• Tidak ada hasil yang ditemukan

Spektroskopi Resonansi Magnetik Inti Proton ( 1 H-NMR)

Bab 2 Tinjauan Pustaka

2.4 Teknik Spektroskopi

2.4.3 Spektroskopi Resonansi Magnetik Inti Proton ( 1 H-NMR)

Setelah spektroskopi inframerah, spektroskopi resonansi magnetik inti (NMR) adalah yang metode yang paling penting digunakan dalam kimia organik. Dalam spektroskopi inframerah mengandung infromasi mengenai adanya gugus fungsi pada molekul, sedangkan spektroskopi NMR memberikan informasi mengenai jumlah dari masing-masing hidrogen.

Kemampuan terhebat resonansi inti magnetik timbul karena tidak semua proton dalam molekul memiliki resonansi yang identik pada frekuensi yang sama. Hal ini sesuai dengan fakta bahwa berbagai macam proton dalam molekul dikelilingi oleh elektron dan memiliki sedikit perbedaan dalam lingkungan elektronik dari satu dan yang lainnya. Proton akan terlindungi oleh elektron yang mengelilingi mereka. Dalam daerah magnetik, peredaran elektron valensi dari daerah penghasil proton yang bertentangan dengan daerah magnetik yang berlaku. Pergeseran kimia dalam unit δ ditunjukkan dalam jumlah resonansi proton yang bergeser dari TMS dalam bagian per juta (ppm) dari frekuensi dasar spektroskopi

δ=frekuensi spektrometer dalam pergeseran dalam

Unsur dasar dari spektrometer nmr adalah ilustrasi skematis. Sampel dilarutkan dalam pelarut yang tidak memiliki proton (biasanya CCl4) dan dalam

jumlah yang kecil dari TMS yang ditambahkan sebagai pusat referensi internal. Semua proton dalam molekul yang identik dalam lingkungan kimia akan memiliki pergerseran kimia yang sama. Dengan demikian, semua proton dari TMS atau semua proton dalam benzena, siklopentana, atau aseton memiliki nilai resonansi yang berdekatan pada nilai δ. asing-masing komponen akan memiliki penyerapan yang tunggal dalam spektrum nmr. Proton ini dikatakan sama secara

kimia. Pada kenyataannya, spektrum tidak dapat hanya dibedakan dari berapa banyak tipe proton yang berbeda pada molekul tersebut, tetapi dapat memperlihatkan berapa banyak jenis perbedaan yang ada dalam molekul tersebut. Dalam spektrum nmr, daerah dibawah masing-masing peak adalah proporsional dengan jumlah dari hidrogen yang ada pada peak tersebut (Pavia, 2009).

Tidak semua inti 1H membalikkan spinnya tepat sama dengan frekuensi radio karena inti-inti tersebut mungkin berbeda dalam lingkungan kimianya atau bahkan lingkungan elektroniknya. Kondisi ini menyebabkan adanya pergeseran kimia. Kebanyakan senyawa organik memiliki puncak bawah medan (dimedan

rendah) dari T S/senyawa standar dan diberi δ positif. Nilai δ= 1,00 berarti

bahwa puncak muncul 1 ppm dibawah medan dari puncak TMS. Cara umum untuk menetapkan puncak ialah dengan membandingkan pergeseran kimia dengan proton yang serupa dalam senyawa standar yang diketahui. Sebagai contoh, Benzena memiliki enam hidrogen ekuivalen dan menunjukkan satu puncak pada spektrum NMR 1H-nya pada δ = 7,24. Senyawa aromatik lain juga menunjukkan puncak didaerah ini. Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan hidrogen cincin

aromatik akan memiliki pergeseran kimia pada sekitar δ = 7. Demikian pula

kebanyakan hidrogen CH3-Ar muncul pada δ = 2,2-2,5. Pergeseran kimia dari inti 1

H pada berbagai lingkungan kimia telah ditetapkan dengan mengukur spektrum NMR 1H dari sejumlah besar senyawa dengan relatif sederhana yang diketahui (Achmadi,2003).

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Flavonoida merupakan salah satu golongan fenol alam yang terbesar. Menurut perkiraan, kira-kira 2% dari seluruh karbon yang difotosintesis oleh tumbuhan diubah menjadi flavonoida atau senyawa yang berkaitan erat dengannya. Penyebaran jenis flavonoida pada golongan tumbuhan yang tersebar yaitu angiospermae, klorofita, fungi, briofita. Senyawa flavonoida terdapat pada semua bagian tumbuhan termasuk daun, akar, kayu, kulit, tepung sari, nektar, bunga, buah dan biji. Namun ada juga flavonoida yang terdapat pada hewan, misalnya dalam kelenjar bau berang-berang dan sekresi lebah (Markham, 1988).

Flavonoida adalah senyawa yang mengandung C15 terdiri atas dua inti

fenolat yang dihubungkan dengan tiga satuan karbon (Sastrohamidjojo, 1996). Senyawa flavonoid diduga sangat bermanfaat dalam makanan karena berupa senyawa fenolik, senyawa ini yang bersifat antioksidan kuat. Oleh karena itu, makanan yang kaya flavonoid dianggap penting untuk mengobati penyakit- penyakit, seperti kanker dan penyakit jantung (Heinrich et al, 2010).

Jambu biji dalam Prosea (Plant Resources of South East Asia) menyebutkan bahwa tumbuhan ini berasal dari wilayah tropis Amerika yakni wilayah antara Meksiko dan Peru. Ia tercatat dengan nama latin Psidium guajava, Psidium dari bahasa Yunani Kuno yang artinya delima, Sementara guajava diadaptasi dari bahasa spanyol, guayaba sebutan orang spanyol untuk pohon jambu biji.

Tanaman jambu biji (Psidium guajava L.) termasuk familia Myrtacea, banyak tumbuh didaerah-daerah ditanah air kita. Penduduk terlalu mementingkan buahnya, sedangkan daun-daunnya hanya sebagian kecil saja yang memperhatikannya (Kartasapoetra, 1992) Daun jambu biji dalam kapasitasnya

sebagai obat dikenal sebagai bahan obat tradisional untuk penyakit diare, disentri dan mencret (Cahyono, 2010).

Jambu Australia masuk ke Indonesia pada 80-an. Batang, daun, kulit dan daging buah, hingga akar berwarna merah. Bentuk buah sama dengan jambu biji lokal, tapi ukurannya kecil dan bijinya banyak. Bobot buah 150-400 gram. Rasanya kurang manis. (Trubus, 2014).

Penelitian sebelumnya telah melakukan perbandingan uji aktivitas antioksidan dari senyawa dari beberapa flavonoida yang diisolasi dari ekstrak daun jambu biji yang tumbuh di Thailand (Tachakittirungrod et al 2007). Rochmasari telah melakukan isolasi dan penentuan struktur senyawa dari daun jambu biji Australia yang dihasilkan dari fraksi netral dan diketahui mengandung senyawa metil palmitat,metil linolenat, metil stearat dan squalena (Rochmasari, 2011) kemudian Aziz dan Dzamil juga telah mengisolasi senyawa flavonoida dari ekstrak n-butanol dan menyimpulkan bahwa ekstrak n-butanol dari daun jambu biji mengandung beberapa jenis golongan flavonoida melalui identifikasi spektroskopi UV-cahaya tampak (Aziz dan Dzamil,2013) lalu Harianja telah mengisolasi senyawa flavonoida dari daun jambu biji dan memperkirakan golongan yang terdapat dalam daun jambu biji adalah golongan Flavanonol (Harianja, 2014).

Dari uji pendahuluan pada penelitian ini, yaitu dengan uji skrining fitokimia dengan pereaksi Mg-HCl, FeCl3 5%, dan H2SO4(p) menunjukkan bahwa

ekstrak metanol dan etil asetat daun tumbuhan jambu biji Australia (Psidium guajava L.) mengandung senyawa flavonoida.

Dari uraian diatas, dan beberapa literatur penelitian yang telah dilakukan terhadap tumbuhan jambu biji Australia maka peneliti tertarik untuk meneliti daun jambu biji Australia (Psidium guajava L.) yang merupakan salah satu varietas jambu biji, khususnya mengenai senyawa flavonoida yang terkandung dalam tumbuhan ini.

1.2 Permasalahan

Permasalahan dalam penelitian ini adalah golongan flavonoida apakah yang terdapat dalam daun tumbuhan jambu biji Australia (Psidium guajava L.) .

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi senyawa flavonoida dari daun tumbuhan jambu biji Australia (P guajava L.).

1.4 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumber informasi ilmiah pada bidang Kimia Bahan Alam khususnya tentang golongan senyawa flavonoida yang terkandung dalam daun tumbuhan jambu biji Australia (P guajava L.).

1.5 Lokasi Penelitian

1. Tempat Pengambilan Sampel

Sampel yang digunakan diperoleh dari Jln.Bunga Terompet Koserna Medan Selayang.

2. Tempat Melakukan Penelitian

Penelitian dilakukan di laboratorium Kimia Bahan Alam FMIPA Universitas Sumatera Utara (USU).

3. Lokasi Identifikasi Senyawa Hasil Isolasi

Analisis Spektrofotometer Inframerah (FT-IR), dan Spektrometer Resonansi Magnetik Inti Proton (1H-NMR), Analisis Spektrofotometer UV-Visible dilakukan di Laboratorium Kimia Bahan Alam FMIPA ITB.

1.6 Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini, isolasi senyawa flavonoida dilakukan terhadap daun tumbuhan jambu biji Australia berupa serbuk halus yang kering sebanyak 1050 gram. Tahap awal yaitu dilakukan uji skrining fitokimia untuk senyawa flavonoida dari ektrak metanol dan etil asetat dengan menggunakan pereaksi FeCl3 5%,Serbuk Mg-HCl(p) dan H2SO4(p).

Tahap isolasi yang dilakukan: 1. Ektraksi Maserasi

2. Pemisahan Tanin 3. Ektraksi Partisi

4. Hidrolisis (Pemutusan Gula) 5. Analisis Kromatografi Lapis Tipis 6. Analisis Kromatografi Kolom

7. Analisis Preparatif Kromatografi Lapis Tipis 8. Analisis Senyawa Hasil Isolasi

Tahapan analisis senyawa hasil isolasi yang dilakukan adalah: 1. Analisis Kromatografi Lapis Tipis

2. Identifikasi dengan menggunakan Spektrofotometer Inframerah (FT-IR), Spektrofotometer UV-Visible (UV-Vis), dan Spektrometer Resonansi Magnetik Inti Proton (1H-NMR).

ISOLASI SENYAWA FLAVONOIDA DARI DAUN TUMBUHAN JAMBU BIJI AUSTRALIA (Psidium guajava L.)

ABSTRAK

Isolasi senyawa flavonoida yang terdapat pada daun tumbuhan jambu biji Australia (Psidium guajava L.) dilakukan secara ekstraksi maserasi dengan pelarut metanol. Ekstrak pekat metanol ditambahkan dengan etil asetat kemudia disaring. Ekstrak pekat etil asetat dilarutkan dengan metanol dan dipartisi dengan n-heksana. Ekstrak pekat metanol dihidrolisis dengan HCl 6% dan selanjutnya dipartisi dengan kloroform. Ekstrak pekat kloroform dipisahkan dengan kromatografi kolom dengan eluen n-heksana : etil asetat 90:10; 80:20; 70:30; 60:40; 50:50 (v/v). Senyawa yang diperoleh dimurnikan dengan kromatografi lapis tipis preparatif, menghasilkan pasta berwarna merah kecoklatan sebanyak 35,9 mg dengan harga Rf = 0,68 menggunakan eluen Benzena : Aseton 70 : 30. Selanjutnya senyawa yang diperoleh dianalisis dengan spektrofotometer UV- Visible, Inframerah (FT-IR) dan Spektrometer Resonansi Magnetik Inti Proton (1H-NMR). Dari data analisis dan interpretasi spektroskopi, diduga bahwa senyawa hasil isolasi yang diperoleh adalah senyawa flavonoida yaitu golongan flavonol.

ISOLATION OF FLAVONOID COMPOUNDS FROM AUSTRALIAN GUAVA LEAVES (Psidium guajava L.)

ABSTRACT

Isolation of flavonoid compounds from leaves of Australian Guava (Psidium guajava L.) has been done with extraction maceration by methanol solvent. The concentrated extract of methanol added with aethyl acetate. The concentrated extract of aethyl acetate then dissolved with methanol and partition extracted with n-hexane. The concentrated extract of methanol acided by HCl 6%, then partition extracted with chloroform. The concentrated extract of chloroform separated with column chromatography with eluent n-hexane : aethyl acetate 90:10; 80:20; 70:30; 60:40; 50:50 (v/v). The compounds was purified with TLC preparative yielding tawny paste with weight 35,9 mg with Rf= 0,68 use eluent Benzene : Acetone 70 : 30 (v/v). The compound further identified analysis by using spectroscopy ultraviolet Visible (UV-Vis), Fourier Transform Infra Red Spectroscopy (FT-IR) and Proton Nuclear Magnetic Resonancy Spectroscopy (1H-NMR) was estimated as flavonoid is flavonol.

ISOLASI SENYAWA FLAVONOIDA DARI DAUN

TUMBUHAN JAMBU BIJI AUSTRALIA

(Psidium guajava L.)

SKRIPSI

RICKSON Y.MANIHURUK

110802055

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

ISOLASI SENYAWA FLAVONOIDA DARI DAUN TUMBUHAN JAMBU BIJI AUSTRALIA (Psidium guajava L.)

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains

RICKSON Y.MANIHURUK 110802055

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2016

PERSETUJUAN

Judul : Isolasi Senyawa Flavonoida Dari Daun Tumbuhan Jambu Biji Australia (Psidium guajava L)

Kategori : Skripsi

Nama Mahasiswa : Rickson Y.Manihuruk Nomor Induk Mahasiswa : 110802055

Program Studi : Sarjana (S1) Kimia Departemen : Kimia

Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sumatera Utara

Disetujui di

Medan, Januari 2016

Komisi Pembimbing:

Pembimbing 2 Pembimbing 1

Dr.Sovia Lenny, M.Si Lamek Marpaung, M.Phil, Phd NIP. 1975 1018 2000 032001 NIP. 1952 0828 1982 031001

Diketahui/Disetujui oleh

Departemen Kimia FMIPA USU Ketua

Dr. Rumondang Bulan Nst., MS NIP. 1954 0830 1985 032001

PERNYATAAN

ISOLASI SENYAWA FLAVONOIDA DARI DAUN TUMBUHAN JAMBU BIJI AUSTRALIA (Psidium guajava L.)

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya

Medan, Januari 2016

RICKSON Y.MANIHURUK 110802055

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat dan kasihNya yang senantiasa menyertai sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini dengan judul Isolasi Senyawa Flavonoida dari Daun Tumbuhan Jambu Biji Australia (Psidium guajava L).

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Lamek Marpaung,M.Phill.,Ph.D dan Ibu Dr. Sovia Lenny, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, ilmu dan waktu selama penulis melakukan penelitian hingga penulisan skripsi ini selesai. Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada Ibu Dr. Rumondang Bulan Nst, MS selaku ketua Departemen Kimia, Bapak Drs. Albert Pasaribu, M.Sc. selaku sekretaris Departemen Kimia dan Bapak Chairuddin M.Sc selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan nasihat selama penulis kuliah, Bapak dan Ibu dosen bidang Kimia Bahan Alam Hayati, serta seluruh dosen dan pegawai Departemen Kimia FMIPA USU. Terima kasih yang setulusnya penulis sampaikan kepada kedua orang tua penulis, Bapak tercinta Osner Manihuruk dan Ibu tersayang Resta Tambun yang selalu mencurahkan kasih sayang, doa, motivasi, dan semangat yang luar biasa sehingga menguatkan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini, serta kepada adik-adik tersayang Christin Stania ,Santi Oktaviani dan Joshua Olmert atas doa, bantuan dan dukungan kepada penulis. Terima kasih kepada Lamria Manullang sebagai teman terbaik yang selalu mendoakan dan mendukung penulis didalam pengerjaan penelitian dan skripsi ini. Terima kasih penulis ucapkan untuk teman-teman ELIEZER atas semangat dan doa yang selalu mereka haturkan setiap harinya. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada asisten Lab. KBAH (Bang Berkat,Bang Doni,Kak Siska,Kak Agnes Kak Anita , Andre, Debi, Handes, Dek Pocan, Defrista, Jeje, Debby, Bontor dan Cinta) atas bantuan, doa dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis. Terima Kasih kepada teman-teman kos (Daniel, Hotlan, Lianta dan Bernard), kepada kawan-kawan seperjuangan 2011 lainnya dan seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan oleh penulis.

GOD BLESS!

ISOLASI SENYAWA FLAVONOIDA DARI DAUN TUMBUHAN JAMBU BIJI AUSTRALIA (Psidium guajava L.)

ABSTRAK

Isolasi senyawa flavonoida yang terdapat pada daun tumbuhan jambu biji Australia (Psidium guajava L.) dilakukan secara ekstraksi maserasi dengan pelarut metanol. Ekstrak pekat metanol ditambahkan dengan etil asetat kemudia disaring. Ekstrak pekat etil asetat dilarutkan dengan metanol dan dipartisi dengan n-heksana. Ekstrak pekat metanol dihidrolisis dengan HCl 6% dan selanjutnya dipartisi dengan kloroform. Ekstrak pekat kloroform dipisahkan dengan kromatografi kolom dengan eluen n-heksana : etil asetat 90:10; 80:20; 70:30; 60:40; 50:50 (v/v). Senyawa yang diperoleh dimurnikan dengan kromatografi lapis tipis preparatif, menghasilkan pasta berwarna merah kecoklatan sebanyak 35,9 mg dengan harga Rf = 0,68 menggunakan eluen Benzena : Aseton 70 : 30. Selanjutnya senyawa yang diperoleh dianalisis dengan spektrofotometer UV- Visible, Inframerah (FT-IR) dan Spektrometer Resonansi Magnetik Inti Proton (1H-NMR). Dari data analisis dan interpretasi spektroskopi, diduga bahwa senyawa hasil isolasi yang diperoleh adalah senyawa flavonoida yaitu golongan flavonol.

ISOLATION OF FLAVONOID COMPOUNDS FROM AUSTRALIAN GUAVA LEAVES (Psidium guajava L.)

ABSTRACT

Isolation of flavonoid compounds from leaves of Australian Guava (Psidium guajava L.) has been done with extraction maceration by methanol solvent. The concentrated extract of methanol added with aethyl acetate. The concentrated extract of aethyl acetate then dissolved with methanol and partition extracted with n-hexane. The concentrated extract of methanol acided by HCl 6%, then partition extracted with chloroform. The concentrated extract of chloroform separated with column chromatography with eluent n-hexane : aethyl acetate 90:10; 80:20; 70:30; 60:40; 50:50 (v/v). The compounds was purified with TLC preparative yielding tawny paste with weight 35,9 mg with Rf= 0,68 use eluent Benzene : Acetone 70 : 30 (v/v). The compound further identified analysis by using spectroscopy ultraviolet Visible (UV-Vis), Fourier Transform Infra Red Spectroscopy (FT-IR) and Proton Nuclear Magnetic Resonancy Spectroscopy (1H-NMR) was estimated as flavonoid is flavonol.

DAFTAR ISI Halaman Persetujuan ii Pernyataan iii Penghargaan iv Abstrak v Abstract vi

Daftar Isi vii

Daftar Tabel ix Daftar Gambar x Daftar Lampiran xi Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Permasalahan 3 1.3 Tujuan Penelitian 3 1.4 Manfaat Penelitian 3 1.5 Lokasi Penelitian 3 1.6 Metodologi Penelitian 4

Bab 2 Tinjauan Pustaka

2.1 Tumbuhan Jambu Biji 5

2.1.1 Jenis Jambu Biji 6

2.1.2 Manfaat Tumbuhan Jambu Biji 8

2.2 Senyawa Flavonoida 8

2.2.1 Klasifikasi Senyawa Flavonoida 11

2.2.2 Sifat Kelarutan Senyawa Flavonoida 16

2.2.3 Biosintesa Flavonoida 17 2.3 Teknik Pemisahan 18 2.3.1 Ekstraksi 18 2.3.2 Partisi 19 2.3.3 Hidrolisis 20 2.3.4 Kromatografi 20

2.3.4.1 Kromatografi Lapis Tipis 22

2.3.4.2 Kromatografi Kolom 23

2.3.4.3 Kromatografi Lapis Tipis Preparatif 24

2.4 Teknik Spektroskopi 25

2.4.1 Spektroskopi Ultra-Violet (UV-Vis) 25

2.4.2 Spektroskopi Infra-Merah (FT-IR) 27

Bab 3 Metode Penelitian

3.1 Alat-alat 30

3.2 Bahan-bahan 31

3.3 Prosedur Penelitian 31

3.3.1 Penyediaan Sampel 31

3.3.2 Uji Pendahuluan Terhadap Ekstrak Daun

Jambu Biji Australia 32

3.3.3 Ekstraksi Daun Tumbuhan Jambu Biji Australia 32 3.3.4 Analisis Kromatografi Lapis Tipis 33 3.3.5 Isolasi Senyawa Flavonoida dengan

Kromatografi Kolom 34

3.3.6 Pemurnian 34

3.3.7 Uji Kemurnian Hasil Isolasi dengan Kromatografi

Lapis Tipis 35

3.3.8 Identifikasi Senyawa Hasil Isolasi 35 3.3.8.1 Identifikasi dengan Spektrofotometer Ultraviolet

Visible (UV-Vis) 35

3.3.8.2 Identifikasi dengan Spektrofotometer

Inframerah (FT-IR) 35

3.3.8.3 Identifikasi dengan Spektrometer Resonansi

Magnetik Inti Proton (1H-NMR) 35

3.4 Bagan Skrining Fitokimia 36

3.5 Bagan Penelitian 38

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

4.1 Hasil Penelitian 40

4.2 Pembahasan 43

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan 45

5.2 Saran 45

DAFTAR PUSTAKA 46

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel

2.1 Daftar Adsorben pada Kromatografi 22 2.2 Rentangan Serapan Spektrum UV-Visible golongan

Flavonoid 26

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar

2.1 Biosintesa Hubungan antara Jenis Monomer

Flavonoida dari Alur Asetat-Malonat dan Alur Sikimat 17

2.3 Diagram Teknik Pemisahan 18

4.1 Spektrum UV-Visible Hasil Isolasi 40

4.2 Spektrum Inframerah (FT-IR) Hasil Isolasi 41

4.3 Spektrum 1H-NMR Hasil Isolasi 42

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran

1. Gambar Daun Jambu Biji Australia

(Psidium guajava L) 49

2. Hasil Determinasi daun Jambu Biji

Australia (Psidium guajava L) 50 3. Kromatogram Lapisan Tipis Ekstrak Pekat

Kloroform Daun Jambu Biji Australia

(Psidium guajava L) sebelum kromatografi kolom 51 4. Kromatogram Lapisan Tipis Ekstrak Pekat

Kloroform Daun Jambu Biji Australia

(Psidium guajava L) Penggabungan Fraksi 52 5. Kromatogram Lapisan Tipis Ekstrak Pekat

Kloroform Daun Jambu Biji Australia

(Psidium guajava L) sebelum KLT Preparatif 53 6. Kromatogram Lapisan Tipis senyawa murni hasil

Isolasi 54

7. Spektrum Ultraviolet-Visible beberapa senyawa

Flavonoida 55

8. Spektrum 1H-NMR senyawa hasil isolasi 56 9. Ekspansi spektrum 1H-NMR Senyawa Hasil Isolasi

pada δ= 2,95- 4,25 ppm 57

10. Ekspansi spektrum 1H-NMR Senyawa Hasil Isolasi

pada δ= 6,8-7,65 ppm 58

Dokumen terkait