• Tidak ada hasil yang ditemukan

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

Dalam dokumen UPLOAD MIN PENGGING 2012 (Halaman 134-155)

URAIAN UMUM

1. Tata cara penyelenggaraan bangunan ini telah diatur dalam Bab I (Umum), Bab II

(Pengumuman Pemilihan Langsung Dengan Pascakuslifikasi) Bab. III (Instruksi Kepada Peserta ), Bab IV (Lembar Data Pemilihan), Bab IV (Lembar Data Kualifikasi) Bab. VI (Bentuk Dokumen Penawaran), Bab VII (Petunjuk Pengisian Formulir Kualifikasi) Bab.VIII (Tata Cara Evaluasi Kualifikasi) Bab. IX (Bentuk Kontrak) Bab.X (Syarat–Syarat Umum Kontrak), Bab XI (Syarat-syarat Khusus Kontrak), Bab.XII (Spesifikasi Teknis dan Gambar), Bab. XIII (Daftar Kuantitas dan Harga) Bab.XIV (Bentuk Dokumen Lain) sedang bentuk bangunan yang dimaksud harus sesuai dengan gambar yang telah ditetapkan dengan Syarat-Syarat Teknis sebagaimana tercantum dalam pasal-pasal di bawah ini.

2. Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh penyedia adalah :

Kegiatan Pembangunan 1 Ruang Kelas Baru MIN Pengging Kecamatan Banyudono

Kabupaten Boyolali, dengan perincian sebagai berikut :

1. Pekerjaan Persiapan :

Pembersihan lokasi, pengukuran dan profilen, andangstegerwerk, direksi keet (sewa), air kerja, papan nama proyek.

2. Pekerjaan Tanah:

 Pekerjaan galian tanah pondasi + footplate

 Pekerjaan urugan kembali tanah galian

 Pekerjaan urugan pasir bawah pondasi + footplate

3. Pekerjaan Pasangan :

 Pekerjaan pasang pondasi batu kali camp 1 Pc : 3 Kp : 10 Pp

 Pekerjaan pasang dinding bata merah ½ bata camp 1 Pc : 3 Kp : 10Pp

 Pekerjaan plesteran camp 1 Pc : 2 Kp : 8 Pp

 Pekerjaan acian

4. Pekerjaan Lantai

 Pekerjaan pasang keramik 30/30 kualitas I

 Pekerjaan rabat beton bawah lantai (K100) tebal 5 cm

5. Pekerjaan beton mutu f’c=7,4 Mpa (K100), slump (3-6)cm, w/c=0,87

6. Pekerjaan beton mutu f’c=19,3 Mpa(K225), slump (12±2) cm, w/c=0,58

 Pekerjaan pondasi footplate 1,2 x 1,2

 Pekerjaan sloof 20/30 cm

 Pekerjaan kolom 25/35

 Pekerjaan balok 25/50 dan 25/35

 Pekerjaan plat lantai tebal 12 cm dan lisplank

 Pekerjaan begesting

7. Pekerjaan pembesian

 Pekerjaan pondasi footplate tulangan D-16

 Pekerjaan sloof tulangan pokok D-16, begel tulangan P-8

 Pekerjaan kolom tulangan pokok D-16, begel tulangan P-8

 Pekerjaan balok tulangan pokok D-16, begel tulangan P-8

 Pekerjaan plat lantai dan lisplang tulangan P-10

8. Pekerjaan Pintu jendela

 Pekerjaan pasang kusen pintu jendela boven bahan kayu bangkirai

 Pekerjaan pasang daun pintu panel kayu kamper

 Pekerjaan pasang daun jendela kaca kayu kamper

 Pekerjaan pasang jalusi kayu kamper

 Pekerjaan pasang kaca mati tebal 5 cm

 Pekerjaan pasang slot pintu ex. Kuda Besar

 Pekerjaan pasang engsel pintu ex. Nylon RRT

 Pekerjaan pasang engsel jendela ex. Nylon RRT

 Pekerjaan pasang paser pintu

 Pekerjaan pasang paser jendela

 Pekerjaan pasang kait angin

9. Pekerjaan cat – catan

 Pekerjaan cat kayu baru ex Decolux 3x jadi

KETENTUAN UKURAN

1. Pelaksanaan pekerjaan berdasarkan gambar kerja dan syarat-syarat yang diuraikan

dalam RKS ini, serta perubahan-perubahan dalam Berita Acara Aanwijzing, sesuai pengarahan Pemimpin Kegiatan pada waktu atau sebelum berlangsungnya pekerjaan. Termasuk hal ini adalah pekerjaan-pekerjaan tambahan / kurang yang timbul dalam pelaksanaan.

2. Perbedaan Ukuran

a) Bila terdapat perbedaan ukuran atau ketidak sesuaian antara gambar rencana dan

detail, maka yang mengikat adalah gambar yang skalanya lebih besar.

b) Bilamana terjadi perbedaan antara gambar dengan Bestek / spesifikasi teknis harus

dilaporkan kepada Pemimpin Kegiatan untuk mendapatkan persetujuan sebelum dilaksanakan.

c) Pengambilan dan pemakaian ukuran yang keliru sebelum / selama dan sesudah

pekerjaan dilaksanakan menjadi tanggung jawab pemborong sepenuhnya. TITIK DUGA / PEIL

Penentuan titik duga 0 ( nol ) bangunan harus disesuaikan dengan gambar kerja atau ditentukan kemudian oleh direksi bersama perencana dilapangan pada saat pengukuran dan penjelasan lapangan.

PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia jasa harus berkonsultasi dengan Direksi

dan Pejabat yang berwenang atau Pemimpin Kegiatan.

2. Tempat pekerjaan diserahkan pada penyedia jasa dalam keadaan seperti waktu

pemberian penjelasan pekerjaan.

3. Penyedia jasa harus menjaga kebersihan lokasi dari sisa-sisa bongkaran atau yang

lainnya selama dan setelah pekerjaan berlangsung.

4. Kerusakan jalan masuk menuju lokasi dan tempat pekerjaan yang disebabkan oleh

pelaksanaan pembangunan ini, menjadi tanggung jawab Penyedia jasa dan wajib memperbaiki sampai baik / seperti keadaan semula.

5. Penyedia jasa harus menyediakan tempat sementara untuk Kantor Direksi Pekerjaan

Pengguna Jasa, Brak kerja dan gudang untuk menyiapkan bahan-bahan sesuai kebutuhan pada Kegiatan.

6. Penetapan bangunan sementara tersebut ditentukan kemudian dilapangan, sedang

pembuatannya harus sepengetahuan dan seijin Direksi, Pengawas Lapangan dan Konsultan Pengawas.

a. Kualitas dan mutu bangunan sementara tersebut harus sepengetahuan dan seijin

pemberi kerja/pengguna jasa, direksi pekerjaan, penyedia jasa harus memelihara kebersihan ruang direksi serta inventarisnya.

b. Penyedia jasa harus membuat bangunan sementara untuk ruang kerja kantor

Penyedia jasa lengkap dengan barak bahan yang terkunci.

c. Bangunan sementara harus mempunyai penerangan secukupnya agar tidak

d. Gudang untuk menyimpan bahan bangunan harus terhindar dari hujan, panas dan terjamin keamanannya.

e. Pelengkapan Ruangan Direksi :

 Satu almari yang dapat dikunci.

 Meja tulis dan kursi duduk.

 Satu papan tulis putih ( white board )

 Kotak obat-obatan ( lengkap ).

 Gambar pelaksanaan.

 Time shcedule.

 Foto Pelaksanaan

 Buku direksi.

7. Pelaksana Penyedia jasa harus menjamin keamanan Pengguna jasa baik untuk

barang-barang milik Penyedia Jasa sendiri, Direksi Pengawas/pengguna jasa serta menjaga bangunan-bangunan yang ada dari gangguan para pekerja pelaksana ataupun kerusakan akibat pelaksanaan pekerjaan

8. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia jasa berkonsultasi dengan direksi atau

pejabat yang berwenang atau Pemimpin Kegiatan.

9. Penyedia Jasa harus menjaga kebersihan lokasi dan dari sisa-sisa bongkaran atau

yang lainnya selamanya dan setelah pekerjaan berlangsung.

10. Penyedia jasa diharuskan membuat papan nama Kegiatan dengan redaksi sesuai

dengan normalisasi dari Kegiatan dan menyewa brak direksi keet sesuai standart yang telah ditentukan.

11. Penyedia jasa sebelum melaksanakan pekerjaan / tahap-tahapan pekerjaan diharuskan

membuat request sebagai permohonan ijin pekerjaan yang diajukan kepada pengawas lapangan/koordinator pengawas konsultan pengawas dan mengetahui Pejabat Pembuat Komitmen/ Pengguna Anggaran.

SARANA KERJA PELKSANAAN

Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan pekerjaan dilapangan penyedia jasa harus menyediakan :

1. Tenaga ahli / kerja sesuai dengan tabel terlampir.

2. Peralatan yang diperlukan/ disediakan sesuai dengan tabel terlampir.

3. Bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan yang akan

dilaksanakan tepat pada waktunya.

PEKERJAAN UITZET DAN BOUWPLANK

1. Sebelum pekerjaan uitzet dilaksanakan penyedia jasa harus memasang bouwplank

terlebih dahulu, bouwplank menggunakan kayu papan kruing ukuran 2x20 yang diketam rapi bagian atas, sedang patok-patok untuk memasang bouwplank digunakan kayu kruing ukuran 5xt cm.

2. Pekerjaan Uitzet dilaksanakan bersama-sama antara direksi, pengawas dan penyedia

jasa serta instasi terkait.

3. Setelah pekerjaan uitzet selesai dilaksanakan, penyedia jasa akan mendapat berita

A. Lingkup Pekerjaan

1. Semua Pekerjaan yang membutuhkan penggalian yaitu antara lain galian untuk :

a. Pembuatan segala macam Pondasi.

b. Semua pekerjaan galian tanah yang tercantum dalam gambar.

2. Pekerjaan urugan meliputi antara lain :

a. Semua pekerjaan yang membutuhkan penimbunan, pemadatan dan perataan

kembali, baik tanah maupun dengan pasir, sirtu sampai dengan mencapai pail yang ditentukan.

b. Pengurugan kembali lubang-lubang galian yang lain.

c. Urugan pasir untuk bawah lantai kerja, pondasi, urugan dibawah lantai dan

pekerjaan lainnya yang membutuhakan urugan pasir.

d. Urugan sirtu.

e. Pekerjaan lain yang tercantum dalam gambar kerja.

B. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan 1. Pekerjaan galian tanah

a. Pekerjaan untuk semua lubang dilaksanakan setelah papan bouwplank dengan

penandaan sumbu kesumbu selesai diperiksa dan disetujui oleh Pemimpin Kegiatan/Pengawas Lapangan.

b. Pekerjaan galian baru boleh dilaksanakan setelah pemadatan tanah urugan

disetujui oleh direksi dan pengawas lapangan dan bouwplank selesai diperiksa dan disetujui oleh direksi dan pengawas.

c. Dalamnya galian pondasi harus sesuai dengan gambar kerja bila lebih maka

pemborong harus menutup dengan pasir yang dipadatkan, untuk hal tersebut diadakan pemeriksaan setempat oleh direksi dan pengawas.

d. Pada bagian tepi bangunan untuk tanah bekas urugan dan pemadatan galian

pondasi harus sampai pada tanah asli sebelum diurug dan dapat dikerjakan setelah mendapat persetujuan dari Direksi dan pengawas.

e. Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti sesuai dengan ukuran gambar kerja

dan dibersihkan dari segala kotoran, tanah galian yang tidak terpakai harus disingkirkan dari tempat pekerjaan sehingga tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan.

2. Pekerjaan Urugan

a. Urugan tanah kembali untuk menutup sisa-sisa bekas galian pondasi

dilaksanakan setelah pemasangan pondasi dan harus mendapat ijin dari direksi dan pengawas lapangan

b. Untuk Pekerjaan urugan yang menggunakan tanah mendatangkan untuk

pemerataan peil harus menggunakan tanah urug yang baik/tanah pilihan (bersih dari kotoran, biji – bijian, tumbuh-tumbuhan dan lainnya yang dapat mengganggu ).

c. Untuk pekerjaan urugan kembali menggunakan bekas tanah bekas galian

menggunakan tanah urug yang baik / tanah pilihan (bersih dari kotoran, biji- bijian, tumbuh-tumbuhan dan lainnya yang dapat mengganggu).

3. Pekerjaan Urugan Pasir.

a. Urugan pasir bawah pondasi tebal 10 cm ( atau sesuai dengan gambar kerja )

dilaksanakan setelah galian lubang pondasi selesai dan telah disetujui ukuran dalam dan lebarnya oleh direksi dan pengawas lapangan.

b. Urugan pasir bawah pondasi tebal 10 cm ( sesuai dengan gambar kerja ) urugan

pasir harus disiram dengan air dan dipadatkan.

PEKERJAAN BETON BERTULANG A. Lingkup pekerjaan

Yang termasuk pekerjaan beton ialah :

1. Semua pekerjaan beton tidak bertulang seperti tersebut dalam gambar bestek antara lain;

a. Neut / kaki kusen

b. Pengisi lubang angkur / pembungkus angkur, rabat beton.

c. Lantai kerja bawah foot plat

d. Lantai kerja bawah keramik

b. Pekerjaan lain sesuai gambar

2. Semua pekerjaan beton bertulang menggunakan beton mutu f'c=14,5 Mpa (K175),slump (12±2)cm,w/c=0,66, yang menurut sifat konstruksi antara lain :

a. Beton tumbuk, rabat beton menggunakan beton mutu f’c=7.4 MPa (K100),

slum (2±2) cm,w/c=0.87 b. Beton sloof c. Beton kolom d. Beton ring e. Beton balk f. Plat beton

g. Pekerjaan lain sesuai gambar

3. Pekerjaan yang dilakukan sebelum, sedang dan sesudah pengecoran beton antara lain :

a. Membuat cetakan sesuai kebutuhan

b. Penulangan / perakitan besi beton

c. Penyetelan besi tulangan beton

d. Pengecoran

e. Pemeliharaan

1. Kontruksi beton harus menggunakan peraturan – peraturan normalisasi yang berlaku di Indonesia seperti PBI, PMI, PKKI, SK-SNI 1991 dan lain – lain.

2. Semua ukuran, dimensi beton yang ada dan tertulis dalam gambar kerja adalah ukuran dan dimensi beton kontruksi tidak dan belum termasuk plesteran / finishingnya.

3. Komposisi

a. Komposisi beton bertulang untuk semua struktur bangunan harus ditentukan

sedemikian rupa sehingga mencapai kekuatan kubus 28 (dua puluh delapan ) hari sebesar 175kg/cm2 tertera sebagai K.175, sedang untuk baja / besi tulanganya harus memenuhi persyaratan tertera sebagai U.24.

b. Untuk beton yang harus kedap air digunakan campuran 1pc : 1,5ps : 2,5kr

c. Masa pelaksanaan : selama masa ini, mutu beton harus diperiksa secara

berkelanjutan dari hasil – hasil pemeriksaan benda uji. C. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan

1. Adukan beton

Komposisi adukan dinyatakan dalam perbandingan berat untuk menghasilkan mutu beton yang ditentukan untuk masing – masing jenis konstruksi. Untuk masing – masing jenis material harus diadakan percobaan komposisi adukan yang hasilnya jarus diuji dalam laboratorium dan mendapatkan hasil mutu beton dengan karakeristik 175 kg/cm2 atau K175. Adukan beton dibuat dengan perbandingan volume dengan campuran tersebut dibawah ini :

a. Adukan beton struktur harus memenuhi karakteristik beton 175 kg/cm2 atau

K.175 dinyatakan dengan hasil uji laboratorium.

b. Adukan beton lantai 1pc : 2ps : 3kr

c. Adukan beton rabat dan beton tumbuk dibawah lantai campuran 1pc : 3ps : 5kr

d. Adukan beton untuk KM/WC adalah 1pc : 1,5ps : 2,5kr dan harus kedap air.

2. Pengecoran beton hanya dapat dlaksanakan atas persetujuan tertulis dari pengawas lapangan.

3. Tulangan (Besi Beton)

a. Besi beton adalah yang digunakan baja derngan mutu baja U.24 untuk tulangan lebih kecil dari 16 mm sedang tulangan sama atau lebih besar dari 16 mm U.32 sesuai dengan PBI 1971.

b. Ukuran baja tulangan seperti tersebut dalam gambar. Bila perlu penggantian harus mendapatkan persetujuan tertulis dari pemimpin kegiatan, pengawas lapangan dan perencana. Bila penggantian disetujui, maka luas penampang besi yang diperlukan tidak boleh berkurang dengan yang tertulis / tertera dalam gambar atau perhitungan.

c. Bila baja tulangan oleh pengawas lapangan diragukan kualitasnya, maka harus dibuk tikan dengan test laboratorium. Jumlah benda uji minimum 3 buah untuk setiap ukuran penampang besi beton dan semua biaya ditanggung penyedia jasa pemborongan.

d. Semua baja tulangan harus disimpan ditempat yang bebas dari lembab, dipisahkan sesuai dengan diameter serta asal pembelian. Semua baja tulangan yang akan digunakan harus bersih dari minyak dan bahan –bahan lain yang dapat mengurangi daya lekat antara besi dan beton.

e. Tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan sesudah atau selama pengecoran tidak boleh berubah tempat.

f. Tulangan tidak boleh menempel pada cetakan atau tumpuan lain. Untuk itu harus dibuat beton tahun/ beton decking dengan tebal dan pemasangan 2 cm (Sesuai dengan PBI 1971).

4. Bekisting

a. Bahan yang digunakan sebagai bekisting harus dari bahan – bahan yang baik dan dipasang sesuai dengan ukuran – ukuran yang telah ditetapkan didalam gambar kontruksi dan bahan harus mendapatkan persetujuan dari pengawas lapangan.

b. Bekisting harus dipasang dengan perkuatan – perkuatan sehingga menjamin ukuran - ukuran tidak berubah selama selama diadakan pengecoran.

c. Bekisting sebelum dilaksanakan pengecoran beton, harus dibersihkan dari berbagai kotoran.

5. Pengecoran

a. Bila pengecoran beton akan dimulai, harus seijin dan sepengetahuan pemimpin kegiatan dan pengawas lapangan, dengan perbandingan adukan beton sesuai dengan ketentuan dalam bestek ini.

b. Semua cetakan dibuat dari kayu, sambungan antara papan dan balok harus rapat dan kuat sehingga tidak ada yang bocor.

c. Perubahan/penambahan penulangan dan ukuran beton yang berubah dari gambar kerja harus sepengetahuan dan seijin/disetujui pengelola kegiatan/ pengawas lapangan.

d. Angka dalam perbandingan adukan menyatakan takaran dalam isi yang ditakar dalam keadaan kering.

dimulai.

f. Penggunaan dengan bahan – bahan pembantu harus terlebih dahulu disetujui oleh Pemimpin Kegiatan dan Pengawas Lapangan.

g. Bidang pertemuan dengan balok yang sudah dicor harus dibuat miring dan disiram dengan air semen kental.

h. Pembongkaran cetakan beton harus seijin dan sepengetahuan pengawas lapangan.

6. Pemeliharaan Beton

a. Pemeliharaan / perawatan (curring) harus segera dimulai langsung setelah selesai pengecoran dengan menggunakan mistar kayu/ besi.

b. Beton muda harus terlindung dari cuaca langsung dengan “Strikling” kantong semen basah paling sedikit selama 2 (dua) hari terus menerus. Setelah itu beton harus direndam dalam air terus menerus selama paling sedikit 14 (empat belas) hari.

7. Bahan – bahan Additive

a. Kecuali untuk bahan – bahan yang disebutkan dalam gambar atau uraian dan syarat-syarat ini, bahan – bahan additive hanya boleh dipakai dengan seijin tertulis dari pengawas lapangan. Penyediaan jasa harus memberikan bukti- bukti dan data – data yang lengkap mengenai analisa fisik dan kimiawi. Serta bukti penggunaannya yang lebih lama dari 5 tahun pemakaian untuk pekerjaan yang serupa .

b. Pemakaian bahan yang additive tidak boleh mengakibatkan dikuranginya jumlah semen portland dalam adukan beton (desig mixed).

c. Admixture Concrete

Untuk beton yang harus kedap air diwajibkan menambah bahan tambahan untuk kedap air pada campuran beton tersebut diatas.

8. Pembongkaran Cetakan

a. Pembongkaran semua cetakan / begesting harus sesuai dengan ketentuan – ketentuan yang tercantum dalam PBI 1971, serta seijin dan sepengatuan pengawas lapangan.

b. Pada bagian konstruksi dimana akibat pembongkaran cetakan / begesting akan bekerja beban yang lebih besar dari beban yang menurut rencana tidak

diperhitungkan, maka cetakan tersebut tetap harus dipertahankan menunggu sampai beton dapat menanggung beban penuh.

c. Cetakan dan tiang penyangga boleh dibongkar bilamana bagian kontruksi tersebut dengan sistem penyangga yang masih ada telah mencapai kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiri dan memikul beban – beban yang ada padanya.

9. Finishing

a. Semua permukaan beton yang nantinya harus difinishing lebih lanjut harus dibersihkan dari bahan yang akan menggangu pekerjaan finishing tersebut. b. Kolom, balok dan sebagainya yang akan dilapisi lebih lanjut dengan plesteran

harus diselesaikan dengan mistar untuk dapat mendapatkan penyelesaian permukaan yang diperlukan sedemikian sehingga tidak ada kerikil – kerikil yang tampak.

10. Tanggung jawab penyedia jasa

Penyedia jasa bertanggung jawab penuh atas kuaalitas konstruksi dengan ketentuan – ketentuan diatas dan harus sesuai dengan gambar – gambar konstruksi yang diberikan. Kehadiran pengawas lapangan selaku wakil dari perencana yang melihat / menegur atau memberi saran, tidak mengurangi tanggung jawab penuh dan penyedia jasa mengenai hal tersebut diatas.

PEKERJAAN PASANGAN BATU BELAH A. Lingkup Pekerjaan

1. Pondasi batu kosong/aanstampeng

2. Pondasi lajur dibawah beton sloof

3. Pekerjaan batu belah untuk ‘loning’

4. Pekerjaan lain sesui gambar kerja

B. Persyaratan Pelaksanaan Kegiatan

1. Sebelum pemasangan pondasi dilaksanakan dasar galian diurug dengan pasir urug

dipadatkan sampai benar – benar padat serta mencapai peil yang ditentukan.

2. Adukan pondasi yang digunakan adalah 1pc : 3kp : 10ps untuk gedung.

3. Adukan pondasi yang digunakan adalah 1pc : 5ps untuk konstruksi kena air.

4. Penampang batu belah / kali maksimum 30 cm dengan minimum 3 muka pecahan.

5. Adukan harus membungkus batu – batu pondasi hingga tidak ada bagian yang

penyambungan berikutnya terjadi kaitan yang kokoh sempurna. Didalam pasangan pondasi sama sekali tidak boleh ada rongga udara / celah – celah.

7. Apabila pasangan pondasi batu belah / kali telah selesai pondasi dibreben dengan

spesi 1pc : 3kp : 10 ps.

8. Sebelum pondasi diurug supaya dimintakan persetujuan terlebih dahulu kepada

pemimpin kegiatan / pengawas lapangan.

PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA A. Lingkup Pekerjaan

Yang termasuk pasangan batu bata adalah :

1. Pasangan batu bata untuk pasangan dinding.

2. Pasangan batu bata untuk bak – bak kontrol

3. Pekerjaan lain sesuai gambar kerja

B. Persyaratan Pelaksanaan Kegiatan

1. Pasangan batu bata dengan adukan 1pc : 3ps dipergunakan pada :

a. Pada dinding batu bata diatas sloof sampai setinggi 20 cm dari permukaan

lantai

b. Pada dinding yang terbuka atasnya dari tepi atas kearah bawah sampai 25 cm

c. Pada pasangan rolaag diatas kusen dengan bentangan lebih kecl dari 1 m

d. Pada dinding KM/WC sampai setinggi 1,5 m dari peil lantai KM/WC

b. Pada pasangan pembuatan septictank, bak kontrol dan bak penampung

c. Pekerjaan lain sesuai gambar kerja.

2. Pasangan batu bata untuk dinding menggunakan 1 bata campuran 1pc : 5ps (kolom), pasangan batu ½ bata dengan campuran 1pc : 5ps untuk semua pasangan batu bata, selain pasangan dengan campuran 1pc : 3ps.

3. Batu bata sebelum dipasang dibasahi air terlebih dahulu sampai jenuh, air yang digunakan adalah air jenih dan tidak mengandung asam / basa ( bahan kimia ). 4. Pasangan batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap setinggi 1 meter dan diikuti

dengan cor kolom praktis, ditunggu sampai kuat betul minmal 1 (satu) hari untuk pasangan berikutnya.

5. Batu bata kurang dari ½ (setengah) panjang tidak boleh digunakan / dipasang. 6. Siar (naat) harus dikorek setelah pasangan.

7. Pasangan batu bata seluas maksimum 12 m2 harus diperkuat dengan kolom praktis 12 x 12 dengan tulangan 4 Φ 12 cm dengan beugel Φ 6 – 15 cm, kecuali sudah ada perkuatan yang lain.

8. Jika setelah selesai pekerjaan pasangan batu bata terdapat retak – retak, penyedia jasa harus memperbaiki pekerjaan tersebut dan apabila dilakukan penambahan – penambahan perkuatan konstruksi pemborong wajib melaksanakan atas persetujuan pengawas lapangan dan seijin pemimpin kegiatan.

9. Pasangan batu bata yang telah selesai berdiri harus disiram terus menerus dengan air selama 14 ( empat belas ) hari.

PEKERJAAN PLESTERAN A. Lingkup Pekerjaan

1. Plesteran semua dinding tembok bagian dalam dan bagian luar bangunan

2. Plesteran semua pekerjaan beton yang tampak

3. Termasuk juga dalam pekerjaan ini termasuk pekerjaan sponengan

4. Pekerjaan lain sesuai gambar kerja

B. Persyaratan Umum

1. Pekerjaaan plesteran tidak boleh dikerjakan / dilakukan dalam keadaan hujan

gerimis

2. Pekerjaaan plesteran bangunan dikerjakan setelah pekerjaan penutup atap genteng

selesai dikerjakan

3. Adukan untuk plesteran harus benar – benar halus, sehingga plesteran tidak pecah –

pecah / retak setelah mengering

2. Bilaman plesteran dikerjakan dalam lapisan – lapisan, maka lapisan dalam

dibiarkan kasar dan hanya lapisan luar yang dihaluskan dan dilicinkan. Setelah lapisan luar dikerjakan, maka lapisan dalam harus dibasahi terlebih dahulu.

3. Plesteran supaya digosok berulang – ulang sampai mantap dengan yiyit / acian PC,

sehingga tidak terjadi retak – retak atau pecah.

4. Pekerjaan plesteran terakhir harus lurus, rata vertikal dan tegak lurus dengan bidang

plester lainnya.

5. Pengacian dimulai setelah plesteran mengering, pengacian dilakukan / dikerjakan

dengan penggosokan dan pemolesan dengan adonan yiyit / acian dengan semen PC.

6. Untuk semua bidang permukaan pekerjaan beton yang nampak yang akan diplester

permukaannya harus dikasarkan terlebih dahulu.

7. Tebal plesteran tidak boleh lebih dari 2 cm, kecuali plesteran beton yang nampak

dengan tebal maksimum 1,5 cm.

8. Pleateran baru tersebut harus dijaga dan dirawat sedemikian rupa, sehingga tidak

terjadi retak – retak dan pecah dengan disiram air minimum 3 x dalam 24 jam selama 3 hari.

9. Bilamana plesteran tersebut diketok harus menimbulkan suara kosong disemua

tempat. Bilamana menimbulkan suara kosong maka plesteran tersebut harus dibongkar / diperbaiki atas biaya dan tanggung jawab penyedia jasa.

A. Lingkup Pekerjaan

1. Pembuatan, penyetelan dan pemasangan kusen – kusen pintu / jendela

2. Pembuatan, penyetelan dan pemasangan daun pintu dan jendela

3. Penyetelan dan pemasangan penggantung dan pengunci dan sebagainya menurut

kebutuhan. B. Persyaratan Umum

1. Kusen – kusen pintu / jendela dan harus dilaksanakan dan dikerjakan sesuai dengan

type, jumlah sebagaimana tercantum dalam gambar kerja.

2. Kusen – kusen dipasang atau digantung ditempat – tempat yang telah ditentukan

dan sesuai tercantum dalam gambar kerja.

3. Untuk kusen – kusen pintu jendela dikerjakan harus sesuai dengan motif dan

bentuknya seperti apa yang tercantum dalam gambar kerja. C. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan

1. Semua kusen pintu menggunakan kayu BK 6/12 kualitas baik

2. Kecuali khusus kusen pintu / jendela yang menggunakan bahan alumunium kualitas

baik setara YKK, lengkap dengan penggantung kunci.

3. Selesai pemasangan harus mendapat persetujuan dari direksi dan pengawas.

Dalam dokumen UPLOAD MIN PENGGING 2012 (Halaman 134-155)

Dokumen terkait