• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

D. Gangguan Jiwa dalam Perspektif Islam 1. Sebab-Sebab Gangguan Jiwa

2. Solusi Islam dalam Menangani Gangguan Jiwa

Probematika individu dengan dirinya sendiri adalah kegagalan bersikap berdisiplin dan bersahabat dengan hati nuraninya sendiri, yakni hati nurani yang selalu mengajak, menyeru dan membimbing kepada kebaikan dan kebenaran kepada Allah Subhanahu wa ta’ala, sehingga muncul was-was, ragu, prasangka

buruk dan lemah motivasi dan tidak mampu bersikap mandiri dalam melakukan segala hal.51

Salah satu penyakit mental yang sering dialami manusia adalah gangguan jiwa dan merupakan permasalahan kesehatan di seluruh dunia. Para pakar kesehatan jiwa menyatakan bahwa semakin modern dan industrial suatu masyarakat, semakin besar pula stress psikososialnya, yang pada gilirannya menyebabkan orang jatuh sakit karena tidak mampu mengatasinya. Banyak gangguan psikis muncul, karena anak sejak usia yang sangat muda mendapatkan perlakuan yang tidak patut dalam situasi keluarganya. Pada hakekatnya, bukan maksud orangtua sengaja menyajikan lingkungan buruk itu, namun, kondisi ekonomis, kultural dan sosial lain memaksa rumah tangga bercerai dan menjadi asusila misalnya. Pola kriminal dan asusila dari salah seorang anggota keluarga secara langsung atau tidak langsung mencetak pola yang sama pada anak-anak juga teman sebaya (anak-anak remaja) dengan tingkah laku berandalan dan perilaku tetangga-tetangga yang kurang bertanggung jawab, semua itu memberikan banyak iritasi pada pribadi anak, yang pasti akan mengganggu perkembangan jiwanya.52

Dalam islam, solusi yang digunakan dalam mengatasi gangguan jiwa disebut dengan psikoterapi islam, yang memiliki ruang lingkup dan jangkauan yang lebih luas. Selain menaruh perhatian pada proses penyembuhan, psikoterapi

51

Muhammad Bahagia. SKRIPSI: Upaya Dukungan keluarga dan masyarakat terhadap

pasien pascaperawatan pada rumah sakit jiwa profinsi aceh, (Banda Aceh: UIN Ar-Raniry,

2013), hal 34.

islam sangat menekankan pada usaha peningkatan diri, seperti membersihkan kalbu, menguasai pengaruh dorongan primitif, meningkatkan derajad nafsu, menumbuhkan akhlaqul karimah dan meningkatkan potensi untuk menjalankan amanah sebagai hamba Allah Swt dan khalifah di muka bumi.

Menurut Abdul Mujib dan Yusuf Mudzakir dalam Azkiyah Nur Adawiyah, psikoterapi islam dapat menyembuhkan semua aspek psikopatologi, baik yang bersifat duniawi, ukhawi maupun penyakit manusia modern dan obat hati itu ada lima macam, yaitu sebagai berikut:53

a. Membaca Al-Quran serta memahami artinya

Al-Quran merupakan obat terapi yang pertama dan utama, sebab di dalamnya terdapat rahasia mengenai bagaimana penyembuhan penyakit jiwa manusia. Tingkat kemujarabannya sangat tergantung seberapa jauh tingkat sugesti keimanan seseorang. Sugesti yang dimaksud dapat diraih dengan mendengar, membaca, memahami dan merenungkan, serta melaksanakan isi kandungannya, sebagaimana firman Allah Swt dala surat Al-Isra’ ayat 82 berikut:

ََّٰظلٱ ُديِزَي َلََو َنيِنِم إؤُمإلِّل ٞةَم إحَرَو ٞء اَفِش َوُه اَم ِناَء إرُقإلٱ َنِم ُلِّزَنُنَو

ا ٗراَسَخ َّلَِإ َنيِمِل

٢٢

Artinya:” Dan kami turunkan dari Al-Quran (sesuatu) yang menjadi penawar dan

rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zalim

(Al-Quran itu) hanya akan menambah kerugian”.(Al-Isra’ 82).

b. Melakukan sholat malam (tahajjud)

53 Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, Pokok-pokok kesehatan jiwa/ mental, (Jakarta, Bulan Bintang, 2001, hal, 21).

Terapi shalat malam (qiyamul lail) yaitu memiliki keampuhan, karena terapi shalat sunnah ini sangat terkait dengan pengamalan shalat wajib, sebab kedudukan terapi shalat sunnah hanya menjadi suplemen bagi terapi shalat wajib. Adapun hikmah dari pelaksanaan shalat malam atau tahajjud adalah:

1) Mendapat kedudukan terpuji dihadapan Allah Swt.

2) Memiliki kepribadian orang-orang shalih yang dekat dengan Allah Swt, terhapus dosanya dan terhindar dari perbuatan mungkar.

3) Jiwanya selalu hidup sehingga mudah mendapatkan ilmu. 4) Jiwanya merasa tentram dan dijanjikan kenikmatan syurga.

5) Do’anya makbul, mendapat ampunan Allah Swt dan dilapangkan rizkinya. 6) Ungkapan rasa syukur kepada Allah Swt.

Shalat secara umum memiliki empat aspek terapeutik, pertama aspek olahraga, karena shalat adalah suatu proses yang menuntut aktivitas fisik yang di dalamnya terdapat proses relaksasi. Salah satu teknik yang banyak dipakai dalam proses terapi gangguan jiwa adalah latihan relaksasi. Kedua, aspek meditasi. Shalat adalah proses yang menuntut konsentrasi yang dalam (khusuk) dan kekhusukan dalam shalat adalah suatu proses mediasi, yang dalam beberapa penelitian dikatakan bahwa aktivitas meditasi dapat menghilanhkan kecemasan. Ketiga, aspek autosugesti. Bacaan dalam pelaksanaan shalat adalah ucapan yang

dipanjatkan kepada Allah Swt. Di samping berisi pujuan kepada Allah Swt juga berisikan doa dan permohonan kepada Allah Swt agar selamat di dunia dan di akhirat. Proses shalat pada dasarnya adalah terapi yang tidak berbeda dengan terapi “selfhypnosis” dengan mensugesti diri sendiri dengan mengucapkan hal-hal

yang baik pada diri sendiri agar memiliki sifat yang baik tersebut. Keempat, aspek kebersamaan. Hal ini tampak pada saat pelaksaan shalat berjamaah yang pada pelaksanaannya memupuk rasa kebersamaan. Beberapa ahli psikologi berpendapat bahwa perasaan “keterasingan” dari orang lain adalah penyebab utama terjadinya gangguan jiwa dan enggan shalat berjamaah perasaan terasing dari orang lain itu dapat hilang.54

c. Bergaul dengan orang yang baik atau shalih

Terapi yang ketiga adalah bergaul dengan orang yang shalih. Orang yang shalih adalah orang yang mampu mengintergrasikan dirinya dan mampu mengaktualisasikan potensinya semaksimal mungkin dalam berbagai dimensi kehidupan. Jika seseorang dapat bergaul dengan orang salih maka nasihat-nasihat dari orang salih tersebut akan dapat memberikan terapi bagi kelainan atau penyakit mental seseorang. Dalam terminologi tasawuf hal ini tergambar pada seorang guru sufi (mursyid) yang memiliki ketajaman batin terhadap kondisi penyakit muridnya.

d. Memperbanyak puasa

Terapi yang keempat adalah melakukan puasa. Maksud puasa di sini adalah menahan (imsak) diri dari segala perbuatan yang dapat merusak citra fitri manusia. Al-Ghazali mengemukakan bahwa hikmah berpuasa (menahan rasa lapar) adalah:

1) Menjernihkan kalbu dan mempertajam pandangan akal.

2) Melembutkan kalbu sehingga mampu merasakan kenikmatan batin.

3) Menjauhkan perilaku yang hina dan sombong, yang perilaku ini sering mengakibatkan kelupaan.

4) Mengingatkan jiwa manusia akan cobaan dan azab Allah Swt, sehingga sangat hati-hati di dalam memilih makanan.

5) Memperlemah syahwat dan tertahannya nafsu amarah yang buruk. 6) Mengurangi tidur dan diisi dengan berbagai aktivitas ibadah.

7) Mempermudah untuk selalu selalu tekun beribadah menyehatkan badan dan jiwa.

8) Menumbuhkan kepedulian sosial dan menimbulkan rasa empati.55 e. Dzikir malam hari yang lama

Terapi yang kelima adalah zikir. Dalam arti sempit zikir berarti menyebut asma-asma agung dalam berbagai kesempatan. Sedangkan dalam arti yang luas, zikir mencakup pengertian mengingat segala keagungan dan kasih sayang Allah Swt yang telah diberikan kepada manusia, sambil mentaati segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Zikir dapat mengembalikan kesadaran seseorang untuk mengingat, menyebut dan mereduksi kembali hal-hal yang tersembunyi dalam hatinya. Zikir juga mampu mengingatkan seseorang bahwa yang membuat dan menyembuhkan penyakit hanyalah Allah Swt semata sehingga zikir mampu memberi sugesti penyembuhannya, melakukan zikir sama nilainya dengan terapi relaksasi. Allah Swt berfirman dalam surat Al-Ra’d ayat 28:

ُبوُلُقإلٱ ُّنِئَمإطَت ِ َّللّٱ ِر إكِذِب َلََأ ِِۗ َّللّٱ ِر إكِذِب مُهُبوُلُق ُّنِئَمإطَتَو ْاوُنَماَء َنيِذَّلٱ

٢٢

55

Artinya: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram

dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah

hati menjadi tenteram.

Dengan demikian, menunjukkan bahwa Islam merupakan agama yang universal dan kaffah (menyeluruh), karena semua macam penyakit gangguan jiwa dapat diobati dengan mudah melalui petunjuk dan hidayah Allah Swt, yang ditujukan bagi orang-orang yang yakin dan mengakui akan kebesaran Allah Swt untuk menyembuhkan berbagai penyakit pada diri manusia.56

56

Dokumen terkait