• Tidak ada hasil yang ditemukan

NKT 6. Kawasan yang Mempunyai Fungsi Penting Untuk Identitas Budaya Tradisional Komunitas Lokal

8. IDENTIFIKASI NILAI KONSERVASI TINGGI

8.1 NKT 1 Kawasan yang Mempunyai Tingkat Keanekaragaman Hayati yang Penting

8.1.2 NKT 1.2 Spesies Hampir Punah

Tujuan NKT 1.2 adalah untuk mengidentifikasi spesies dan sub-spesies yang hampir punah yang berada di dalam areal UP maupun disekitarnya dan yang mungkin terpengaruh oleh kegiatan operasional. Terkait dengan hal tersebut, pengelolaan UP harus dilakukan secara maksimal untuk menjamin perlindungan dari masing-masing individu spesies-spesies yang ada.

Spesies yang hampir punah memiliki resiko tinggi menjadi punah dan karena itu masing-masing individu menjadi penting sebagai sumber/tonggak penerus dari spesies tersebut. Karenanya, seluruh lapisan masyarakat, termasuk UP, mempunyai tanggung-jawab untuk mengambil tindakan pro-aktif dan positif untuk melindungi spesies-spesies tersebut dari kepunahan. Hanya spesies kategori terancam hampir punah pada Daftar Buku Merah IUCN atau spesies yang memenuhi kriteria tersebut masuk dalam NKT 1.2.

Tujuan NKT 1.2 berbeda dengan NKT 1.3. Tujuan NKT 1.2 adalah untuk mengindetifikasi dan melindungi popolasi dari spesies yang ada Kawasan yang Merupakan Habitat bagi Populasi Spesies Yang Terancam, Penyebaran Terbatas atau Dilindungi yang Mampu Bertahan Hidup. NKT 1.3 bertujuan untuk mengidentifikasi dan mempertahankan kemampuan hidupnya populasi bagi spesies tertentu dengan cara mempertahankan habitatnya. NKT 1.2 mengakui betapa pentingnya setiap individu dalam spesies hampir punah, baik dalam jumlah populasi yang mampu bertahan hidup maupun yang tidak. NKT 1.2 mangharuskan UP untuk berupaya agar setiap individu bertahan hidup (bukan hanya populasinya) baik dengan cara mempertahankan habitatnya maupun dengan cara yang lebih intensif jika perlu. Penting untuk dicatat bahwa dalam saran tindak pengelolaannya, habitat bagi spesies yang teridentifikasi pada NKT1.2 masih perlu untuk dipelihara atau dipertahankan bahkan jika populasinya telah dianggap tidak mampu untuk bertahan hidup.

Identifikasi Nilai Konservasi Tinggi 55

8.1.2.1 Pengumpulan Data Sekunder Daftar Spesies

Daftar spesies yang dapat dipertimbangkan dalam NKT 1.2 telah disusun dalam Lampiran Digital 1 untuk seluruh Indonesia. Spesies dari tabel tersebut yang terbukti berada didalam atau memungkinkan berada dalam UP atau bentang alam disekitarnya harus dicatat. Diperlukan juga mencatat ketergantungan setiap spesies tersebut terhadap tipe ekosistem yang mana untuk membantu analisis lebih lanjut mengenai penyebaran spesies diseluruh UP dan bentang alam disekitarnya. Berdasarkan informasi ini dapat dipersiapkan rencana sensus (pencacahan) untuk menentukan keberadaannya dan menaksir jumlah individu spesies tersebut yang berada dalam UP.

Informasi Lokal

Informasi yang diperoleh dari penduduk lokal, perusahaan atau lembaga lokal lainnya dapat digunakan sebagai data tambahan untuk meyakinkan keberadaan spesies NKT 1.2 dan selanjutnya dapat digunakan sebagai petunjuk dalam melaksanakan sensus/ penghitungan individu.

8.1.2.2 Pengumpulan Data Primer

Sensus pada sebuah UP perlu dilakukan untuk memastikan keberadaan spesies hampir punah dalam sebuah bentang alam. Idealnya, survei untuk menentukan perkiraan ukuran populasi juga dilakukan. Survei tersebut hendaknya ditujukan untuk identifikasi habitat dan lokasi spesies yang bersangkutan, baik melalui perjumpaan secara langsung, kamera jarak jauh, atau jejak/tanda sekunder. Metode sensus yang digunakan akan tergantung pada spesies yang dicari. Untuk spesies sedentary (tumbuhan), titik tertentu di dalam UP berdasarkan penyebaran tipe ekosistem dapat di tentukan dan disurvei langsung (system sample plot atau metoda rapid survei lain). Untuk menentukan metode survei

bagi spesies yang bergerak perlu berkonsultasi dengan atau melibatkan langsung para ahli dalam bidang terkait, terutama mamalia, burung atau herpetofauna. Areal-areal dalam UP yang diperkirakan mungkin digunakan oleh spesies NKT 1.2 juga perlu diidentifikasi pada tahap pengumpulan data primer di lapangan.

8.1.2.3 Analisis Data

Analisis data sangat bergantung pada spesies dan metode sensus yang digunakan. Tujuan utama adalah mengambil keputusan apakah spesies tersebut berada di dalam atau di sekitar UP. Perhatian lebih terhadap usaha contoh, referensi mengenai literatur terhadap keperluan range habiat/geografi dan konsultasi dengan tenaga ahli sangat diperlukan sebelum memutuskan CR terkait dengan potensi keberadaanya, yang pada kenyataannya, tidak terdapat dalam PU. Dasar pengambilan keputusan tersebut harus

PANDUAN IDENTIFIKASI Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi di Indonesia

56

terdokumen dengan baik. Tujuan keduanya adalah menaksir jumlah individu yang ada dan penyebarannya.

8.1.2.4 Pemetaan

Ditemukannya setiap individu spesies CR menjadikannya NKT 1.2. dan area penemuan setiap individu spesies tersebut harus dipetakan dan sebagai NKT 1.2. Untuk spesies yang bergerak yang ada atau diduga ada, area -area yang menjadi atau cenderung menjadi habitat spesies tersebut harus dipetakan sebagai NKT 1.2. Sebagai catatan adalah bahwa area yang dipetakan sebagai NKT 1.2 juga harus dipetakan sebagai NKT 1.3 apabila pada area tersebut dipastikan terdapat populasi yang mampu bertahan hidup.

8.1.2.5 Tantangan dan Peluang di Masa yang Akan Datang

Masa depan tata-guna lahan areal-areal yang berada di luar UP harus dipertimbangkan dalam kajian NKT 1.2, terutama bagaimana hal-hal tersebut mungkin berpengaruh terhadap kelangsungan hidup individu dari spesies NKT 1.2. Hal tersebut menjadi sangat penting bagi pengelolaan spesies hampir punah yang bergerak pada jarak jauh dan kemungkinan besar akan keluar-masuk dari batas UP, seperti harimau atau gajah di Sumatera atau orangutan di Kalimantan. Informasi mengenai tata-guna lahan (TGHK, RTRWP, RTRWK) akan menjadi sangat penting pada saat penyusunan rekomendasi tindak pengelolaan.

8.1.2.6 Saran Tindak Pengelolaan

Tujuan pengelolaan untuk NKT1.2 adalah untuk mendukung keberlangsungan hidup semua individu dari spesies hampir punah yang dipastikan ada dalam PU. Dalam saran tindak pengelolaan, masing-masing individu yang diidentifikasi sebagai NKT 1.2 yang berada di dalam UP harus diperlakukan agar mampu untuk bertahan hidup. Untuk spesies yang tidak dapat bergerak seperti tanaman, atau spesies satwa dengan pergerakan sangat terbatas, berikut adalah syarat yang hendaknya dipenuhi: (i) tersedianya habitat yang cukup untuk menjamin keberlangsungan hidupnya dan (ii) atribut ekologi habitat tersebut harus terlindungin dengan baik. Khusunya bagi tumbuhan dalam famili

Dipterocarpaceae, jika spesies CR terdapat dalam UP dengan jumlah populasi diatas 100

individu dewasa (diameter > 60 cm) maka pemanenan terbatas dimungkinkan untuk dilakukan dengan catatan UP menyusun rencana kelola populasi spesies tersebut. Untuk spesies satwa yang bergerak lebih jauh, tersedia banyak pilihan seperti konservasi in-situ dengan menyediakan habitat secukupnya, memungkinkan terjadinya migrasi ke habitat yang berdekatan dengan UP, dan translokasi atau penangkaran jika hanya beberapa individu. Keputusan akhir menyangkut pendekatan yang akan digunakan memerlukan persetujuan dari stakeholder yang terkait terutama pemerintah yang berwenang – contohnya, untuk spesies yang dilindungi harus mendapat persetujuan dari Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam, Dephut. Jika ada populasi spesies

Identifikasi Nilai Konservasi Tinggi 57

NKT 1.2 yang dianggap mampu bertahan hidup, maka saran tindak pengelolaan yang disusun dalam NKT 1.3 bagaimanapun juga harus diimplementasikan.

8.1.3 NKT 1.3 Kawasan yang Merupakan Habitat bagi