• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Spektroskopi Infra Merah

Metode Spektroskopi inframerah ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi suatu senyawa yang belum diketahui,karena spektrum yang dihasilkan spesifik untuk

senyawa tersebut. Metode ini banyak digunakan karena cepat dan relatif murah, dapat digunakan untuk mengidentifikasi gugus fungsional dalam molekul. Spektrum inframerah yang dihasilkan oleh suatu senyawa adalah khas dan oleh karena itu dapat menyajikan sebuah fingerprint (sidik jari) untuk senyawa tersebut.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Spektroskopi_inframerah).

Tabel 2.1 Serapan Khas Beberapa Gugus Fungsi

Gugus Jenis Senyawa Daerah Serapan (cm-1)

C-H alkana 2850-2960, 1350-1470

C-H alkena 3020-3080, 675-870

C-H aromatik 3000-3100, 675-870

C-H alkuna 3300

C=C alkena 1640-1680

C=C aromatik (cincin) 1500-1600

C-O alkohol, eter, asam karboksilat, ester 1080-1300 C=O aldehida, keton, asam karboksilat, ester 1690-1760

O-H alkohol, fenol(monomer) 3610-3640

O-H alkohol, fenol (ikatan H) 2000-3600 (lebar)

O-H asam karboksilat 3000-3600 (lebar)

N-H amina 3310-3500

C-N amina 1180-1360

-NO2 nitro 1515-1560, 1345-1385

Sumber : (http://id.wikipedia.org/wiki/Spektroskopi_inframerah)

2.5 Antibakteri

Senyawa anti bakteri merupakan senyawa yang mempunyai kemampuan menghambat pertumbuhan mikroorganisme, senyawa ini dapat berasal dari bagian tanaman seperti bunga, biji, buah, rimpang, batang, dan umbi. Sebagian besar

senyawa anti mikroba yang berasal dari tanaman diketahui merupakan metabolit sekunder terutama dari golongan fenolitik dan terpena dalam minyak atsiri. Beberapa senyawa yang bersifat anti mikroba dari tanaman diantaranya adalah fitoeleksin, asam organik, minyak atsiri, fenolitik dan beberapa kelompok pigmen tanaman (Naufalin, 2005).

Berdasarkan aktivitasnya, zat antibakteri dibedakan menjadi dua, yaitu antibakteri yang memiliki aktifitas bakteristatik (menghambat pertumbuhan bakteri) dan aktivitas bakterisidal (membunuh bakteri). Antibakteri bakteriostatik bekerja dengan cara menghambat perbanyakan populasi bakteri dan tidak mematikan. Pada kadar yang tinggi antibakteri bakteriostatik juga dapat bertindak sebagai bakterisida (Schunack et al.1990).

Ada tiga teknik uji yang termasuk dalam kelompok tes difusi yaitu disc technique dan hole atau well technique. Tes dalam media cair biasanya digunakan untuk menentukan nilai minimum inhibitory concentration (MIC).

Metode disc diffusion adalah metode paling sederhana yang secara rutin digunakan dalam uji sensitivitas. Dalam metode ini paper disc yang mengandung sejumlah tertentu zat antibakteri ditempatkan pada permukaan media agar yang sudah diinokulasikan dengan bakteri uji.

Ditch technique saat ini sudah jarang digunakan. Dalam metode tersebut, dilakukan pengambilan sebagian agar pada salah satu sisi petri untu diganti dengan agar yang mengandung antibiotic atau zat uji.

Dalam well technique, media agar padat dilubangi menggunakan corkborer kemudian diisi dengan sejumlah antibiotik dan larutan obat. Teknik ini memiliki kelebihan yaitu bahwa konsentrasi antibiotik atau obat yang digunakan dapat berbeda-beda serta dapat dibuang lubang dengan ukuran besar sehingga uji lebih kuantitatif.

Beberapa mikroba perusak pangan dan patogen digolongkan dalam, bakteri gram positif yaitu Staphylococcus aureus dan Bacillus thuringiensis dan bakteri gram negatif yaitu Salmonella dan Escerichia coli.

2.5.1 Bakteri Salmonella

Bakteri Salmonella merupakan bakteri patogen gram negatif pada produk makanan. Salmonella dinamai dari Daniel Edward Salmon, ahli patologi Amerika.

Salmonella dapat tumbuh pada kisaran suhu 5-450C, dengan suhu optimum 370C berbentuk tongkat, meskipun dapat tumbuh pada suhu dibawah 100

Salmonella menyebabkan penyakit pada organ pencernaan. Penyakit yang disebabkan oleh Salmonella disebut salmonellosis. Ciri-ciri orang yang mengalami salmonellosis adalah diare, keram perut, dan demam dalam waktu 8-72 jam setelah memakan makanan yang terkontaminasi oleh Salmonella.

C, pH optimum 6,5-7,5. Memiliki ketahanan panas yang tinggi pada pH 5,5 dan aw rendah. Infeksi salmonella pada bahan pangan banyak mendapat perhatian, karena bakteri ini seringkali menjadi penyebab Food borne disease. Diperkirakan lebih dari1/3 kejadian luar biasa yang terjadi disebabkan karena konsumsi makanan terinfeksi oleh salmonella sp. Salmonella dapat ditekan pertumbuhannya dengan minyak essensial dari bunga crysan dengan nilai MIC sebesar 6,25 mg/ml dan diameter zona hambat sebesar 19 mm(D’aost, 2000).

Gejala lainnya adalah demam, sakit kepala, mual dan muntah-muntah. Tiga serotipe utama dari jenis S.

enterica adalah S. typhi, S. typhimurium, dan S. enteritidis.S. typhi menyebabkan penyakit demam tifus (Typhoid fever), karena invasi bakteri ke dalam pembuluh darah dan gastroenteritis, yang disebabkan oleh keracunan makanan/intoksikasi.

Gejala demam tifus meliputi demam, mual-mual, muntah dan kematian. S. typhi memiliki keunikan hanya menyerang manusia, dan tidak ada inang lain. Infeksi Salmonella dapat berakibat fatal kepada bayi, balita, ibu hamil dan kandungannya serta orang lanjut usia. Hal ini disebabkan karena kekebalan tubuh mereka yang menurun. Kontaminasi Salmonella dapat dicegah dengan mencuci tangan dan menjaga kebersihan makanan yang dikonsumsi.

2.5.2 Bakteri Escherichia Coli

E. coli merupakan bakteri berbentuk batang dengan panjang sekitar 2 micrometer dan diamater 0.5 micrometer, terdapat pada saluran pencernaan manusia dan hewan. Bakteri ini termasuk umumnya hidup pada rentang 20-400C, optimum pada 370

Banyak industri kimia mengaplikasikan teknologi fermentasi yang memanfaatkan E. coli. Misalnya dalam produksi obat-obatan (insulin, antiobiotik), high value chemicals (1-3 propanediol, lactate). Secara teoritis, ribuan jenis produk kimia yang dihasilkan oleh bakteri ini asal genetikanya sudah direkayasa sedemikian rupa guna menghasilkan jenis produk tertentu yang diinginkan. Jika mengingat besarnya peranan ilmu bioteknologi dalam aspek-aspek kehidupan manusia, maka tidak dapat dipungkiri juga betapa besar manfaat E. coli bagi kita.(Levinson,2008).

C. E. coli merupakan mikroba patogen gram negatif yang banyak menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia., sehingga kemungkinan pangan tercemar bakteri ini sangat besar bila penanganan bahan pangan kurang memadai (Fardiaz, 1996).

2.5.3 Bakteri Staphylococcus Aureus

Bakteri gram positif yang menghasilkan pigmen kuning, bersifat aerob fakultatif, tidak menghasilkan spora dan tidak motil, umumnya tumbuh berpasangan maupun berkelompok, dengan diameter sekitar 0,8-1,0 µm. S. aureus tumbuh dengan optimum pada suhu 37oC dengan waktu pembelahan 0,47 jam. Bakteri ini merupakan mikroba flora normal yang terdapat pada permukaan tubuh, seperti pada permukaan kulit, rambut, hidung, mulut dan tenggorokan. S.aureus banyak mencemari pangan karena tindakan yang tidak higienis dalam penanganan pangan . Suhu optimum pertumbuhan S.aureus adalah 35-370C, suhu minimum 6,70C dan suhu maksimum 45,50C. Bakteri ini dapat tumbuh pada pH 4,0-9,8 dengan pH optimum sekitar 7,0-7,8. Pertumbuhan pada pH mendekati 9,8 hanya mungkin bila substratnya mempunyai komponen yang baik untuk pertumbuhan (Fardiaz & Jenie, 1988)

Infeksi S. aureus diasosiasikan dengan beberapa kondisi patologi, diantaranya bisul, jerawat, pneumonia, meningitis, dan arthritits. Sebagian besar penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini memproduksi nanah, oleh karena itu bakteri ini disebut piogenik. S. aureus juga menghasilkan katalase yaitu enzim yang mengkonversi H2O2 menjadi H2O dan O2, dan koagulase, enzim yang menyebabkan fibrin berkoagulasi dan menggumpal.

2.5.4 Bakteri Shigella sp

Shigella sp merupakan bakteri berbentuk batang dengan pengecatan Gram bersifat gram negative, tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob, tumbuh pada pH 6,4-6,7 dengan suhu 370

Infeksi ini disebut shigellosis, terkadang dapat menghilang dalam perjalanan penyakitnya, antibiotik dapat mempersingkat perjalannya penyakit. Shigellosis sangat menular. seseorang dapat terinfeksi melalui kontak dengan sesuatu yang terkontaminasi oleh tinja dari orang yang terinfeksi. Ini termasuk mainan,permukaan toilet, dan makanan yang disiapkan oleh orang yang terinfeksi. Shigella dapat disebarkan oleh lalat yang kontak dengan tinja yang terinfeksi. Karena tidak membutuhkan banyak bakteri shigella untuk menyebabkan infeksi maka penyakit dapat menyebar dengan mudah.

C. Hal tersebut berarti bakteri Shigella sp tidak dapat berkembang biak dengan baik pada pH yang rendah. Sebagian besar masyarakat mengkonsumsi yogurt (susu fermentasi) mempunyai rasa asam, digunakan sebagai minuman yang dapat menstabilkan pencernaan dan pencegah diare. Disentri adalah penyakit gangguan pencernaan yang disebabkan oleh bakteri Shigella sp. Shigella sp merupakan bakteri patogen di saluran pencernaan.

Keberadaan Shigella sp di saluran pencernaan dapat mengganggu system pencernaan pada manusia karena Shigella sp menyebabkan radang usus besar sehinggga faeses yang dikeluarkan berdarah dan berlendir.

Shigellosis yang paling umum terjadi pada musim panas umumnya mengenai anak-anak usia 2-4 tahun dan jarang menginfeksi bayi dibawah umur 6

bulan. Di negara-negara ini Shigellosis endemik merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas terutama pada golongan umur balita.

BAB 3

Dokumen terkait