• Tidak ada hasil yang ditemukan

Spesifikasi Desain Sistem

Dalam dokumen 9. Sistem Distribusi Tenaga Listrik (Halaman 26-33)

4. Pola Sistim Ditribusi Lainnya

9.6. Spesifikasi Desain Sistem

Dalam rencana pengembangan dan perluasan jaringan distribusi tenaga listrik sedikitnya ada tiga kriteria sebagai dasar rekayasa (basic engineering) yang semestinya diperhatikan dalam pengembangan distribusi ketenaga listrikan yaitu :

a. Desain sistem dan peralatan distribusi serta pembuatannya

b. Penentuan garis-garis besar standar konstruksi yang didasarkan pada peralatan yang diperoleh c. Memilih dan menyeleksi berbagai macam standar konstruksi yang akan digunakan pada situasi

Adanya keberagaman spesifikasi desain ketenaga listrikan akan memungkinkan dapat mengganggu kelancaran pengusahaan dan pembangunan ketenaga listrikan itu sendiri

Untuk keperluan penyederhanaan pengelolaan investasi serta kelancaran pengusahaan ketenaga listrikan di wilayah PT PLN, perusahaan ini telah menyusun spesifikasi desain untuk JTM dan JTR dalam SPLN 72 tahun 1987 yang diantaranya sebagai berikut :

1. Sistem Distribusi Tegangan Menengah

a. Saluran Udara Tegangan Menengah ( SUTM )  Jaringan Radial

Radial tanpa saklar seksi

Radial dengan saklar seksi manual Local, Remote Radial dengan saklar seksi otomatik

 Jaringan Lingkar (loop)

Loop dengan saklar seksi manual Local, Remote Loop dengan saklar seksi otomatik

b. Saluran Kabel Tegangan Menengah  Jaringan Gugus

 Jaringan Spindel  Jaringan Simpul

2. Sistim distribusi Tegangan Rendah a. Saluran Udara Radial

b. Saluran Bawah Tanah Radial 3. Jenis Pemutus Tenaga

a. Pemutus Tenaga (PMT) tipe hembusan udara (Air Blast ) b. Pemutus Tenaga tipe hampa udara (Vacuum)

c. Pemutus Tenaga tipe minyak banyak ( Oill Bulk ) d. Pemutus Tenaga tipe minyak sedikit ( Low Oil Content) e. Pemutus Tenaga tipe Gas ( SF 6 )

4. Bus Bar ( Rel ) TM a. Open Type b. Closed Type

5. Transformator di Gardu Induk Distribusi

Pada Akhir pembangunan transformator di Gardu Induk Distribusi sedapat mungkin lebih dari satu buah sehingga bila satu transformator terganggu, tidak terjadi pemadaman total

6. Gardu Transformator

Untuk konsumen umum, khusus , umum dan khusus a. Gardu Tembok Untuk SKTM

b. Gardu Tembok Untuk SUTM c. Gardu Kiosk

d. Gardu Tiang : Portal , Cantol 7. Gardu Hubung (GH)

Gardu Hubung terdiri dari GH spindle dan GH non Spindle GH spindle mempunyai 7 unit penyulang maksimum GH non Spindle mempunyai 3 unit penyulang

GH ini dilengkapi dengan Pemutus beban dengan mekanisme pengendalian elektris 8. Pengaturan tegangan dan turun tegangan

a. Turun tegangan pada JTM diperbolehkan 2% dari tegangan kerja yang tidak memanfaatkan Sadapan Tanpa Beban (STB) yaitu sistem spindle dan sistem gugus.

b. Turun tegangan pada JTM diperbolehkan 5% dari tegangan kerja bagi sistem yang memanfaatkan STB yaitu sistim radial diatas tanah dan sistim simpul

c. Turun tegangan pada sistim distribusi dibolehkan 3 % dari tegangan kerja d. Turun tegangan pada JTR dibolehkan sampai 4 % dari tegangan kerja e. Turun tegangan pada SR dibolehkan sampai 1 % dari tegangan nominal 9. Penghantar Jaringan Tegangan Menengah

a. Penghantar terbuka diatas tanah b. Kabel alumunium type XLPE

c. Kabel pilin udara sesuai SPLN 43-5:1986 10. Penghantar Jaringan Tegangan Rendah

a. Penghantar terbuka dari aluminium campuran hal ini sesuai dengan SPLN 41-8-1981 tentang penghantar aluminium campuran

Bagi JTR yang memerlukan kabel antara gardu dan tiang pertama digunakan kabel dengan kemampuan hantar arus 1 tingkat lebih tinggi diatas kemampuan hantar arus penghantar terbuka.

b. Penghantar berisolasi dipilin sesuai dengan SPLN 42-10-1986 tentang kabel pilin udara dengan penghantar fasa aluminium dan penghantar netral alumium campuran

11. Penghantar Sambungan Rumah terdiri dari 3 macam yaitu :

c. Penghantar berisolasi dipilin dengan penghantar netral berisolasi sesuai dengan SPLN 42-10- 1986 tentang kabel pilin udara

d. Penghantar tembaga telanjang sesuai SPLN 49-4 1981atau 41-5 1981 e. Penghantar Kabel tanah sesuai SPLN 43 –1-1981

Penampang sambungan rumah disesuaikan dengan daya kontraknya 12. Tegangan kerja di Gardu Induk Distribusi

Pada sistem yang tidak memanfaatkan STB pada trafo distribusi, tegangan kerja di GI distribusi diatur sebagai berikut :

a. Dipertahankan kostran 20.5 - 21 kV b. Dipertahankan konstan 21.5 - 22 kV c. Dipertahankan konstan 22,5 - 23 kV

Pada sistem yang memanfaatkan STB pada trafo distribusi,tegangan kerja di GI distribusi diatur sebagai berikut :

a. Pada saat beban penuh tegangan antara: 22.5 – 23 kV pada saat beban nol tegangan 20 kV b. Pada saat beban penuh tegangan antara: 21.5 – 22 kV pada saat beban nol tegangan 19 kV c. Pada saat beban penuh tegangan antara: 20.5 – 21 kV pada saat beban nol tegangan 18 kV Cat : 0.5 – 1 kV untuk kompensasi voltage drop pada trafo distribusi dan tegangan konsumen tidak lebih besar dari 105 %

13. Suplai konsumen besar Tegangan Menengah ( TM )

Untuk konsumen besar TM dapat disuplai dengan cara sebagai berikut: a. Saluran suplai tunggal diatas tanah

c. Saluran suplai ganda didalam tanah

d. Saluran suplai ganda / banyak didalam tanah 14. Relai Pengaman

a. Relai pengaman yang dipakai untuk saluran penyulang sesuai dengan SPLN 52 –3 ; 1983 b. Relai Penutup Balik disesuaikan dengan sistim pentanahan netral

15. Jumlah Penyulang (feeder) 20 kV ( out going feeder )

Pada umumnya pembebanan masing masing saluran 20 kV yang keluar dari GI adalah mulai dari 4 s/d 15 MVA disesuaikan dengan drop voltage maksimum

a. Untuk GI distribusi kecil jumlah saluran keluar minimum 3 buah maksimum 6 buah b. Untuk GI distribusi sedang jumlah saluran keluar minimum 7 maksimum 14

c. Untuk GI distribusi sedang jumlah saluran keluar minimum 14 maksimum kelipatan 7 Cat : GI Distribusi kecil .... 20 MVA

GI Distibusi sedang ... 60 MVA GI Distribusi besar ...> 60 MVA 9.7. Konfigurasi Sistim

Beragam jenis konfigurasi sistem yang bisa dipilih untuk membangun suatu sistem distribusi, namun pemilihan konfigurasi lain dari yang sudah dispesifikasi perlu pengkajian yang lebih mendalam untuk menghindari timbulnya dampak yang tidak di inginkan baik dalam investasi maupun dalam pengusahaan

Konfigurasi Jaringan Tegangan Menengah

Sedikitnya ada 6 jenis konfigurasi sistem distribusi primer yang sesuai dengan spesifikasi PLN[x] adalah

a. Simpul ( Spot Network )

b. Spindle dengan Pengatur Distribusi c. Spindle tanpa Pengatur Distribusi d. Gugus ( Cluster )

e. Lingkar / Ring ( Loop ) f. Radial

Pemilihan jenis konfigurasi untuk sistem distribusi tegangan menengah tergantung kepada beberapa faktor antara lain faktor kawasan, kapasitas beban dan peruntukan. Untuk tujuan meningkatkan pelayanan tenaga listrik kepada konsumen modifikasi konfigurasi jaringan dilapangan sering dilakukan dengan harapan dapat melancarkan tugas operasi sistem dengan mempertahankan kontinuitas suplai pada konsumen.

Bentuk-bentuk dari konfigurasi sistem distribusi tegangan menengah ini dapat dilihat pada gambar 9.7.1. sampai dengan gambar nomor 9.7.6 seperti berikut :

Gambar .9.7.1 Konfigurasi Sistem Radial

Pada gambar 9.7.2 diperlihatkan modifikasi dari konfigurasi sistem radial dengan memasangkan suatu peralatan hubung Pemutus Balik Otomatis (PBO) yang sering disebut recloser atau Load Break Switch ( LBS ) Umumnya dipasang ditengah jaringan atau dibeberapa tempat yang diperlukan baik dengan sistem operasi lokal atau dengan sistem operasi remote atau diperlukan operasi yang otomatis. Dengan adanya peralatan hubung yang operasinya didukung teknologi informasi, pengoperasian sistem atau dalam kegiatan manuver beban menjadi lebih cepat sehingga lamanya padam dapat dikurangi lebih banyak

Gambar 9.7.2.. Konfigurasi Radial dengan PBO

Trf Trf PMT Grd 1 Grd 9 Trf PMT Grd 1 Grd 9 PSO ( PBO )

Namun demikian keberadaan PBO memerlukan penelitian secara seksama terlebih dahulu. Kemampuan PBO untuk melakukan trip dan close beberapa kali sering tidak di kehendaki oleh peralatan listrik yang berbasis elektronika atau microprosesor dan perusahaan garmen dan sejenisnya yang cukup peka dengan kondisi stabilitas dan kontinuitas

. Gambar 9.7.3 Konfigurasi Sistem Lingkar ( Loop )

Trf PMT Grd a GI Feeder A PMT Express Feeder PMT PMT GH Grd z Midle Point PPJD TS+TC+TM TS+TC+TM TS+TC Trf PMT Grd a GI Feeder A LBS PMT Grd z Feeder B Grd b Grd 9 Trf Grd 1 LBS Feeder A PMT

Gambar 9.7.4. Konfigurasi Sistem Gugus (Cluster).

Konfigurasi Sistem JaringanTegangan Rendah

Konfigurasi sistem jaringan tegangan menengah sesuai dengan spesifikasi JTR dalam SPLN 72 – 1987 menggunakan konfigurasi radial meskipun secara teoritis pasokan JTR dapat dilakukan dari beberapa sumber tegangan dalam hal trafo distribusi seperti terlihat pada konfigurasi sistim Spot Net Work (Simpul) Namun demi keamanan personal dan keselamatan umum kondisi seperti ini tidak dipergunakan

Dalam dokumen 9. Sistem Distribusi Tenaga Listrik (Halaman 26-33)

Dokumen terkait