• Tidak ada hasil yang ditemukan

Site Perencanan 1. Lokasi

DESKRIPSI PROYEK

DESKRIPSI PROYEK 2.1. Tinjauan Umum

2.2. Tinjauan Khusus

2.2.3. Site Perencanan 1. Lokasi

Pada tahap ini perancang melakukan survey di daerah Kabanjahe,Berastagi untuk mengidentifikasikan lokasi perancangan. Perancang mengambil daerah tersebut karena daerah tersebut telah terjadi bencana alam yaitu gunung meletus. Gunung Sinabung yang merupakan gunung berapi aktif di daerah tersebut terus-menerus mengeluarkan debu-debu vulkanik dan awan panas yang mengakibatkan warga sekitaran gunung berapi tersebut harus berpindah tempat untuk beberapa waktu atau mengungsi ke tempat daerah yang aman. Pemerintah sudah melakukan tidakan seperti bantuan sandang pangan untuk korban sinabung, tapi itu saja belum cukup karena tempat tinggal mereka yang dulu sudah tidak ada lagi akibat peristiwa bencana alam tersebut.

Perancang memilih lokasi yaitu Hutan Siosar. Hutan Siosar yang merupakan lokasi resmi dari pemerintah daerah setempat untuk merelokasi masyarakat daerah Gunung Sinabung. Lahan ini sudah mendapatkan izin secara

resmi dari daerah setempat dan merupakan satu-satunya alternative lokasi perancangan untuk pemukiman baru relokasi masyarakat sekitaran daerah gunung sinabung.

Secara geografis Hutan Siosar terletak di 02°58 56.9 LU dan 98°30 18.5 BT dengan jarak terhadap Gunung Sinabung yaitu sekitar 23.7 Km, dan jarak terhadap Kabanjahe yaitu sekitar 6 Km. Hutan Siosar mempunyai batasan wilayah yaitu Kec. Tigapanah dari Utara, Kec. Merek dari sebelah Selatan, Hutan Pinus dari sebelah Timur dan Hutan Lindung dari sebelah Barat. Peta Lokasi Proyek:

Gambar2.3 Peta Lokasi Perancangan - Hutan Siosar

Gambar 2.4 Site Perancangan – Hutan Siosar Sumber : Penulis

Perancang melakukan tinjauan kondisi eksisting pada daerah tersebut yaitu Survey lansgung ke daerah Hutan Siosar yang menjadi tempat pemukiman

relokasi masyarakat Gunung Sinabung. Adapun tinjauan eksisting yang dilakukan oleh perancang yaitu kondisi aksesbilitas, kondisi lingkungan, dan kondisi fisik bangunan yang sudah dibangun.

 Kondisi Aksesibilitas

Setelah melakukan survey langsung di Hutan Siosar tempat pemukiman relokasi masyarakat Gunung Sinabung. Hanya terdapat satu jalur utama untuk bisa masuk ke pemukiman relokasi masyarakat Gunung Sinabung ini, yaitu dengan dari jalur masuk dari Kabanjahe dengan jarak tempuh sekitar 5 Km. Kondisi site yang berkontur megakibatkan jalan akses kesana sedikit berliuk-liuk sebagai solusi terhadap lahan berkontur. Dan kondisi fisik jalan menurut perancang sudah memasuki tahap finishing perkerasan. Berdasarkan survey pengamatan perancang, jalur aksesibilitas hanya berupa tanah keras yang sudah dilapisi oleh agregat kasar (bahan kasar), yang dimana karateristik dari bahan kasar ini merupakan komposisi dari jalan Aspal, yang akan diselesaikan nantinya oleh anggota TNI yang perancang wawancarai di Hutan Siosar tersebut.

Gambar 2.5 Kondisi fisik permukaan jalan menuju Hutan Siosar

Gambar2.6 Kondisi jalan yang berliku-liku dan naik turun

Sumber : Data Penulis  Kondisi Lingkungan

Kondisi lingkungan Hutan Siosar yang merupakan tempat pemukiman relokasi Gunung Sinabung setelah perancang melakukan survey langsung memiliki ketenangan dan kenyamanan yang luar biasa, sangat bagus untuk pemulihan psikologo warga korban bencana Gunung Sinabung.

Udara sejuk dan dingin, jauh dari kebisingan kota, kemacetan, terik matahari yang tidak menusuk tajam dan kehijauan atau pepohonan yang mengelilingi site tersebut menjadikan tempat ini layak untuk dijadikan tempat hidup baru bagi masyarakat korban bencana Gunung Sinabung secara permanen. Tapi faktor itu saja tidak cukup untuk warga korban bencana Gunung Sinabung, melainkan ada faktor lainnya seperti pengadaan fasilitas umum, fasilitas sosial, dan yang terpenting adalah ketersediaan lahan perkebunan yang merupakan salah satu mata pencaharian utama masyarakat tersebut.

Gambar 2.7 Signage Entrance Perkampungan Siosar

Sumber : Data Penulis

Gambar2.8 Kondisi Lingkungan Perkampungan Siosar dalam tahap konstruksi

Fasilitas-fasilitas umum dan fasilitas-fasilitas sosial belum ada di bangun di site lokasi yang akan menjadi tempat pemukiman relokasi masyarakat Gunung Sinabung. Hanya ada beberapa pemukiman rumah tinggal yang sudah dibangun saat ini.

Gambar 2.9 Hunian yang sedang dalam proses konstruksi

Sumber : Data Penulis

Adapun pepohonan di sekitar site yaitu pohon pinus yang berfungsi sebagai bantuan dari pekerjaan konstruksi pekerjaan pemukiman, pohon pinus sendiri hanya bisa di pakai untuk futniture bangunan, tidak bisa jadi bahan konstruksi pada bangunan.

Gambar 2.10 Pohon pinus di sekitaran site

 Kondisi Fisik Bangunan Yang Telah Di Bangun

Pada saat perancang survey di hutan Siosar, banyak pertanyaan yang timbul dengan kondisi fisik bangunan yang telah dibangun. Kondisi fisik bangunan yang telah dibangun pada saat perancang survey adalah rumah tinggal penduduk relokasi. Banyak beberapa pertanyaan yang timbul tentang kodisi fisik rumah tinggal tersebut antara lain adalah mulai dari karateristik pemukiman mereka yang dulu dengan yang sekarang, pola pemukiman yang berbeda, menggunankan material yang berbeda, dan karateristik ruang yang berbeda. Dan sampai saat ini hanya rumah tinggal aja yang masih dibangun saat perancang survey ke hutan Siosar.

Gambar 2.11 Rumah tinggal bagi masyarakat relokasi

Sumber : Data Penulis

2.2.3.2. Batas-batas Tapak Yang Akan Mau Dirancang

 Sebelah Utara : Sekolah

 Sebelah Selatan : Rumah Tinggal Penduduk

 Sebelah Barat : Puskesmas

2.2.3.3. Kondisi Fisik

 Luas Tapak : 13702m2

 Topografi : Kondisi Tanah Berkontur

 Sarana utilitas seperti listrik, dan air sudah cukup memadai 2.2.3.4. Program Kegiatan

Islamic Research and Education Centre ini menampung berbagai macam kegiatan. Secara garis besar, di bawah ini akan diuraikan kegiatan-kegiatan tersebut berdasarkan jenisnya :

1. Pengkajian

-Pengkajian ilmu Al-Quran dan Hadist dan sejarah ke-Islaman -Diskusi / seminar permasalahan ke-Islaman

2. Dakwah dan Ibadah

-Pelaksanan ibadah dan dakwah / pengajian yang terbuka bagi masyarakat 3. Pendidikan

-Pendidikan dasar agama

 Pengadaan pendidikan ilmu tafsir  Pendidikan aqidah dan akhlaq  Sejarah keislaman

 Pendidikan ilmu hadis

 Pendidikan ilmu hukum islam -Pelatihan keagamaan

 Pelatihan bahasa dan sastra Arab  Pelatihan seni kaligrafi

4. Penyediaan Informasi

-Pengadaan kepustakaan yang bebas diakses oleh masyarakat luas disamping kalangan kompleks Islamic Research and Education Centre sendiri.

5. Kegiatan Pameran

-Pelaksanaan pameran seni kaligrafi Islam secara temporer serta pameran / kegiatan eksibisi lain.

6. Kegiatan Pendukung -Pengelola / administrasi -Koperasi

-Took buku -Poliklinik

-Unit pengumpulan zakat 2.2.4. Pengguna (user) Bangunan

Pengguna bangunan dapat dikelompokkan menurut kategori kegiatan yang ada pada bangunan Islamic Research and Education Centre. Kegiatan dan pengguna bangunan tersebut dapat diuraikan seperti pada table berikut ini :

Tabel 2.2 Pengguna bangunan Islamic Research and Education centre Kegiatan Pelaku kegiatan sekaligus pengguna bangunan 1. Pengkajian 1. Pengajar ataupun kalangan internal Islamic Research

and Education Centre umumnya dan Masyarakat luas. 2. Ibadah dan Dakwah 2. Masyarakat luas serta sarana dakwah dapat digunakan

oleh kalangan internal Islamic Research and Education Centre.

3. Pendidikan 3. Anak usia sekolah baik putra mupun putri dan pengajar. 4. Penyediaan Informasi 4. Kalangan internal Islamic Research and Education

5. Kegiatan Pameran 5. Kalangan internal Islamic Research and Education Centre dan masyarakat luas.

6. Kegiatan Pendukung 6. Pengelola, pengajar, siswa, pelayan bangunan, dan masyarakat luas/

Dokumen terkait