• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem sekuriti dengan menggunakan kamera nirkabel ini akan dibuat dengan perancangan sebagai berikut :

SWITCH ACCESS POINT WIRELESS NETWORK WIFI CAMERA I WIFI CAMERA II WIFI CAMERA III Remote Administrator Client I II Client Data base WIFI CAMERA IV

Gambar 4.20 Model Perancangan Sistem Keamanan Kamera Nirkabel

Sistem sekuriti ini dapat menggunakan beberapa wireless camera yang beroperasi pada frekuensi 2.4 GHz. Masing-masing kamera akan mempunyai alamat IP yang unik pada jaringannya. Wireless network akan dihubungkan ke Local Area Network (LAN) dengan menggunakan access point. Sebuah server akan ditambahkan untuk mendukung sistem database dari sistem sekuriti ini.

Komputer-komputer client dapat mengakses kamera wireless setelah mendapatkan otentifikasi untuk akses data kamera wireless. Data-data visual akan dikirimkan melewati port 80 yaitu port HTTP, untuk pengiriman streaming image visual dari kamera dan akan ditampilkan dengan sistem perangkat lunak. Sistem perangkat

lunak yang dirancang akan memperhatikan jumlah tampilan kamera yang dapat ditampilkan sekaligus pada layar komputer. Aplikasi yang dikembangkan dalam penelitian ini dibatasi maksimum hanya 4 kamera.untuk melihat tampilan sistem perangkat lunak yang digunakan dapat dilihat pada lampiran halaman L27-L30

streaming video yang diterima oleh komputer melalui port 80, yaitu port HTTP (HyperText Transport Protocol), akan di capture per frame oleh komputer server untuk disimpan sebagai file yang berisikan frame interval tertentu maka format penyimpanannya adalah format JPEG atau dapat pula disimpan dalam format movie file AVI untuk data bergerak. Untuk melakukan video streaming kecepatan transfer data (data rate) didalam jaringan sangatlah berpengaruh, jika transfer data pada jaringan lambat maka gambar dari video streaming yang akan dilihat oleh user akan memiliki delay dan tidak real time sehingga akan mengurangi kejelasan pandangan dari pihak user. Untuk itu diperlukan bandwith dan kecepatan jaringan yang besar. Kecepatan data atau data rate yang ideal untuk sistem ini adalah 256 Kbps. Dimana data rate tersebut dibutuhkan untuk melakukan video streaming.

Untuk spesifikasi perangkat keras (hardware) yang digunakan yang menjadi komponen sistem keamanan kamera nirkabel penelitian ini menganjurkan spesifikasi sebagai berikut:

ƒ Wi-Fi Camera DCS-900W ƒ Access Point DWL-900AP+ ƒ Linksys 8-port layer 2 switch (SD2008)

Untuk melihat spesifikasi detail dari tiap komponen penyusun sistem kamera keamanan nirkabel dapat dilihat pada lampiran halaman L20-L30.

4.5.1 Sistem Motion Detection pada Sistem Kamera Keamana Nirkabel

Seperti kamera keamanan yang telah ada di pasaran, sistem kamera keamanan nirkabel sudah dilengkapi fitur motion detection (pendekteksi gerak). Sistem ini digunakan untuk menghemat media penyimpanan, karena jika kamera digunakan untuk merekam secara continue maka data yang disimpan akan sangat besar. Sistem motion detection yang dirancang hanya akan aktif bila ada pergerakkan dan perubahan intensitas cahaya.

Sensitivitas yang dipakai pada motion detection ini bergantung pada beberapa faktor, yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan image, seperti perubahan objek benda yang ditangkap, besar dari objek yang bergerak dan adanya perubahan intensitas cahaya .Besar dari objek yang ditangkap juga mempengaruhi perbedaan frame yang dihasilkan dalam hal ini akan mempengaruhi sensitivitas dari motion detection yang didesain..

4.5.2 Usulan Teknik Pengamanan Data Sistem Keamanan Kamera Nirkabel

Untuk mengamanakan data yang dikirim benar-benar secure diperlukan pengamanan secara hardware dimana utility yang digunakan adalah perangkat firewall dalam bentuk hardware. Penelitian ini lebih menyarankan penggunaan perangkat firewall dalam bentuk hardware dikarenakan penggunaan firewall dalam bentuk software ada kemungkinan besar lebih mudah dihack oleh hacker karena apabila hacker berhasil menghack OS( Operating System) yang ada pada server maka kegunaan dari

firewall dan settingannya dapat diubah. Oleh karena itu disarankan untuk menggunakan perangkat firewall dalam bentuk hardware.

Dalam konfigurasi firewall yang diusulkan menggunakan firewall jenis X-Edge yang memiliki kapasitas 10-50 user. Pada firewall ini terdapat 3 area yaitu:

1. Area internal : orang dalam yang mengelola server

2. Area eksternal : user yang mengakses dari luar melalui access point. 3. Area DMZ < Demiliterized zone >: area yang berguna untuk menempatkan

public server untuk mencegah hacker masuk lebih jauh ke dalam jaringan dari pengelola server.

Sedangkan untuk kelancaran sistem ini faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah : 1. Bandwith yang digunakan.

2. Besar data yang dikirimkan.

3. Interferensi yang ada selama pengiriman ataupun permintaan data. 4. Pengaturan quality of service

Dalam pengaturan quality of service ini dapat diatur prioritas data serta prioritas bandwith terhadap data.

Untuk pengamanan dari jaringan wirelessnya sendiri akan dilakukan dengan menghidden SSID jaringan yang dipakai, Dengan kata lain jaringan SSID yang dipakai tidak dibroadcast untuk umum. Ini dapat mengurangi resiko hacker mengganggu jaringan kita. Apabila SSID dihidden maka untuk menjamin supaya lancarnya komunikasi data maka SSID antara client dan access point harus sama sehingga dapat saling terkoneksi satu sama lainnya pada saat melakukan contact. Selain dengan cara ini, cara lain yang dapat dipakai adalah dengan memberlakukan WEP (Wireless Equivalent

Privacy). WEP dapat menambah keamanan dari data yang dikirim serta diterima secara wireless seperti yang dilakukan pada LAN. Pada WEP ini menyediakan layanan keamanan dengan cara meng-enkripsi data dan melakukan autentifikasi berlaku ketika ingin mengakses access point sedangkan proses enkripsi dilakukan pada paket data yang akan dikirimkan.

Masalah frekuensi juga menjadi salah satu faktor yang perlu diperhatikan. Seperti yang diketahui bahwa frekuensi WI-FI 2,4Ghz sekarang sudah dibebaskan penggunaannya oleh pemerintah sehingga kemungkinan terjadinya gangguan frekuensi sangat besar. Untuk mengatasi masalah ini kami menganjurkan beberapa cara antara lain: mengganti channel dimana frekuensi yang terkena interferensi dengan channel yang lain karena seperti yang diketahui terdapat 12 channel pada setiap frekuensi, melakukan pendekatan dengan orang atau perusahaan yang frekuensinya dianggap menganggu, menambah penguat sinyal <booster> dengan resiko dapat menggangu frekuensi orang lain.

Berikut ini adalah blok diagram mengenai usulan sistem keamanan pada sistem keamanan kamera nirkabel yang diteliti sebagai berikut :

Server Server Server Computer Computer

External

DMZ Inside

Server Server

External

Internet Computer Local Area Network Users Firewall ACCESS POINT WIFI CAMERA I WIFI CAMERA 2 WIFI CAMERA 3 WEP Switch Switch WIFI CAMERA 4

Gambar 4.21 Blok Diagram Usulan Sistem Keamanan Pada Sistem Keamanan Kamera Nirkabel

Dokumen terkait