadah tape singkong lalu mengklik tombol start.

2. Mengambil nilai yang diberikan sensor, menghitungnya, mengirimnya,

kemudian ditampilkan di layar smartphone pengguna.

Alternate

Course Kegiatan Pengguna Respon Sistem

Post-Condition Sistem menampilkan hasil perhitungan kadar alkohol pada tape singkong.

3.1.3.2.Activity Diagram

Activity diagram adalah sebuah diagram yang menggambarkan alur aktifitas antara user dengan sistem. Didalam diagram ini dijelaskan proses kerja sistem dari awal sampai akhir terhadap aktifitas yang dilakukan oleh pengguna. Activity diagram dari sistem yang akan dibangun dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 3.3 Activity Diagram Sistem

Pada gambar 3.3 diatas, dijelaskan bahwa sistem dimulai dengan aktifitas user mengklik tombol connect untuk menghubungkan antara smartphone user dengan Arduino. Setelah terhubung maka selanjutnya user mengklik tombol start, kemudian sistem akan mengambil nilai ADC yang dibaca oleh sensor untuk diproses menjadi nilai kadar Alkohol.

Kemudian nilai tersebut diubah menjadi nilai analog lalu ditampilkan di layar smartphone.

User System

Tekan tombol connect Menghubungkan smartphone

dengan arduino via bluetooth

Mengatur sensor diatas wadah tape singkong lalu

menekan tombol count.

sensor menampilkan hasil perhitungan pada LCD.

Sensor memulai perhitungan kadar alkohol pada tape.

Hasil dan info dikirimkan

Hasil dan info dikirimkan

Dokumen terkait