• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

I.7. Sistematika Penulisan

Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, Batasan masalah, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASARAN TEORI

Bab ini berisi tentang seluruh teori-teori dasar yang berkaitan dalam proses penelitian ini, yaitu meliputi objek yang digunakan berupa citra daun lontar aksara Bali, lalu metode segmentasi yang digunakan yaitu metode profil proyeksi.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang rencana tahapan yang akan digunakan dalam proses penyusunan penelitian.

BAB IV : IMPLEMENTASI DAN ANALISA HASIL

Bab ini berisikan tentang penjelasan mengenai implementasi yang telah dibuat dengan menerapkan algoritma yang digunakan lalu menganalisa hasil.

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari seluruh penelitian serta saran yang diusulkan untuk penelitian lebih lanjut.

5 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Daun Lontar

Lontar adalah salah satu bentuk naskah kuno (manuskrip) yang ada di nusantara. Kata lontar berasal dari “ron‟ dan “tal‟. Dikenal sebagai pohon palma (Borasus flabelliformis) dinamai “ta”’ yang berasal dari “tala” nama sansekerta untuk pohon palm talipot. Ini tercemin dalam kata lontar yang berakar dari kata “ron‟(daun) dan “ta”’(pohon). Lontar banyak ditemukan di pulau Bali, tetapi beberapa ditemukan di Jawa, Sulawesi (disebut lontara), dan di Lombok. Lontar dipakai sebagai alat tulis menulis pada saat itu sebelum orang mengenal kertas (Wirayati, 2011). Serta lontar menjadi bahan naskah yang dipakai di Asia Selatan dan Asia Tenggara.

2.2 Pengertian profil proyeksi

Profil proyeksi merupakan teknik yang popular dalam melakukan proses segmentasi citra dokumen teks. Menurut Zramdini dan Ingold (1993) merumuskan apabila terdapat citra teks biner S(N,M), di mana N merupakan banyaknya baris citra dan M adalah banyaknya kolom citra. Ada 2 tahap dalam proses segmentasi profil proyeksi yaitu tahap segmentasi baris menggunakan profil proyeksi vertikal dan segmentasi aksara menggunakan profil proyeksi horizontal. Proyeksi vertikal adalah banyaknya jumlah nilai piksel hitam pada baris di dalam sebuah citra sedangkan proyeksi horizontal merupakan banyaknya jumlah nilai hitam pada kolom di dalam sebuah citra.

2.2.1 Segmentasi baris

Pada tahap segmentasi baris ini menggunakan profil proyeksi vertikal. Profil proyeksi vertikal didapatkan dengan cara menjumlahkan banyaknya nilai piksel hitam yang tegak lurus dengan sumbu y (Widiarti,2006).

𝑃𝑣[𝑗] = ∑ 𝑆[𝑖, 𝑗]

𝑀

𝑗=1

Gambar 2.1 Profil proyeksi vertikal Keterangan : 2.2.2 Segmentasi Aksara

Segmentasi aksara merupakan langkah terakhir dalam proses segmentasi. Dalam segmentasi aksara ini menggunakan profil proyeksi horizontal. Profil proyeksi horizontal didapatkan dengan cara menjumlahkan banyaknya nilai piksel hitam yang tegak lurus pada sumbu x (Widiarti,2006).

𝑃[𝑖] = ∑ 𝑆[𝑖, 𝑗]

𝑁

𝑖=1

Gambar 2.2 Profil Proyeksi vertikal Keterangan :

S = Citra

𝑃 = Profil proyeksi horizontal

(2.1)

(2.2)

N = Tinggi citra

i = baris i = 1,2,3,……..N j = Kolom j = 1,2,3,……..N

2.3 Evalusasi kinerja Algoritma

Pengukuran tingkat keberhasilan sistem akan dilakukan dengan cara menghitung jumlah objek pada citra asli dan menghitung jumlah objek citra benar pada hasil segmentasi aksara. Setelah mendapatkan jumlah objeknya maka tinggal membagi jumlah objek citra benar dari hasil segmentasi aksara dengan hasil jumlah objek pada citra asli maka akan ketemu akurasinya.

Rumus akurasi sebagai berikut:

Akurasi = jumlah objek citra benar pada hasil segmentasi baris

jumlah objek citra asli × 100% (2.3)

8 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bahan Penelitian

Dalam penelitian ini data yang digunakan merupakan dataset hasil penelitian yang diperoleh dari LPPM USD dengan judul “Segmentasi Citra Daun Lontar” dengan nomor penelitian: 02/LPPM-USD./III/2019 data berupa daun lontar dengan jumlah data sebanyak 15 data citra, dimana 1 citra memiliki 4 baris aksara Bali. Contoh datanya yaitu sebagai berikut

Gambar 3.1 Citra Daun Lontar Aksara Bali 3.2 Gambaran Desain Umum

Perancangan sistem Segmentasi Aksara Citra Daun Lontar menggunakan Metode Profil Proyeksi bertujuan untuk membuat alat uji perhitungan terhadap citra daun lontar. Gambaran desain umum sistem yang akan dibangun dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 3.2 Gambaran Desain Umum

Masukan dari sistem merupakan citra daun lontar aksara bali. Sistem akan melakukan proses segmentasi pada data masukan dan menghasilkan keluaran berupa citra hasil segmentasi.

Citra Daun

Input Output Citra hasil

segmentasi

3.3 Pembuatan Alat Uji

Gambar 3.3 Desain Alat Uji

Pada gambar 3.3 menggambarkan tentang proses urutan didalam sistem untuk melakukan proses segmentasi bris citra daun lontar. Pertama masukkan data citra daun lontar sebagai inputan, lalu masuk ke proses preprocessing, segmentasi baris, kemudian mendapatkan hasil segmentasinya sebagai outputnya

3.3.1 Diagram proses Preprocessing

Gambar 3.4 diagram preprocessing Data Citra

Pada Gambar 3.4 menggambarkan tentang urutan didalam sistem untuk melakukan proses Preprocessing yang memiliki beberapa tahap yaitu tahap rotasi menggunakan fungsi maltab rotate, grayscalling menggunakan fungsi matlab rgb2gray, binerisasi menggunakan fungsi matlab im2bw. Dan reduksi noise menggunakan fungsi matlab bwareaopen. Berikut ini adalah langkah-langah dalam proses preprocessing :

1. Rotasi

Data yang telah di dapatkan akan di rotasi terlebih dahulu dengan menggunakan aplikasi fungsi matlab rotate.

2. Grayscalling

Data yang akan di jadikan data masukkan akan di proses atau di ubah menjadi citra keabuan. Proses tersebut di sebut dengan grayscalling. Grayscalling yang digunakan yaitu dengan fungsi matlab rgb2gray.

3. Binerisasi

Setelah data di grayscalling maka selanjutnya akan diproses atau diubah menjadi citra binerisasi menggunakan fungsi im2bw dari matlab.

4. Reduksi Noise

Setelah data di binerisasi maka selanjutnya akan direduksi noise untuk menghilangkan noise yang ada pada citra dari hasil binerisasi.

Reduksi noise yang digunakan yaitu dengan fungsi matlab bwareaopen.

3.4 Segmentasi menggunakan profil proyeksi

Segmentasi menggunakan profil proyeksi merupakan teknik yang popular dalam melakukan proses segmentasi citra dokumen teks. Ada 2 tahap dalam proses segmentasi profil proyeksi yaitu tahap segmentasi baris dan segmentasi aksara. Berikut ini gambaran diagram untuk segmentasi profil proyeksi :

Gambar 3.5 Diagram Segmentasi Profil Proyeksi 3.4.1 Segmentasi baris

Pada gambar 3.5 diatas untuk proses segmentasi baris menggunakan profil proyeksi menggunakan proyeksi horizontal dan proyeksi vertikal untuk mendapatkan citra baris, berikut ini tahap-tahap untuk melakukan segmentasi baris menggunakan proyeksi horizontal dan proyeksi vertikal dari gambar 3.5 diatas :

1. Tahap proyeksi horizontal.

1. menghitung jumlah piksel hitam kolom dari citra dokumen dengan menggunakan proyeksi horizontal.

2. selanjutnya menentukan batas-batas kolom.

3. lalu hitung batas kiri, batas kanan, dan batas tengah dari dokumen.

4. untuk mendapatkan batas kiri dokumen pertama-tama dapatkan nilai tengah dengan cara nilai kolom pada dokumen dibagi 2. Untuk menentukan batas sebelah kiri dokumen hitung nilai max dari proyeksi horizontal dari awal hingga nilai tengah.

data Proyeksi Citra Baris

Vertikal

5. untuk dapat batas sebelah kanan dokumen dengan cara menghitung max dari proyeksi horizontal hingga nilai batas tengah hingga batas akhir citra dokumen.

6. Menentukan batas tengah itu dengan cara menghitung nilai min proyeksi horizontal serta dari nilai batas kiri hingga batas kanan.

7. Lalu potong citra menjadi 2 bagian dengan cara ambil citra dari awal hingga batas tengah citra buat citra pertama.

8. lalu ambil citra tengah hingga citra akhir untuk citra ke dua.

2. Tahap proyeksi vertikal.

1. mengambil jumlah piksel hitam baris dari citra dokumen lalu setelah mendapat jumlah piksel hitam baris dari citra dokumen dengan menggunakan proyeksi vertikal.

2. selanjutnya tentukan batas baris terlebih dahulu pada citra.

3. Setelah dapat batas barisnya maka akan dipotong secara proyeksi vertikal dengan menggunakan batas-batas tersebut sehingga hasilnya nanti akan terdapat 4 baris.

3.4.2 Segmentasi aksara

Pada gambar 3.5 diatas untuk proses segmentasi aksara menggunakan proyeksi horizontal. Berikut ini tahap-tahap segmentasi aksara menggunakan proyeksi horizontal dari gambar 3.5 diatas :

1. cari nilai dari proyeksi horizontal lalu jika nilai hasil proyeksi horizontal tidak sama dengan nol maka nilai tersebut akan diubah menjadi 1.

2. Lalu tentukan batas atas dan batas bawah dengan cara jika nilai pada hasil proyeksi horizontal tidak sama dengan nilai awal yang kita masukkan yaitu nilai nol maka nilai tersebut menjadi batas atas lalu untuk batas bawah jika nilai pada proyeksi horizontal sama dengan nilai awal maka itu jadi batas bawah.

3. Sehingga segmentasi aksara nanti akan dipotong melalui batas atas dan batas bawah.

3.5 Tahap pengujian/Evaluasi Kinerja Algoritma

Setelah mendapat hasil dari segmentasi baris dan segmentasi aksara maka selanjutnya menghitung akurasinya dengan cara melihat secara visual dari hasil segmentasi aksara dibandingkan dengan citra aslinya. Maka algoritma untuk menghitung akurasi dari metode profil proyeksi adalah sebagai berikut :

1. Inputan berupa jumlah objek pada segmentasi aksara

2. Masukan berupa jumlah objek yang ada pada hasil segmentasi aksara

3. Hitung jumlah objek pada hasil segmentasi aksara 4. Hitung jumlah objek citra pada citra asli

5. Hitung semua jumlah objek citra benar hasil segmentasi aksara 6. Hitung presentasi akurasi dengan rumus

𝐴𝑘𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑜𝑏𝑗𝑒𝑘 𝑐𝑖𝑡𝑟𝑎 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑠𝑒𝑔𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑘𝑠𝑎𝑟𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑜𝑏𝑗𝑒𝑘 𝑐𝑖𝑡𝑟𝑎 𝑎𝑠𝑙𝑖 × 100%

3.6 Perancangan Antar Muka Alat Uji ( GUI)

Gambar 3.6 di bawah ini merupakan prototype GUI dari sistem segmentasi citra daun lontar aksara kuno menggunakan metode Profil Proyeksi :

Gambar 3.6 Prototype Antar Muka Alat Uji (GUI) Keterangan :

Axes1, digunakan untuk menampilkan citra asli

Axes2, digunakan untuk menampilkan citra hasil segmentasi baris Axes3, digunakan untuk menampilkan citra hasil segmentasi aksara 1 Axes4, digunakan untuk menampilkan citra hasil segmentasi aksara 2 Axes5, digunakan untuk menampilkan hasil hasil segmentasi aksara 3 Axes6, digunakan untuk menampilkan hasil hasil segmentasi aksara 4 Push button browser, digunakan untuk memilih file citra

Push button proses, digunakan untuk memproses citra yang dimasukkan

3.7 Kebutuhan Sistem

Perangkat yang digunakan untuk penelitian ini adalah sebuah laptop.

Berikut ini spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak untuk kebutuhan sistem dalam membangun dan pengujian sistem yang akan dibuat :

1. Perangkat Keras

Processor : Intel® Core™ i3-2348M CPU @ 2.30GHz

Memory(RAM) : 6 GB

Hard Drive : 500 GB

2. Perangkat Lunak

Sistem Operasi : Windows 10

Program Pengembang Alat Uji : Matlab 2014b

16 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dataset hasil penelitian yang diperoleh dari LPPM USD dengan judul “Segmentasi Citra Daun Lontar” dengan nomor penelitian: 02/LPPM-USD./III/2019. Pada data tersebut terlihat bahwa tulisan aksaranya terbalik maka perlu dilakukan proses rotasi terlebih dahulu.

Gambar 4.1 Citra Daun Lontar 4.2 Preprocessing

Pada tahap Preprocessing akan memiliki beberapa tahap yaitu tahap rotasi, grayscalling, binerisasi dan reduksi noise. Berikut ini adalah beberapa hasil dari tahap preprocessing :

4.2.1 Rotasi

Data yang telah di dapatkan akan di rotasi terlebih dahulu dengan menggunakan perintah matlab imrotate. Perlu dilakukan karena tulisan aksara tersebut terbalik.

Gambar 4.2 Citra Hasil Rotasi

4.2.2 Grayscaling

Langkah selanjutnya setelah citra di rotasi lalu ubah citra menjadi citra skala keabuan. Proses ini disebut dengan grayscale yang menggunakan fungsi rgb2gray pada matlab.

Gambar 4.3 Citra Hasil Grayscale 4.2.3 Binerisasi

Gambar 4.4 Citra Hasil biner

Gambar 4.4 diatas merupakan hasil binerisasi menggunakan fungsi im2bw dari matlab. Serta menggunakan fungsi imcomplement agar objek bernilai 1 dan background bernilai 0. Dimana 1 berwarna putih dan 0 berwarna hitam. Pada gambar diatas terdapat 1248 objek. Jika gambar 4.4 diatas diperbesar maka terlihat ada noise atau objek yang tidak dibutuhkan. Noise dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 4.5 contoh noise 4.2.4 Reduksi Noise

Setelah dilakukan proses binerisasi, maka selanjutnya dilakukan proses reduksi noise agar menghilangkan sisa noise yang ada pada citra.

Gambar 4.6 hasil reduksi noise

Pada gambar 4.6 diatas merupakan hasil reduksi noise dari hasil binerisasi. Dapat dibuktikan dengan cara gambar 4.6 diatas diperbesar maka akan terlihat noise yang ada pada gambar 4.5 terlihat hilang pada gambar 4.6 diatas serta dapat dilihat pada jumlah objek yang berkurang. Pada gambar 4.5 terdapat 1248 objek sedangkan pada gambar 4.6 diatas terdapat 218 objek.

4.3 Tahap Segmentasi Profil Proyeksi

Setelah proses preprocessing dilakukan, maka selanjutnya masuk ke tahap segmentasi yang menggunakan Profil Proyeksi . Tahap pertama adalah segmentasi baris menggunakan proyeksi horizontal dan proyeksi vertikal, lalu tahap ke dua segmentasi aksara aksara menggunakan proyeksi Horizontal.

4.3.1 Segmentasi baris

Pertama citra yang telah di preprocessing akan dilakukan proses proyeksi Horizontal dengan code sebagai berikut :

Gambar 4.7 Implementasi Proyeksi Horizontal

Berikut ini code implementasi pemotongan kolom menggunakan proyeksi horizontal :

Gambar 4.8 Implementasi Pemotongan Proyeksi Horizontal

Pada gambar 4.8 diatas merupakan code untuk memotong citra secara horizontal sebanyak 8 potongan. Mengapa hanya 8 potongan karena jika lebih dari 8 potong bisa saja dapat batas nilai max atau nilai min yang melebihi dari grafik hasil proyeksi horizontal sehingga ada citra yang tidak bisa dipotong karena batasnya melebihi dari grafik proyeksi horizontal. Berikut ini beberapa hasil dari potong proyeksi horizontal yang terdiri dari 8 potong yaitu :

Gambar 4.9 Hasil pemotongan proyeksi horizontal

Setelah dapat hasil dari pemotongan proyeksi horizontal maka akan dilakukan proses proyeksi vertikal sehingga setiap hasil dari potongan horizontal akan dapat baris dari setiap potongan citra tersebut. Lalu cara kerja proyeksi vertikal adalah menghitung jumlah piksel hitam dari setiap baris piksel dari hasil potongan proyeksi horizontal. Berikut adalah code atau implementasinya :

Gambar 4.10 Implementasi Proyeksi Vertikal

Berikut code atau implementasi pemotongan secara proyeksi vertikal :

Gambar 4.11 Implementasi Pemotongan Proyeksi Vertikal

Pada gambar 4.11 adalah implementasi pemotongan proyeksi vertikal. Inputan dalam gambar diatas adalah hasil potongan dari proyeksi horizontal agar nanti diproses menggunakan proyeksi vertikal untuk mendapatkan hasil segmentasi barisnya.

Berikut ini adalah hasil pemotongan proyeksi vertikal dari citra hasil pemotongan proyeksi horizontal :

Gambar 4.12 hasil pemotongan proyeksi vertikal pada citra potangan horizontal pertama.

Gambar 4.13 hasil pemotongan proyeksi vertikal pada citra potangan horizontal kedua

Gambar 4.14 hasil pemotongan proyeksi vertikal pada citra potangan horizontal ketiga

Gambar 4.15 hasil pemotongan proyeksi vertikal pada citra potangan horizontal ke empat

Gambar 4.16 hasil pemotongan proyeksi vertikal pada citra potangan horizontal ke lima

Gambar 4.17 hasil pemotongan proyeksi vertikal pada citra potangan horizontal ke enam

Gambar 4.18 hasil pemotongan proyeksi vertikal pada citra potangan horizontal ke tujuh

Gambar 4.19 hasil pemotongan proyeksi vertikal pada citra potangan horizontal ke delapan.

Setelah dapat hasil segementasi proyeksi vertikal maka selanjutnya menggabungkan setiap baris. Untuk citra yang menghasilkan baris 1 akan digabungkan semua yang menghasilkan baris 1 dan begitu juga untuk baris 2, baris 3,baris 4 akan digabungkan dengan hasil baris yang sama. Untuk pemgabungan mengunakan tanda kurung siku ([]) untuk dapat menggabungkankan baris per barisnya. Berikut code yang digunakan untuk menggabungkan baris per baris.

Gambar 4.20 Implementasi untuk pengabungan hasil proyeksi vertikal

Gambar diatas merupakan proses atau langkah untuk mendapatkan hasil segmentasi baris dari hasil penggabungkan proyeksi vertikal. Berikut adalah hasil gabungan baris per barisnya :

Gambar 4.21 hasil gabungan proses segmentasi proyeksi vertikal baris 1

Gambar 4.22 hasil gabungan proses segmentasi proyeksi vertikal baris 2

Gambar 4.23 hasil gabungan proses segmentasi proyeksi vertikal baris 3

Gambar 4.24 hasil gabungan proses segmentasi proyeksi vertikal baris 4

4.3.2 Segmentasi aksara

Setelah mendapatkan hasil baris dari proses segmentasi baris maka selanjutnya akan diproses untuk segmentasi aksara aksara bali dengan menggunakan proyeksi horizontal. Beriktu code yang akan digunakan :

Gambar 4.25 implementasi potong aksara baris menggunakan proyeksi horizontal

Pada gambar 4.25 atas merupakan cara pemotongan aksara aksara dengan proyeksi horizontal. Untuk cara pemotangannya yaitu cari nilai proyeksi horizontal lalu jika nilai hasil proyeksi horizontal tidak dengan nol maka nilai tersebut akan diubah menjadi 1 dan dimasukan kedalam tempHP. Lalu tentukan batas atas dan batas bawah dengan cara jika nilai pada tempPH tidak sama dengan nilai awal yang kita masukkan yaitu nilai nol maka nilai tersebut menjadi batas atas dan untuk batas bawah jika nilai pada tempPH sama dengan nilai awal maka itu jadi batas bawah. Berikut beberapa contoh hasil segmentasi potong aksara baris :

Tabel 4.1 Hasil segmentasi aksara

No. Hasil Potong

4.4 Tahap Evaluasi kinerja Sistem

Proses pengukuruan akurasi dengan cara hitung jumlah citra benar dari hasil segmentasi aksara dan jumlah objek citra asli. Berikut hasil akurasinya:

Tabel 4.2 Pengujian Akurasi

7

Pada tabel diatas rata-rata nilai akurasinya 90%. Pada hasil segmentasi aksara terdapat ada 2 huruf di dalam 1 hasil segmentasi aksara dan juga ada hasil citranya terbagai menjadi 2 bagian dalam hasil segmentasi aksaranya.

Pada hasil segmentasi baris ada huruf yang di baris lain masuk ke dalam salah satu hasil segmentasi baris. Pada hasil segmentasi aksara terdapat huruf askara yang hilang contohnya pada citra aksara kuno 2 dan aksara kuno 7.

Pada citra aksara kuno 2 dan 7 tersebut ada objek yang hilang dari hasil jumlah citra aksara dikarenakan proses binerisasi dan reduksi noise yang menyebabkan ada beberapa objek yang hilang. Lalu pada hasil jumlah citra yang benar lebih dikit dari jumlah citra aslinya dikarenakan ada 2 huruf aksara dalam 1 hasil segmentasi aksara itu yang menyebabkan jumlah citra benar lebih dikit dari jumlah citra asli. Miskipun hurufnya aksaranya ada tapi dalam hasil segmentasi aksara itu terbaca 1 hasil.

32 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian 15 data citra daun lontar dalam penelitian segmentasi aksara bali pada daun lontar tersebut menggunakan profil proyeksi, diperoleh akurasi rata-rata segmentasi sebesar 90%. Maka disimpulkan bahwa proyeksi profil dapat digunakan sebagai metode untuk membantu proses segmentasi citra aksara bali dari citra daun lontar.

5.2 Saran

Berikut ini beberapa saran bagi penelitian berikutnya untuk melanjutkan segmentasi citra askara bali pada citra daun lontar :

1. Dapat digunakan metode binerisasi lain yang memungkinkan pixel-pixel objek pada hasil binerisasi citra daun lontar masih terjaga dengan baik.

2. Masih perlu dilakukan percobaan dengan berbagai metode untuk proses reduksi noise sehingga diperoleh citra daun lontar yang lebih bersih untuk diproses secara lebih lanjut.

3. Pada beberapa hasil segmentasi masih ada aksara yang seharusnya muncul di baris lain, namun masuk ke dalam hasil segmentasi baris, dan masih ada aksara yang bergabung menjadi 1 segmen dengan aksara lain, maka masih perlu dikembangkan lagi proses untuk mengecek kesalahan-kasalahan segmentasi tersebut diatas serta memperbaiki kesalahan tersebut.

33

DAFTAR PUSTAKA

Surinta, O.., Rapeeporn C. (2009). Image Segmentation of Historical Handwriting from Palm leaf Manuscripts. The International Federation for Information Precessing, Volume 288.

Widiarti, A. R(2007). Segmentasi Citra Dokumen Teks Sastra Jawa Modern Mempergunakan Profil Proyeksi. SIGMA, Vol. 10, No- 2, Juli 2007:167-176

Widiarti, A. R. (2013). Line Segmentation of Javanese Image of Manuscripts in Javanese Scripts. International Journal of Engineering Innovation &

Research Volume 2, Issue 3, ISSN: 2277 – 5668 Line, 2(3), 239–244.

Widiarti, A. R(2006). “Pengenalan Citra Dokumen Sastra Jawa Konsep dan Implementasinya”, Tesis, Kelompok Bidang Ilmu Matematika dan Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Wirayati, M. A. (2011). Konservasi Manuskrip Lontar. Visi Pustaka, 13(2),1.

Dipetik desember 5, 2019, dari

http://old.perpusnas.go.id/Attachment/MajalahOnline/Made_Ayu_Wiray ati_ Konservasi_manuskrip_Lontar

Zramdini, Abdel Wahab and R. Ingold (1993). Optical Font Recognition from Projection Profiles. Electron. Publ. 6 : 249-260

34 LAMPIRAN A. Listing Program

1. Code binerisasi dan reduksi noise

2. Code profil proyeksi horizontal

3. Code pemotongan secara proyeksi horizontal

4. Code proyeksi vertikal

5. Code pemotongan secara proyeksi vertikal

6. Code penggabungan hasil proyeksi vertikal

7. Code segmentasi aksara

B. Hasil Segmentasi 1. Hasil segmentasi baris

“kuno

“kuno

“kuno

“kuno

2. Hasil segmentasi aksara

Aksara Kuno 1

Aksara kuno 2

Aksara kuno 3

Aksara kuno 4

Aksara kuno 5

Aksara kuno 6

Aksara kuno 7

Aksara kuno 8

Aksara kuno 9

Aksara kuno 10

Aksara kuno 11

Aksara kuno 12

Aksara kuno 13

Aksara kuno 14

Aksara kuno 15

Dokumen terkait