• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN

1.7 Sistematika Penulisan

Skirpsi ini disusun berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, tujuan manfaat penulisan, batasan masalah, tahapan penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II DASAR TEORI

Bab ini membahas sekilas mengenai beberapa teori tentang presensi, fingerprint, assisted global position location, Android, sensor fingerprint Android, dan lain-lain.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan sistem presensi mulai dari blok diagram, activity diagram, use case diagram, perancangan database dan tampilan antarmuka

aplikasi.

BAB IV PUNGUJIAN DAN ANALISIS

Bab ini membahas tentang pengujian dan analisis terhadap sistem yang telah dirancang.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini membahas tentang kesimpulan dari perancangan dan saran-saran yang mungkin untuk pengembangan lebih lanjut.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Presensi

Presensi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti kehadiran, artinya adalah suatu cara atau metode untuk menandakan seseorang hadir atau tidak. Sedangkan sistem menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Maka Sistem presensi merupakan sebuah sistem yang digunakan untuk mengetahui, mencatat maupun merangkum daftar kehadiran setiap anggota instansi tersebut. Sistem presensi mencatat identitas anggota instansi dan waktu keluar masuk anggotanya.

Sistem presensi mempunyai kebutuhan penting dalam suatu instansi dimana data yang didapat dari proses pengisian kehadiran bisa digunakan ataupun diolah menjadi salah satu proses penilaian baik atau buruknya kinerja seseorang. Pada suatu instansi pendidikan seperti universitas, perguruan tinggi maupun sekolah, data dari proses presensi juga sangat berguna sebagai tolak ukur kedisiplinan suatu pegawai ataupun staf pengajar, yang kemudian data tersebut akan dijadikan sebagai salah satu acuan kedisiplinan dalam berkerja.

Dewasa ini perkembangan sistem presensi pun beragam tergantung kebutuhan dan keefektifan dari instansi masing-masing. Adapun diantaranya yaitu :

- Sistem presensi menggunakan tanda tangan, yang menggunakan tanda tangan diselembar kertas atau menggunakan alat lain sebagai identifikasi kehadiran.

- Sistem presensi menggunakan scan barcode, yang menggunakan kamera Handphone untuk melakukan scan barcode yang telah disediakan atau ditempel

dibagian lokasi kerja tertentu.

- Sistem presensi menggunakan fingerprint, yang menggunakan sidik jari atau fingerprint yang dicocokan pada alat fingerprint scanner yang biasanya diletakkan

didaerah lokasi pekerjaan sebagai identifikasi kehadiran.

- Dan sistem presensi lain sebagainya.

(a) (b)

(c)

Gambar 2.1 Contoh sistem presensi. (a) Sistem presensi menggunakan fingerprint (b) Sistem presensi menggunakan tanda tangan. (c) Sistem presensi menggunakan scan barcode

2.2 Android

Android adalah sistem operasi berbasis Linux yang dirancang untuk perangkat bergerak layar sentuh seperti telepon pintar dan komputer tablet. Android awalnya dikembangkan oleh Android, Inc., dengan dukungan finansial dari Google, yang kemudian membelinya pada tahun 2005. Sistem operasi ini dirilis secara resmi pada tahun 2007, bersamaan dengan didirikannya Open Handset Alliance, konsorsium dari perusahaan-perusahaan perangkat keras, perangkat lunak, dan telekomunikasi yang bertujuan untuk memajukan standar terbuka perangkat seluler. Ponsel Android pertama mulai dijual pada bulan Oktober 2008. [1]

Android merupakan sistem operasi dengan sumber terbuka, dan Google merilis kodenya di bawah Lisensi Apache. Kode dengan sumber terbuka dan lisensi perizinan pada Android memungkinkan perangkat lunak untuk dimodifikasi secara bebas dan didistribusikan oleh para pembuat perangkat, operator nirkabel, dan pengembang aplikasi.

Selain itu, Android memiliki sejumlah besar komunitas pengembang aplikasi yang memperluas fungsionalitas perangkat, umumnya ditulis dalam versi kustomisasi bahasa pemrograman Java.

Android tidak hanya ditujukan untuk ponsel, tetapi juga perangkat elektronik bergerak lainnya. Pada tahun 2012, Android telah digunakan untuk piranti-piranti berikut : smartphone/tablet, piranti pembaca buku elektronik, netbook, MP4 Player, dan TV

Internet[2].

2.3 Asisted Global Positioning System (AGPS)

Global Positioning System (GPS) adalah salah satu sistem yang tertanam dalam fitur

ponsel pintar. fungsi GPS telah menjadi sistem smartphone utama, dan menggunakan data dasar layanan berbasis lokasi seperti Layanan-Peta, Layanan Pengenalan atau Layanan

Penyediaan Informasi[3]. Global Positioning System (GPS) merupakan sebuah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi dengan menggunakan satelit. GPS dapat memberikan informasi tentang posisi, kecepatan, dan waktu secara cepat, akurat, murah, dimana saja di bumi ini pada setiap saat tanpa tergantung cuaca [4]

Assisted GPS atau singkatnya A-GPS adalah sebuah sistem yang mempercepat TTFF

(Time To First Fix) atau kecepatan menentukan posisi pertama kali. Rata-rata smartphone modern sudah menggunakan A-GPS untuk membantu sistem navigasi global di dalam smartphone “mengunci” satelit dengan cepat. [5]

2.4 Basis Data

Data adalah fakta-fakta tentang segala sesuatu di dunia nyata yang dapat direkam dan disimpan pada media komputer. Sebagai contoh, pada basis data mahasiswa, data adalah NIM, nama mahasiswa, yang bersangkutan, tanggal lahir, alamat, serta nomor teleponnya.

Sedangkan informasi adalah data yang telah diolah sedemikian rupa sehingga memiliki makna tertentu bagi pengguna.[6]

Basis data adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut. Perangkat lunak yang digunakan untuk mengelola dan memanggil kueri (query) basis data disebut sistem manajemen basis data (database management system).[7]

2.5 Antarmuka Android

User interface atau Antarmuka pengguna merupakan bentuk tampilan grafis yang berhubungan langsung dengan pengguna (user). Antarmuka pengguna berfungsi untuk menghubungkan antara pengguna dengan sistem operasi, sehingga perangkat tersebut bisa

Prinsip-prinsip dalam mendesain User Interface (UI) adalah sebagai berikut: [8]

1. User familiarity, gunakan istilah, konsep dan kebiasaan user.

2. Consistency/konsisten dalam operasi dan istilah di seluruh sistem sehingga tidak membingungkan. Contohnya layout menu di Open Office mirip dengan layout menu di MS Office.

3. Minimal surprise, operasi bisa diduga prosesnya berdasarkan perintah yang disediakan.

4. Recoverability, recoverability ada dua macam: Confirmation of destructive action (konfirmasi terhadap aksi yang merusak) dan ketersediaan fasilitas pembatalan (undo)

5. User guidance, sistem manual online, menu help, caption pada ikon khusus tersedia.

6. User diversity, fasilitas interaksi untuk tipe user yang berbeda disediakan.

Misalnya ukuran huruf bisa diperbesar.

2.6 Fingerprint (Sidik Jari)

Fingerprint atau sidik jari adalah hasil reproduksi tapak jari baik yang sengaja

diambil, dicapkan dengan tinta, maupun bekas yang ditinggalkan pada benda karena pernah tersentuh kulit telapak tangan atau kaki. Kulit telapak adalah kulit pada bagian telapak tangan mulai dari pangkal pergelangan sampai kesemua ujung jari, dan kulit bagian dari telapak kaki mulai dari tumit sampai ke ujung jari yang mana pada daerah tersebut terdapat garis halus menonjol yang keluar satu sama lain yang dipisahkan oleh celah atau alur yang membentuk struktur tertentu. [9]

Sidik Jari merupakan identitas pribadi yang tidak mungkin ada yang menyamainya.

Sifat-sifat atau karakteristik yang dimiliki oleh sidik jari adalah perennial nature yaitu

guratan-guratan pada sidik jari yang melekat pada manusia seumur hidup, immutability yang berarti bahwa sidik jari seseorang tak akan pernah berubah kecuali sebuah kondisi yaitu terjadi kecelakaan yang serius sehingga mengubah pola sidik jari yang ada dan individuality yang berarti keunikan sidik jari merupakan originalitas pemiliknya yang tak

mungkin sama dengan siapapun di muka bumi ini sekali pun pada seorang yang kembar identik. [10]

Menurut sistem Galton, pola sidik jari dibedakan menjadi tiga, yaitu bentuk lengkung atau arch, bentuk sosok atau loop, dan lingkaran atau whorl. Pola arch adalah pola dengan garis lengkung sejajar menyerupai busur dan tidak memiliki triradius. Pola loop memiliki bentuk lengkung seperti kait dengan satu triradius. Pola ini ada 2 macam yaitu loop ulna dan loop radial. Pola whorl berbentuk lingkaran dengan sedikitnya memiliki dua

triradius, seperti terlihat pada Gambar 1.2 [11]

(a) (b) (c)

Gambar 2.2 Pola sidik jari manusia. (a) Pola lengkung atau arch, (b) Pola sosok atau loop, (c) Pola lingkaran atau whorl. Tanda panah menunjukkan triradius.

2.7 Fingerprint scanner (pemindai sidik jari)

Pemindai sidik jari adalah sebuah perangkat elektronik yang digunakan untuk menangkap gambar digital dari pola sidik jari. Gambar tersebut disebut pemindaian hidup.

Pemindaian hidup adalah pemrosesan digital untuk membuat sebuah template biometrik yang disimpan dan digunakan untuk pencocokan. Ini merupakan ikhtisar dari beberapa sidik jari yang lebih umum digunakan sensor teknologi. [12]

Berikut adalah uraian beberapa sistem pembacaan yang di temukan di beberapa sistem sensor sidik jari elektronik, baik sensor online maupun stand alone.

1. Optical (Optis). Teknik pembacaan dengan optical atau optis mempunyai sistem merekam pola sidik jari dengan menggunakan blitz (cahaya). Alat pembaca sidik jari atau fingerprint scanner yang digunakan adalah berupa digital camera (kamera digital). Untuk

lapisan paling atas area untuk meletakkan ujung jari atau permukaan sentuh (scan area).

Di bawah scan area, terdapat lampu blitz atau pemancar cahaya yang difungsikan untuk menerangi permukaan ujung jari. Karena sidik jari terkena cahaya maka akan menghasilkan pantulan dari ujung jari yang selanjutnya ditangkap oleh alat penerima. Data tersebut selanjutnya disimpan ke dalam memori. Sistem ini banyak digunakan di berbagai perusahaan penyedia pemindai sidik jari seperti Fingerspot.

2. Ultrasonik adalah suara atau getaran dengan frekuensi yang sangat tinggi dan tidak bisa didengar oleh telinga manusia, yaitu kira-kira di atas 20 Khz. Gelombang ultrasonik dapat merambat dalam medium padat, cair dan gas.

Dengan pembacaan ultrasonik, tangan yang kotor tidak menjadi masalah. Demikian juga dengan permukaan scanner yang kotor tidak akan menghambat proses pembacaan.

3. Capacitive (Kapasitans). Teknik Kapasitans menggunakan cara pengukuran kapasitans untuk membentuk citra sidik jari. Scan area dan kulit ujung jari yang bersentuhan sebagai

kapasitor dari sistem ini. Karena tekstur sidik jari mempunyai ridge (gundukan) dan valley (lembah) pada maka kapasitas dari kapasitor masing-masing orang akan berbeda.

4. Thermal (Suhu). Teknik Thermal sistem pembacaan dengan menggunakan perbedaan suhu antara ridge (gundukan) dengan valley (lembah) tekstur sidik jari untuk mengetahui pola sidik jari. Cara yang dilakukan adalah dengan menggeser ujung jari (swap) diatas lapisan scan area. Apabila ujung jari hanya diletakkan saja, dalam waktu singkat, suhunya akan sama karena adanya proses keseimbangan. [13]

(a) (b)

(c) (d)

Gambar. 2.3 Proses pemindaian sidik jari (a)optic sensor, (b)ultrasonic sensor, (c)capacitive sensor, (d)thermal sensor

2.8 REST API

Dalam pemrograman komputer, antarmuka pemrograman aplikasi (API) adalah sekumpulan definisi subrutin, protokol komunikasi, dan alat untuk membangun perangkat lunak. Secara umum, ini adalah seperangkat metode komunikasi yang didefinisikan dengan jelas di antara berbagai komponen. API yang baik memudahkan pengembangan program komputer dengan menyediakan semua blok, yang kemudian disatukan oleh programmer.[14]

Penggunaan API dapat bervariasi tergantung pada jenis bahasa pemrograman yang terlibat. API untuk bahasa prosedural seperti Lua dapat terdiri terutama dari rutinitas dasar untuk mengeksekusi kode, memanipulasi data atau error handle. API untuk bahasa berorientasi objek, seperti Java, akan memberikan spesifikasi kelas dan metode kelasnya.[15]

Ada beberapa jenis API lebih lanjut seperti Simple Access Access Protocol (SOAP),

Remote Procedure Call (RPC), dan mungkin yang paling popular (setidaknya dalam nama) Representational State Transfer (REST).

Representational State Transfer (REST) adalah arsitektur standar Web yang

menggunakan protokol HTTP dalam komunikasi data. Arsitektur tersebut didirikan berdasarkan sumber data dimana masing-masing komponen merupakan sumber data.

Sumber data diakses oleh antarmuka yang sama dengan menggunakan metode standar HTTP. Dalam arsitektur REST, server yang mengikuti arsitektur REST menyediakan akses ke sumber data dan klien yang mengambil data. Setiap sumber data diidentifikasi menggunakan link URI. REST menggunakan berbagai format untuk menyajikan data, seperti teks, JSON dan XML. [16]

REST merupakan filosofi desain yang mendorong untuk menggunakan protokol dan fitur yang sudah ada pada Web untuk memetakan permintaan terhadap sumber daya pada berbagai macam representasi dan manipulasi data di Internet. [17]

Ide dasar dari arsitektur REST adalah bagaimana menghubungkan jalur komunikasi antar mesin atau aplikasi melalui HTTP yang sederhana. Sebelum adanya REST, komunikasi antar mesin atau aplikasi dilakukan dengan menggunakan beberapa mekanisme atau protokol middleware yang cukup kompleks seperti SOAP. Arsitektur REST mampu mengeksploitasi berbagai kelebihan dari HTTP yang digunakan untuk kebutuhan Web service. HTTP sendiri merupakan sebuah protokol standar di dunia World Wide Web yang berbasis synchronous request / response. Protokol tersebut sangat

sederhana: client mengirimkan sebuah request message yang mencakup HTTP method yang akan di invokasi, lokasi resource dalam format URI, serta pilihan format pesan (pada dasarnya dapat berupa format apa saja seperti HTML, plain text, XML, JSON, ataupun data binary), Kemudian server akan mengirimkan respon sesuai dengan spesifikasi yang diminta oleh client. Selama ini, yang berfungsi sebagai aplikasi client adalah sebuah Web browser yang memfasilitasi komunikasi antara mesin dengan manusia. Dengan adanya REST, aplikasi client dapat berupa aplikasi apa saja hanya dengan memanfaatkan HTTP. [18]

Gambar 2.4 arsitecture of REST and without REST

(a)

(b)

Gambar 2.5 Diagram Alir pertukaran data dengan (a)REST, (b) tanpa REST Pada diagram tanpa REST menggunakan API tanpa menggunakan REST sebelum melakukan kontak atau Request, client melakukan kontak dengan service registry. Operasi-operasi pengiriman pesan dijalankan dengan melibatkan paramater nama Operasi-operasi yang diinginkan melalui method call. Jika Web service yang dituju menyediakan sebuah file WSDL (Web Service Description Language), akan mengacu langsung pada URL file WSDL tersebut dan menggunakan class “wsdl” untuk mem-parsing file WSDL dan mengekstrak seluruh datanya. Class “wsdl” menyediakan beberapa metode untuk mengekstrak data per operasi. Operasi-operasi tersebut sebelumnya telah di publish oleh API. Setelah proses find function berhasil proses request akan diteruskan ke API Web

service. Sedangkan pada proses pertukaran data dengan API menggunakan REST client

melakukan request langsung ke API tanpa perlu melakukan pengecekan function yang ada yang kemudian langsung menerima respon dari API.

Sebelum adanya REST pesan request/response mengikuti pendekatan formal dan standar yang menentukan cara menyandikan file XML yang dikembalikan oleh API. Pesan tersebut sebenarnya adalah file XML biasa yang terdiri dari bagian-bagian berikut:

Amplop (wajib) :Ini adalah tag awal dan akhir pesan.

Header (opsional) :Berisi atribut opsional pesan. Ini memungkinkan untuk memperluas pesan dengan cara modular dan terdesentralisasi.

Badan (wajib) :Berisi data XML yang ditransmisikan server ke penerima.

Kesalahan (opsional) :Ini membawa informasi tentang kesalahan yang terjadi selama pemrosesan pesan. [19]

Berikut ini beberapa prinsip arsitektur dari REST: [20]

1. Addressablitiy

Addressability adalah gagasan bahwa setiap objek dan sumber daya dalam

sistem dapat dijangkau melalui pengidentifikasi unik.

2. Constrained & Uniform Interface

adalah bahwa REST berpegang teguh pada serangkaian operasi protokol aplikasi hingga pendistribusikan layanan. Hal ini menunjukkan bahwa REST memiliki parameter "aksi" di URI dan hanya digunakan metode HTTP untuk layanan Web. HTTP memiliki sekumpulan kecil operasional yang tetap. Setiap metode memiliki tujuan dan makna tertentu yaitu:

GET adalah operasi read-only. Ini digunakan untuk menanyakan server untuk informasi spesifik. Tindakan membaca dokumen HTML tidak boleh mengubah dokumen. Ini berarti bahwa, selain memuat permintaan, operasi tidak akan mempengaruhi server.

PUT meminta server menyimpan tubuh pesan yang dikirim dengan permintaan di bawah lokasi yang disediakan dalam pesan HTTP. Biasanya dimodelkan sebagai sisipan atau pembaruan. Saat menggunakan PUT, klien tahu identitas sumber daya yang ia buat atau perbarui. Analogi adalah dokumen MS Word yang sedang diedit, tidak peduli berapa kali mengklik tombol Simpan, file yang menyimpan dokumen secara logis akan sama dokumen.

DELETE digunakan untuk menghapus sumber daya.

POST adalah satu-satunya operasi HTTP yang tidak aman. Setiap metode POST diizinkan untuk memodifikasi layanan dengan cara yang unik.

HEAD persis seperti GET kecuali bahwa alih-alih mengembalikan badan respons, ia hanya mengembalikan kode respons dan header apa pun yang

terkait dengan permintaan.

OPTION digunakan untuk meminta informasi tentang opsi komunikasi sumber daya yang diminati. Ini memungkinkan klien untuk menentukan kemampuan server dan sumber daya tanpa memicu tindakan atau pengambilan sumber daya apa pun.

3. Stateless Communication

Dalam REST, stateless berarti bahwa tidak ada data sesi klien yang disimpan di server. Server hanya mencatat dan mengelola status sumber daya yang

disingkapnya. Jika perlu menjadi data khusus sesi, harus dipegang dan dikelola oleh klien dan ditransfer ke server dengan setiap permintaan sesuai kebutuhan.

4. Berorientasi pada Representasi

Prinsip arsitektur terakhir REST adalah bahwa layanan ini harus berorientasi pada representasi. Setiap layanan dapat dialamatkan melalui URI tertentu dan representasi dipertukarkan antara klien dan layanan. Dengan operasi GET, menerima representasi dari kondisi saat ini. PUT atau POST meneruskan representasi sumber daya ke server sehingga kondisi sumber daya yang mendasarinya dapat berubah.

2.9 Teori Harvesine Formula

Formula Haversine merupakan persamaan penting dalam sistem navigasi, nantinya Formula Haversine akan menghasilkan jarak terpendek antara dua titik, misalnya pada bola yang diambil dari garis bujur (longtitude) dan garis lintang (latitude). Formula ini pertama kali ditemukan oleh Jamez Andrew di tahun 1805, dan digunakan pertama kali oleh Josef de Mendoza y Ríos di tahun 1801. [21]

Gambar 2.6 Hukum kosinus

Dengan persamaan Hukum Kosinus sebagai berikut:

cos(𝑐) = cos(𝑎) cos(𝑏) + sin⁡(𝑎)sin⁡(𝑏)cos⁡(𝑐) (1)

Dimana a, b, c merupakan jarak dengan satuan radian karena berada dalam bidang bola, yang bias dikorelasikan dengan persamaan busur dibawah ini [9]:

Gambar 2.7 Persamaan Busur 𝜃 =𝐿

𝑟 (2)

Kemudian diimplementasikan persamaan harvesin dibawah ini:

ℎ𝑎𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖𝑛𝑒⁡𝜃 = 𝑠𝑖𝑛2(𝜃

2) =1−cos(𝜃)

2 (3)

Sehingga dari Formula diatas dapat diimplementasi menjadi:

d = 2𝑟 arcsin (√sin2(𝜑2−𝜑1

2 ) + cos(𝜑1) cos(𝜑2) sin2(𝜆2−𝜆1

2 )) (4)

Keterangan:

d : Jarak antara dua lokasi yang akan dihitung (km)

r : jari-jari bumi (6371 km)

φ1, φ2 : latitude pada titik 1 and latitude pada titik 2, dalam radian

λ1, λ2 : longitude pada titik 1 and longitude pada titik 2, dalam radian

BAB III

PERANCANGAN SISTEM 3.1 Umum

Secara umum aplikasi ini dirancang untuk melakukan presensi yang dilakukan oleh dosen atau pegawai. Dosen dan pegawai melakukan autentikasi sidik jari dengan menggunakan aplikasi mobile yang smartphone pada lokasi yang telah ditentukan.

Kemudian data tersebut dikirim ke server dan dengan menggunakan API yang telah dirancang untuk menerima data yang dikirim kemudian data disimpan di database yang ada pada sistem. Data hasil presensi dosen dan pegawai yang telah tersimpan di database akan dapat dilihat oleh admin departemen atau fakultas menggunakan aplikasi Web yang telah dirancang. Sehingga data presensi dosen dan pegawai dapat diambil dan diproses untuk kegunaan lainnya. Secara umum diagram sistem presensi yang akan dirancang dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut:

Gambar 3.1 Arsitektur Aplikasi Android dan Aplikasi Web untuk sistem presensi dosen dan pegawai menggunakan GPS dan fingerprint

3.2 Perancangan Database

Perancangan database ini menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD) yang dapat menggambarkan kebutuhan-kebutuhan terkait database didalam membangun sistem.

Adapun kebutuhan database pada sistem antara lain: sebagai penyimpanan dan manajemen pegawai, serta penyimpanan atau manajemen kehadiran. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut.

Gambar 3.2 Perancangan Database Menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD)

3.3 Perancangan Aplikasi Android

Pada perancangan aplikasi Android dilakukan perancangan yang lebih detail mengenai pengguna yang terlibat, diagram activity dan serta perancangan antarmuka pengguna. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam perancangan aplikasi Android yaitu:

3.3.1 Perancangan Use Case Diagram

Use case diagram berguna untuk mengetahui kebutuhan fungsional dari sistem yang akan dibangun. Use case diagram memberikan gambaran umum mengenai aktor atau target pengguna sistem yang memiliki kebutuhan fungsional yang disesuaikan dengan situasi tertentu. Pada

perancangan ini, aktor yang terlibat ialah pegawai dan dosen, dimana kedua aktor tersebut memiliki kebutuhan fungsional tertentu yang dapat dilihat pada gambar dibawah 3.3 berikut.

Gambar 3.3 Use case diagram aplikasi Android

3.3.2 Perancangan Activity Diagram

Activity diagram merupakan penjabaran lebih detail mengenai kebutuhan

fungsional yang telah dirancang pada use case diagram. Kebutuhan fungsional yang akan dirancang yaitu fungsi registrasi, fungsi presensi. Fungsi registrasi pada aplikasi Android ini adalah sebagai cara pegawai/pengguna untuk mendaftarkan IMEI smartphone yang mereka gunakan untuk alat presensi ke sistem. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.4 berikut.

Gambar 3.4 Activity diagram fungsi Registrasi

Seperti yang terlihat pada gambar 3.4 bahwa pada saat aplikasi Android berada pada menu registrasi aplikasi langsung meminta akses untuk memperoleh data IMEI smartphone. Apabila data IMEI device telah diperoleh maka akan tampil dua kolom isian

data yaitu: nomor induk dan tempat lahir. Setelah pengisian data telah selesai maka data nomor induk, tempat lahir, dan IMEI device akan dikirim ke server. Pada server data tersebut akan dilakukan pengecekan terhadap nomor induk pegawai dan tempat lahirnya.

Jika nomor induk dan Tempat lahir sesuai maka IMEI perangkat akan ditambahkan ke dalam database pegawai tersebut. Kemudian server akan mengirim respon dan aplikasi Android akan menampilkan respon tersebut.

Berikutnya adalah fungsi presensi. Fungsi presensi pada aplikasi ini dirancang untuk pengguna / pegawai dapat melakukan pengiriman data presensi pada server sebagai data kehadiran. Untuk lebih jelas mengenai fungsi presensi dapat dilihat pada gambar 3.5

Berikutnya adalah fungsi presensi. Fungsi presensi pada aplikasi ini dirancang untuk pengguna / pegawai dapat melakukan pengiriman data presensi pada server sebagai data kehadiran. Untuk lebih jelas mengenai fungsi presensi dapat dilihat pada gambar 3.5

Dokumen terkait