GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
E. Sosial Budaya
Sosial budaya merupakan salah satu bentuk tatanan sosial dari masalalu yang diwarisi secara turun temurun dan tetap berjalan hingga sekarang. Sosial budaya di Kelurahan Kecamatan Tanjung Karang Pusat yang dijelaskan berikut ini meliputi pendidikan, agama, kesejahteraan sosial, kesehatan, dan pariwisata. 1. Pendidikan
Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan yang mencakup seluruh aspek kehidupan masyarakat, termasuk aspek sosial, ekonomi, politik dan
kultural, dengan tujuan utama meningkatkan kesejahteraan warga bangsa secara keseluruhan. Dalam proses pembangunan tersebut, peranan pendidikan amatlah strategis. Selain menjadi pusat pemerintahan dan pusat perekonomian, Kecamatan Tanjung Karang Pusat juga merupakan salah satu pusat kegiatan pendidikan.
45
Berdasarkan Tabel 5, dapat diketahui bahwa terdapat 76 sekolah dengan beragam jenis dan tingkatan di Kecamatan Tanjung Karang Pusat, dengan Sekolah Dasar (SD) yang paling dominan, yaitu sebanyak 29 sekolah. Dengan jumlah sekolah yang terbilang banyak tersebut, dapat dipastikan bahwa Kecamatan Tanjung Karang Pusat merupakan salah satu pusat pendidikan di Kota Bandar Lampung. Tabel 5. Nama Sekolah, Jumlah Sekolah, Jumlah Murid, dan Jumlah Guru di
Kecamatan Tanjung Karang Pusat Tahun 2012
No Nama Sekolah Jumlah
Sekolah Jumlah Murid (orang) Jumlah Guru (orang) 1 TK 12 1.225 86 2 SD Negri 21 9.990 334 3 SD Swasta Umum 5 650 60 4 SD Swasta Islam 1 95 5 5 SD Swasta Katolik 2 360 68 6 SMP Negri 5 4.105 304 7 SMP Swasta Umum 6 3.100 293 8 SMP Swasta Islam 5 600 73 9 SMP Swasta Katolik 2 500 55 10 SMU Negri 3 2.960 102
11 SMU Swasta Umum 7 1.810 165
12 SMU Swasta Katolik 3 950 63
13 SMK Negri 1 120 25
14 SMK swasta 1 160 20
15 Akademik Swasta 1 420 25
16 Perguruan Tinggi Swasta 1 500 20
Jumlah 76 27.545 1.698
Sumber: Data Monografi Kecamatan Tanjung Karang Pusat
Berdasarkan tabel 6, diketahui bahwa tingkat pendidikan penduduk Kecamatan Tanjung Karang Pusat sangat bervariasi. Tingkat pendidikan yang mayoritas dimiliki oleh penduduk adalah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Data tingkat pendidikan penduduk tersebut termasuk yang masih aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar, kecuali penduduk buta huruf yang memang tidak mengenyam pendidikan.
46
Tabel 6. Komposisi Penduduk Kecamatan Tanjung Karang Pusat Menurut Tingkat Pendidikan tahun 2012
No Tingkat Pendidikan Jumlah
1 Sarjana 4.491 2 Sarjana Muda 3.421 3 SLTA 25.980 4 SLTP 16.389 5 SD 16.651 6 TK 5.504 7 Belum Sekolah 9.219 8 Buta Huruf 329 Jumlah 81.984
Sumber: Data Monografi Kecamatan Tanjung Karang Pusat
2. Agama
Sama dengan daerah lain, penduduk Kecamatan Tanjung Karang Pusat menganut beragam agama, seperti terlihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 7. Agama dan Jumlah Penganutnya di Kecamatan Tanjung Karang Pusat Tahun 2012
No Agama Jumlah penganut 1 Islam 71.386 2 Katolik 3.613 3 Protestan 2.907 4 Hindu 2.744 5 Budha 1.334 Jumlah 81.984
Sumber: Monografi Kecamatan Tanjung Karang Pusat
Berdasarkan tabel tersebut, diketahui bahwa penduduk Kecamatan Tanjung Karang Pusat memiliki keyakinan yang bervariasi, namun keyakinan yang dianut oleh mayoritas penduduk Kecamatan Tanjung Karang Pusat adalah agama Islam dengan jumlah 71.386 jiwa atau sebesar 87,15%, dan pemeluk agama minoritas adalah agama Budha dengan jumlah penganut sebanyak 1.334 jiwa atau 1.6%. Perbedaan keyakinan penduduk dalam memeluk agama di Kecamatan Tanjung Karang Pusat tidak mengakibatkan perselisiahan antara penganut agama. Adanya
47
sifat saling menghargai dan selalu hidup berdampingan antara penganut agama sehingga menjadikan hubungan masyarakat yang rukun dan tentram.
Tabel 8. Jumlah Rumah Ibadah di Kelurahan Kecamatan Tanjung Karang Pusat Tahun 2012
No Tempat Ibadah Jumlah
1 Masjid 46
2 Gereja 2
3 Kelenteng/Vihara 3
Jumlah 51
Sumber: Monografi Kecamatan Tanjung Karang Pusat
Berdasarkan tabel tersebut, terlihat jumlah masjid sebagai tempat ibadah pemeluk agama Islam sangat dominan, hal ini dikarenakan jumlah penduduk yang
menganut agama Islam adalah penganut yang terbesar di Kecamatan Tanjung Karang Pusat, yaitu sebesar 87,1% dari total penduduk. Keberadaan tempat ibadah agama yang saling berdampingan tidak mengakibatkan perselisihan antar pemeluk umat beragama yang ada di Kecamatan Tanjung Karang Pusat karena tingginya rasa toleransi beragama pada masing-masing penduduk.
3. Kesejahteraan Sosial
Dalam rangka menunjang pelaksanaan pembangunan, khususnya di bidang kependudukan, selain pertumbuhan penduduk yang harus dikendalikan, juga terus ditingkatkan pembinaannya untuk mewujudkan keluarga yang ideal dan sejahtera. Di Kecamatan Tanjung Karang Pusat peningkatan kesejahteraan keluarga
dilakukan melalui pelaksanaan program pemberdayaan dan partisipasi masyarakat melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
- Program Keluarga Berencana - Program Bantuan Raskin - Program kegiatan PKK
48
Program yang dijalankan di Kecamatan Tanjung Karang Pusat bertujuan untuk menunjang pembangunan dibidang kependudukan supaya penduduk lebih sejahtera.
4. Pariwisata
Sektor ekonomi, seni, dan olahraga di wilayah Kecamatan Tanjung Karang Pusat cukup berpotensi menunjang kegiatan kepariwisataan Kota Bandar Lampung. Hal ini banyak didukung oleh sarana pariwisata di wilayah Kecamatan Tanjung Karang Pusat seperti hotel, rumah makan, dan sarana olahraga.
Tabel 9. Sarana Pariwisata di Kecamatan Tanjung Karang Pusat Tahun 2012 No Jenis Prasarana Jumlah
1 Sarana seni 7 2 Hotel melati 24 3 Rumah makan/restoran 667 4 Pasar moderen 6 5 Pasar tradisional 5 Jumlah 709
Sumber: Monografi Kecamatan Tanjung Karang Pusat
Berdasarkan tabel di atas, Kecamatan Tanjung Karang Pusat memiliki 5 macam sarana pariwisata, yaitu pasar tradisional, pasar modern, sarana kesenian, hotel, dan rumah makan atau restoran. Rumah makan memiliki jumlah terbayak yaitu sebanyak 667 yang tersebar di Tanjung Karang Pusat. Hal ini menunjukkan bahwa potensi pariwisata dibidang kuliner sangat berpotensi menarik minat para pelancong baik dari dalam maupun luar Kota Bandar Lampung. Dengan besarnya potensi pariwisata dibidang kuliner, tentu akan menunjang potensi pariwisata disektor yang lainnya.
F. Perekonomian
Kecamatan Tanjung Karang Pusat merupakan jantung Kota Bandar Lampung. Selain merupakan pusat perdagangan umum dan jasa umum, Kecamatan Tanjung
49
Karang Pusat juga merupakan pusat kegiatan perekonomian yang secara ekonomis menguntungkan bagi pertumbuhan Kota Bandar Lampung.
Letaknya yang strategis di pusat kota menjadikan daerah ini sebagai salah satu pusat kegiatan perekonomian yang didukung dengan banyaknya pasar, yaitu Pasar Induk Tamin, Pasar Pasir Gintung, Pasar Bambu Kuning, Pasar Bawah, Pasar Baru, serta pusat-pusat pertokoan/mall dan supermarket, seperti Central Plaza, Ramayana, Lotus, Simpur Centre, Gelael, dan Mall Kartini.
Tabel 10: Pasar Tradisional menurut Lokasi di Kecamatan Tanjung Karang Pusat Tahun 2010
No Nama Pasar Lokasi (Kelurahan)
1 Pasar Induk Tamin Kelapa Tiga
2 Pasar Baru Kelapa Tiga
3 Pasar Bambu Kuning Kelapa Tiga
4 Pasar Bawah Gunung Sari
5 Pasar Pasir Gintung Pasir Gintung Sumber: Monografi Kecamatan Tanjung Karang Pusat
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa Kecamatan Tanjung Karang Pusat memiliki 5 pasar tradisional, yang mana sebagian besar terletak
di Kelurahan Kelapa Tiga.
Berdasarkan tabel 11, terlihat bahwa selain memiliki pasar tradisional, Kecamatan Tanjung Karang Pusat juga memiliki 6 pasar modern, di mana kelurahan yang memiliki pasar modern paling banyak adalah Kelurahan Enggal.
Banyaknya jumlah pasar yang terdapat di Kecamatan Tanjung Karang Pusat (baik pasar tradisional maupun pasar modern), secara tidak langsung memberikan lapangan pekerjaan dan dapat menyerap tenaga kerja penduduk setempat.
50
Tabel 11: Pasar Modern/Swalayan/Mall menurut Lokasi di Kecamatan Tanjung Karang Pusat tahun 2010
No Nama Pasar Lokasi (Kelurahan)
1 Mall Kartini/Centre Point Durian Payung 2 Matahari/Central Plaza Palapa
3 Ramayana Gunung Sari
4 Alfa “Lotus” Enggal
5 Gelael Enggal
6 Simpur Centre Tanjung Karang
Sumber: Monografi Kecamatan Tanjung Karang Pusat
Dilihat dari matapencahariannya, sebagian besar penduduk Kecamatan Tanjungkarang Pusat berprofesi sebagai buruh, pedagang, dan PNS.
Tabel 12. Jenis Pekerjaan Penduduk Kecamatan Tanjung Karang Pusat Jenis Pekerjaan Banyak pekerja
PNS 8.064 TNI/POLRI 998 Wiraswasta/pedagang 14.391 Tani 504 Tukang 4.394 Pensiunan 4.251 Buruh 17.821 Lain-lain 31.671 Jumlah 81.984
Sumber: Monografi Kecamatan Tanjung Karang Pusat Tahun 2012
Berdasarkan tabel 12, penduduk di Kecamatan Tanjung Karang Pusat memiliki jenis pekerjaan yang bermacam-macam. Meskipun Kecamatan Tanjung Karang Pusat merupakan Pusat Pemerintahan di Kota Bandar Lampung, namun sebagian besar penduduk bekerja di sektor wiraswasta/pedagang, buruh, dan pekerjaan lain-lain (pekerjaan lain-lain-lain-lain di sini merupakan pekerjaan home indusry, baik yang berskala kecil maupun berskala besar).
G. Pemerintahan
Dalam Surat Keputusan Walikota Bandar Lampung No. 28 Tahun 2001, disebutkan bahwa pemerintah kecamatan mempunyai tugas pokok untuk
51
mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di Kota Bandar Lampung, serta membina kehidupan kemasyarakatan kecamatan agar tercipta keamanan dan kestabilan ekonomi di Kota Bandar Lampung. Dalam rangka meningkatkan kegiatan di bidang pemerintahan, Kecamatan Tanjung Karang Pusat dipimpin oleh seorang Camat yang dibantu oleh Sekcam, Kasi, dan Lurah. Tabel 13. Nama Pejabat Kecamatan Tanjung Karang Pusat Tahun 2012
No Nama Pejabat NIP Gol Jabatan
1 Dra. Maryamah 196706201993032005 III/d Camat 2 Slamet, SH. 195702121980031014 III/d Sekretaris
Kecamatan 3 M. Saleh 195608051984031007 III/d Plt. Kasi
Pembangunan 4 A.Rozali, S.Sos. 195809301979061001 III/d Kasi Kessos 5 Yulyanko 196002071982061002 III/d Trantib 6 Tamrin, SH. 196305171985031009 III/c Plt. Kasi
Pemerintahan 7 Rika Silva Rina, BA. 19660111986032003 III/d Kasi Pelayanan
Umum Sumber: Monografi Kecamatan Tanjung Karang Pusat
H. Potensi
1. Pusat Pertumbuhan Ekonomi
Kegiatan ekonomi di Kecamatan Tanjungkarang Pusat mengalami pertumbuhan yang terus meningkat. Hal ini dapat dilihat dari makin bertambahnya jumlah pertokoan, mall, dan supermarket yang dapat memberikan kontribusi terhadap PAD Kota Bandar Lampung, khususnya sektor pajak dan retribusi daerah yang didapat dari sektor parkir, PBB, PPI, dan Bea SITU. Laju pertumbuhan ekonomi tersebut dapat meningkatkan lapangan usaha dan menyerap tenaga kerja.
2. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) merupakan kewajiban bagi seluruh penduduk di Indonesia. Begitu juga dengan Kecamatan Tanjung Karang Pusat yang
52
Tabel 14. Realisasi Penerimaan PBB di Kecamatan Tanjung Karang Pusat Tahun 2008
No Kelurahan Ketetapan (Rp) Realisasi (Rp)
1 Kaliawi 231.943.369 111.942.612 2 Enggal 564.504.285 443.188.554 3 Pasir Gintung 112.705.603 67.476.048 4 Durian Payung 342.688.315 222.409.609 5 Pelita 285.802.936 181.042.591 6 Gunung Sari 229.071.738 180.869.982 7 Gotong Royong 272.008.038 194.576.024 8 Palapa 304.990.777 295.665.496 9 Kelapa Tiga 200.843.396 112.311.849 10 Tanjungkarang 363.748.266 294.769.522 11 Penengahan 58.818.856 34.758.454 Jumlah 3.003.125.606 2.139.010.741
Sumber: Kolektor PBB Tk. Pusat
Pendapatan daerah Kecamatan Tanjung Karang Pusat yang memberikan kontribusi cukup signifikan terhadap PAD Kota Bandar Lampung sebagian diperoleh dari penerimaan PBB yang semakin tahun semakin meningkat. Hal ini dikarenakan nilai jual objek pajak yang terus meningkat sehingga dapat
memberikan pendapatan bagi Kota Bandar Lampung. I. Permasalahan
Selain sebagai pusat pemerintahan, Kecamatan Tanjung Karang Pusat juga ditetapkan sebagi pusat perekonomian di Kota Bandar Lampung. Dengan
dijadikannya pusat perekonomian, Kecamatan Tanjung Karanag Pusat tentu tidak lepas dari berbagai masalah yang dihadapi, terutama dari faktor aktifitas
manusianya, antara lain: 1. Kemacetan Lalu Lintas
Kemacetan lalulintas, khususnya pada jam-jam sibuk kerapkali terjadi, terutama pada ruas Jalan Kartini, Jalan Teuku Umar, Jalan Imam Bonjol, dan Jalan Cut
53
rendahnya tingkat disiplin pengemudi dan pengguna jalan, dan kurangnya jalan-jalan alternatif yang dapat secara langsung memudahkan pengguna kendaraan.
2. Anak Jalanan (Anjal)
Permasalahan sosial yang cukup problematik di Kota Bandar Lampung adalah keberadaan anak jalanan, khususnya di perempatan jalan dan trafic light, dirasakan sangat mengganggu keamanan dan ketertiban para pengguna jalan. Penertiban yang dilakukan oleh aparat Satpol-PP dirasa tidak membuat rasa jera terhadap anak jalanan, karena anak jalanan terus kembali ke perempatan jalan atau trafic light.
3. Pedagang Kaki Lima
Keberadaan pedagang kaki lima pada ruas-ruas jalan di pusat kota juga dirasakan sebagai suatu yang problematik. Ditinjau dari sudut ekonomi, ratusan bahkan ribuan pedagang kaki lima di satu sisi dapat menyerap tenaga kerja dan menggerakkan roda ekonomi, disisi yang lain, kondisi ini juga mengakibatkan lahan parkir menjadi berkurang dan para pedagang/pemilik toko merasa dirugian karena tokonya ditutupi oleh tenda para pedagang kaki lima.
4. Kebersihan
Masih rendahnya tingkat kesadaran dan tanggungjawab masyarakat terhadap kebersihan dan sulitnya mencari lahan untuk Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS) menyebabkan sebagian wilayah Kecamatan Tanjung Karang Pusat terlihat kurang bersih.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Anak-anak keluarga miskin mengambil keputusan untuk terjun ke dunia kerja dengan alasan membantu perekonomian keluarga yang serba sulit. Dalam sehari, pekerja anak bekerja dengan waktu yang panjang, yaitu antara 6-12 jam per hari.
2. Keluarga pekerja anak mengetahui anaknya bekerja dan mereka membiarkan, hal
tersebut akan melanggengkan pekerja anak untuk terus bekerja selama orangtuanya tidak marah atau melarang.
3. Pekerja anak di jalanan rentan tindak kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok anak punk, dan oknum petugas Satpol-PP seperti, dihina, dipukul, bahkan ada yang patah kaki akibat diinjak oleh oknum Satpol-PP. Oleh sebab itu, pekerja anak cenderung melakukan tindakan menyimpang seperti, merokok, ngelem, dan berbocara kasar/jorok.
Saran
1. Pemerintah Kota Bandar Lampung sebaiknya segera menetapkan kebijakan-kebijakan terkait dengan UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan segera
mengefektifkan Perda No 3 Tahun 2010 yang berisikan tentang larangan memberikan uang kepada Anjal dan pengemis.
2. Diberikannya sanksi tegas terhadap keluarga atau siapapun yang membiarkan, bahkan memerintahkan anak di bawah umur untuk bekerja di sektor apapun.
3. Masyarakat sebaiknya lebih memahami kebijakan-kebijakan mengenai perlindungan anak yang telah dibuat pemerintah. Dengan memahami kebijakan-kebijakan tersebut diharapkan masyarakat akan lebih cerdas dan ikut serta memberikan solusi terhadap permasalahan eksploitasi anak.
4. Penelitian ini tentunya masih jauh dari sempurna karena masih banyak kekurangan dalam menganalisa data, pengumpulan informasi dari informan, dan waktu yang terbatas. Diharapkan dapat menjadi bahan refrensi bagi kajian ilmu sosiologi keluarga, pemerhati wanita dan perlindungan anak agar penelitian selanjutnya agar dapat disempurnakan.