• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Pendahuluan

2.13. Software Development Life Cycle

SDLC adalah proses pengembangan atau mengubah suatu sistem perangkat lunak dengan menggunakan model-medel dan metodologi yang digunakan orang untuk mengembangkan sistem-sistem perangakat lunak sebelumnya (Rosa dan sholahuddin, 2013:26). SDLC memiliki beberapa model dalam penerapan tahapan prosesnya.

1. Model Waterfall

2. Model Prototipe

3. Model RAD

4. Model Iteratif (increment)

5. Model Spiral

Perbandingan lima metode pengembangan aplikasi diatas dapat dilihat pada tabel berikut;

Tabel 2.7: Perbandingan model pengembangan sistem

No Metode Keterangan Penggunaan

1. Model Waterfall Cocok digunakan untuk kebutuhan pelanggan yang sudah sangat difahami dan kemungkinan terjadinya perubahan selama pengembangan perangakat lunak kecil.

Model ini bersifat linier atau berurutan. 2. Prototipe Cocok digunaan saat pelanggan sulit untuk

menyampaikan kebutuhannya secara lebih detail. Model ini tidak cocok untuk aplikasi dengan skala besar.

3. RAD Cocok digunakan jika anggota tim sudah sangat pengalaman.

4. Iteratif Cocok digunakan jika sistem yang akan dibuat direncanakan untuk terus dikembangkan atau ditambah dengan produk-produk selanjutnya.

5. Spiral Cocok digunakan untuk suatu proyek dengan target waktu dan biaya yang tidak terlalu terikat.

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3. Metodologi Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan metode penelitian yang digunakan oleh Penulis dalam menganalisis serta mengimplementasikan Fuzzy Multi- Attribute Decision Making (FAMDM) pada proses penerimaan siswa baru di SMP Adzkia Islamic School.

3.1. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan suatu hal yang sangat mendasar dalam melakukan sebuah penelitian, diamana pada metode ini terjadi sebuah akuisisi pengetahuan yang berfungsi untuk mengakumulasi, mentrasfer serta mentrasnformasi pengetahuan dari berbagai sumber. Dari kegiatan pengumpulan data ini lah, informasi serta data yang dibutuhkan dalam proses penelitian akan didapat serta dikembangkan.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain;

1. Studi pustaka 2. Wawancara 3. Observasi.

3.2. Metode Pengembangan Sistem

Dalam implementasi Fuzzy Multi-Attribute Decision Making untuk pengembangan sistem penerimaan siswa baru SMP Adzkia Islamic School, Penulis menggunakan metode pengembangan sistem dengan pendekatan terstruktur yaitu Software Development Life Cycle (SDLC) dengan pengembangan model berupa Incemental. Model Incemental dibuat untuk mengatasi kelemahan dari model air terjun yang tidak mengakomodasi iterasi, dan mengatasi kelemahan dari model prototipe yang memiliki proses terlalu pendek dan setiap iteratif prosesnya tidak selalu

menghasilkan produk (Rosa, 2013:38).

Beberapa alasan penggunaan model inkremen atau iterasi ini adalah

1. Model ini memiliki tahapan waterfall yang terstruktur dan bersifat perulangan. Dengan demikian jika pada hasil incremen

awal kurang sesuai, maka dapat dikembangkan melalui incremen

selanjutnya.

2. Mengutamakan kepentingan awal user, sehingga hal-hal yang dianggap penting pada sistem dapat didahulukan pada incremen

pertama. Sehingga produk awal dapat digunakan bersamaan dengan produk lain yang sedang dibangun.

3. Metode incremental sejalan dengan model yang dikembangkan oleh aplikasi web. Dimana pada incremen pertama web sudah bisa digunakan sedangkan incremen selanjutnya sistem web yang dikembangkan membutuhkan update data secara berkala

Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan pada penelitian ini, dengan model incremen yaitu;

1. Fase Komunikasi (Communication), pada tahapan awal ini, dilakukan sebuah wawancara terhadap pihak yang terkait dalam proses penerimaan siswa baru, yaitu WAKA Kesiswaan sekaligus sebagai Panitia penerimaan siswa baru.

2. Fase Perencanaan (Planning), melalui tahap ini, dapat dilakukan sebuah perencanaan terkait jangkauan proyek, pihak yang terlibat dalam sistem, waktu pengerjaan, serta kebutuhan lain yang diperlukan.

3. Fase Pemodelan (Modelling),terdiri dari :

a. Analisis sistem, meliputi, sistem berjalan, usulan sistem, dan analisa FMADM.

b. Desain sistem, meliputi desain arsitektur sistem yaitu desain SAW, UML, basis data, serta desain antar muka sistem.

4. Fase Kontruksi (Contruction), meliputi;

a. Pengkodean, untuk mengimplementasikan desain sistem yang telah dibuat dalam bentuk program, maka penelitian ini menggunakan bahasa pemprograman PHP dengan database berupa MySQL.

b. Pengujian, dilakukan dengan metode black box.

5. Fase Penyebaran (Deployment)

Setelah proses implementasi dalam bentuk program telah selesai dan diuji dengan baik. Maka hasil akhir akan diserahkan dan dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan penggunaan sistem pada proses penerimaan siswa selanjutnya. Setalah diserahkan, maka umpan balik (feedback) dari sekolah terkait akan menjadi bahan pengembangan selanjutnya.

3.3. Kerangka Pemikiran

Tahapan dalam penelitian ini Penulis gambarkan dalam sebuah kerangka berfikir penelitian sebagai berikut;

BAB 4

TAHAP PENGEMBANGAN

4. Analisis dan Perancangan Sistem

4.1. Tahap Pengumpulan Data 4.1.1. Studi Pustaka

Pada studi pustaka ini Penulis melakukan studi terhadap beberapa buku, artikel, karya ilmiah baik cetak atau elektronik serta data lain yang mendukung penelitian ini. Data-data yang didapat pada studi pustaka ini, antara lain yang berkaitan dengan Sistem Pendukung Keputusan, Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (FAMDM), Simple Additive Weighting

(SAW), Database Management System, MySQL, PHP, Metode pengembangan sistem, Unified Modelling – Language, serta literatur sejenis.

Berikut adalah beberapa literatur sejenis yang erat kaitannya dengan penelitian ini, antara lain;

No Judul Nama Tahun Basis Aplikasi

Variabel Kelebihan Kekurangan

1 Perancangan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan untuk Penerimaan

Beasiswa dengan Metode SAW (Simple Additive Weighting)

Sri Eniyati 2011 Dekstop Crips Pembobotan menggunakan bilangan fuzzy

1. Penggunaan aplikasi terbatas pada ruang tertentu, karena berbasis desktop. 2. Tidak dilengkapi form login admin 2 Sistem Pendukung Keputusan Untuk

Menyeleksi Calon Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Dwi Tunggal Tanjung Morawa

Menggunakan Model Multi-Attribute Decission Making (MADM) Dengan

Metode Simple Additive Weighting

(SAW)

Ilhamsyah 2014 Desktop Crips Dilengkapi dengan menu admin

1. Tampilan aplikasi gelap sehingga tidak

user friendly

2. Penggunaan aplikasi terbatas pada ruang tertentu, karena berbasis desktop.

3 Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Penerima Beasiswa Dengan Metode Simple Additive Weighting (SAW)

(Studi Kasus Pada Mts Al-Maidah Kotasan)

Rina Hasanah

2013 Desktop Crips Dilengkapi dengan laporan hasil seleksi siap cetak.

1. Tidak dilengkapi dengan menu login untuk admin

4.1.2. Wawancara

Pada tahapan wawancara ini, Penulis melakukan wawancara terhadap Bapak Suwardi, S.Si selaku panitia penerimaan siswa baru SMP Adzkia Islamic School. Data dan informasi yang dihasilkan dari wawancara ini meliputi latar belakang sekolah, visi dan misi sekolah, prosedur penerimaan siswa baru, sistem yang berjalan, beberapa kriteria penentuan diterimanya calon siswa serta kendala yang masih dihadapi dalam proses penerimaan siswa baru.

4.1.3. Observasi

Observasi atau pengamatan secara langsung ini dilakukan untuk mengumpulkan data serta informasi yang mendukung penelitian. Langkah ini diperlukan untuk melihat secara langsung kegiatan penerimaan siswa baru agar data dan informasi yang diperlukan dapat dibuktikan. Observasi ini dilakukan sejak dibukanya pendaftaran sampai di umumkannya hasil penerimaan siswa baru,

Adapaun observasi yang dilakukan meliputi;

1. Mengamati proses penentuan tahapan seleksi oleh panitia penerimaan siswa baru melalui rapat-rapat yang dilaksanakan. 2. Mengamati jalannya proses penerimaan siswa baru dari

pendaftaran sampai proses seleksi siswa.

3. Mengamati proses penentuan hasil seleksi oleh panitia berdasarkan data yang telah didapat.

4.2. Tahap Pengembangan Perancangan Sistem

Penulis pada tahap pengembangan rancangan sistem penelitian ini menggunakan metode increment seperti yang telah dijelaskan di bab sebelumnya, adapun tahapannya adalah communication, planning, modeling, contruction, dan deployment. Berikut adalah uraian dari masing-masing tahapan tersebut.

4.2.1. Fase Komunikasi (Communication)

Setelah melakukan observasi dan wawancara dengan Waka Kesiswaan sekaligus sebagai panitia penerimaan siswa baru, maka dapat disimpulkan beberapa hal terkait sistem yang ada, antara lain:

1. Proses penerimaan siswa baru bersifat offline, artinya pendaftar harus datang ke sekolah untuk melakukan proses pendaftaran. 2. Petugas pendaftaran maupun petugas tes nantinya melibatkan

semua guru.

3. Tahapan seleksi yang dilakukan adalah home visit, tes BTQ dan tes Wawancara.

4. Variabel atau kriteria seleksi disepakati saat rapat panitia penerimaan siswa baru adalah Kemampuan Orang Tua, kemampuan membaca Qur'an dan wawancara.

5. Target siswa yang akan diterima adalah siswa-siswi dari golongan keluarga duafa.

6. Penentuan kelulusan disepakati bersama melalui rapat paripurna panitia.

4.2.2. Fase Perencanaan (Planning)

Pada tahapan ini penulis membuat perencanaan terkait sistem yang akan dikembangkan. Beberapa perencaan tersebut antara lain;

1. Jangkauan Proyek

Berdasarkan permasalahan yang ada serta kebutuhan penelitian yang dilakukan maka jangkauan pada sistem yang akan dikembangkan hanya meliputi proses input data siswa, input nilai

crips hasilfuzzyfikasi dan laporan hasil seleksi menurut sistem. 2. Waktu pengerjaan

Waktu yang dibutuhkan untuk proses pengerjaan sistem kurang lebih selama 2 (bulan) meliputi; pemodelan sistem, kontruksi dan penyebaran,

4.2.3. Fase Pemodelan (Modelling)

4.2.3.1.Analisa Sistem Berjalan

Berdasarkan hasil observasi selama proses penerimaan siswa baru di SMP Adzkia Islamic School, dapat diketahui bahwa sistem yang digunakan oleh pantia pelaksana masih bersifat manual yang artinya belum menggunakan sistem informasi sebagai pendukung keputusan.

Sistem yang berjalan di SMP Adzkia Islamic School, dapat dijelaskan seperti terlihat pada gambar berikut,

Seperti yang terlihat pada gambar alur sistem berjalan diatas, dapat dijelaskan bahwa, sistem berjalan diawali dengan mendaftarnya peserta ke petugas pendaftaran. Pendaftaran peserta dilakukan dengan cara mengisi formulir secara offline di sekolah dengan menyertakan berkas persyaratan. Setelah berkas terkumpul di petugas pendaftaran, selanjutnya berkas tersebut diberikan kepada petugas input untuk

dimasukan ke komputer dengan aplikasi spreedsheet.

Setelah data peserta terdata di komputer, langkah selanjutnya adalah mencetak data tersebut dan diberikan kepada petugas home visit

untuk dilakukan proses surve. Pada proses surve, petugas melakukan proses tanya jawab terkait kemampuan ekonomi orang tua peserta dalam sebulan. Hasil dari home visit kemudian diberikan kepada petugas input

untuk dimasukkan ke dalam komputer.

Selanjutnya adalah tes baca qur'an dan wawancara di hari yang sama dengan penguji yang berbeda. Dari data yang diberikan oleh petugas

input, penguji tes baca qur'an akan menguji peserta untuk membaca beberapa surat yang telah ditentukan. Setelah tes baca qur'an, peserta melakukan tes wawancara dengan penguji lain untuk diketahui seberapa besar motivasi, komitmen dan kepribadian peserta. Hasil dari tes baca qur'an dan wawancara ini, kemudian diberikan kepada petugas input

untuk dimasukkan kedalam komputer.

Setelah nilai dari ketiga tes tersebut terkumpul, selanjutnya adalah dilakukan rapat panitia untuk menentukan peserta yang layak kemudian diterima di SMP Adzkia Islamic School. Pada penentuan hasil ini, dilakukan sortir terhadap nilai tes baca qur'an. Setelah didapat urutan nilai tertinggi, selanjutnya adalah mengevaluasi satu persatu peserta dari nilai tertinggi. Proses evaluasi peserta dilakukan dengan cara meminta pendapat dan rekomendasi dari penguji wawancara dan home visit, apakah direkomendasikan atau tidak. Jika dari kedua penguji tersebut merekomendasikan, maka peserta dapat dipastikan lolos seleksi. Akan tetapi jika penguji tidak merekomendasikan, maka peserta dinyatakan tidak lolos seleksi.

Dari semua peserta yang direkomendasikan, akan dilihat kembali apakah quota mencukupi atau tidak. Jika ternyata quota yang disediakan masih ada, maka akan dilakukan evaluasi kembali terhadap peserta yang sebelumnya tidak direkomendasikan. Begitu pula sebaliknya, jika peserta

melebihi quota yang disedikan, maka akan dievaluasi kembali peserta yang direkomendasikan untuk diambil sejumlah quota yang disediakan.

Dari uraian sistem yang berjalan, maka dapat ditemukan beberapa peramasalahan yang menjadikan sulit serta lamanya proses pengambilan keputusan. Beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi diantaranya;

1. Variabel kriteria yang digunakan tidak mudah untuk dinilai dengan tepat dan jelas.

2. Kemampuan penguji dalam menilai dan menggali informasi

berbeda.

3. Nilai yang dihasilkan dari penguji berbeda sesuai kemampuannya menggali informasi.

4. Metode seleksi siswa masih manual dengan mengevaluasi satu persatu.

5. Peran penguji dalam rapat dapat mempengaruhi hasil peserta yang ia uji.

6. Bergantung dengan rekomendasi penguji.

4.2.3.2.Analisa Usulan Sistem

Untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam proses pengambilan keputusan, Penulis bermaksud mengusulkan sistem pendukung keputusan yang dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam memutuskan sebuah keputusan. Pada sistem usulan ini, telah menghilangkan peran penguji dalam penentuan hasil keputusan, sehingga mengurangi peran subyektifitas penguji. Berikut adalah alur sistem usulan yang digunakan dalam pengambilan keputusan,

Berikut adalah uraian sistem yang diusulkan, antara lain:

1. Sistem yang dikembangakan berbasis web, hal ini dimaksudkan agar bisa digunakan di banyak tempat, sehingga memudahkan semua pihak yang membutuhkan. Serta memungkinkan untuk diadakanya pengembangan lebih lanjut.

2. Nilai yang dihasilkan oleh para penguji sebelumnya diproses dengan metode fuzzy untuk meminimalisir tingkat subjektifitas dan mengatasi variabel yang sulit di identifikasi.

3. Proses seleksi dan prangkingan pemilihan perserta terbaik menggunakan metode Simple Additive Wighting (SAW).

4. Fasilitas yang disediakan antara lain:

a. Menu biodata, digunakan untuk input, lihat, delete data siswa. b. Penilaian, digunakan untuk input nilai hasil surve, tes BTQ dan

wawancara. Input nilai berdasarkan nomor regestrasi siswa. c. Laporan atau hasil, digunakan untuk memberikan laporan hasil

keputusan sistem dalam memutuskan sebuah permasalahan d. Login dan logout untuk user masuk atau keluar dari sistem. 5. Menampilkan rekomendasi peserta terbaik sesuai kriteria yang

telah ditetapkan. Parameter yang digunakan sebagai penentuan hasil kelulusan adalah;

a. Mengutamakan peserta yang kemampuan orang tuanya (KOT) rendah atau kurang mampu dengan bobot penilaian sebesar 60%.

b. Mengutamakan peserta yang memiliki nilai sangat sempurna pada tes baca qur'an dan sangat direkomendasikan pada tes wawancara dengan bobot penilaian masing-masing 20%.

Berikut adalah gambaran parameter kriteria yang digunakan dalam memilih peserta yang dianggap lulus dan tidak lulus;

Gambar.4.4 : parameter kelulusan peserta

4.2.3.3.Analisa Fuzzy MADM

Salah satu mekanisme untuk menyelesaikan masalah fuzzy MADM adalah dengan mengaplikasikan metode klasik MADM klasik (seperti SAW, WP, atau TOPSIS) untuk melakukan perangkingan, setelah terlebih dahulu dilakukan konversi data fuzzy ke data crisp (Chen, 1992 dalam Kusumadewi, 2006:145)

Untuk melakukan konversi data fuzzy ke data crips, penulis menggunakan metode Tsukamoto. Pada proses konversi ini, akan dipaparkan 20 sampel peserta seleksi yang telah dilengkapi dengan hasil penilaian oleh para petugas, Berikut adalah beberapa hasil nilai tersebut;

Tabel 4.2: Nilai variabel input

Dari beberapa sampel diatas, akan dipilih salah satu sampel input untuk dilakukan simulasi perhitungan sesuai aturan metode yang digunakan. Hal ini dilakukan agar dapat diketahui proses perhitungan logika fuzzy dalam mengubah data awal. Data yang akan digunakan sebagai bahan simulasi perhitungan adalah data nilai Adisti Andadari dengan nilai input sebagai berikut;

Tabel 4.3: Nilai variabel input salah satu peserta

No. Nama

Variabel

Kemampuan Orang Tua Membaca Qur'an Wawancara

Pendapatan Pengeluaran Tajwid Lancar Komitmen Motivasi Kepribadian

1 Adisti Andadari 1,500,000 1,316,000 8 60 20 30 20

1. Menghitung Nilai Derajat Keanggotaan

Sebagai tahap awal, akan dihitung derajat keanggotan dari masing-masing variabel input yang telah didapat.

a Variabel Kemampuan Orang Tua (KOT)

Pendapatan

Berdasarkan fungsi keanggotaan pendapatan maka nilai input pada variabel pendapatan 1.500.000, masuk dalam kategori “Sedang” dan “Tinggi”. Sehingga nilai keanggotaannya adalah sebagai berikut,

Nilai keanggotaan kategori sedang;

Nilai keanggotaan kategori tinggi;

Pengeluaran

Berdasarkan fungsi keanggotaan pengeluaran maka nilai input pada variabel pengeluaran 1.316.000, masuk dalam kategori “Sedang” dan “Besar.” Sehingga nilai keanggotaannya adalah sebagai berikut,

Nilai keanggotaan kategori sedang;

b Variabel Baca Qur'an (BQ)

Tajwid

Berdasarkan fungsi keanggotaan Tajwid maka nilai input pada variabel tajwid 8 masuk dalam kategori “Kurang Baik”. Sehingga nilai keanggotaannya adalah sebagai berikut,

Lancar

Berdasarkan fungsi keanggotaan Lancar maka nilai input pada variabel Lancar 60 masuk dalam kategori “Kurang lancar”. Sehingga nilai keanggotaannya adalah sebagai berikut,

c Variabel Wawancara (W)

Komitmen

Berdasarkan fungsi keanggotaan Komitmen maka nilai input pada variabel komitmen 20 masuk dalam kategori “Kurang lancar”. Sehingga nilai keanggotaannya adalah sebagai berikut,

Motivasi

Berdasarkan fungsi keanggotaan Motivasi maka nilai input pada variabel motivasi 30 masuk dalam kategori “Kuat”. Sehingga nilai keanggotaannya adalah sebagai berikut,;

Kepribadian

Berdasarkan fungsi keanggotaan Kepribadian maka nilai input pada variabel kepribadian 20 masuk dalam kategori “Kurang lancar”. Sehingga nilai keanggotaannya adalah sebagai berikut,

Dengan demikian derajat keanggotaan dari masing-masing varibel diatas adalah sebagai berikut,

Tabel 4.4: Hasil nilai keanggotaan

No. Nama

Variabel

Kemampuan Orang Tua Membaca Qur'an Wawancara

Pendapatan Pengeluaran Tajwid Lancar Komitmen Motivasi Kepribadian 1 Adisti Andadari Sd : 0.84 ; Tg : 0.16 Sd : 0.92 ; Bs :0.08 KB: 0.67 TL:0.5 Rd:0.67 Kt:0.5 Bk:1

Keterangan Sd : Rendah Tg : Tinggi Bs : Besar Kb : Kurang Baik TL ; Tidak Lancar Rd : Rendah Kt : Kuat Bk : Baik

2. Melakukan inferensi dan defuzzyfikasi

Setelah mengetahui derajat keanggotaan masing-masing variabel, maka selanjutnya adalah melakukan inferensi sesuai dengan aturan yang telah ditentukan. Setelah itu, dilanjutkan dengan tahap akhir melakukan defuzzyfikasi untuk mendapat kan dinilai output variabel.

a Kemampuan Orang Tua (KOT)

Aturan yang telah ditetapkan pada variabel ini terdapat 9 (sembilan) aturan, akan tetapi pada kasus sampel Adisti Andadari, aturan yang berlaku hanya 4 aturan saja, yaitu;

1. IF Penghasilan “Sedang” And Pengeluaran “Sedang” then KOT Mampu.

2. IF Penghasilan “Sedang” And pengeluaran “Besar” then KOT Kurang Mampu.

3. IF Penghasilan “Tinggi” And pengeluaran “Sedang” then KOT Sangat Mampu

4. IF Penghasilan “Tinggi” And Pengeluaran “Besar” then KOT Sangat Mampu

Dengan demikain derajat keanggotaan dan hasil evaluasi dari masing-masing variabel berdasarkan aturan yang diguanakan adalah sebagai berikut;

1. IF Penghasilan “Sedang” And Pengeluaran “Sedang” then KOT Mampu.

2. IF Penghasilan “Sedang” And pengeluaran “Besar” then KOT Kurang Mampu.

3. IF Penghasilan “Tinggi” And pengeluaran “Sedang” then KOT Sangat Mampu

4. IF Penghasilan “Tinggi” And Pengeluaran “Besar” then KOT Sangat Mampu

Setelah diketahui nilai masing-masing variabel maka hasil akhir dari variabel Kemampuan orang tua (KOT) adalah;

b Baca Qur'an (BQ)

Pada variabel ini, aturan yang berlaku hanya ada satu dari sembilan aturan yang ada yaitu;

IF Tajwid Kurang Baik And Lancar Tidak Lancar

Then Baca Quran Kurang Sempurna (KS).

c Wawancara (W)

Aturan yang berlaku pada variabel ini hanya satu dari 27 aturan yaitu;

IF Komitemen Rendah and Motivasi Kuat and

kepribadian Baik Then Wawancara Rekomendasi.

Dengan demikian, setelah semua kanditat diproses dengan cara yang sama seperti diatas, maka akan didapatkan nilai output variabel sebagai berikut;

4.2.3.4. Analisa Metode SAW

Setelah dilakukan proses konversi nilai fuzzy menjadi bilangan crips, maka pada tahapan tahapan selanjutnya adalah melakukan seleksi dan merangking peserta terbaik. Metode yang digunakan dalam penyelesaian permasalahan ini adalah dengan Simple Additive Wighting

(SAW) atau metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut (Kusumadewi, 2006 dalam Apriansyah, 2011:1).

Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating yang ada. Berikut adalah rumus dan ketentuan dalam normalisasi matrik.

Sedangkan langkah-langkah perancangan sistem pada SAW adalah sebagai berikut;

1. Menentukan variabel kriteria dan peringkat kesesuaian

Sesuai hasil rapat kepanitiaan penerimaan siswa baru, maka dihasilkan beberapa kriteria yang digunakan dalam sistem pendukung keputusan ini adalah;

a Kemampuan Orang Tua (KOT)

KOT merupakan hasil penggabungan variabel kriteria pendapatan dan pengeluaran pada proses sebelumnya, dimana pada KOT ini terdapat 3 bilangan fuzzy yaitu kurang mampu (KM), mampu (M), dan sangat mampu (SM).

Tabel 4.6: Bilangan Fuzzy KOT Interval Nilai 0<x<=2 Kurang Mampu (KM) 1<=x<=3 Mampu (M) 2<=x Sangat Mampu (SM) Keterangan KM : Kurang Mampu M : Mampu SM : Sangat Mampu

b Kemampuan Baca Qur'an (BQ)

BQ merupakan hasil penggabungan variabel kriteria

tajwid dan lancar pada proses sebelumnya, dimana pada BQ ini terdapat 3 bilangan fuzzy yaitu kurang sempurna (KS), sempurna (S), dan sangat sempurna (SS).

Tabel 4.7: Bilangan Fuzzy BQ

Interval Nilai

0<x<=2 Kurang Sempurna (KS) 1<=x<=3 Sempurna (S)

2<=x Sangat Sempurna (SS)

Keterangan

KS : Kurang Sempurna S : Sempurna

SS : Sangat Sempurna

c Wawancara (W)

Variabel wawancara pada proses sebelumnya terdiri dari variabel kriteria motivasi, komitmen dan kepribadian siswa. Variabel wawancara terdiri atas 3 bilangan fuzzy yaitu kurang rekomendasi (KR), rekomendasi (R), dan sangat rekomendasi (SR).

Tabel 4.8: Bilangan Fuzzy Wawancara

Interval Nilai

0<x<=2 Kurang Rekomendasi (KR) 1<=x<=3 Rekomendasi (R)

2<=x Sangat Rekomendasi (SR)

Gambar 4.6: Grafik bilangan fuzzy BQ

Keterangan

KS : Kurang Sempurna S : Sempurna

SS : Sangat Sempurna

Bobot dari masing-masing varibel tersebut adalah Kemampuan Orang Tua 60 %, Baca Qur'an 20% dan Wawancara 20%.

2. Matrik keputusan alternatif

Dalam penelitian ini, digunakan 20 sampel data hasil konversi logika fuzzy yang selanjutnya akan dipilih 15 peserta terbaik sebagai hasil dari sistem. Berikut adalah alternatif- alternatif yang dijadikan sampel penelitian ini.

Dari tabel data nilai peserta diatas, selanjutnya akan dipilih 4 sampel peserta untuk dilakukan tahapan simulasi perhitungan. Diantara data peserta yang digunakan sebagai bahan simulasi adalah sebagai berikut;

Tabel 4.10 : Data peserta simulasi

Data 4 sampel peserta ini merupakan contoh kombinasi data yang masing-masing mempunyai keunggulan yang berbeda. Dengan demikian akan diketahui bahwa sistem benar-benar melakukan perhitungan berdasarkan nilai variabel dan tingkat kepentingan variabel tersebut.

Dokumen terkait