• Tidak ada hasil yang ditemukan

Situasi Sumber Daya Kesehatan

IKK Muara

A. Tingkat Kesehatan dan Lingkungan

4. Situasi Sumber Daya Kesehatan

Sumber daya kesehatan adalah semua perangkat keras dan lunak yang diperlukan sebagai pendukung penyelenggaraan upaya kesehatan, seperti fasilitas, perbekalan kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan dan pengelolaan kesehatan. Gambaran mengenai situasi sumber daya kesehatan dikelompokkan menjadi sarana kesehatan, tenaga kesehatan dan pembiayaan kesehatan seperti terlihat pada uraian sebagai berikut :

a) Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. Prasarana adalah supply yang diperlukan untuk operasional alat. Sedangkan perbekalan kesehatan adalah semua bahan dan peralatan yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. i. Data Dasar Puskesmas, Sarana Pelayanan Kesehatan menurut Kepemilikan/Pengelola dan

Sarana Pelayanan Kesehatan Swasta.

Jumlah puskesmas di Kabupaten Tabalong sebanyak 15 buah tersebar diseluruh kecamatan terdiri dari 12 buah Puskesmas Rawat Jalan dan Puskesmas Perawatan sebanyak 3 buah dengan total tempat tidur 26 buah, Puskesmas Pembantu sebanyak 56 buah dan Polindes sebanyak 101 buah.

ii. Indikator Pelayanan Rumah Sakit.

Upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat dilakukan secara rawat jalan bagi masyarakat yang mendapat gangguan kesehatan ringan dan pelayanan rawat inap, baik secara langsung maupun melalui rujukan pasien bagi masyarakat yang mendapatkan gangguan kesehatan sedang hingga berat. Sebagian besar sarana pelayanan puskesmas dipersiapkan untuk memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi kunjungan rawat jalan, sedangkan rumah sakit yang dilengkapi berbagai fasilitas disamping memberikan pelayanan pada kasus rujukan untuk rawat inap juga melayani kunjungan rawat jalan.

Beberapa indikator standar terkait dengan pelayanan kesehatan di rumah sakit yang dipantau antara lain pemanfaatan tempat tidur (BOR), rata-rata lama hari perawatan (LOS), rata-rata tempat tidur dipakai (BTO), rata-rata selang waktu pemakaian tempat tidur (TOI), persentase pasien keluar yang meninggal (GDR) dan persentase pasien keluar yang meninggal >48 Jam perawatan (NDR)

Data tahun 2008 di RSUD H.Badaruddin Tanjung menunjukkan cakupan BOR 63,63% (standar 60%). LOS 3,97 (standar 6-9 hari), TOI 2,27 (standar 2-3 hari), GDR 39,98% dan NDR 12,98%. (tabel lampiran 63) Pada tahun 2007 cakupan BOR sebesar 66,93%, angka ini melebihi standar yaitu 60%. LOS 5,5 (standar 6-9 hari) dan TOI 2,76 hari (standar 2-3 hari). GDR 52,65% dan

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TABALONG 2010-2014 LAPORAN AKHIR

RPIJM

Gambar 2.18

Saluran Drainase Perkotaan Kelua

NDR 24,95%. Pada tahun 2006 menunjukkan cakupan BOR yang sudah mencapai diatas standar yaitu sebesar 66.4%, LOS dan TOI dibawah standar yaitu 3,5 dan 1,8 hari.

iii. Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM).

Pada tahun 2008 terdapat Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat terdapat 131 desa siaga, 13 buah poskesdes, 101 buah polindes dan 254 buah posyandu. (tabel lampiran 62). Pada tahun 2007 terdapat 120 desa siaga, 13 buah poskesdes, 101 buah polindes dan 253 buah posyandu. Sedangkan untuk tahun 2006 Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang tercatat adalah 20 desa siaga, 86 polindes dan 256 Posyandu yang terdiri dari 117 Posyandu Pratama, 79 buah Posyandu Madya, 49 buah Posyandu Purnama dan 11 buah Posyandu Mandiri.

B. Kelembagaan

Pada Kabupaten Tabalong selama ini belum memiliki kelembagaan yang megatur sistem pengelolaan limbah, karena sistem masih menggunakan on-site sehingga belum ada pengorganisasian. Selama ini pengawasan terhadap pemeliharaan dan operasional dilakukan oleh masyarakat sendiri secara sukarela.

2.6.6. Drainase

Kabupaten Tabalong memiliki permasalahan drainase karena kemampuan tanah relatif lama dalam kecepatan penyerapan air permukaan sehingga sering adanya genangan sementara dikala musim hujan,dan keadaan tersebut lebih diperparah dengan tersumbatnya aliran drainase itu. Atau bahkan drainase tersebut sudah teruruk atau tertimbun oleh tanah maupun tumpukan Sampah

Kabupaten Tabalong keadaan dataranya Relatif bergelombang dgn kelerengan ± 8 - 15 %. Kabupaten Tabalong mempunyai ketinggian yang relatif datar bahkan pada beberapa wilayah banyak dijumpai cekungan – cekungan yang saat ini berupa rawa, beberapa daerah masih terdapat area dengan keadaan genangan yang berlangsung periodik, keadaan Hidrologi di wilayah Kabupaten Tabalong khususnya 9 Kecamatan lainyya Selain Kecamatan Tanjung, Murung Pudak dan Tanta di bagi dua yaitu air permukaan dengan air sungai dan rawa, sungai Tabalong merupakan Induk Sungai dengan dengan

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TABALONG 2010-2014 LAPORAN AKHIR

RPIJM

lebar sekitar 4 - 15 Meter. Sungai besar yang terdapat di Kabupaten Tabalong adalah sungai Tabalong yang terbentuk oleh beberapa anak sungai yang berhulu di Pegunungan Meratus.

Berdasarkan pola aliran terdapat 1 DAS yang terbagi dalam sub DAS dan 6 sub-sub DAS dengan luas catchment area masing-masing :

 DAS Tabalong (73,581 Ha)

 Sub DAS Tabalong Kiwa (26.110 Ha) dan Tabalong Kanan (38.261 Ha)

 Sub-sub DAS Ayu (42.812 Ha), Uwi (39.504 Ha), Tutui (36. 818 Ha), Missin (39.792 Ha), Kumap (40.470 Ha), dan Jaing (22.504 Ha).

Sungai Tabalong memiliki panjang ± 75 Km dan lebar ± 60 m dengan debit air 124,5 m3/detik, debit terbesar pada bulan April (209,1 m3/detik) dan terendah pada bulan September (25,8 m3/detik), sehingga terjadi perbedaan fluktuasi sebesar 205,5 m3/detik. Jika musim hujan terjadi secara berlebihan kapasitas sungai Tabalong tidak mencukupi yang menyebabkan banjir pada daerah rendah (Banua Lawas, Kelua, Pugaan, Muara Harus, dan Tanta).

Tabel 2.37

Sungai-Sungai di Kabupaten Tabalong

No Kecamatan Sungai

1. Banua Lawas Sungai Anyar Sungai Tabalong Sungai Tigarun Sungai Arakan Sungai Ripai Sungai Tabur Sungai Tamunti Sungai Walangir Sungai Hapau Bulat Sungai Awang 2. Pugaan Sungai Punggur 3. Kelua Sungai Tabalong 4. Muara Harus

5. Tanta Sungai Tabalong Sungai Panungkuan Sungai Tabalong 6. Tanjung Sungai Jangkung 7. Murung Pudak Sungai Tabalong

Sungai Jaing

Sungai Tabalong Kanan Sungai Tabalong Kiwa Sungai Kinarum 8. Haruai Sungai Maleleh

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TABALONG 2010-2014 LAPORAN AKHIR

RPIJM

No Kecamatan Sungai

9. Upau Sungai Masingai Sungai Kinarum Sungai Jaing Sungai Jaing Kecil Sungai Juran Sungai Umbu Sungai Dapu Sungai Siuh Sungai Kamintan Sungai Mulut Sungai Muut Kecil Sungai Karawil Sungai Ipu Sungai Hunangin Sungai Luhung Sungai Sendring 10. Muara Uya Sungai Tabalong Sungai Kumap Sungai Ayou Sungai Salikung Sungai Mangkupum Sungai Palapi Sungai Gendawang Sungai Santu`un Sungai Lumbang Sungai Madu Sungai Sinango Sungai Bengsin Sungai Bumbung 11. Jaro Sungai Lumbang Sungai Teratau 12. Bintang Ara Sungai Tabalong Kiwa

Tabel 2.38

Banyaknya Desa yang Dilalui Sungai Menurut Kecamatan di Kabupaten Tabalong

No Kecamatan Jumlah Desa

1 Banua Lawas 12

2 Pugaan 6

3 Kelua 9

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TABALONG 2010-2014 LAPORAN AKHIR

RPIJM

No Kecamatan Jumlah Desa

5 Tanta 13 6 Tanjung 15 7 Murung Pudak 8 8 Haruai 18 9 Upau 5 10 Muara Uya 14 11 Jaro 9 12 Bintang Ara -Kabupaten Tabalong 116 Sumber : Podes ST10

Sungai-sungai Lain yang terdapat di Kabupaten Tabalong antara lain, Sungai Anyar, Sungai jaing, Sungai Kinarum. Sekitar 89 persen desa di Kabupaten Tabalong dilintasi aliran sungai.

Ketersediaan saluran drainase di Kabupaten Tabalong belum cukup mampu mengatasi limpasan air hujan. Selain disebabkan oleh tingginya curah hujan, sistem drainase di kebanyakan drainase di Kecamatan se kabupaten Tabalong belum teratur dan tidak memadai. Secara teknis tidak memadainya saluran drainase disebabkan karena lubang inlet drainase terlalu kecil, kondisi saluran tertutup oleh sampah dan banyak sedimen pada saluran. Rusaknya saluran drainase juga merupakan penyebab fungsi saluran drainase tidak optimal. Adapun inventarisasi lokasi genangan dan keadaan eksisting dapat di lihat pada Gambar-Gambar Berikut Ini.

Gambar 2.19

A.Kondisi Drainase di Muara Rus Yang Tertutup oleh tanaman Rumput,B.Kondisi Drainase Yang Tersumbat Rumput,C.Kondisi Drainase di perkotaan Kelua

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TABALONG 2010-2014 LAPORAN AKHIR

RPIJM

Permasalahan Drainase di ibu Kota kecamatan memiliki permasalahan yang sama, yakni masalah tersumbatnya aliran air atau kondisinya dalam keadaan yang sudah tertimbun sampah maupun tertimbun Semak belukar atau Rerumputan. Hal ini diperparah dengan tingkat pemeliharaan oleh dinas maupun Pihak kecamatan maupun desa yang enggan merawat saluran-saluran tersebut Sehingga pada musim hujan saluran drainase tidak bisa bekerja sebagai mana mestinya.

Tabel 2.39

Data-Data Drainase Yang Tersumbat Di Lingkungan Jalan, Komplek Perumahan dan Pasar di Kawasan Kota Tanjung Tahun 2009

No Lokasi Panjang(m)

Kondisi

Baik (m) Tersumbat(m)

1 Belimbing 3.400,00 1.000,00 2.400,00

2 Samping Kantor Polres 310,00 - 310,00

3 Kompleks Stadion 2.096,00 300,00 1.796,00 4 Kompleks Flamboyan 3.500,00 900,00 2.600,00 5 Kompleks Anggrek 2.750,00 250,00 1.800,00 6 Kompleks 10 Tanjung Selatan 328,00 - 328,00

7 Jl. Melati 202,60 - 202,60 8 Jl. Gerilya 142,00 - 142,00 9 Jl. PMI 159,00 - 159,00 10 Jl. Cempaka 260,00 - 260,00 11 Jl. Kenanga 250,00 - 250,00 12 Pasar Kapar 2.600,00 900,00 1.500,00 JUMLAH 15.997,60 4.050,00 11.947,60

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TABALONG 2010-2014 LAPORAN AKHIR

RPIJM

Tabel 2.40

Kondisi Eksisting Saluran Drainase 9 Kecamatan Tahun 2010

No Kecamatan Kondisi Umum Gambar Keterangan

1. Kelua Kondisi jaringan

drainase pada perkotaan kelua dalam kondisi baik, karena ditunjang dengan sarana teknis yang cukup memadai, dan langsung dialirkan menuju sungai kelua. Namun Juga ada beberapa genangan di pinggiran jalan,karena jaringan tersebut belum berfungsi secara optimal A. Kondisi jaringan drainase didepan terminal maupun pasar besar kelua dengan kondisi baik. Dalam observasi lapangan jaringan drainase tersebut baru dikeruk,karena pada saat itu banyak timbunan sampah maupun tanah yang menggangu aliran jaringan tersebut. B. Kondisi jaringan

drainase didepan puskesmas kelua dengan kondisi yang cukup baik dan saluran tersebut langsung dialirkan menuju sungai Kelua.

2. Muara harus Kondisi jaringan drainase di perkotaan Muara Harus kurang memadai. Hanya di kantor2 Kecamatan atau pusat pemerintahannya saja kondisi drainasenya dalam kondisi baik,dalam obsevasi lapangan kondisi tersebut di perparah kurangnya perawatan oleh masyarakat maupun Pemerintah desa dalam .Fungsi Drainase di Kecamatan Muara Harus Di dominasi oleh buangan air

A. Kondisi drainase di ibukota perkotaan Muara Harus dengan kondisi yang buruk,dimana terdapat genangan-genangan air yang tidak bisa mengalir karena adanya sumbatan-sumbatan berupa pengendapan lumpur/tanah. B. Kondisi drainase primer yang terdapat di sekitar jalan arteri primer dengan kondisi sangat baik. Disamping sebagai drainase saluran ini juga berfungsi sebagai Irigasi pertanian. C. Kondisi jaringan drainase di kawasan perkantoran pemerintah kecamatan dengan kondisi yang baik,karena akan langsung di alirkan A B A B

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TABALONG 2010-2014 LAPORAN AKHIR

RPIJM

No Kecamatan Kondisi Umum Gambar Keterangan

limbah rumah tangga

menuju sungai terdekat atau kawasan resapan air yang berupa rawa-rawa.

3 Pugaan Pugaan merupakan

Kecamatan setelah Kelua dari arah Tanjung menuju Amuntai,dan juga Pugaan merupakan kawasan linear yang dikelilingi beberapa anak sungai, sehingga jarang sekali terlihat adanya jaringan drainase disepanjang jalan Propinsi tersebut. Namun Juga ada beberapa kondisi Drainase, namun dilihat dari kondisi umum jaringan tersebut dalam kondisi yang buruk. Karena Kecamatan Pugaan Menggunakan drainase alami yang Berupa saluran2 yang mengalir secara alami A. Kondisi jaringan drainase di pasar pugaan dengan kondisi yang baik, namun drainase ini juga berfungsi untuk mengalirkan sisa buangan limbah ke sungai.sehingga dimungkin juga terjadinya pencemaran pada aliran sungai tersebut

B. Kondisi drainase yang sudah tertimbun tanah yang berada didepan kantor kecamatan dengan kondisi buruk. Karena sering terjadi genangan-genangan air disekitar kecamatan tersebut. C. Kondisi drainase alam

yang berupa rawa pinggiran jalan yang berfungsi sebagai aliran dan penyerapan air.

C

A

B

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TABALONG 2010-2014 LAPORAN AKHIR

RPIJM

No Kecamatan Kondisi Umum Gambar Keterangan

4 Banua Lawas Banua Lawas

merupakan kecamatan yang berada pada perbatasan antara Kab.Tabalong dan Kab.HSU dan merupakan kawasan pinggiran perkotaan.Sistem Drainase di Kecamatan ini tergolong baik,karena langsung dialirkan pada sungai-sungai kecil yang langsung bermuara ke rawa-rawa. Namun Juga ada beberapaa Sistem drainase dengan kondisi buruk yakni terdapat kawasan dengan padat penduduk atau pusat kegiatan,misalkan pasar A. Kondisi jaringan drainase alami yang ada di pinggiran jalan berupa sungai-sungai/parit-parit yang langsung dialirakan ke daerah genangan maupun rawa-rawa. B. Kondisi jaringan drainase kondisi sedang di sepanjang jalan Ibukota Kecamatan Banua Lawas , jaringan drainase berada di kanan kiri jalan. C. Kondisi jaringan

Drainase yang tersumbat sampah dan tertimbun tanah dikawasan Pasar Banua Lawas,dan apabila musim hujan akan terjadi genangan-genangan di dalam pasar dan lapangan Sepakbola.

D. Kondisi jaringan drainase didepan Puskesmas dengan kondisi yang baik

5. Haruai Haruai merupakan

Kecamatan yang wilayahnya didominasi sektor perkebunan karena merupakan kawasan dataran tinggi. Bentuk permukimannya pun linear pada kawasan pinggiran

A. Kondisi jaringan drainase didepan kantor Kecamatan dalam kondisi sedang, fungsi drainase sendiri tidak bisa berfungsi secara maksimal karena tertimbun bahan-bahan material dan ditumbuhi tanaman rumput,sehingga air A B C D A

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TABALONG 2010-2014 LAPORAN AKHIR

RPIJM

No Kecamatan Kondisi Umum Gambar Keterangan

kota, dan konsntris pada kawasan Pusat Kota. Kondisi jaringan drainase hanya ada di kawasan perkotaan yang rata-rata dengan kondisi cukup baik. Karena arah aliran yang teralir pada sungai-sungai kecil yang berada di kawasan tersebut.

tidak bisa mengalir

dan hanya

menggenangi saluran tersebut.

B. Kondisi drainase tertutup di pinggiran jalan menuju arah perkotaan kecamatan haruai dengan kondisi baik.

C. Kondisi drainase permukiman padat penduduk yang memiliki fungsi ganda, salah satunya adalah pembuangan air limbah rumah tangga. D. Kondisi drainase di

daerah perkotaan Haruai dengan kondisi baik, karena memiliki fungsi optimal dalam membuang limpasan air hujan dan limbah rumah tangga perkotaan Haruai. E. Kondisi drainase

dengan kondisi Baik yang ada di kawasan perkotaan yang memiliki peran dan fungsi optimal untuk membuang aliran air dikala musim hujan

6. Bintang Ara Kecamatan Bintang Ara merupakan kecamatan yang tergolong baru di Kabupaten

Tabalong, wajar jika segala kondisi pengembangan masih dalam proses atau program

A. Kondisi Drainase yang sangat sederhana yang berada di kawasan pinggiran kota yang terdapat di pinggiran Jalan. Drainase ini berfungi cukup optimal untuk membuang genangan air yang menggenangi jalan.

B. Kondisi drainase yang B

C

D

E

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TABALONG 2010-2014 LAPORAN AKHIR

RPIJM

No Kecamatan Kondisi Umum Gambar Keterangan

perencanaan. Begitu juga dengan kondisi jaringan drainase yang jauh dari aspek teknis pembuatan

drainase mulai dari sistem maupun pengelolaanya masih tergolong alami. Kondisi jaringan drainase di Kecamatan Bintang ara tergolong buruk, namun karena wilayahnya merupakan dataran tinggi maka sangat jarang sekali terdapat bencana banjir atau daerah-daerah yang tergenang air.

permukiman padat penduduk yang memiliki pola linear di kawasan perkotaan Bintang ara. Memiliki fungsi yang optimal untuk membuang Air di Sungai.

C. Kondisi genangan air pada drainase di perkotaan, yang di dominasi oleh tumpukan-tumpukan sampah. Sehingga drainase tidak bisa berfungsi secara optimal dan terjadi penyumbatan aliran air menuju ke Sungai.

7. Muara Uya Kondisi jaringan

drainase di perkotaan Muara Uya sudah cukup memadai dan sudah berfungsi sesuai fungsinya. Namun Banyak sekali ditemukan permasalahan-permasalahan khususnya di Drainase di Kawasan Padat Penduduk yang rata-rata Drainase tersebut tertimbun Tanah atau didaerah Pusat Kegiatan misalkan pasar yang A. Kondisi Jaringan drainase tertutup di kawasan Perdagangan dan jasa di kawasan perkotaan Muara Uya. B. Kondisi Permasalahan

Drainase sebagai fungsi tempat pembuangan sampah di kawasan pasar Muaya Uya. Dan terkadang pada musim

hujan akan

mengakibatkan air hujan tersumbat dan menggenangi pasar. C. Kondisi Drainase

dengan kondisi baik yang terdapat di kawasan pasar yang cukup memadai untuk mengalirkan air ke sungai-sungai di Muara Uya. B C A B

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TABALONG 2010-2014 LAPORAN AKHIR

RPIJM

No Kecamatan Kondisi Umum Gambar Keterangan

menjadikan saluran drainase sebagai Tempat Pembuangan sampah D. Kondisi jaringan Drainase di Kawasan perkantoran dengan Kondisi baik

E. Kondisi Drainase yang telah tertimbun oleh

tanah, yang

mengakibatkan hilangnya suatu sistem pembuangan air perkotaan Muara Uya. Karena Drainase memiliki ikatan sistem yang kuat untuk membuang kelebihan air sebuah kawasan.

8. Upau Secara Umum

Kondisi Drainase perkotaan

Kecamatan Upau dalam kondisi yang cukup baik, karena fungsi dan sistem jaringan tersebut berfungsi secara optimal dan bahkan memiliki ciri khas tersendiri yakni berupa penghijauan di pinggiran drainase.adapun fungsi drainase disini disamping sebagai tempat membuang limpasan air, namun juga berfungsi untuk A. Kondisi jaringan drainase kawasan pinggiran kota,yang memiliki fungsi ganda,yakni tempat penyaluran air dan pemeliharaan ikan B. Kondisi Drainase

dengan kondisi baik di kecamatan Upau dan berfungsi secara baik mengalirkan kelibihan air perkotaan.

C. Kondisi Drainase dengan kondisi baik di kawasan perkotaan kecamatan Upau. D. Kondisi Genangan

yang juga berfungsi sebagai drainase kawasan permukiman padat penduduk, yang berpotensi banjir pada kawasan tersebut. C D E A BB C

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TABALONG 2010-2014 LAPORAN AKHIR

RPIJM

No Kecamatan Kondisi Umum Gambar Keterangan

memelihara ikan atau kegiatan sejenis.

9. Jaro Jaro merupakan

salah satu kawasan perkotaan yang cukup berkembang setelah Kota Tanjung, dan merupakan kawasan perbatasan antara Propinsi Kalimantan Selatan Dan Propinsi Kalimantan Timur. Sehingga terdongraknya pertumbuhan sosial dan ekonomi di kawasan tersebut. Begitu juga dengan kondisi drainase kawasan tersebut yang memiliki sistem drainase yang sangat baik, dengan pola pengembangan dan perencanaan yang sangat baik. A. Kondisi Drainase dikawasan pinggiran kota menuju kota kabupaten jaro dengan Kondisi Yang baik. B. Kondisi Drainase

pinggiran kota dengan kondisi sedang, karena drainase tersebut dipenuhi sampah-sampah dedaunan serta longsornya bibir tanggul drainase. C. Kondisi Drainase di

salah satu

permukiman

penduduk di

perkotaan jaro dengan kondisi yang baik dan sistem pemairan menuju ke sungai. D. Kondisi jaringan drainase di Kawasan permukiman padat penduduk di kawasan perkotaan jaro dengan kondisi baik.

E. Kondisi aliran drainase yang disertai oleh bangunan yang mengatur arah aliran (dam mini) yang ada di kawasan perkotaan jaro dengan kondisi yang sangat baik.

Sumber : Hasil Survey 2010

D A B C D E

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN TABALONG 2010-2014 LAPORAN AKHIR

RPIJM

Sistem drainase yang ada di Kabupaten Tabalong yang telah di tata dengan kajian teknis berada pada kawasan perkotaan yaitu Kecamatan Kelua,Kecamatan Muara Uya, dan Kecamatan jaro sedangkan untuk Kecamatan lainnya untuk kajian Teknis masih belum ada.

Sistem jaringan drainase pada kawasan-kawasan yang memiliki kawasan permukiman yang padat di atas bisa digolongkan kedalam sistem jaringan drainase perkotaan. Fungsi dari jaringan drainase yang ada tersebut berguna untuk mengalirkan limpasan air hujan pada kawasan-kawasan padat permukiman ke luar sehingga bisa mngurangi genangan air dan banjir.

Sistem drainase perkotaan yang ada secara umum telah dapat menanggulangi masalah-masalah yang ditimbulkan oleh genangan air dan banjir pada kawasan padat permukiman dan bangunan . Sistem jaringan drainase di kawasan perkotaan bisa kita bagi menjadi dua bagian yaitu drainase utama (Major Drainase) dan drainase lokal (Minor Drainase). Dengan mengetahui pembagian drainase di Kabupaten Tabalong kita bisa melihat masalah dan hambatan pada sistem drainase eksisting dalam pengmbangan ke depannya mengikuti perkembangan perkotaan yang berkembang.

Sistem drainase mayor, sistem drainase utama atau sistem drainase makro yaitu sistem drainase yang menampung dan mengalirkan air dari satu daerah tangkapan air hujan (Cathman Area), sedangkan sistem drainase Minor/ Mikro yaitu sistem saluran dan bangunan pelengkap drainase yang menampung dan mengalirkan air dari daerah tangkapan hujan dimana sebagian besar merupakan kawasan perkotaan.

Dokumen terkait