• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.4. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN.

Memuat latar belakang penyusunan Renja, Landasan hukum, maksud dan tujuan serta sistematika penulisan yang dipergunakan.

BAB II HASIL EVALUASI RENCANA KERJA PERANGKAT DAERAH TAHUN LALU

2.1 Evaluasi pelaksanaan Rencana Kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu tahun lalu dan capaian Renstra Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

2.2 Analisis Kinerja Pelayanan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

2.3 Isu Penting Penyelenggaran Tugas dan Fungsi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Klaten.

BAB III TUJUAN DAN SASARAN PERANGKAT 3.1 Telaah Terhadap Kebijakan Nasional

3.2 Tujuan dan Sasaran Renja Perangkat Daerah

BAB IV PERUBAHAN RENCANA KERJA DAN PENDANAAN PERANGKAT DAERAH

BAB V PENUTUP

Bab penutup, berupa catatan penting yang perlu mendapatkan perhatian baik dalam rangka pelaksanaannya maupunseandainya ketersediaan anggaran tidak sesuai dengan kebutuhan, dan kaidah pelaksanaan Renja SKPD berdasarkan target kinerja Renstra SKPD.

BAB II

HASIL EVALUASI RENJA PERANGKAT DAERAH TAHUN LALU

2.1. Evaluasi Pelaksanaan Rencana Kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Klaten

Evaluasi yang dilakukan adalah pelaksanaan Rencana Kerja Tahunan yang dikaitkan dengan pencapaian target Rencana Strategis Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Klaten tahun 2016 – 2021 berdasarkan realisasi program dan kegiatan pelaksanaan Rencana Kerja pada tahun sebelumnya.

Hasil Kinerja program/kegiatan tahun 2020 sampai dengan TW II (bulan Deember 2019) telah mencapai tingkat realisasi fisik mencapai 99% realisasi pelaksanaan keuangan sebesar 88%. Realisasi pencapaian pelaksanaan keuangan dengan nilai 88% disebabkan karena adanya penghematan anggaran dan kegiatan promoi invetai dimana kegiatan yang eharunya berjalan elama 5 hari dipadatkan menjadi 1 hari .Namun secara keseluruhan hasil kinerja yang dicapai Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Klaten adalah baik.

Sedangkan Kinerja Program/Kegiatan untuk Tahun 2020 sampai dengan semester 1 (bulan Mei 2020) telah mencapai tingkat realisasi fisik sebesar 43%

sedangkan Realisasi pencapaian pelaksanaan keuangan dengan nilai 39%. Hal ini disebabkan karena ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan pada triwulan III dan IVdan adanya wabah Covid-19,ehingga terjadi raionaliai anggaran.

Dari uraian diatas dapat disajikan pada Lampiran III .hasil evaluasi pelaksanaan Renja tahun 2019 dan 2020, Prakiraan capaian tahun berjalan n-2 (Tahun 2019) dan n-1 (Tahun 2020)

Implikasi yang timbul terhadap capaian program Renstra Perangkat Daerah Karena adanya wabah covid-19 adalah penurunan target pada Rentra Dan untuk mengatasi hal tersebut maka akan dilakukan upaya untuk penambahan terget kinerja pada tahun yang akan datang untuk mencukupi target Renstra yang telah ditetapkan. . Kebijakan /tindakan perencanaan dan penganggaran yang perlu diambil untuk mengatasi faktor-faktor penyebab tersebut.

1. Lebih teliti dalam pelaksanaan perencanaan suatu kegiatan.

2. Melakukan penyesuaian dalam penganggaran tahun berikutnya dengan acuan serapan pada tahun sebelumnya

Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi DPMPTSP Kabupaten Klaten yang tertuang dalam Program dan Kegiatan Tahun 2021, terdapat beberapa kendala dan hambatan dalam pencapaiannya antara lain :

1. Ketidaksesuaian sasaran Program/Kegiatan dengan sasaran RPJMD dan Renstra DPMPTSP

a. Kendala dan Hambatan :

Dalam kegiatan penyusunan anggaran di DPMPTSP Kabupaten Klaten ada beberapa program/kegiatan yang sasarannya tidak sesuai dengan sasaran program/kegiatan yang ada dalam RPJMD Kabupaten Klaten maupun dengan sasaran stratejik yang ada dalam Renstra DPMPTSP Kabupaten Klaten Tahun 2016 – 2021, hal ini mungkin dikarenakan ketidakmengertian bidang dalam memahami RPJMD Kabupaten Klaten dan Renstra DPMPTSP Kabupaten Klaten Tahun 2016 – 2021, atau mungkin juga disebabkan sasaran program/kegiatan yang ingin dicapai disesuaikan dengan program/kegiatan di tingkat pusat atau sasaran program/kegiatan yang ingin dicapai disesuaikan dengan kondisi terkini yang berkembang dan mempengaruhi kegiatan yang ada di DPMPTSP.

b. Sarana dan Prasarana Kendala dan Hambatan :

Untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas serta untuk meningkatkan kinerja aparat Dinas, tentunya fasilitas sarana dan prasarana perkantoran menjadi suatu hal yang penting dalam mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi tersebut.Terdapat beberapa sarana dan prasarana perkantoran yang saat ini dirasakan Dinas belum dapat mendukung dan mengurangi (walaupun tidak sampai pada tahapan menghambat) pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta kinerja Dinas.

2. Sumber Daya Aparatur Kendala dan Hambatan :

Untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan serta untuk meningkatkan kinerja Dinas, tentunya selain fasilitas sarana dan prasarana perkantoran hal penting lainnya dalam mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi tersebut adalah adanya Sumber Daya Aparatur yang memadai dalam profesionalisme, produktivitas dan kompetensi. Salah satu hal yang dirasakan sangat kurang adalah pada masalah kompetensi, hal ini dapat dilihat dengan minimnya sumber daya aparatur DPMPTSP Kabupaten Klaten yang telah memilki sertifikat pengadaan barang dan jasa.Kurangnya kompetensi sumber daya aparatur Dinas yang saat ini dirasakan Dinas belum dapat mendukung dan mengurangi (walaupun tidak sampai pada tahapan menghambat) pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta kinerja Dinas.

Analisis Kinerja Pelayanan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Klaten tahun 2020 dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Jumlah investor untuk PMDN dapat terealisasi sebanyak 870 investor.

Jumlah investor untuk PMA dapat terealisasi sebanyak 15 investor.

2. Nilai investasi PMDN dapat teralisasi:Rp. 1.914.915.766.292 Nilai investasi PMA dapat terealisasi: 11.490.893 US$

3. Rasio daya serap Tenaga Kerja PMDN dapat terealisasi 5 % ,dengan jumlah tenaga kerja : 21 orang.

Rasio daya serap Tenaga Kerja PMA dapat terealisasi 76%, dengan jumlah tenaga kerja : 224 orang.

4. Prosentase kenaikan nilai investasi PMDN dapat terealisasi 33.318%.

Prosentase kenaikan nilai investasi PMA dapat terealisasi 10.880%.

5. Lama proses perizinan dapat terealisasi 100%, 10 hari.

6. Nilai Kepuasan Masyarakat dapat terealisasi mencapai 78.3%.

Bahwa pencapaian kinerja Perangkat Daerah dapat tercapai 100% karena ditahun 2020 dijadikan tolok ukur untuk proyeksi tahun berikutnya, sehingga realisasi tahun 2020 digunakan sebagai target tahun 2021.

Sedangkan Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Klaten tahun 2020 sampai dengan Triwulan 1 dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Jumlah investor untuk PMA: 1 investor dan PMDN : 98 investor.

2. Nilai investasi untuk PMA: 785.714 US$ dan PMDN :Rp. 187.412.566.025,- 3. Rasio daya serap Tenaga Kerja PMA : 7 dan PMDN :16 orang

4. Lama proses perizinan dapat terealisasi 10 hari.

5. Nilai survey kepuasan masyarakat 78.30 %

Dari uraian diatas dapat disajikan pada Lampiran 3.2

2.2. Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Perangkat Daerah.

1. Kuantitas dan Kompetensi SDM belum optimal 2. Data peluang investasi masih belum upto date 3. SOP dan Standar Pelayanan investasi up to date

4. Manajemen penatalaksanaan, penataan sistem manajemen SDM dan penguatan pengawasan, akuntabilitas kinerja belum optimal.

5. Kurangnya kesadaran investor untuk melaporkan perkembangan usahanya.

6. Kurangnya komitmen antara Perangkat Daerah teknis pada proses pelayanan

7. Sikap dan partisipasi dari masyarakat dalam mengurus perizinan 8. Kurang optimalnya koordinasi dengan satuan kerja teknis

9. Belum semua perangkat daerah teknis mengintegrasikan sistem di DPMPTSP

10. Pelayanan masyarakat dibidang penanaman modal terhambat karena lokasi usaha tidak sesuai dengan Tata Ruang

11. Kewajiban membuat dokumen lingkungan yang memerlukan waktu yang lama.

12. Masih belum semua jenis pelayanan mengguanakan sistem on line.

2.3. Analisis Kinerja Pelayanan SKPD

Pelaksanaan kegiatan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Klaten pada tahun 2021 sebagian besar ditujukan pada peningkatkan dan pengembangkan ekonomi daerah yang lebih produktif, kreatif, inovatif, dan berdaya saing berlandaskan ekonomi kerakyatan yang berbasis potensi lokal serta peningkatkan kapasitas pelayanan publik.Dengan sasaran peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah dan kesejahteraan rakyat dan pemberikan jaminan kepada masyarakat tentang pelayanan yang berkualitas.

Peningkatkan dan pengembangkan ekonomi daerah yang lebih produktif, kreatif, inovatif, dan berdaya saing berlandaskan ekonomi kerakyatan yang berbasis potensi lokal serta peningkatkan kapasitas pelayanan publik. Dengan kedua tujuan tersebut maka dapat meningkatkan iklim investasi di Kabupaten Klaten sehingga akan meningkatkan realisasi investasi di Kabupaten Klaten yang merupakan salah

satu komponen dalam Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE). Pertumbuhan investasi yang besar diharapkan akan memiliki dampak yang signifikan bagi kesejahteraan masyarakat Klaten. Pengaruh langsung yang dapat dirasakan dari adanya investasi di Kabupaten Klaten adalah penyerapan tenaga kerja, semakin tinggi realisasi investasi diharapkan juga semakin tinggi penyerapan tenaga kerja yang pada akhirnya akan memberikan kesejahteraan kepada seluruh masyarakat Kabupaten Klaten. Pencapaian 6 (enam) kinerja sasaran strategis Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Klaten pada Tahun 2021 dengan tingkat capaian 100 %, hal tersebut menunjukkan keberhasilan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Klaten dalam melaksanakan seluruh urusan pemerintah Kabupaten Klaten di bidang penanaman modal dan pelayanan perijinan, sehingga pada tahun-tahun yang akan datang perlu lebih ditingkatkan dengan cara melakukan pengendalian dan pengawasan secara efektif dalam kerangka pembangunan daerah Kabupaten Klaten khususnya pembangunan di sektor penanaman modal.

Kendala , Hambatan pencapaian Kinerja Sasaran Secara umum tidak terdapat permasalahan yang sangat mendasar dalam pencapaian kinerja.Seluruh program dan kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik.Namun kami menyadari bahwa segala upaya untuk pencapaian kinerja yang lebih baik sekecil apapun selalu mendapatkan hambatan dan pelaksanaannya tidak sesempurna sesuai dengan harapan.

2.4. Review terhadap Rancangan Awal RKPD

Review Rancangan Awal RKPD dilakukan terhadap jenis program/kegiatan, indikator kinerja, target capaian dan pagu indikatif, setelah diadakan analisis kebutuhan perlu adanya penyesuaian sesuai dengan kebutuhan.

Hasil dari proses review terhadap rancangan awal RKPD ada beberapa perbedaan, walaupun perbedaan ini relatif kecil hanya pada target capaian terhadap kegiatan . Adapun perbedaan tersebut antara lain:

1. Kegiatan Penyediaan barang cetakan dan penggandaan

Pada rancangan awal RKPD target capaiannya 11 jenis, 200.00 lembar, 50 buku setelah dianalisa sesuai kebutuhan menjadi 10 jenis, 200.000 lembar, 50 buku sehingga terdapat selisih 1 jenis barang cetakan.

2. Kegiatan Penyelenggaraan Promosi Investasi Sendiri pada rancangan awal RKPD target capainnya 4 even setelah dianalisa sesuai kebutuhan menjadi 2 even promosi investasi, 1 video profil investasi.

3. Kegiatan Peningkatan dan Pengembangan Pelayanan Perizinan Terpadu pada rancangan awal RKPD target capainnya 2.000 lokasi, 12 kasus, 1 fasilitasi, 12 Pengaduan

4. Kegiatan Pengendalian Perizinan dan Non Perizinan Penanaman Modal rancangan awal RKPD target capaiannya 165 izin perusahaan.

Pada tahun anggaran 2020, dengan adanya wabah covid-19,maka banyak kegiatan yang dirasionalisasi ,termasuk anggaran pada Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu satu Pintu Kabupaten Klaten, sehingga mempengaruhi target pada Renstra.

2.5. Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat

Usulan terkait dengam pelayanan perizinan adalah pelayanan yang terpadu dalam satu pintu, dengan pelaksanaan perizinan secara on line sehingg memudahkan masyarakat dalam memperoleh pelayanan perizinan, selain itu terkait penertiban izin usaha yang dalam pelaksanaan kegiatan usahanya terdapat ketidaksesuaian dengan izin yang telah diterbitkan atau adanya usaha yang sudah berizin yang mengganggu lingkungan sekitar, baik dalam ketertiban umum maupun pencemaran lingkungan, Untuk itu perlu dilakukan pemantauan, pembinaan, pengawasan pelaksanaan penanaman modal dengan perangkat daerah lain yang tergabung dalam Tim Teknis Perizinan. Usulan tersebut disajikan pada tabel 3.3 sebagai berikut :

Tabel 3.3

USULAN PROGRAM KEGIATAN DARI PEMANGKU KEPENTINGAN KABUPATEN KLATEN TAHUN 2021

No Program/Kegiatan Lokasi Indikator

Kinerja

Dari usulan tersebut diatas, besaran/volume kegiatan yang akan dilaksanakan disesuaikan dengan anggaran yang diterima karena pelaksanaan suatu kegiatan untuk mencapai target diperlukan adanya dukungan anggaran.

BAB III

TUJUAN DAN SASARAN PERANGKAT DAERAH

3.1. Telaah Terhadap Kebijakan Nasional

Di tingkat nasional, peran Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam melaksanakan agenda prioritas” Penguatan Investasi” disesuaikan denagn tugas dan fungsi sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007.Undang-Undang tersebut mengamanatkan agar BKPM melaksanakan koordinasi pelaksanaan kebijakan penanaman modal dan penyelenggaraan pelayanan penanaman modal.Meskipun kebijakan ditetapkan oleh Kementrian/Lembaga Pembina sektor namun BKPM dapat memberikan rekomendasi agar selaras dengan kebijakan umum penanaman modal yang ditetapkan dalam UU Nomor 25 tahun 2007.

Dalam rangka koordinasi pelaksanaan kebijakan, BKPM mempunyai tugas dan fungsi:

1. Melaksanakan tugas dan koordinasi pelaksanaan kebijakan dibidang penanaman modal.

2. Mengkaji dan mengusulkan kebijakan pelayanan penanaman modal.

3. Menetapkan norma, standard prosedur pelaksanaan kegiatan dan pelayanan penanaman modal.

4. Mengembangkan peluang dan potensi penanaman modal didaerah dengan memberdayakan badan usaha.

5. Membuat peta penanaman modal Indonesia.

6. Mempromosikan penanaman modal.

7. Mengembangkan sector usaha penanaman modal melalui pembinaan penanaman modal, antara lain meningkatkan kemitraan, meningkatkan daya saing, menciptakan persaingan usaha yang sehat, dan menyebarkan informasi yang seluas-luasnya dalam lingkup penyelenggaraan penanaman modal.

8. Membantu penyelesaikan berbagai hambatan dan kosultasi permasalahan yang dihadapi penanaman modal dalam menjalankan kegiatan penanaman modal.

9. Mengkoordinasikan penanam modal dalam negeri yang menjalankan kegiatan penanaman modalnya diluar wilayah Indonesia.

10. Mengkoordinasikan dan melaksanakan pelayanan terpadu satu pintu.

Posisi BKPM menjadi sangat penting dan strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi didalam agenda pembangunan ekonomi nasional.Penanam modal memberikan efek pengganda tehadap perekonomian yang cukup besar dengan mendorong sektor riil melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi dan perluasan kesempatan kerja yang dapat menurunkan kesenjangan antar wilayah.

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut , BKPM menerjemahkan dua pilar kebijakan dan strategi nasional menjadi arah kebijakan dan strategi BKPM,yaitu: pertama adalah menciptakan iklim penanaman modal yang berdaya saing, dan kedua adalah meningkatkan penanaman modal yang berkualitas dan berkelanjutan.

Misi merupakan rumusanumum mengenai upaya-upaya yang akandilaksanakan untuk mewujudkan visi. Misi BKPM mengacu pada 3 (tiga)dari 7 (tujuh) Misi Kabinet Kerja periode 2015-2019 yang selanjutnyadijabarkan sesuai tugas dan fungsi BKPM adalah sebagai berikut:

1) Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera

Penanaman modal merupakan bagian penting untuk mewujudkan misi tersebut. Melalui penanaman modal akan tercipta pertumbuhan ekonomi, lapangan kerja dan pendapatan yang selanjutnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kemampuan perekonomian untuk menciptakan lapangan kerja, kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan sangat dipengaruhi oleh kualitas kegiatan penanaman modal.

2) Mewujudkan bangsa yang berdaya saing

Bangsa yang berdaya saing adalah bangsa yang memiliki kapasitas untuk menghadapi tantangan persaingan internasional. Persaingan antar bangsa tidak dapat dihindari mengingat semakin terbukanya perdagangan internasional.Dari salah satu sisi, persaingan sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas barang dan jasa yangdihasilkan.Sementara itu, di sisi yang lain, tanpa persiapan untuk meningkatkan kapasitas yang baik persaingan dapat menghancurkan perekonomian. Kerjasama ekonomi internasional yang dihasilkan pemerintah harus berkualitas yaitu dapat dimanfaatkan oleh dunia usaha Indonesia untuk meningkatkan daya saingnya.Kegiatan penanaman modal pada sektor-sektor yang produktif dan memperkuat struktur ekonomi akan dapat meningkatkan daya saing bangsa.

Peningkatan daya saing bangsa tidak hanya pada kapasitas untuk bersaing dalam memproduksi serta memperdagangkan barang dan jasa namun juga

dalam menarik arus penanaman modal. Daya saing bangsa dalam menarik penanaman modal ditentukan oleh banyak faktor antara lain iklim usaha, kondisi ekonomi, stabilitas politikdan keamanan, potensi market, ketersediaan sumber daya alam, kualitas dan ketersediaan sumber daya manusia, ketersediaan infrastruktur dan energi, sistem perpajakan dan insentif.

3) Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri,maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional

Dalam rangka mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia,tantangan yang dihadapi antara lain mengembangkan industry kelautan, industri perikanan, perniagaan laut, membangun konektivitas maritim melalui tol laut serta meningkatkan pendayagunaan potensi laut dan dasar laut. Untuk itu peran penanaman modal sangat diperlukan dalam upaya memanfaatkan sumber daya kelautan untuk pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Peran ekonomi maritim dalam struktur perekonomian Indonesia belum berkembang dengan baik bila dibandingkan dengan potensi kelautan Indonesia.Pertumbuhan PDB bidang kelautan memerlukan dukungan kebijakan melalui peraturan yang mendorong para pelaku bisnis tertarik melakukan penanaman modal pada bidang ekonomi yang berbasiskan maritim.Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui kebijakan fiskal dan moneter yang progresif berbasiskan kepentingan nasional sehingga penanaman modal dapat berkembang dan mendorong pertumbuhan ekonomi di bidang kemaritiman.

Dari penjelasan di atas, keterkaitan Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Klaten dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) adalah sama-sama berperan dalam peningkatan iklim dan promosi penanaman modal yang berdaya saing.

3.2. Tujuan dan Sasaran Rancangan RENJA DPMPTSP Kabupaten Klaten Tahun 2021

Tujuan penyusunan Renja adalah untuk menjabarkan sesuatu yangingin dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai lima tahun.Penetapan tujuan didasarkan pernyataan Visi dan Misi serta mengakomodasi issu-issu yang berkembang ke arah perubahan dari analisis stratejik.Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi konkrit dan logis yang ingin dicapai di masa datang. Dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka perumusan Sasaran,

Kebijakan, Program dan Kegiatan akan semakin terarah dalam rangka terealisasinya suatu misi. Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurunwaktu yang lebih pendek dari tujuan. Sasaran dilengkapi indikator sasaran, yaitu ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran yang akan diwujudkan pada tahun yang bersangkutan.Setiap indikator sasaran dilengkapi dengan tingkat capaian (target) masing-masing. Penetapan tujuan dan sasaran organisasi didasarkan pada faktor-faktor kunci keberhasilan yang dilakukan setelah penetapan visi dan misi. Tujuan dan sasaran dirumuskan dalam bentuk yang lebih tepat dan terarah dalam rangka mencapai visi dan misi suatu instansi.

3.2.1. Telaahan terhadap Renstra DPMPTSP Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021

Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka MenengahDaerah (RPJMD) Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021, bahwa capaian pembangunan yang telah diraih pada periode sebelumnya dan banyaknya tantangan pembangunan yang masih harus dihadapi ke depan, maka dalam kurun waktu periode Tahun 2016-2021 Visi Pembangunan Kabupaten Klaten adalah :“Mewujudkan Klaten Yang Maju Mandiri dan Berdaya Saing”.Visi merupakan rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan.

Sejalan dengan yang diamanatkan dalam Peraturan Bupati Nomor 49 Tahun 2016 tentang Kedudukan Susunan Organisasi Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Klaten.Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Klaten,Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) menjabarkan dan akan melaksanakan Visi dan Misi Bupati Klaten sesuai dengan tugas dan fungsi DPMPTSP.

Adapun konsep penjabaran Visi sesuai dengan tugas danfungsi DPMPTSP yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

- Mandiri adalah melaksanakan pelayanan perizinan dan penanaman modal secara mandiri dan terpadu dengan mengoptimalkan sumber daya aparatur sesuai peraturan perundang-undangan.

- Berdaya Saing adalah perbaikan iklim investasi yang semakin kondusif melalui pemberian kemudahan perizinan investasi (perijinan satu pintu,

waktu perizinan dan prosedur perizinan), perbaikan sistem dan layanan perizinan, kebijakan investasi padat karya, pengembangan digital investment promotion, pengembangan investasi yang mengakomodasi produk-produk unggulan Kabupaten Klaten, mendorong perwujudan investasi hijau.

Sejalan dengan Visi diatas, maka terdapat 8 (delapan) Misi utama pembangunan

1. Mewujudkan sumber daya manusia yang cerdas, sehat dan berbudaya, merupakan suatu hal yang sangat penting untuk ditingkatkan agar sumber daya manusia di Kabupaten Klaten dapat mengakses pelayanan pendidikan yang baik, murah dan merata kualitasnya.

2. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih (good and clean governance).

3. Meningkatkan dan Mengembangkan Ekonomi Daerah yang lebih produktif, kreatif, inovatif, dan berdaya saing berlandaskan ekonomi kerakyatan yang berbasis potensi lokal.

4. Meningkatkan kapasitas infrastruktur publik dan penyediaan kebutuhan sarana prasarana dasar sosial masyarakat. Meningkatkan kapasitas infrastruktur publik dan penyediaan kebutuhan sarana prasarana dasar sosial masyarakat.

5. Meningkatkan kapasitas pengelolaan dan kelestarian sumberdaya alam yang selaras dengan tata ruang wilayah.merupakan suatu hal untuk lebih meningkatkan sistem manajemen pengelolaan sumber daya alam yang berorientasi pada kelestarian lingkungan, keseimbangan ekosistem dan kesesuaian dengan tata ruang wilayah. Sehingga potensi sumber daya alam dapat dikelola secara arif dan bijaksana, efisien dan efektif serta mampu memberikan nilai tambah ekonomi bagi kesejahteraan masyarakat.

6. Mewujudkan tatanan kebijakan kehidupan masyarakat yang berakhlak mulia dan berkepribadian merupakan suatu hal yang mutlak dan strategis dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang lebih baik dan memiliki akhlak serta berkepribadian yang santun sesuai dengan norma -norma agama maupun kearifan lokal serta budaya Jawa Tengah.

Sehingga nantinya dapat tercipta kerukunan hidup dalam bermasyarakat dan beragama, saling menghormati, saling mengasihi dan berketuhanan.

7. Meningkatkan kapasitas pengarusutamaan gender dan perlindungan anak, merupakan suatu hal yang penting dalam rangka meningkatkan keterlibatan dan partisipasi perempuan dalam pembangunan termasuk didalamnya perkuatan kelembagaan perempuan. Selain itu juga perlunya untuk meningkatkan pemberdayaan perempuan yang diharapkan mampu berkiprah di segala bidang dalam kerangka kesetaraan gender. Disamping itu juga tidak kalah pentingnya adalah untuk meningkatkan perlindungan anak sehingga hak-hak anak dapat terpenuhi dan menjadikan Kabupaten Klaten sebagai Kabupaten Layak Anak.

8. Meningkatkan kapasitas pelayanan publik, merupakan suatu hal yang harus terus menerus dilakukan dalam rangka implementasi otonom daerah dan desentralisasi. Berbagai kebijakan, program dan kegiatan semuanya

8. Meningkatkan kapasitas pelayanan publik, merupakan suatu hal yang harus terus menerus dilakukan dalam rangka implementasi otonom daerah dan desentralisasi. Berbagai kebijakan, program dan kegiatan semuanya

Dokumen terkait