BAB. XII
SFESIFIKASI TEKNIK DAN GAMBAR
1. RUANG LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah :
1. Pembangunan Pengasapan Ikan Roa di Desa Simbe
2. Pembangunan Pengasapan Ikan Rono Tapa
3. Pembangunan Pondok Wisata Pesisir
4.
Pembangunan Talud Rumah Nelayan
5. Pembangunan Bak Air Bersih Rumah Nelayan
6. Pembangunan Shelter
7. Pembangunan Saluran Pembuangan Air Pasar Ikan
Dalaka
8. Rehabilitasi Rumah jaga pabrik es Labean
9. Pembangunan Pagar Pabrik Es Labean
10. Pembangunan Pos Pengawasan
1.2. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah mendatangkan
segala bahan Konstruksi, peralatan dan tenaga kerja,
serta pekerjaan-pekerjaan lain yang nyata-nyata ada
kaitannya dengan pekerjaan ini.
2. PENJELASAN TEKNIK
2.1. Lokasi atau Lapangan kerja akan diserahkan kepada
Kontraktor dalam keadaan seperti waktu pemberian
penjelasan dengan membuat berita acara penyerahan
Lapangan dan sebelum memulai pekerjaan dianggap
mengetahui benar letak, batas-batas Pekerjaannya.
2.2. Kontraktor wajib menyelesaikan pekerjaan hingga
lengkap yaitu dengan membuat, memasang dan
menyediakan bahan-bahan, alat-alat dan sebagainya
yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan
tersebut.
2.3. Setiap pekerjaan yang akan dimulai kontraktor maupun
yang sedang dilaksanakan kontraktor wajib berhubungan
dengan pengawas untuk menyaksikan sejauh tidak
ditentukan lain untuk mengesahkannya.
2.4. Penimbunan bahan-bahan dilapangan harus memenuhi
syarat-syarat teknis serta dapat dipertanggung jawabkan,
dan tidak menimbulkan bahaya.
2.5. Dalam hal terdapat bagian pekerjaan tidak disebut dalam
uraian ini, maka pelaksanaannya satu dan lainnya sesuai
dengan gambar atau menurut petunjuk direksi.
2.6. Jika terdapat perbedaan antara gambar dengan uraian ini,
Kontraktor wajib menghubungi Pengawas guna
mendapatkan pemecahannya.
2.7. Jika terdapat gambar kerja dan penjelasan yang kurang
atau kurang jelas kontraktor boleh melengkapi atas
petunjuk dan persetujuan pengawas.
3. UKURAN DAN SATUAN
1. Semua ukuran dalam gambar dan Bestek dinyatakan
dalam M (Meter), CM (Centi Meter), MM (Mili Meter).
Ukuran di atas juga dinyatakan dengan tanda + (Plus) dan
di bawah juga dinyatakan dengan tanda - (Min).
2. Jika dalam gambar dan Bestek terdapat perbedaaan
ukuran tidak jelas atau kurang, dapat ditanyakan kepada
pengawas.
3. Dalam pelaksanaan pekerjaan semua ukuran harus dibuat
seteliti mungkin.
4.PEKERJAAN LAPANGAN
4.1. Segera setelah Surat Perintah Mulai Kerja diterbitkan oleh
Pemberi Tugas, pemborong harus membuat :
a. Kantor Direksi dan Barak kerja di lapangan yang letak
dan ukurannya akan ditemtukan oleh Direksi pada saat
Aanwijzing lapangan ;
b. Pemborong juga harus menyediakan listrik dan air
secukupnya untuk keperluan Kantor Direksi dan Barak
kerja
c. Perlengkapan Kantor
Pemborong harus menyediakan perlengkapan Kantor,
baik untuk keperluan
Pemborong maupun Direksi antara lain sebagai berikut :
Kursi dan mejatamu
:
Secukupnya
Kursi dan meja Rapat
:
Secukupnya
Kursi dan meja tulis
:
Secukupnya
Kotak P3K
:
Secukupnya
Papan tulis
:
1 buah
Almari kayu
:
1 buah
Mesin ketik portable
:
1 buah per lokasi
Meja gambar
:
1 unit
Dan lain-lain yang menurut Direksi diperlukan
Pemborong diwajibkan menyediakan alat komunikasi
agar hubungan antara Direksi Keet Kontraktor dan Site
Engineer dapat berjalan dengan lancar.
d. Pemborong bertanggung jawab atas perawatan Kantor
dan perlengkapan Kantor Direksi ;
e. Setelah pekerjaan selesai seluruh Kantor dan
peralatannya harus dipindahkan, Pemborong
berkewajiban untuk membongkar dan memindahkan bila
diminta Direksi.
4.2.
Pemborong harus membuat papan nama Kegiatan
berukuran 1 x 1,50 meter dari bahan tripleks yang
mencantumkan antara lain :
a. Nama K/L/D/IPemberi Tugas,
b. Nama Kegiatan dan Nama Pekerjaan,
c. Sumber dana dan Tahun anggaran,
d. Harga borongan dan waktu pelaksanaan,
e. Nama Konsultan Pengawas,
f. Nama perusahaan Kontraktor (pemborong).
5. PEKERJAAN TANAH/PASIR
5.1. Pekerjaan Galian
(1). Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan galian ini meliputi galian tanah untuk
Pondasi, Saluran Pemasukan, Saluran Pembuangan,
Kolam dan pekerjaan galian lainnya yang nyata-nyata
tertera dalam gambar dan syarat-syarat teknik ini.
(2). Pelaksanaan :
(a) Galian tanah dimensi minimal sama dengan
gambar atau maksimal sampai mencapai tanah
dasar/keras
(b) Untuk Pekerjaan Kolam tanah galian tanah
digunakan sebagai bahan timbunan pematang kolam
atau saluran air.
5.2. Pekerjaan Urugan/Timbunan
(1). Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi semua penimbunan Pasir/tanah
dibawah lantai, Pondasi dan Pematang saluran dan
kolam.
(2). Pelaksanaan :
Semua urugan pasir harus dipadatkan dengan
penyiraman air, sehingga mendapatkan angka
kepadatan maksimal.
6. PEKERJAAN PASANGAN
6.1. Pasangan Batu Kali
(1). Lingkup Pekerjaan :
Bagian pekerjaan ini meliputi pasangan pondasi batu
kali yang dibuat untuk pondasi Talud, Saluran, Pagar
dan Bangunan dibawah sloof sebagaimana dinyatakan
dalam gambar, dan sebelumnya dibawah pasangan
pondasi harus diberi urugan pasir dan batu kosong.
(2). Material :
(a) Batu kali yang dipakai harus dari jenis yang keras
dan tidak keropos, serta mempunyai gradasi baik
dengan diameter minimum 25 cm.
(b) Adukan yang dipakai terdiri dari campuran 1 PC : 5
Pasir, terkecuali ditentukan lain.
(c) Baik batu, pasir maupun air adukan yang dipakai
pada pekerjaan ini harus bersih dari lumpur dan
kotoran-kotoran lainnya.
(3). Pelaksanaan :
(a) Pekerjaan pasangan batu kali dilaksanakan sesuai
dengan ukuran dan bentuk-bentuk yang ditunjukkan
dalam gambar.
(b) Untuk pemasangan batu kali ini tidak dibenarkan
sisi-sisi batu saling bersentuhan, tetapi diantaranya
harus diisi dengan adukan, sehingga hubungan batu
satu sama lain melekat dengan sempurna.
6.2. Pasangan Batako dan batu bata
(1). Lingkup Pekerjaan :
Bagian pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan-
bahan, pemasangan dan semua pasangan batako
dan Batu Bata yang tertera pada gambar. Pelaksanaan
pemasangannya harus benar-benar mengikuti garis-
garis ketinggian dan bentuk-bentuk yang terlihat pada
gambar dan disebutkan dalam spesifikasi ini.
(2). Material :
(a) Batako dan batu bata yang digunakan harus baru,
terbakar keras dan tidak patah-patah. Ukuran yang
dianjurkan adalah (untuk batako 15 cm x 11 cm x
37,5 cm dan untuk Batu bata 5 cm x 11 cm x 22
cm) dengan toleransi ukuran 0,5 cm.
(b) Adukan yang digunakan untuk pasangan bata
biasa adalah campuran 1 PC : 5 Pasir, sedangkan
untuk daerah kedap air (trasram) menggunakan
campuran 1 PC : 2 Pasir.
(3). Pelaksanaan :
(a) Pasangan dinding Batako dan batu bata umumnya
adalah 1/2 batu, kecuali Direksi/Pengawas Teknik
memberikan petunjuk lain.
(b) Pemasangan batako dan batu bata harus rata dan
tegak, lajur penaikannya diukur tepat dengan
tiang lot, kecuali bilamana tidak diperlihatkan
dalam gambar maka setiap lajur Batako harus
putus sambungan dengan lajur dibawahnya. Selain
itu pola ikatan pasangan harus terjaga baik
diseluruh pekerjaan.
(c) Pada jarak-jarak tertentu pasangan batu tersebut
perlu diperkuat dengan kolom praktis (beton),
dengan dimensi, penulangan dan penempatan
sesuai gambar.
(d) Segera setelah pasangan batu bata selesai, siar-
siarnya dikeruk sedalam 1 cm agar plesteran
dapat melekat dengan baik
e) Sebelum bata dipasang hendaknya direndam
dalam air sampai jenuh, dan pemasangannya
harus rapi sesuai dengan syarat pekerjaan yang
baik. Bata-bata potongan tidak boleh
dipakai/dipasang, terkecuali pada pertemuan-
pertemuan dengan kosen/kolom.
7. PEKERJAAN BETON
7.1. Beton Bertulang
(1). Lingkup Pekerjaan :
Bagian pekerjaan ini meliputi pengadaan dan
pemasangan dari semua macam beton biasa, beton
bertulang dengan penulangannya termasuk bekisting,
finishing dan pekerjaan-pekerjaan lain yang nyata-
nyata termasuk dalam pekerjaan ini.
Pekerjaan beton bertulang dengan adukan 1 bagian
semen, 2 bagian pasir dan 3 bagian kerikil
dilaksanakan untuk:
(a) Sloof, Kolom, dan Ringbalk.
(b) Lain-lain seperti ditentukan dalam gambar.
(2). Material :
Bahan-bahan/material yang dipergunakan untuk
pekerjaan ini harus memenuhi syarat- syarat sebagai
berikut :
(a)Agregat :
Agregat harus terdiri dari gradasi-gradasi yang
terhalus sampai kasar, dan harus sesuai dengan
persyaratan dalam ketentuan-ketentuan beton.
Penyimpanan harus dilaksanakan sedemikian rupa,
sehingga bebas dari kontaminasi dengan bahan-
bahan yang dapat merusak.
(b)S e m e n :
Semen yang dipakai harus bermutu baik, tidak
berbatu, dibawa ketempat pekerjaan dalam
kemasan standard dari pabrik dan terlindung. Untuk
pelaksanaan pekerjaan beton ini kontraktor harus
mengusahakan hanya menggunakan satu merk
semen saja.
(c) Besi Tulangan :
Besi untuk tulangan penyimpanannya harus bebas
dari kontaminasi langsung dengan udara, tanah
lembab, aspal, olie (minyak) dan gemuk.
Pengikat tulangan beton harus menggunakan kawat
beton yang berukuran garis tengah minimal 1 mm.
(d) Bekisting :
Bahan cetakan beton (bekisting) menggunakan
papan terentang (kayu klas III) atau multipleks dan
balok 5/7 cm, kecuali Direksi/Pengawas
menegaskan lain.
(e) A i r :
Air yang dipakai untuk pengecoran harus bersih,
dalam arti tidak mengandung lumpur dan bahan-
bahan kimia yang dapat mempengaruhi kekuatan
beton.
(3). Pelaksanaan :
(a) Sebelum pengecoran dilaksanakan, bekisting harus
bersih dari kotoran-kotoran dan bahan-bahan lain.
Alat-alat pengaduk beton (beton molen) dan alat
pembawa juga harus bersih. Penulangan harus
dimatikan pada posisinya, serta harus diperiksa
terlebih dahulu.
(b) Dimensi semua bagian beton tertera pada gambar
bestek dan detail. Jika terdapat ketidak cocokan
pada
ukuran
pemborong
diwajibkan
mempertimbangkan terlebih dahulu dengan Direksi.
(c) Besar diameter besi tulangan harus sesuai dengan
ketentuan dalam gambar. Jika suatu diameter tidak
terdapat dipasaran, pemborong diwajibkan
membicarakan/konsultasi terlebih dahulu dengan
Direksi.
(d) Seluruh pekerjaan bekisting menggunakan kayu
kelas III, dan untuk mendapatkan hasil cetakan
yang memenuhi syarat pekerjaan bekisting harus
dikerjakan oleh tukang yang ahli.
(e) Celah-celah antara papan bekisting harus cukup
rapat, agar waktu mengecor tidak ada air adukan
yang lolos. Sebelum mulai mengecor, bagian dalam
dari bekisting harus disiram air dan dibersihkan dari
kotoran.
(f) Adukan beton tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian
lebih dari 1,50 meter, dan segera sesudah
pengecoran dimulai, lapisan-lapisan beton
dipadatkan dengan penggetar (internal concrete
vibrator). Kecepatan vibrator dalam adukan harus
tetap dan konstan serta penggunaannya tidak boleh
mengenai besi tulangan.
(g) Apabila oleh karena sesuatu hal pengecoran beton
diputuskan sebelum selesai, sebelum melanjutkan
pengecoran pada beton yang telah mengeras
permukaan yang akan disambung harus dikasarkan
dan dibersihkan, bekisting dikencangkan kembali,
dan penyambungannya menggunakan air semen
atau bonding agent yang disetujui
Direksi/Pengawas.
(h) Bekisting baru boleh dibongkar setelah beton
bersangkutan mengalami periode penge-rasan
sebagaimana diatur pada PBI 1971, dan sementara
itu penyiraman beton harus selalu dilaksanakan.
(i) Peraturan-peraturan mengenai pelaksanaan
pekerjaan beton yang tidak tercantum dalam RKS
ini, dipakai peraturan yang termuat dalam PBI 1971
sebagai syarat.
(j) Agar pemeriksaan dan persetujuan dari Direksi atas
pelaksanaan pengecoran beton dapat diberikan
pada
waktunya,
kontraktor
diwajibkan
menyampaikan pemberitahuan tentang rencana
pengecoran 2 x 24 jam sebelumnya.
8.2. Beton Tidak Bertulang
(1). Lingkup Pekerjaan :
Bagian pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan-
bahan, pemasangan dan semua pekerjaan beton
tak bertulang dan campuran yang dipergunakan
adalah 1 bagian semen 3 bagian pasir dan 5 bagian
kerikil, dan dilaksanakan untuk neut-neut kosen,
lantai kerja, lantai cor beton, rabat beton dan
lainnya yang ditentukan dalam gambar.
(2). Material :
Lihat uraian butir 1.2. diatas
(3). Pelaksanaan :
Lihat uraian butir 1.3 diatas
yang ada hubungannya dengan pekerjaan ini.
9. PEKERJAAN PLESTERAN DAN SIARAN
9.1. Lingkup Pekerjaan :
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran dan
kebutuhan persyaratan adukan sebagai berikut :
(a) Untuk semua plesteran dinding biasa terdiri dari 1
bagian semen dan 5 bagian pasir
(b) Untuk semua siaran pada pasangan pondasi talud dan
saluran pembuangan terdiri dari 1 bagian semen dan 4
baginan pasir
(b) Plesteran kedap air (trasram) menggunakan adukan 1
bagian semen dan 2 bagian pasir.
(c) Untuk semua plesteran beton dan kaki pondasi
digunakan adukan 1 bagian semen dan 2 bagian pasir.
9.2.Material :
(a) Pasir untuk plesteran harus diayak cukup halus, dan
pasir laut atau pasir yang memiliki kandungan tanah
tidak diperkenankan untuk digunakan.
(b) Semen yang digunakan harus baru, tidak ada bagian
yang membatu serta dalam kemasan standard pabrik
dan terlindung.
9.3. Pelaksanaan :
(a) Sebelum pekerjaan plesteran dikerjakan, semua bidang
yang akan diplester harus disi-ram air sampai jenuh,
dan siar-siarnya telah dikeruk sedalam lebih kurang 1
cm.
(b) Tebal plesteran dinding ditentukan lebih kurang 1 cm,
dikerjakan dengan lurus dan rata dan bidang-bidang
yang berombak/retak harus dibongkar dan diperbaiki.
(c) Semua bidang plesteran yang kelihatan harus diaci
menggunakan adukan 1 bagian semen dan 7 bagian
kapur, terkecuali plesteran kaki pondasi dan beton diaci
dengan air semen.
10. PEKERJAAN KAYU
10.1. Lingkup Pekerjaan :
Bagian pekerjaan ini meliputi pengadaan dan
pemasangan kayu-kayu untuk konstruksi kuda-kuda/kap,
gording, rangka plafond, listplank, jalusi kayu, kosen
pintu/jendela, bingkai pintu/jendela, ventilasi dan
pekerjaan kayu lainnya yang nyata-nyata tertera dalam
gambar.
10.2. Material :
(a) Kayu yang dipakai pada pekerjaan ini seluruhnya
adalah kayu Kelas II yang mempunyai kelas keawetan
III dan kelas kuat II sesuai dengan SKBI-3.6.53.1987
UDC : 674.048
(b) Kayu yang dipakai harus lurus kering, memiliki serat
yang teratur, tidak terdapat mata-mata kayu/cacat-
cacat lainnya serta tidak terdapat bidang-bidang yang
lemah.
(c) Ukuran-ukuran kayu yang dipergunakan harus sesuai
dengan ukuran yang terdapat pada gambar detail.
10.3. Pelaksanaan :
(a) Semua pekerjaan kosen, pintu, listplank, jalusi kayu
pada bagian-bagian tertentu harus diserut rata dan
halus, dan pada bagian-bagian pertemuan harus
dikerjakan dengan rapi dan tidak berongga.
(b) Untuk pekerjaan kap/kuda-kuda dan gording, ukuran
kayu, konstruksi dan cara pe-nyambungannya
mengikuti petunjuk yang tertera pada gambar, serta
diberi penguat cawat/ beugel besi plat dan angker.
(c) Semua pekerjaan harus bertaraf kelas satu dengan
hasil yang baik dan rapi, untuk profil panjang harus
menggunakan mesin potong.
11. PEKERJAAN PENUTUP ATAP DAN PLAFOND
11.1. Pekerjaan Atap
(1). Lingkup Pekerj1aan :
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja
dan pemasangan atap, nok, jurai pada tempat-
tempat sesuai dengan yang ditunjukkan dalam
gambar.
(a) Semua penutup atap menggunakan Seng
Gelombang/BJLS
0,20
mm,kemudian
dicat dengan cat atap.
(b) Untuk pengikat seng digunakan paku seng yang
berkwalitas baik buatan dalam negeri, sesuai
petunjuk dari pabriknya.
(c) Untuk bubungan atap digunakan
seng plat/BJLS 0,20 mm.
(3). Pelaksanaan :
(a) Sebelum pemasangan atap dilaksanakan,
kap/kuda-kuda dan gording harus telah di residu
terlebih dahulu, dan sudut-sudut pertemuan
tumpangan atap seng bagian bawah harus
dipotong untuk menghindari adanya tumpangan
yang terlalu tebal.
(b) Pemasangan atap harus dilaksanakan sedemikian
rupa, sehingga atap yang telah terpasang tidak
akan terbebani. Pemasangan paku pada atap
harus tepat pada gording sehingga tidak terjadi
kebocoran.
(c) Ukuran tumpangan panjang antara seng dengan
seng ditetapkan sebesar 200 mm, dan batas
pinggir seng ke as gording ditetapkan 100 mm.
11.2. Pekerjaan plafond
(1). Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja
dan pemasangan penggantung, rangka, dan penutup
plafond pada tempat-tempat yang sesuai dengan
yang ditunjukkan dalam gambar.
(2). Material :
(a) Semua material kayu untuk penggantung dan
rangka plafond menggunakan kayu Kelas II
dengan kelas keawetan III dan kelas kuat II sesuai
dengan SKBI-3.6.53. 1987 UDC : 674.048; dengan
ukuran-ukuran yang sesuai dengan yang
ditentukan dalam gambar.
(b) Kayu yang dipakai harus lurus, kering, tidak
terdapat mata-mata kayu/cacat-cacat lainnya
serta tidak terdapat bidang-bidang yang lemah.
(c) Untuk penutup plafond menggunakan tripleks
tebal 2,8 mm/3 mm buatan dalam negeri, tidak
cacat dan diusahakan warna tripleks yang
digunakan seragam.
(3). Pelaksanaan :
(a) Ketinggian, ukuran, pembidangan dan konstruksi
plafond dilaksanakan sesuai ketentuan-ketentuan
dalam gambar.
(b) Kayu untuk rangka plafond harus diserut rata,
terutama pada bidang-bidang bawah yang akan
ditutup dengan tripleks, dan diberi penggantung
dalam jumlah yang cukup.
(c) Nat-nat plafond sebelum ditutup tripleks harus
diberi cat warna hitam.
(d) Pemasangan plafond harus dilaksanakan oleh
tukang yang ahli, lurus dan tidak lentur. Apabila
terjadi plafond terpasang ternyata tidak lurus,
retak atau lentur, Direksi berhak menolak dan
pemborong harus segera membongkar dan
memperbaiki kembali.
12. PEKERJAAN LANTAI
12.1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan/material, tenaga
kerja dan pemasangan Tegel Keramik untuk KM/WC
sesuai yang ditentukan dalam gambar.
12.2. Material :
Keramik Porselin 20x25 untuk dinding KM/WC dan Tegel
Mozaik 20x20 untuk Lantai KM/WC.
12.3. Pelaksanaan :
(a)Pemasangan Keramik diatas adukan 1 PC : 3 Pasir
dengan Ketebalan 7 cm.
(b)Pemasangan harus rata dan datar serta alur keramik
dibuat saling tegak lurus, kecuali pada daerah KM/WC
di buat miring kearah saluran pembuangan (Floor
Drain).
13. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
Termasuk dalam pekerjaan ini adalah instalsi
pengadaan dan pemasangan yang meliputi :
13.1. Pengadaan dan Pemasangan lampu penerangan baik
didalam maupun luar bangunan sesuai titik nyala
sampai panel-panel penerangan.
13.2. Pengadaan dan Pemasangan stop kontak
13.3.
Pengujian dan pengesahan seluruh Instalasi Listrik
yang terpasang oleh Badan yang berwenang.
13.4. Menyerahkan Surat Jaminan oleh Instalatir Pemborong
beserta gambar Instalasi yang terpasang.
14. PEKERJAAN KACA
14.1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan/material, tenaga
kerja dan pemasangan kaca bingkai maupun kaca mati
seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
14.2. Material :
(a) Kaca yang digunakan pada pekerjaan ini adalah kaca
bening dan Kaca Riben tebal 3 –5 mm
(b) Kaca yang digunakan adalah kaca buatan dalam
negeri, tidak cacat dan tidak retak.
14.3. Pelaksanaan :
(a) Ukuran dan ketebalan kaca yang akan dipasang
dilaksanakan mengikuti petunjuk-petunjuk yang
ditentukan dalam gambar.
(b) Kaca harus dipasang sedemikian rupa dengan lubang
sponing yang sesuai dengan ketebalan kaca, serta
dipasang list dengan rapi sehingga tidak
goyang/longgar.
(c) Pada saat pekerjaan diserahkan, kaca yang terpasang
dalam keadaan utuh dan tidak cacat/retak. Apabila
berdasarkan pemeriksaan terdapat kaca yang
cacat/retak, pemborong harus segera mengganti.
15. PEKERJAAN KUNCI DAN PENGGANTUNG
15.1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan / material,
tenaga kerja dan pemasangan kunci serta alat-alat
penggantung.
15.2. Material :
(a) Semua daun pintu dipasang kunci tanam buatan
Dalam Negeri 2 (dua) slag kualitas baik setara SES,
Yale/Anchor.
(b) Engsel yang digunakan pada pekerjaan ini adalah
engsel nylon ring 4" untuk pintu-pintu, dan engsel
nylon ring 3" untuk jendela bingkai.
(c) Gerendel tanam lengkap untuk pintu 2 daun, dan
gerendel antik buatan dalam negeri untuk jendela.
(d) Haq angin antik lengkap buatan dalam negeri untuk
jendela-jendela bingkai.
(e) Sebelum dipasang, kunci-kunci dan alat-alat
penggantung harus diperlihatkan contohnya kepada
Direksi.
15.3. Pelaksanaan :
(a) Semua daun pintu menggunakan engsel nylon ring
4" buatan dalam negeri masing-masing 3 (tiga)
buah.
(b) Semua daun jendela bingkai menggunakan engsel
nylon ring 3" buatan dalam negeri masing-masing 2
(dua) buah, haq angin 2 (dua) buah dan untuk
pengunci dipasang gerendel 1 (satu) buah.
(c) Kunci-kunci harus berfungsi dengan baik dan pada
saat diserahkan anak kunci harus diserahkan lengkap
dengan cadangannya.
16. PEKERJAAN PENGECETAN DAN POLITUR
16.1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan/material,
tenaga kerja dan pengecatan kayu, tembok, plafond,
atap dan residu kap, kuda-kuda dan gording.
(a) Jenis cat kayu yang digunakan adalah merk Altex,
atau yang setara.
(b) Plamur atau dempul yang digunakan adalah produksi
dalam negeri kualitas baik.
(c) Jenis cat tembok yang digunakan adalah merk Inda
atau yang setara.
(d) Cat setara merk Express digunakan untuk cat seng.
(e) Residu dengan kekentalan yang cukup untuk kap,
kuda-kuda dan gording.
(f) Politur/teakoil untuk permukaan teakwood.
16.3. Pelaksanaan :
(1). Pekerjaan Cat Kayu :
(a) Bidang-bidang yang akan dicat/dipolitur harus bersih
dari segala macam kotoran, dan sebelum pekerjaan
pengecatan dilaksanakan Pemborong harus
memperlihatkan bagian-bagian yang akan dicat
kepada Direksi untuk diperiksa.
(b) Semua permukaan kayu yang akan dicat/dipolitur
harus diamplas, dan lobang-lobang bekas paku harus
didempul dan diamplas kembali sampai rata.
(c) Pengecatan kayu dilaksanakan satu kali menie, satu
kali cat dasar dan satu kali plamur, kemudian
digosok dengan amplas, dan akhirnya dua kali cat
akhir.
(d) Cat kayu yang digunakan untuk kosen, daun pintu,
bingkai jendela dan list-plank akan ditentukan
kemudian.
(e) Untuk kap/kuda-kuda dan gording harus dicat
dengan residu.
(2). Pekerjaan Cat Tembok/Plafond :
(a) Semua bidang tembok dan plafond dicat dasar
dengan menggunakan plamur, kemudian dicat
dengan cat tembok sebagai cat akhir.
(b) Cat tembok yang digunakan untuk plafond dan
tembok bagian dalam, tembok bagian luar akan
ditentukan kemudian.
(3). Pekerjaan Polituran :
Semua daun pintu panel, teakwood dan semua papan
partisi harus dipolitur dengan teakoil/politur vernis
sampai mengkilap, setelah diamplas halus dan rata.
(4). Pekerjaan Cat Atap :
(a) Semua bidang atap, bubungan dan jurai harus dicat
dengan menggunakan cat atap, warna akan
ditentukan kemudian.
(b) Pengecatan dilaksanakan sebelum atap terpasang.
(c) Apabila pengecatan dilaksanakan dilokasi setelah
atap terpasang, harus digunakan papan pengaman
sehingga tidak merusak atap serta tidak
menimbulkan kebocoran. Apabila terjadi
kerusakan/kebocoran atap, pemborong harus
mengganti dan memperbaiki kembali.
17. DOKUMENTASI
Kontraktor harus membuat foto-foto dokumentasi dibuat
sebelum pekerjaan dimulai (0%), tahap pelaksanaan hingga
pengusulan terminj, Penyerahan I (pertama) dan Penyerahan
II (Kedua), foto dokumentasi harus selalu diambil pada posisi
yang sama untuk setiap kemajuan (tampak Depan, Samping
dan belakang) dan setiap tahap bagian pekerjaan yang
penting antara lain penulangan beton, pengecoran, pondasi
dan lain-lain foto-foto tersebut dimasukan kedalam album
dan diserahkan kepada Pengguna Anggaran
(direksi/Pengawas) sebanyak 3 (tiga) set.
18. GAMBAR PELKSANAAN (AS BUILDT DRAWING)
18.1.
Setelah selesai seluruh pekerjaan, kontraktor
bekerjasama dengan konsultan Pengawas membuat
gambar pelaksana/As Built Drawing (jika terdapat
perubahan pelksanaan dari perencanaan) berdasarkan
shop drawing dari seluruh sistim, struktur dan
konstruksi, termasuk perletakan, Denah maupun
instalasi.
18.2.
Instalsi Listrik, Instalasi Air bersih dan instalasi air
Dalam dokumen
DOKUMEN LELANG PEMBANGUNAN PAGAR PABRIK ES LABEAN
(Halaman 141-154)