Berelasi 2. u. Transaction and Balances with Related Parties
3. SOURCE OF ESTIMATION UNCERTAINTY AND CRITICAL ACCOUNTING JUDGMENTS
Dalam penerapan kebijakan akuntansi Grup, yang dijelaskan dalam Catatan 2, manajemen diwajibkan untuk membuat penilaian, estimasi dan asumsi tentang jumlah tercatat aset dan liabilitas yang tidak tersedia dari sumber lain.
Estimasi dan asumsi yang terkait didasarkan pada pengalaman historis dan faktor-faktor lain yang dianggap relevan. Hasil aktualnya mungkin berbeda dari estimasi tersebut.
In the application of the Group accounting policies, which are described in Note 2, management is required to make judgments, estimates and assumptions about the carrying amounts of assets and liabilities that are not readily apparent from other sources. The estimates and associated assumptions are based on historical experience and other factors that are considered to be relevant.
Actual results may differ from these estimates.
secara berkelanjutan. Revisi estimasi akuntansi diakui dalam periode yang perkiraan tersebut direvisi jika revisi hanya mempengaruhi periode itu, atau pada periode revisi dan periode masa depan jika revisi mempengaruhi kedua periode saat ini dan masa depan.
reviewed on an ongoing basis. Revision to accounting estimates are recognised in the period which the estimate is revised if the revision affects only that period, or in the period of the revision and future periods if the revision affects both current and future periods.
Pertimbangan Kritis dalam Penerapan
Kebijakan Akuntansi Critical Judgments in Applying Accounting Policies
Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi yang dijelaskan dalam Catatan 2, tidak terdapat pertimbangan kritis yang memiliki dampak signifikan pada jumlah yang diakui dalam Laporan keuangan konsolidasian, selain dari penyajian perkiraan yang diuraikan di bawah ini.
In the process of applying the accounting policies described in Note 2, management has not made any critical judgment that has significant impact on the amounts recognized in the consolidated financial statements, apart from those involving estimates, which are detailed below.
Estimasi dan Asumsi Akuntansi yang Penting
Critical Accounting Estimates and Assumptions
Asumsi utama yang dibuat mengenai masa depan dan sumber utama dari estimasi ketidakpastian lain pada akhir periode pelaporan, yang memiliki risiko signifikan yang mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya dijelaskan dibawah ini.
The key assumptions concerning future and other key sources of estimation at the end of the reporting period, that have the significant risk of causing a material adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial year are discussed below.
3. SUMBER KETIDAKPASTIAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)
3. SOURCE OF ESTIMATION UNCERTAINTY AND CRITICAL ACCOUNTING JUDGMENTS (Continued)
Estimasi dan Asumsi Akuntansi yang
Penting (Lanjutan) Critical Accounting Estimates and
Assumptions (Continued) Provisi untuk kerugian penurunan nilai atas
piutang
Allowance for Impairment Losses on Receivables
Penerapan PSAK 71 menyebabkan perubahan terhadap penilaian signifikan estimasi dan asumsi akuntansi terhadap provisi untuk kerugian penurunan nilai atas piutang. Grup menerapkan pendekatan yang disederhanakan untuk mengukur kerugian kredit ekspektasian yang menggunakan cadangan kerugian kredit ekspektasian seumur hidup untuk seluruh piutang usaha. perkiraan atas kondisi ekonomi.
Pertimbangan diaplikasikan dalam menentukan periode seumur hidup dan titik pengakuan awal piutang.
The implementation of PSAK 71 resulted in a change to the assessment of the significant accounting estimates and judgements related to provision for loss impairment of receivables.
The Company applies a simplified approach to measure expected credit losses which uses a lifetime expected loss allowance for all trade receivables.
Pencadangan secara spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika terdapat informasi tambahan yang diterima yang memengaruhi jumlah yang diestimasikan. Selain provisi khusus terhadap piutang yang signifikan secara individual, Grup juga mengakui provisi penurunan nilai secara kolektif terhadap risiko kredit debitur yang dikelompokkan berdasarkan karakteristik kredit yang sama, dan meskipun tidak secara spesifik diidentifikasi membutuhkan provisi khusus, memiliki risiko gagal bayar lebih tinggi daripada ketika piutang pada awalnya diberikan kepada debitur.
The level of a specific provision is evaluated by management on the basis of factors that affect the collectibility of the accounts. In these cases, the Company uses judgement based on the best available facts and circumstances, including but not limited to, the length of the Company’s relationship with the customers and customers’ credits status based on third-party credit reports and known market factors, to record specific reserves for customers against amounts due in order to reduce the Company’s receivables to amounts that it expects to collect.
Penting (Lanjutan) Assumptions (Continued) Provisi untuk kerugian penurunan nilai atas
piutang (Lanjutan)
Allowance for Impairment Losses on Receivables (Continued)
Cadangan spesifik ini dievaluasi ulang dan disesuaikan karena informasi tambahan yang diterima mempengaruhi jumlah yang diestimasi. Selain penyisihan khusus atas piutang yang signifikan secara individual, Perusahaan juga mengakui penyisihan penurunan nilai kolektif terhadap eksposur kredit debitur yang dikelompokkan berdasarkan karakteristik kredit yang umum, dan meskipun tidak secara spesifik diidentifikasikan sebagai memerlukan penyisihan khusus, memiliki risiko gagal bayar yang lebih besar. dibandingkan saat piutang pada awalnya diberikan kepada debitur.
These specific reserves are re-evaluated and adjusted as additional information received affects the amounts estimated. In addition to specific provision against individually significant receivables, the Company also recognises a collective impairment provisions against credit exposure of its debtors which are grouped based on common credit characteristics, and although not specifically identified as requiring a specific provision, have a greater risk of default than when the receivables were originally granted to the debtors.
Pada tanggal 30 Juni 2021, penyisihan penurunan nilai piutang usaha Perusahaan adalah sebesar Rp34.467.940 (Catatan 6).
As at June 30, 2021, allowance for impairment on the Company’s receivables is amounting to Rp34,467,940 (Note 6).
Pengakuan Pendapatan Revenue Recognition
Grup mengakui pendapatan sebesar Rp5.558.524.127 atas penjualan produk selama tahun berjalan. Pembeli memiliki hak untuk mengembalikan produk jika pelanggan merasa tidak puas. Berdasarkan pengalaman masa lampau atas penjualan yang serupa, Grup yakin bahwa tingkat ketidakpuasan tidak akan lebih dari 0,11 %.
The Company has recognised revenue amounting to Rp5,558,524,127 for sales of goods during the year. The buyer has the right to return the goods if their customers are dissatisfied. Based on past experience with similar sales, the Company believes that the dissatisfaction rate will not exceed 0,11%.
Oleh karena itu, Perusahaan mengakui pendapatan dari transaksi ini dengan penyisihan terkait pendapatan untuk estimasi pengembalian.
The Company has, therefore, recognised revenue on this transaction with a corresponding provision against revenue for estimated returns.
3. SUMBER KETIDAKPASTIAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)
3. SOURCE OF ESTIMATION UNCERTAINTY AND CRITICAL ACCOUNTING JUDGMENTS (Continued)
Estimasi dan Asumsi Akuntansi yang Penting (Lanjutan)
Critical Accounting Estimates and Assumptions (Continued)
Penentuan umur sewa Determining lease term
Dalam menentukan umur sewa, manajemen mempertimbangkan beberapa fakta dan keadaan yang memberikan insentif ekonomi untuk mengambil opsi perpanjangan, atau tidak mengambil opsi pembatalan. Opsi perpanjangan (atau peride setelah opsi pembatalan) hanya dimasukkan dalam masa sewa jika secara meyakinkan diperpanjang (atau tidak dibatalkan).
In determining the lease term, management considers all facts and circumstances that create an economic incentive to exercise an extension option, or not exercise a termination option. Extension options (or periods after termination options) are only included in the lease term if the lease is reasonably certain to be extended (or not terminated).
Untuk sewa bangunan dan peralatan,
faktor-faktor berikut biasanya yang paling relevan: For leases of properties and equipment, the following factors are normally the most relevant:
Jika ada penalti signifikan untuk
membatalkan (atau untuk
memperpanjang), Grup yakin untuk memperpanjang (atau tidak membatalkan).
Jika ada leasehold improvement yang diperkitakan memiliki nilai sisa yang signifikan, grup yakin untuk memperpanjang (atau tidak membatalkan).
Selain dari itu, grup mempertimbangkan factor mencakup sejarah durasi sewa dan biaya serta halangan bisnis untuk menggantikan asset sewa.
If there are significant penalties to terminate (or not extend), the Company is typically reasonably certain to extend (or not terminate).
If any leasehold improvements are expected to have a significant remaining value, the Company is typically reasonably certain to extend (or not terminate).
Otherwise, the Company considers other factors including historical lease durations and the costs and business disruption required to replace the leased asset.
Mayoritas opsi perpanjangan untuk sewa kantor dan kendaraan tidak dimasukkan ke dalam liabilitas sewa, karena grup dapat mengganti asset tanpa biaya signifikan atau halangan bisnis.
Most extension options in offices and vehicles leases have not been included in the lease liability, because the Company could replace the assets without significant cost or business disruption.
Penting (Lanjutan) Assumptions (Continued)
Penentuan umur sewa (Lanjutan) Determining lease term (Continued) Umur sewa dinilai kembali ketika opsi
sebenarnya diambil (atau tidak diambil) atau grup menjadi berkewajiban untuk mengambil (atau tidak mengambil) opsi tersebut. Penilaian kepastian yang wajar hanya direvisi ketika peristiwa signifikan atau perubahan signifikan terjadi, yang mempengaruhi penilaian ini, dan hal tersebut dalam pengendalian penyewa.
The lease term is reassessed if an option is actually exercised (or not exercised) or the Company becomes obliged to exercise (or not exercise) it. The assessment of reasonable certainty is only revised if a significant event or a significant change in circumstances occurs, which affects this assessment, and that is within the control of the lessee.
Penurunan Nilai Persediaan Allowance for Decline in Value of Inventories Grup membuat penyisihan penurunan nilai
persediaan berdasarkan estimasi persediaan pada masa mendatang. Walaupun asumsi yang digunakan dalam mengestimasi penurunan nilai persediaan telah sesuai dan wajar, namun perubahan signifikan atas asumsi ini akan berdampak material terhadap penyisihan penurunan nilai persediaan, yang pada akhirnya akan mempengaruhi hasil usaha Grup.
The Group provides allowance for decline in value of inventories based on future estimated inventories. While it is believed that the assumptions used in the estimation of the allowance for decline in value of inventories are appropriate and reasonable, significant changes in these assumptions may materially affect the assessment of the allowance for decline in value of inventories, which ultimately will impact the result of the Group’s operations.
Nilai tercatat cadangan penurunan nilai persediaan Grup pada tanggal 30 Juni 2021 dan 31 Desember 2020 masing-masing sebesar Rp79.638.819 dan Rp69.172.978.
Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 8.
The carrying amount of the Group’s allowance for impairment inventory as of June 30, 2021 and December 31, 2020 amounted to Rp79,638,819 and Rp69,172,978. Further details are disclosed in Note 8.
3. SUMBER KETIDAKPASTIAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)
3. SOURCE OF ESTIMATION UNCERTAINTY AND CRITICAL ACCOUNTING JUDGMENTS (Continued)
Estimasi dan Asumsi Akuntansi yang
Penting (Lanjutan) Critical Accounting Estimates and
Assumptions (Continued)
Taksiran Masa Manfaat Ekonomis Aset Tetap Estimated Useful Lives of Fixed Assets Masa manfaat setiap aset tetap Grup
ditentukan berdasarkan kegunaan yang diharapkan dari penggunaan aset tersebut.
Estimasi ini ditentukan berdasarkan evaluasi teknis internal dan pengalaman Grup atas aset sejenis. Masa manfaat setiap aset direview secara periodik dan disesuaikan apabila prakiraan berbeda dengan estimasi sebelumnya karena keausan, keusangan teknis dan komersial, hukum atau keterbatasan lainnya atas pemakaian aset. Namun terdapat kemungkinan bahwa hasil operasi dimasa mendatang dapat dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan atas jumlah serta periode pencatatan biaya yang diakibatkan karena perubahan faktor yang disebutkan di atas.
The useful life of each item of the Group’s fixed assets are estimated based on the period over which the asset is expected to be available for use. Such estimation is based on internal technical evaluation and Group’s experience with similar assets. The estimated useful life of each asset is reviewed periodically and updated if expectations differ from previous estimates due to physical wear and tear, technical or commercial obsolescence and legal or other limits on the use of the asset. It is possible, however, that future results of operations could be materially affected by changes in the amounts and timing of recorded expenses brought about by changes in the factors mentioned above.
Nilai tercatat aset tetap diungkapkan dalam
Catatan 12. The aggregate carrying amount of property and
equipment is disclosed in Note 12.
Penting (Lanjutan) Assumptions (Continued)
Imbalan Pascakerja Post-Employment Benefits
Penentuan liabilitas imbalan pascakerja tergantung pada pemilihan asumsi tertentu yang digunakan oleh manajemen dalam menghitung jumlah liabilitas tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain tingkat diskonto dan tingkat kenaikan gaji. Realisasi yang berbeda dari asumsi Grup diakumulasi dan diamortisasi selama periode mendatang dan akibatnya akan berpengaruh terhadap jumlah biaya serta liabilitas yang diakui di masa mendatang. Walaupun asumsi Grup dianggap tepat dan wajar, namun perubahan signifikan pada kenyataannya atau perubahan signifikan dalam asumsi yang digunakan dapat berpengaruh secara signifikan terhadap provisi imbalan pascakerja Grup.
The determination of liabilities for post- employment benefits is dependent on selection of certain assumptions used by management in calculating such amounts. Those assumptions include among others, discount rate and rate of salary increase. Actual results that differ from the Group’s assumptions are accumulated and amortized over future periods and therefore, generally affect the recognized expense and recorded obligation in such future periods.
While it is believed that the Group’s assumptions are reasonable and appropriate, significant differences in actual experience or significant changes in assumptions may materially affect the Group’s provision for post-employment benefits.
Rincian liabilitas imbalan pascakerja dan asumsi yang digunakan diungkapkan dalam Catatan 25.
Details of for post-employment benefits liabilities and the assumptions used are disclosed in Note 25.
Penurunan Nilai Goodwill Impairment of Goodwill
Menentukan apakah suatu goodwill turun nilainya mengharuskan estimasi nilai pakai unit penghasil kas dimana goodwill dialokasikan.
Perhitungan nilai pakai mengharuskan manajemen untuk mengestimasi arus kas masa depan yang diharapkan timbul dari unit penghasil kas yang menggunakan tingkat pertumbuhan yang tepat dan tingkat diskonto yang sesuai untuk perhitungan nilai kini.
Determining whether goodwill is impaired requires an estimation of the value in use of the cash-generating units to which goodwill has been allocated. The value in use calculation requires the management to estimate the future cash flows expected to arise from the cash-generating unit using an appropriate growth rate and a suitable discount rate in order to calculate present value.
Nilai tercatat goodwill pada akhir periode pelaporan telah diungkapkan di Catatan 15.
The carrying amount of goodwill at the end of the reporting period is disclosed in Note 15.
3. SUMBER KETIDAKPASTIAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)
3. SOURCE OF ESTIMATION UNCERTAINTY AND CRITICAL ACCOUNTING JUDGMENTS (Continued)
Estimasi dan Asumsi Akuntansi yang
Penting (Lanjutan) Critical Accounting Estimates and
Assumptions (Continued) Penurunan Nilai atas Aset Tetap dan Aset
Tidak Berwujud
Impairment of Property, Plant and Equipment and Intangible Assets
PSAK mensyaratkan bahwa penelaahan atas penurunan nilai atas aset tetap dan aset tidak berwujud harus dilakukan apabila terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat aset tersebut tidak dapat diperoleh kembali.
Penentuan jumlah yang dapat diperoleh kembali membutuhkan estimasi arus kas yang diharapkan, yang akan dihasilkan dari penggunaan secara berkelanjutan dan hasil akhir dari aset tersebut. Sementara itu, manajemen yakin bahwa asumsi yang digunakan dalam menghitung estimasi nilai wajar yang tercermin di dalam laporan keuangan konsolidasian adalah sudah sesuai dan wajar. Maka perubahan yang signifikan dalam asumsi ini dapat secara material mempengaruhi penilaian atas jumlah yang dapat diperoleh kembali dan kerugian atas penurunan nilai yang dihasilkan bisa memiliki dampak yang material terhadap hasil usaha.
SFAS requires that an impairment review be performed on property, plant and equipment and intangible assets when events or changes in circumstances indicate that the carrying amount may not be recoverable. Determining the net recoverable amount of assets requires the estimation of cash flows expected to be generated from the continued use and ultimate disposition of such assets. While it is believed that the assumptions used in the estimation of fair values reflected in the consolidated financial statements are appropriate and reasonable, significant changes in these assumptions may materially affect the assessment of recoverable amounts and any resulting impairment loss could have a material adverse impact on the results of operations.
Pada tanggal 30 Juni 2021 dan 31 Desember 2020, tidak ada penurunan nilai yang diakui dalam aset tetap dan aset tidak berwujud Grup.
As at June 30, 2021 and December 31, 2020, there was no allowance for impairment losses recognized on the Group fixed assets and intangible assets.
Penentuan Nilai Wajar atas Instrumen Keuangan
Determining Fair Value of Financial Instruments
Manajemen menggunakan teknik penilaian, termasuk model diskonto arus kas dalam mengukur nilai wajar dari instrumen keuangan dimana penawaran pasar aktif tidak tersedia.
Management uses valuation techniques, including the discounted cash flow model in measuring the fair value of financial instruments where active market quotes are not available.
Penting (Lanjutan) Assumptions (Continued) Penentuan Nilai Wajar atas Instrumen
Keuangan (Lanjutan)
Determining Fair Value of Financial Instruments (Continued)
Dalam menerapkan teknik penilaian.
manajemen memanfaatkan input pasar semaksimal mungkin, dan menggunakan estimasi dan asumsi, yang sejauh mungkin, sesuai dengan data yang dapat diobservasi oleh pelaku pasar akan digunakan di dalam penentuan harga instrumen. Dalam hal data yang berlaku tidak dapat dicermati, maka manajemen akan menggunakan estimasi terbaik dimana asumsi akan digunakan oleh pelaku pasar. Perkiraan ini mungkin berbeda dengan harga sebenarnya yang akan dicapai dalam transaksi wajar pada tanggal pelaporan.
In applying the valuation techniques, management makes maximum use of market inputs, and uses estimates and assumptions that are, as far as possible, consistent with observable data that market participants would use in pricing the instrument. Where applicable data is not observable, management uses its best estimate about the assumptions that market participants would make. These estimates may vary from the actual prices that would be achieved in an arm’s length transaction at the reporting date.
Pajak penghasilan Income tax
Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal.
Grup mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan.
Significant judgment is exercised in determining the provision for corporate income tax. There are certain transactions and calculations for which the final tax determination is uncertain during the normal course of business. The Group recognizes a liability for corporate income tax based on estimates of whether there will be additional corporate income tax.
Provisi dan Kontijensi Provisions and Contingencies
Grup, dalam kegiatan usaha normal, menjalankan sesuai ketentuan untuk kewajiban hukum maupun konstruktif, jikaada, sesuai dengan kebijakan pada ketentuan dan kontinjensi. Dalam pengakuan dan pengukuran ketentuan, manajemen mengambil pertimbangan risiko dan ketidakpastian.
The Group, in the ordinary course of business, sets up appropriate provisions for its present legal or constructive obligations,if any, in accordance with its policies on provisions and contingencies. In recognizing and measuring provisions, management takes risk and uncertainties in to account.
Grup tidak mengakui provisi pada tanggal The Group has not recognized any provision as