• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.4 KERANGKA PEMIKIRAN

2.4.4 Skema kerangka pemikiran

Balanced Scorecard sebagai sarana untuk melakukan keseimbangan pengukuran

kinerja perusahaan yang mengukur tidak hanya dari sisi keuangan saja, tetapi juga dari sisi lainnya. Dengan demikian akan tercapai keseimbangan pengukuran yang dapat dijadikan landasan dalam pengambilan keputusan oleh pihak manajemen perusahaan dimasa depan dalam menghadapi persaingan bisnis yang kian kompleks dan bergolak tanpa kita bisa mencegahnya.

Buruknya kinerja keuangan dalam pengukuran tradisional, dalam Balanced Scorecard boleh jadi bukan penyebab kegagalan perusahaan, karena hal-hal lain yang perlu ditinjau.

Balanced Scorecard merupakan suatu metode penilaian yang menyeimbangkan empat

perspektif pengukuran.

Balanced Scorecard menekankan bahwa pengukuran keuangan dan non keuangan

harus menjadi bagian dari sistem informasi bagi semua pekerja yang harus mengerti dengan konsekuensi keuangan atas keputusan dan tindakan yang mereka lakukan. Balanced Scorecard mengkomunkasikan sasaran kedalam bahasa operasional. Komunikasi ini akan memfokuskan

Skema Kerangka Pemikiran 

Balanced 

Score Card 

(BSC) 

Pemain Global  Persaingan Indutri  yang semakin ketat  turbulence  Supervisi Quality  ketat dari   Pemerintah (BPOM  RI)  Informasi,  Evaluasi dan   keputusan  managerial  Harga Produk  Kompetitif  Produk  berkualitas  Keinginan Pemilik  Usaha untuk  pengembangan  usaha Perspektif  Financial  Perspektif Non  Financial

manager dan pekerja atas faktor-faktor penentu kinerja yang memungkinkan mereka mengambil inisiatif dan tindakan untuk melaksanakan tujuan-tujuan organisasi.

Balanced Scorecard menekankan bahwa pengukuran keuangan dan non keuangan

harus menjadi bagian dari sistem informasi di semua tingkat organisasi. Pegawai front line harus mengetahui konsekuensi terhadap keuangan sebagai akibat dari keputusan dan tindakan yang diambil; senior eksekutif harus mengetahui apa pemicu dari kesuksesan jangka panjang. Jadi tujuan dan pengukuran dalam Balanced Scorecard bukan hanya penggabungan dari ukuran-ukuran keuangan dan non keuangan yang ada, melainkan hasil dari proses atas bawah (top-down) berdasarkan misi dan strategi dari suatu unit usaha.

Tujuan dan pengukuran tersebut memandang kinerja perusahaan dari empat perspektif yaitu keuangan (financial), pelanggan (customer), proses bisnis internal (business internal process) dan pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth). Konsep yang selama ini dianut oleh banyak perusahaan bahwa strategi adalah rahasia perusahaan yang dilihat dari sisi kompetisi adalah benar. Namun bila dikaitkan dengan hubungan antara strategi dan implementasi kerja tiap departemen, maka tidaklah bijaksana bila aspek- aspek ini tidak diketahui tiap departemen.

Memberikan instruksi kepada karyawan untuk bekerja tanpa menentukan target-target yang ingin dicapai dalam kaitannya dengan strategi, tidak akan menumbuhkan tantangan dan tidak memfokuskan seluruh energi karyawan pada target yang telah ditentukan oleh perusahaan. Oleh karenanya pendekatan Balanced Scorecard dapat menterjemahkan strategi menjadi sejumlah tujuan strategis yang disertai pengukuran hasil pembangkit kinerja.

Dalam menjalankan aktifitasnya perusahaan tidak terlepas dari pengaruh yang dihadapi baik pengaruh yang datangnya dari dalam (internal) maupun pengaruh yang datangnya dari luar (external) seperti persaingan usaha yang semakin ketat, adanya perubahan lingkungan bisnis, permintaan pasar yang semakin kompleks, dan tuntutan untuk menghasilkan laba seoptimal mungkin dan sebagainya membuat perusahaan berusaha mengarahkan dan mengelola usahanya secara efisien.

Dalam mengukur kinerja suatu perusahaan selama ini yang umumnya diukur adalah kinerja keuangan seperti Return on investment (ROI), Return on equity (ROE) dan Profit

margin. Namun demikian pengukuran kinerja diatas dianggap kurang lengkap karena tidak

Bahkan menurut Kaplan dan Norton kinerja keuangan ini tidak mampu bercerita banyak mengenai masa depan perusahaan dan tidak mampu sepenuhnya menuntun perusahaan kearah yang lebih baik.

Pengukuran kinerja yang hanya mengandalkan pada aspek keuangan saja, ada kemungkinan perusahaan tersebut kurang memperhatikan aspek-aspek yang lain yang juga penting bagi kelangsungan hidup perusahaan. Contohnya aspek teknologi, perusahaan– perusahaan yang tidak memperhatikan perkembangan teknologi dan tidak berusaha untuk melakukan inovasi, jelas akan menghadapi bahaya dimasa datang. Dimana setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menggunakan teknologi dalam memperoleh keunggulannya.

Disamping itu pengukuran kinerja yang hanya mengandalkan aspek keuangan semata-mata, cenderung hanya memperhatikan keberhasilan jangka pendek dengan melupakan kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang. Tujuan jangka panjang perusahaan sering kali terabaikan karena tujuan ini sering kali bersifat abstrak, dan pencapaiannya sering kali juga tidak mudah diukur.

Balanced Scorecard merupakan sistem manajemen yang berguna untuk mengurangi

kelemahan-kelemahan dari metode pengukuran kinerja perusahaan yang disebutkan di atas. Lebih jauh Balanced Scorecard merupakan suatu sistem manajemen (bukan hanya sistem pengukuran) yang memungkinkan organsasai untuk mengklarifikasi visi, misi dan strategi dan mengimplementasikannya menjadi aksi. Balanced Scorecard menyediakan umpan balik bagi bisnis proses internal dan hasil eksternal yang berguna bagi peningkatan performansi dan hasil strategis secara berkelanjutan. Balanced Scorecard memandang kinerja perusahaan tidak hanya dari satu perspective tetapi menggunakan 4 perspektif yaitu perspektif keuangan (financial), perspektif pelanggan (customer), perspektif proses bisnis internal (internal business process) dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth).

Pada akhirnya Balanced Scorecard akan menghadirkan informasi manajemen kepada pihak manajemen tinggi/pengambil keputusan/pemilik perusahaan mengenai apakah strategi yang selama ini diterapkan sudah mampu untuk mencapai visi dan misi perusahaan yang ditetapkan oleh pengusaha dalam rangka meningkatkan pengembangan usahanya. Hal ini sesuai dengan teori pengembangan usaha yang disampaikan oleh Suryana (2004, 12) bahwa “Pengembangan usaha adalah kemampuan perusahaan untuk meningkatkan seluruh kinerja perusahaan yang melibatkan evaluasi bisnis dan kemudian meyadari potensi usaha, dengan menggunakan alat alat seperti: Informasi manajemen, pemasaran dan pelayanan pelanggan.

Dengan perancangan dan implementasi Balanced Scorecard di PT. Caprifarmindo Laboratories sesuai dengan landasan teori manjemen yang relevan maka akan mempercepat perusahaan untuk memasuki regulated & developed market hingga menjadi pemain global.

Dokumen terkait